Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

FUNGSI DAN MAKNA KANARAZU, KITTO DAN ZETTAI DALAM OMIK MIDORI NO HIBI VOLUME 1-7 KARYA KAZURO INOUE Made Henra Dwikarmawan Sudipa
Humanis Volume 15. No.3. Juni 2016
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.219 KB)

Abstract

This research describes the functions and contextual meaning of adverbs kanarazu, kitto and zettai found in Japanese comics entitled Midori no Hibi volume 1-7 written by Kazuro Inoue. The obtained data were analyzed using descriptive analysis method. This research applied the theory of syntax by Verhaar (2010) and theory of contextual meaning by Pateda (2001). There is one function of kanarazu, three functions of kitto and two functions of zettai. Contextual meaning from these adverbs were influenced by formality and speaker’s mood contexts.
STRUKTUR SEMANTIS VERBA ‘NAIK’ DALAM BAHASA JEPANG Made Henra Dwikarmawan Sudipa; I Ketut Darma Laksana; I Made Rajeg
Linguistika: Buletin Ilmiah Program Magister Linguistik Universitas Udayana Vol 25 No 2 (2018): September
Publisher : Program Magister Linguistik Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.666 KB) | DOI: 10.24843/ling.2018.v25.i02.p09

Abstract

This article focuses in analyzing the semantic structure of ‘go up’ verb in Japanese language. The data was collected from newspaper article from website asahi.com by observation method and note-taking techniques. The data was analyzed using distribution method. Distribution method was used to analyze semantic structure by using Natural Semantic Metalanguage (NSM) theory developed by Goddard and Wierzbicka (2014). The results shows that ‘go up’ verb in Japanese Language consists of verb noru, noboru, and agaru. Each verb had distinctive features that differentiate one verb to the others.
Beda Bahasa dan Berbahasa : Kajian Kepustakaan Made Henra Dwikarmawan Sudipa
Journal Social and Humaniora Vol 20 No 2 (2020)
Publisher : Udayana University Press bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/PJIIB.2020.v20.i02.p02

Abstract

‘Anda bisa bahasa Jepang? Atau apakah Anda bisa berbahasa Jepang? demikian sering kita dengar dalam percakapan sehari-hari yang nampaknya tidak menimbulkan salah pengertian. Tentu bahasa dan berbahasa, secara linguistik memiliki uraian dan telaah berbeda. Tujuan artikel ini adalah ingin mendiskusikan perbedaan antara bahasa dan berbahasa berdasarkan tinjauan dari beberapa sumber-pustaka. Dalam bahasa Jepang Pengetahuan Bahasa terdiri atas : oninron ‘fonologi’, keitarion ‘morfologi’, tougoron ‘sintaksis’ dan imiron ‘semantik’. Keterampilan berbahasa ada empat yakni : choukai ‘menyimak’, kaiwa ‘berbicara’, dokkai ‘membaca’ dan hyouki ’menulis’. Baik pengetahuan maupun keterampilan ini saling melengkapi untuk mewujudkan fungsi bahasa bagi kemartabatan umat manusia. Tanpa pengetahuan dan keterampilan berbahasa yang menaati kaidah, keselarasan komunikasi manusia pasti terganggu.
Perbandingan Adverbia Issou, Nao, dan Sara ni dalam Bahasa Jepang Made Henra Dwikarmawan Sudipa
KIRYOKU Vol 4, No 2 (2020): Jurnal Kiryoku
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/kiryoku.v4i2.85-90

Abstract

This research aims to analyze the meaning of issou, nao, and sara ni. These three words are Japanese adverbs which having the same lexical meaning ‘furthermore’, but contextually the meanings are different. The data were collected from article posted on website asahi.com by observation method and note-taking techniques. They were analyzed using distribution method with expansion techniques. The meanings of these three adverbs were analyzed using contextual meaning theory by Pateda (2001) The results show that issou, nao, and sara ni have the same meaning that is 'something more than before’. The difference is on the spesific context. Nao can be used to indicates a state that still continuing until now without any much improvement. Sara ni. Can be used to indicates addition of something that already sufficient.
Interferensi Bahasa Indonesia pada Pembelajaran Bahasa Jepang: Indonesian Interference to Japanese Language Learning Made Henra Dwikarmawan Sudipa
Kibas Cenderawasih : Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol. 17 No. 2 (2020): Kibas Cenderawasih, October 2020
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.459 KB) | DOI: 10.26499/kc.v17i2.286

Abstract

This article aims at discussing Japanese language as second language acquired by Indonesian students. There are difficulties at learning Japanese grammatical rules, including: sentence structures, phrases formulation, and using appropriate particles. The source of the data was from the test results of Mahasaraswati students who learns Japanese language. The data was collected by questioner method, in the form of test. The collected data was analyzed by interference approach, and error analysis. Interference approach manages to find and analyze the problems of learning Japanese language. The results showed that Indonesia language grammatical rules could affect in Japanese language.
Gairaigo Dalam Novel Tensei Shitara Slime Datta Ken Karya Fuse Made Henra Dwikarmawan Sudipa
Janaru Saja: Jurnal Program Studi Sastra Jepang (Edisi Elektronik) Vol 10 No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Program Studi Sastra Jepang, Universitas Komputer Indonesia Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/js.v10i1.4733

Abstract

Abstract This research aims to analyze the form and meaning of Japanese loanword or gairaigo. The data were collected from Japanese novel titled Tensei Shitara Slime Datta Ken by observation method and note-taking techniques. They were analyzed using identity method and distribution techniques. The form of gairaigo were analyzed using word formation theory by Tsujimura (1996) and meaning were analyzed using contextual meaning theory by Pateda (2001). The results show that gairaigo can be divided into two forms, base and morphological forms. Base form does not have morphological change. Morphological form includes affixation, compound, and clipping. There are some gairaigo having different meaning from its source language. Further research can hopefully examine gairaigo using phonology or syntax theory. Keywords: Morphology; Semantics; Loanwords; Japanese Language Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk dan makna dari kata pinjaman bahasa Jepang atau gairaigo. Data dikumpulkan dari novel bahasa Jepang berjudul Tensei Shitara Slime Datta Ken menggunakan metode simak disertai teknik catat. Data dianalisis menggunakan metode padan disertai teknik pilah unsur penentu. Teori yang digunakan adalah teori pembentukan kata menurut Tsujimura (1996) dan makna kontekstual menurut Pateda (2001). Hasil analisis menunjukkan bahwa gairaigo dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu bentuk dasar dan bentuk morfologis. Bentuk dasar merupakan gairaigo yang tidak mengalami proses morfologis. Bentuk morfologis terbentuk dari proses pengimbuhan, penggabungan, dan pemenggalan. Dari segi makna, terdapat beberapa gairaigo yang memiliki perbedaan dari bahasa asalnya. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menganalisis gairaigo menggunakan teori fonologi atau sintaksis. Kata Kunci: Morfologi; Semantik; Kata Pinjaman; Bahasa Jepang
PEMANFAATAN MEDIA KARTU DALAM PEMBELAJARAN KATAKANA PADA POKDARWIS DI DESA PENGLIPURAN KABUPATEN BANGLI Made Henra Dwikarmawan Sudipa; Ni Wayan Meidariani; Ni Luh Gede Meilantari
RESWARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/rjpkm.v3i2.1957

Abstract

Desa Penglipuran merupakan desa wisata yang terletak di Kabupaten Bangli, Bali. Desa ini sering dikunjungi oleh wisatawan, salah satunya dari Jepang. Namun kurangnya pemahaman tentang bahasa Jepang menyebabkan kurang maksimalnya dalam memasarkan produk usaha kepada wisatawan Jepang. Melihat kondisi seperti ini, tim pelaksana pengabdian terjun ke lapangan untuk memberikan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan menulis huruf Jepang katakana. Kegiatan ini dilaksanakan setiap minggu selama delapan kali dimulai tanggal 20 Juni 2021 sampai 8 Agustus 2021. Adapun sasaran dari kegiatan ini adalah Pokdarwis (kelompok sadar wisata) yang menetap di desa Penglipuran. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Jepang kepada Pokdarwis desa Penglipuran dalam mempromosikan usahanya. Kemudian memanfaatkan waktu luang akibat menurunnya jumlah wisatawan karena pandemi Covid-19. Dengan harapan ketika kondisi wisata sudah normal, Pokdarwis desa Penglipuran sudah memiliki kemampuan berbahasa Jepang yang mumpuni. Media yang digunakan adalah media kartu pembelajaran untuk mempermudah dalam mengingat huruf katakana. Dalam pelaksanaannya, tim pelaksana menggunakan media kartu untuk mengajak peserta untuk mengingat kembali huruf yang telah dijelaskan sebelumnya. Media kartu digunakan sebagai bentuk latihan membaca dan menulis kosakata menggunakan huruf katakana. Untuk membuat kegiatan pengajaran menjadi lebih menarik dengan games, seperti tebak huruf, mencari huruf secara acak, dan sebagainya. Berdasarkan hasil kegiatan, dapat disimpulkan bahwa para peserta Pokdarwis desa Penglipuran yang sebelumnya tidak memahami penulisan huruf Jepang katakana menjadi terbantu melalui kegiatan pengabdian ini. Hasil evaluasi menunjukkan 76.9% peserta sudah mampu membaca huruf katakana dan 53.8% peserta sudah mampu menulis dan membaca huruf katakana. Para peserta juga menjadi lebih tertarik dalam mempromosikan kegiatan pariwisata desa Penglipuran kepada wisatawan Jepang
Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris untuk Memperkenalkan Kearifan Lokal ke Manca Negara I Dewa Ayu Devi Maharani Santika; I Gusti Ayu Vina Widiadnya Putri; Made Henra Dwikarmawan Sudipa; Ni Putu Ayu Diantari
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 4 (2022): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v6i4.10014

Abstract

Abstract Local wisdom in Bali can be an attractive tourism potential and is known throughout the world. To be able to introduce this local wisdom, local tourism workers in the area must be able to communicate in English with the right vocabulary. This fact underlies the implementation of community service activities in Tista Village, Tabanan, Bali. The tourism potential that offers the village wisdom can be widely introduced to foreign countries with the right vocabulary mastery by local tourism workers in Tista Village. English tourism vocabulary training is given to the members of tourism awareness group of Desa Tista for 6 months. The results of the training show the trainees are able to communicate with proper vocabulary and their confidences are increased when doing the communication. Mastery of English vocabulary used to guide foreign tourists can introduce tourism potential that brings the local wisdom of Tista Village to the world. Abstrak Kearifan lokal daerah di Bali dapat menjadi potensi wisata yang menarik dan dikenal di seluruh dunia. Untuk dapat memperkenalkan kearifan lokal ini, para pekerja wisata lokal di daerah tersebut harus mampu berkomunikasi Bahasa Inggris dengan kosakata yang tepat. Kenyataan ini mendasari dilakukannya kegiatan pengabdian di Desa Tista, Tabanan, Bali. Potensi wisata yang menawarkan kearifan lokal Desa dapat lebih diperkenalkan luas ke manca negara dengan penguasaan kosakata yang tepat oleh para pekerja wisata lokal Desa Tista. Pelatihan kosakata Bahasa Inggris yang digunakan dalam keseharian pekerja wisata lokal yang tergabung dalam Pokdarwis Desa Tista diberikan selama 6 bulan. Hasil pelatihan menunjukkan kemajuan yang dicapai peserta latihan dalam berkomunikasi dengan kosakata yang diberikan serta mulai terlihatnya kepercayaan diri peserta pelatihan untuk melakukan komunikasi dengan pemilihan kosakata yang baik dan benar. Peningkatan penguasaan kosakata Bahasa Inggris yang dapat digunakan untuk memandu wisatawan asing dapat mengenalkan potensi wisata yang membawa kearifan lokal Desa Tista mendunia.
Majas Dalam Lirik Lagu Answer Karya Bump of Chicken: Kajian Stilistika Ni Luh Yunda Anindyana; Made Henra Dwikarmawan Sudipa
KIRYOKU Vol 6, No 2 (2022): Jurnal Kiryoku
Publisher : Vocational College of Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/kiryoku.v6i2.144-151

Abstract

This research discusses the figure of speech in the lyrics of the song Answer by Bump of Chicken. The data used is obtained from the lyrics of the song by Bump of Chicken with the title Answer. The purpose of this research is to analyze the figure of speech and meaning contained in the lyrics of the song Answer. The theory used in the research is the stylistic theory of Burhan Nurgiyantoro (2019). The method and technique of data collection used is the literature study method while the data collection technique uses listening and recording techniques. The data analysis method used is descriptive method with qualitative techniques. The method of presenting the results of data analysis uses informal methods. The result of this research is 1 hyperbole, 1 personification, 1 metaphor, 2 similes, 1 repetition, and 1 allegory. 
ELEMEN LOKAL PADA PAPAN NAMA RESTORAN WARALABA JEPANG DI DENPASAR Aritonang, Betty; Meilantari, Ni Luh Gede; Sudipa, Made Henra Dwikarmawan
Jurnal SORA - Pernik Studi Bahasa Asing Vol 7 No 1 (2023): Jurnal SORA
Publisher : Sekolah Tinggi Bahasa Asing Yapari-ABA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58359/jurnal_sora.v7i1.92

Abstract

The emergence of Japanese restaurants in Indonesia, including franchise networks, companies with foreign and domestic capital, demonstrates that Japanese food is being globalized. Globalization makes it easier for outside culture to infiltrate local life. Events in other worlds can easily be imitated by other parts, resulting in homogeneity in every community's life. Local elements must emerge as markers or characteristics of a specific area as homogeneity is strengthened. Glocalization is the concept of combining global and local cultures. Cultures from outside are then adapted to local culture, resulting in hybridity or unification of the local and the global. Two levels of analysis will be used in researching the glocalization of Japanese franchise restaurant sign boards in Denpasar: the language code type stage and the psychological stage. A descriptive qualitative research method was employed. According to the findings of the analysis, the process of glocalization on the nameplates of Japanese franchise restaurants in Indonesia is carried out by 'transliterating,' or changing the writing from Japanese to Latin letters. Some restaurants include words or sentences that help locals identify the restaurant's characteristics. Regardless, glocalization is done to attract Indonesian consumers.