Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Pengaruh Penambahan Saffron (Crocus sativus) Pada Yoghurt Terhadap Pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa Widhyasih, Retno Martini; Suminar, Nunu; Lestari, Diah
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol. 8 No. 1 (2022): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v8i1.800

Abstract

Saffron (Crocus sativus) merupakan tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat tradisional dan juga digunakan dalam produk olahan makanan. Bahan aktif saffron, seperti flavonoid, saponin, dan tanin, diketahui merupakan senyawa antibakteri. Saffron dapat digunakan dalam produk fermentasi seperti yoghurt yang berperan sebagai prebiotik untuk zat aktif yang terkandung dalam yoghurt, yaitu bakteri asam laktat (BAL). Bakteri patogen dapat menyebabkan beberapa penyakit, diantaranya Pseudomonas aeruginosa. Bakteri ini diketahui menyebabkan infeksi pneumonia nosokomial yang ditularkan melalui pernapasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai zona hambat, volume hambat minimum dan pengaruh penambahan saffron yoghurt terhadap Pseudomonas aeruginosa. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode true experimen dengan desain post test only control group. Uji daya hambat dilakukan dengan metode difusi sumur dengan lima kelompok perlakuan yaitu 5 helai dan 10 helai saffron dalam yoghurt dengan volume 25 µl, 50 µl, 100 µl, 150 µl, dan 200 µl. Setiap perlakuan diulangi lima kali. Sebagai kontrol positif larutan ciprofloxacin 0,25% dan akuades sebagai kontrol negatif. Pengujian dilakukan di Laboratorium Bakteriologi Politeknik Kemenkes Jakarta III pada bulan Juni 2020. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan uji Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney pada tingkat kepercayaan 95% dengan α = 0,05 (5%). Hasil statistik diperoleh nilai p <0,05 (p = 0,000). Maka dapat disimpulkan penambahan saffron pada yoghurt berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa.Kata kunci: Crocus sativus, Pseudomonas aeruginosa, Saffron, Yoghurt.
Gambaran Kadar CEA dan CA 19-9 Sebagai Skrining Kanker Pankreas Di Rumah Sakit X Jakarta Utara Tahun 2021 Widhyasih, Retno Martini; Zuraida, Zuraida; Mukti, Septiana Widya; Permana, Atna; Fauziah, Prima Nanda; Nurdiani, Catu Umirestu
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol. 8 No. 2 (2022): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v8i2.1201

Abstract

Kanker pankreas merupakan salah satu penyebab utama kematian yang disebabkan karena kanker. Pada umumnya, kanker pankreas dikaitkan dengan prognosis yang sangat buruk dikarenakan beberapa alasan, salah satunya karena didiagnosis pada stadium lanjut dan beberapa kasus tidak ada gejala. Dalam penegakan diagnosis kanker pankreas dapat digunakan kombinasi pemeriksaan pencitraan seperti USG/CT Scan dan pemeriksaan laboratorium penanda tumor seperti CEA dan CA 19-9 sebagai pilihan pertama untuk skrining awal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar CEA dan CA 19-9 pada suspek kanker pankreas di Rumah Sakit X Jakarta Utara periode Januari – Desember 2021. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan data sekunder dari pemeriksaan kadar CEA dan CA 19-9 pada 100 pasien suspek kanker pankreas. Kanker pankreas pada umumnya diderita laki-laki dan usia lanjut dan pada penelitian ini didapatkan laki-laki 66% dan lansia sebanyak 35%. Hasil pemeriksaan CEA dan CA 19-9 yang dilakukan bersamaan didapatkan hasil CEA abnormal dan CA 19-9 abnormal sebanyak 40%. Kombinasi serum CA 19-9 dan CEA dapat meningkatkan spesifisitas. Pada penelitian ini, kenaikan CEA didapatkan pada 41% kasus suspek kanker pankreas. Penanda tumor CA 19-9 dianggap yang paling baik untuk diagnosis kanker pankreas, karena mempunyai sensitivitas dan spesitivitas tinggi dan pada penelitian ini didapatkan 68% didapatkan kadar abnormal. Kadar CA 19-9 dan CEA serum yang abnormal berkorelasi erat dengan prognosis pasien kanker pankreas. Selain itu, dibandingkan dengan pasien dengan kadar CA 19- 9 dan CEA yang normal, pasien dengan peningkatan kadar CA 19-9 atau CEA seringkali memiliki prognosis yang lebih buruk yang menunjukkan bahwa tumor sudah dalam stadium lanjut.. Simpulan, Pemeriksaan CEA dan CA 19-9 dapat digunakan sebagai penanda tumor yang sensitive dan spesifik sebagai pemeriksaan skrining kanker pankreas, namun tetap perlu dilakukan penunjang diagnostik seperti pencitraan untuk mengetahui stadium kanker pankreasKata kunci : CEA, CA 19-9, Skrining Kanker Pankreas
Gambaran Hasil Pemeriksaan Anti–HIV dan HBsAg Metode Immunochromatography Tes Pada Ibu Hamil Di RSAB Harapan Kita Jakarta Widhyasih, Retno Martini; Nengsih, Maharani Kurnia; Zuraida, Zuraida
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol. 9 No. 2 (2023): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v9i2.1856

Abstract

Isu kesehatan ibu dan anak tetap menjadi fokus perhatian berbagai pihak di tingkat global, regional dan Indonesia. Dalam upaya menurunkan kematian ibu serta melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas yang merupakan tujuan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana diamanatkan dalam UU Kesehatan, maka pelayanan antenatal yang berkualitas merupakan bagian yang sangat penting dan akan memberikan kontribusi yang sangat besar dalam mencapai tujuan tersebut, Salah satu penyakit yang harus dideteksi selama kehamilan adalah infeksi HIV dan Hepatitis B pada ibu hamil. Lebih dari 90% bayi terinfeksi HIV tertular dari ibu HIV selama kehamilan, saat persalinan dan menyusui. Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran hasil pemeriksaan Anti-HIV dan HBsAg pada ibu hamil di RSAB Harapan Kita. Metode penelitian ini adalah deskriptif menggunakan data sekunder berdasarkan Rekam Medis RSAB Harapan Kita periode Januari – Juni 2022 dengan responden sebanyak 495 pasien ibu hamil yang melakukan pemeriksaan Anti-HIV dan HBsAg. Simpulan hasil penelitian ini menunjukkan gambaran hasil pemeriksaan Anti-HIV pada ibu hamil dengan hasil Reaktif sebanyak 1 orang (0,2 %) dan HBsAg Reaktif sebanyak 8 orang (1,6 %). Ibu hamil hendaknya agar lebih meningkatkan kewaspadaan dan menghindari faktor-faktor risiko yang bisa menyebabkan penularan penyakit HIV dan Hepatitis B untuk mencegah terjadinya penularan secara kongenital kepada janinnya.Kata kunci : HIV, Hepatitis B, Ibu hamil
Gambaran Hasil Pemeriksaan Hepatitis C Virus Viral Load Di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Al Yasin, Fatin; Zuraida, Zuraida; Widhyasih, Retno Martini
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol. 10 No. 1 (2024): ANAKES: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v10i1.2027

Abstract

The Hepatitis C virus (Hepatitis C virus, HCV), which belongs to the Ribonucleic Acid (RNA) virus, belongs to the Flaviviridae family and the Hepacivirus genus. The entry of this virus will produce antibodies against HCV which can be measured through serological examination which indicates a history of infection. This study aims to determine the results of the HCV Viral load examination in Hepatitis C patients at Gatot Soebroto Army Hospital, Jakarta. This research was conducted descriptively using secondary data obtained from Medical Records and Clinical Pathology on the results of Viral load examinations on 225 patient data who underwent Viral load examinations. The results showed that 121 (53.8%) were detected and 104 (46.2%) were not detected. Based on the age category, high detectable Viral load results were found in the 36-45 year old age category (Lateadults) with a detected number of 27 (12%) patients, 46-55 years (Early elderly) detected 33 (14.7%) patients and age 65> (Elderly) was detected in 31 (13.8%) patients. However, in this study it was not known for sure the cause of HCV. The conclusion of this research is that Hepatitis C viral load examination is an indicator of treatment success Keyword : Hepatitis C, Age category, Gender, Viral load Libraries  
Activity of Bangle Rhizome Extract (zingiber cassumunar roxb.) Inhibits the Growth of Trichophyton rubrum and Trichophyton mentagrophytes Inderiati, Dewi; Widhyasih, Retno Martini; Aryadnyani, Ni Putu; Warditianin, Ni Kadek; Astuti, Ketut Widyani
SANITAS: Jurnal Teknologi dan Seni Kesehatan Vol 14 No 2 (2023): SANITAS Volume 14 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36525/sanitas.2023.475

Abstract

Bangle rhizome extract (zingiber purpureum roxb.) is a herbal plant that is widely consumed in Indonesia. Bangle rhizome extract (zingiber purpureum roxb.) has broad medical properties such as diuretic, anti-hypertension, brochodilator, immunomodulator, analgesic, anti-inflammatory, anti-oxidant, anti-tumor, anti-diabetic, anti-microbial and anti-fungal. The aim of this research was to determine the yield results of extracts using the solvents Aquadest, Aceton, Ethanol 70%, Ethanol 96% and Methanol. And to find out the results of phytochemical screening tests and active ingredient content using GCMS. The stages of this research include the extraction process, phytochemical screening test and GCMS. The results of research on the yield of Bangle rhizome extract with the five solvents obtained the largest yield, namely with distilled water, 7.2 percent. Based on the phytochemical screening test, Bangle rhizome extract was positive for containing secondary metabolites such as tannins, alkaloids, triterpenoids, steroids and saponins. The lowest MIC results for Bangle extract were in Aquadest solvent at 6.25 mg/mL with a value of 0.049 mg/mL and continued in 70% Ethanol solvent with a value of 3.125 mg/mL in the fungus Trichophyton rubrum and in the fungus Trichophyton mentagrophytes with an MIC value of 3.125 mg/mL. while the highest MIC value was obtained in the solvent acetone, Ethanol 96%, Methanol with a value of 0.049 ml/ML for both fungi.
Pengaruh Penambahan Fruktosa dan Lama Penyimpanan terhadap Jumlah Bakteri Asam Laktat pada Produk Olahan Yoghurt Widhyasih, Retno Martini; Iriyanti, Dewi Bintang; Lestari, Puji
Jurnal Analis Kesehatan Vol. 11 No. 2 (2022): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v11i2.3205

Abstract

Yoghurt probiotik merupakan hasil fermentasi susu oleh bakteri asam laktat (BAL). Rasa yang asam menjadikan yoghurt kurang disukai konsumen, sehingga dilakukan penambahan pemanis seperti fruktosa. Jika yoghurt tidak habis terjual dalam sehari maka akan disimpan, sedangkan hal itu dapat berpengaruh terhadap total BAL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi fruktosa dan lama penyimpanan terhadap total BAL pada yoghurt. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial dengan faktor pertama adalah konsentrasi fruktosa 10%, 20% dan 30%, serta faktor kedua yaitu lama penyimpanan 7, 14 dan 21 hari, pada suhu 2-8ᵒC. Seluruh perlakuan diulang 3 kali. Hipotesis diuji dengan Two Way ANOVA dan Duncan’s Multiple Range Test (CI 95%). Hasil menunjukkan bahwa variasi konsentrasi fruktosa dan lama penyimpanan berpengaruh nyata terhadap rata-rata total BAL (p<0,05). Konsentrasi optimum fruktosa adalah 20%, jika terlalu rendah maupun terlalu tinggi maka jumlah BAL menurun. Semakin lama waktu penyimpanan, total BAL cenderung menurun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa total BAL tertinggi terdapat pada penambahan fruktosa  konsentrasi 20% yang disimpan selama 7 hari, sedangkan total BAL terendah terdapat pada penambahan fruktosa konsentrasi 30% yang disimpan 21 hari. Namun, rata-rata total BAL pada seluruh kondisi perlakuan masih sesuai standar SNI, sehingga masih layak sebagai minuman probiotik.
Perbandingan Nilai Laju Endap Darah (LED) Otomatis Menggunakan Antikoagulan K3EDTA dengan LED Manual Menggunakan Antikoagulan Natrium Sitrat Hakim, Aisyah; Widhyasih, Retno Martini; Siridian, Prima Indah Siridian2 Indah
Jurnal Analis Kesehatan Vol. 13 No. 1 (2024): Jurnal Analis Kesehatan
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v13i1.4529

Abstract

Laju Endap Darah (LED) merupakan pemeriksaan yang mengukur kecepatan pengendapan eritrosit.  Nilai LED dapat dihgunakan sebagai petunjuk adanya penyakit kronik. LED berperan dalam memantau perjalanan penyakit dan keberhasilan terapi pada penyakit kronik. Saat ini metode otomatis banyak tersedia, tetapi ICSH menetapkan metode standar pemeriksaan LED adalah metode Westergren. Standar pemeriksaan LED yang direkomendasikan ICSH menggunakan antikoagulan Na sitrat, namun pada metode otomatis menggunakan K3EDTA. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbandingan nilai LED menggunakan metode otomatis menggunakan antikoagulan K3EDTA dengan nilai LED manual menggunakan antikoagulan Na sitrat. Penelitian dilakukan secara obeservasional analitik. dengan 57 responden penelitian yang melakukan pemeriksaan LED di Laboratorium RSUD Serpong Utara.  Hasil penelitian mendapatkan rerata nilai LED otomatis K3EDTA dan manual Na Sitrat berturut-turut adalah 34,42 mm/jam dan 39,39 mm/jam.   Uji bivariat digunakan nonparametrik Wilcoxon. Nilai p yang diperoleh 0,002 (nilai p<0,05), yang berarti terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai LED otomatis K3EDTA dengan manual Na Sitrat. Penggunaan antikoagulan Na Sitrat masih menjadi rekomendasi dari ICSH dan ICCLS. Antikoagulan K3EDTA pada alat otomatisasi juga direkomedasikan karena pada penelitian ini hanya 5 dari 57 sampel yang memberikan perbedaan hasil. Kedua antikoagulan dapat digunakan untuk pemeriksaan LED. 
Potensi Vitamin D3 pada Minyak Ikan Lambak Pipih untuk Penurunan Sitokin Pro Inflamasi Sakdiah, Siti; Sitanggang, Fardiah Tilawati; Maharani, Eva Ayu; Widhyasih, Retno Martini
Journal of Telenursing (JOTING) Vol 6 No 2 (2024): Journal of Telenursing (JOTING)
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/joting.v6i2.13012

Abstract

This study aims to analyze the differences in vitamin D3 levels in fish oil in the body parts of lamb fish. The method used is an experiment with a Factorial Randomized Design with three replications. The results showed that the Vitamin D3 content in lamb fish oil is quite high, ranging from 767.52 IU / g to 787.34 IU / g. The highest vitamin D3 content is in group one, namely the whole fish (scales, head, meat, bones, and innards). The conclusion is that there is a significant difference between the vitamin D3 content in fish oil and whole fish, meat, meat, and waste. Keywords: Inflammation, Fish Oil, Flat Lambak, Vitamin D
Gambaran Hasil Pemeriksaan Penderita Demam Tifoid dengan Metode Widal di Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Sukabumi Zaranggi, Ahmad; Fauziah, Prima Nanda; Widhyasih, Retno Martini
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 16 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jik.v16i2.2240

Abstract

Typhoid fever is a systemic disease that becomes a world health problem. Typhoid fever occurs in both tropical and sub-tropical countries, especially in developing countries. To determine the exact diagnosis of this disease required examination Widal test. typhoid characterized by prolonged heat followedby bacteremia and bacterial invasion of Salmonella sp. The study aims to determine whether the diagnosis of Typhoid Fever Suspect isappropriate with the Widal Serology Test. The type of this research is descriptive research. Population of this research is outpatient in Sukabumi city health laboratory patients with typhoid fever in august 2020 – april 2021. The sample in this study were as many as 30 respondents. The results showed that the percentage of Widal Serology Test on positive Typhoid Fever was 18 people and 12 people with negative Widal Serology Test results. Positive results for Salmonella typhi O = 9 samples, Salmonella typhi H = 8 samples, Salmonella paratyphi AO as many as 9 samples, with positive results for Salmonella paratyphi BO as many as 11 samples, with positive results for Salmonella paratyphi CO as many as 13 samples, with positive results for Salmonella paratyphi AH as many as 7 samples, with a positive result of Salmonella paratyphi BH as many as 8 samples, with a positive result of Salmonella paratyphi CH as many as 7 samples. The conclusion of this study for the Widal Serology Test in positive Typhoid Fever was around 60%.The conclusion of the writing of this is more a hepatitis b patients (100%) men than women with age 30 - 65 years, decline and a rise in the number of platelets and SGPT and SGOT levels .
Gambaran Hasil Pemeriksaan Kadar TSH dan T4 pada Wanita Subur di RS TK II Moh. Ridwan Meuraksa Ashari, Sigit; Widhyasih, Retno Martini; Burhannudin, Burhannudin
Jurnal Fisioterapi dan Kesehatan Indonesia Vol 4 No 02 (2024): Jurnal Fisioterapi dan Kesehatan Indonesia
Publisher : Ikatan Fisioterapi Indonesia cabang kota bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59946/jfki.2024.365

Abstract

Thyroid disorders are defined as abnormalities in thyroid hormone levels, which can be observed from the results of examinations of thyroid stimulating hormone (TSH) and thyroxine (T4). These disorders often occur in women of childbearing age. The objective of this study is to ascertain the characteristics of the results of TSH and T4 examinations in fertile women at TK. II Moh. Ridwan Meuraksa Hospital will be the site of the study from February 2023 to February 2024, with a sample size of 75. This study employs a descriptive approach utilizing secondary data with a cross-sectional design. The results demonstrated that 14 individuals (18.7%) exhibited elevated TSH levels, 30 (40.0%) demonstrated normal levels, and 31 (41.3%) demonstrated low levels. About T4 levels, 31 individuals (41.3%) exhibited elevated levels, 30 (40.0%) demonstrated normal levels, and 14 (18.7%) demonstrated low levels. The classification of the results of the TSH and T4 examination is as follows: 31 individuals (41.3%) were identified as having hyperthyroidism, 30 individuals (40.0%) were identified as having Euthyroidism, and 14 individuals (18.7%) were identified as having Hypothyroidism. Most women of childbearing age in this study exhibited hyperthyroid results. A hyperthyroid condition indicates an overactive thyroid gland, resulting in elevated levels of thyroid hormones in the bloodstream and associated health complications. In contrast, hypothyroidism represents a range of clinical manifestations stemming from reduced or halted thyroid hormone production. It is therefore important to identify the risk factors associated with the incidence of hyperthyroidism to develop strategies for its prevention and to mitigate its effects, particularly in women of childbearing age, given the potential impact on reproductive function.