Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

DETEKSI KOI HARPES VIRUS (KHV) PADA IKAN MAS KOI (Cyprinus carpio L) DENGAN MENGGUNAKAN METODE APLIKASI Polym erase Chain Reaction(PCR) Masri, Mashuri
Teknosains Vol 7, No 2 (2013): JULI
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi UIN ALauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15.041 KB)

Abstract

This thesis discusses the detection of koi harpes virus (KHV) in koi carp (Cyprinus carpio L) Application Method Using the Polymerase Chain Reaction (PCR). The purpose of this study is to determine the level of virus attacks causing harpesviridae group KHV Koi carp (Cyprinus carpio L.) using PCR applications in the Central Fish Karantian Hasanuddin Makassar. The research method used is descriptive with pictures PCR of Polaroid photographs. The results obtained with the results of attacks lightly infected 290 bp, the attack was infected with the results of 290 bp and 440 bp, with the result of severeinfection attack 290 bp 440 bp and 630 bp.Keywords: Koi Harpes Virus (KHV), Koi carp (Cyprinus carpio L) and PCR.
Pengaruh Pemberian Bubuk Kunyit (Curcuma domestica) Terhadap Pertumbuhan Mencit (Mus musculus L.) ICR Dari Hasil Perkawinan Outbreading H, Hartati; R, Rusny; Masri, Mashuri
Prosiding Seminar Biologi 2015: Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan
Publisher : Prosiding Seminar Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kunyit merupakan salah satu tanaman obat tradisional yang umum digunakan oleh masyarakat. Kunyit berfungsi menurunkan kadar kolesterol serta berperan sebagai zat antioksidan dan antitoksin sehingga diharapkan dapat mencegah kerusakan kandungan nutrisi pakan dari pertumbuhan dan aktivitas mikroba. Kunyit mengandung minyak atsiri, kurkuminoid, protein, fospor, kalsium, dan vitamin C. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kunyit dalam pakan terhadap pertumbuhan Mencit putih (Mus musculus L.) hasil perkawinan Outbreading. Penelitian dilakukan di Laboratorium Genetika Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Peubah yang diamati adalah litter size, Pertambahan bobot badan, Bobot pra sapih, bobot sapih dan konsumsi pakan. Penelitian bersifat eksperimental dengan empat taraf perlakuan yaitu perlakuan P1 (pakan 100% + 6 g kunyit), P2 (pakan 100% + 9 g kunyit), P3 (pakan 100% + 12 g kunyit) dan P0 atau kontrol (pakan 100% tanpa penggunaan kunyit). Data dianalisis dengan sidik ragam atau Analysis of Variance (ANOVA), jika perlakuan berpengaruh nyata terhadap peubah yang diamati maka dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil mencit menyatakan bahwa penggunaan pemberian kunyit pada pakan tidak berpengaruh nyata terhadap litter size lahir, pertambahan bobot badan, bobot pra sapih, bobot sapih dan konsumsi pakan.  Kata Kunci: kunyit (Curcuma domestica), mencit (Mus musculus L.), outbreading, pakan,pertambahan bobot badan
Tingkat Adopsi Inovasi Biosecurity Ayam Ras Petelur Di Kabupaten Sidrap dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi R, Rusny; Masri, Mashuri; Baba, Syahdar
Prosiding Seminar Biologi 2015: Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan
Publisher : Prosiding Seminar Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam rangka mendorong adopsi inovasi biosekuriti oleh peternak ayam ras petelur, maka diperlukan pemahaman tentang adopsi inovasi biosecurity ayam ras petelur dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat adopsi inovasi biosecurity ayam ras petelur serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode penelitian ini adalah pembobotan biosecurity yang terdiri dari biosecurity sumber ayam, biosecurity hewan pengganggu, biosecurity tamu dan pekerja, biosecurity hewan sakit, biosecurity pakan, biosecurity limbah dan biosecurity rak telur, sedangkan untuk faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi inovasi biosecurity menggunakan statistika infrensial dengan uji F dan uji t. Hasil penelitian diketahui tingkat adopsi inovasi biosecurity ayam ras petelur di kabupaten Sidrap rendah pada biosecurity terhadap ternak pengganggu sebanyak 59 orang atau 67,82% dan biosecurity tamu dan pekerja sebanyak 59 orang atau 67,82% sedangkan untuk faktor yang mempengaruhi tingkat adopsi inovasi adalah skala usaha dan kontrol perilaku. Kesimpulan dari hasil penelitian adalah ada dua faktor yang mempengaruhi tingkat adopsi inovasi ayam ras petelur di kabupaten Sidrap adalah untuk meningkatkan adopsi inovasi biosecurity dapat dimulai pada skala usaha yang lebih besar dan kemampuan peternak untuk mengkontrol perilakunya.Kata Kunci: biosecurity, faktor adopsi inovasi
Analisis Pertumbuhan Mencit (Mus musculus L.) ICR Dari Hasil Perkawinan Inbreeding Dengan Pemberian Pakan AD1 dan AD2 Hasanah, Uswatul; R, Rusny; Masri, Mashuri
Prosiding Seminar Biologi 2015: Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan
Publisher : Prosiding Seminar Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengukur pertumbuhan berat badan mencit (Mus musculus L.) dari perkawinan Inbreeding dengan pemberian pakan AD1 dan AD2. Jenis penelitian tersebut yaitu penelitian eksperimental yang menguji pertumbuhan Litter size, bobot prasapih, bobot sapih, pertambahan bobot badan, dan konsumsi pakan sebagai variabel terikat dan perkawinan inbreeding sebagai variabel bebas. Tahap penelitian yaitu penggunaan mencit (Mus musculus L.) 6 ekor jantan dan 6 ekor betina dewasa. Mencit betina berumur 56 hari dengan rataan bobot 24,00 g/ekor dan mencit jantan berumur 56 hari yang digunakan untuk mengawini betina dengan rataan bobot 26,00 g/ekor. Masing-masing 3 pasang untuk perlakuan AD1 dan 3 pasang untuk perlakuan AD2. Pakan yang digunakan pada penelitian ini yaitu pakan AD1 yang mengandung air 13,5%, protein kasar min 20,5%, lemak kasar min 7%, serat kasar max 5%, abu max 7%, calcium 0,9 dan 1,2%, phosphor 0,7dan 0,9%, mengandung antibiotika dan Coccidiostat. Sedangkan AD2 mengandung air 13,5%, protein kasar min 17%, lemak kasar min 7%, serat kasar max 6%, abu max 7%, kalsium 0,9 dan 1,2%, fosfor 0,7 0,9% dan mengandung antibiotika. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa Liter size, bobot sapih, bobot badan dan konversi pakan tidak ada kecenderungan terhadap pertumbuhan bobot badan mencit (Mus musculus L.) dengan pemberian pakan AD1 dan AD2. Sedangkan bobot prasapih memberikan adanya kecenderungan terhadap pertumbuhan bobot badan mencit dengan pemberian pakan AD1 dan AD2.Kata Kunci: inbreeding, Liter size, mencit (Mus musculus L.), Pakan AD1 dan AD2.
Pengaruh Variasi Media terhadap Aktivitas Fitase Burkholderia Sp. Strain HF. 7 Hafsan, Hafsan; Maslan, Muhammad; Masri, Mashuri; Agustina, Laily; Natsir, Asmuddin; Ahmad, Ahyar
bionature Vol 20, No 1 (2019): April
Publisher : Fakultas MIPA UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.309 KB) | DOI: 10.35580/bionature.v20i1.9759

Abstract

Abstract.  Cereals and legumes used as animal feed containing phytic acid which cannot be absorbed by the digestive tract of monogastric animals because phytic acid (C6H18O24P6) is an antinutrient that binds approximately 80% P in feed, also binds to proteins, vitamins and minerals (Mg++, Fe++, Zn++, Mn++, Ca++). Then, one option to overcome this problem is the application of phytase enzymes from various sources, including those produced by bacteria. Phytase enzymes can hydrolyse phytic acid in the feed. This study was aimed to determine the growth phase of Burkholderia sp. HF.7 and optimisation of production of phytase activity from variations of Phytate Production Media (PPM) media. This research used as a descriptive approach. The study design used a completely randomised design (CRD) with a factorial pattern consisting of 2 factors, each variation in phytate sources: calcium (Ca) phytate, rice bran, corn bran, and soybeans. Nitrogen source: (NH4) 2SO4, yeast extract, and peptone. Burkholderia sp. HF.7 Growth phase as a standard for phytase production is the 62-hour stationary phase with an OD value of 2.060 log/cell. The optimum phytase production in the variation of PPM media is soybean-peptone with a protein content value of 46.5 mg/mL and an activity value of 8.20 U/mL under conditions of pH 7 with incubation of 37oC for 62 hours. So, phytase activity produced by PPM of cereal crops has a higher current value compared to PPM Ca-phytate media with low activity value.Keywords: Burkholderia, Phytate, Phytase, enzymes.
A Healthy Indonesian Traditional Food Against Methicillin Resistant Staphylococcus aureus Bacteria (MRSA) Masri, Mashuri; Hafsan, Hafsan; Ibrahim, Ibrahim; Maretha, Delima Engga; Tridesianti, Siska
Journal Of Biology Education Vol 4, No 2 (2021): Journal Of Biology Education
Publisher : Tadris Biologi IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/jobe.v4i2.12041

Abstract

Penjang Pangi merupakan makanan tradisional yang terdiri atas bawang putih (Allium sativum), sereh (Cymbopogon citratus), pangi (Pangium edule). Pada penelitian ini, Penjang pangi di ekstrak dengan pelarut n-heksan, etanol dan methanol, masing masing  pada konsentrasi 5%, 10%, dan 15%. Aktivitas antibakteri ekstrak Penjang Pangi di uji ke Bakteri Methicillin Resisten Staphylococcus aureus (MRSA) dengan menggunakan metode difusi agar kertas cakram. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Pelarut n-heksan dan etanol tidak memperlihatkan aktivitas antibakteri. Metanol 15% memperlihatkan aktivitas antibakteri dengan rata-rata zona hambat yang dibentuk 15 mm, 13.67 mm, dan 13 mm. Daya hambat yang dibentuk ekstrak Penjang Pangi tergolong sangat aktif, karena diatas >8 mm. Kata kunci: Aktivitas antibakteri, Penjang Pangi, Bakteri Methicillin Resisten Staphylococcus aureus.
Analisis kadar logam berat pada alga merah (Gracilaria sp) di Area Pelabuhan Larea-rea Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai Syafaat, M. Aidin; Rukmana, Rusmadi; Masri, Mashuri; Latif, Ulfa Triyani A.; Dirhamzah, Dirhamzah
Filogeni: Jurnal Mahasiswa Biologi Vol 4 No 2 (2024): Mei-Agustus
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/filogeni.v4i2.45677

Abstract

Red algae (Gracilaria sp) is a type of red seaweed that is widely cultivated in Sinjai Regency because it has high economic value and is easy to cultivate. This study aims to determine the types and concentrations of heavy metals contained in red algae (Gracilaria sp) cultivated in the Larea-rea Port area, North Sinjai District, Sinjai Regency. The research method used was the purposive sampling method at four points and analyzing the heavy metal content was carried out using the Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) method. The research location consists of four points, namely near Larea-rea Port (point 1), far from residential areas (point 2), near residential areas (point 3) and near residential areas and river estuaries (point 4). The results showed that the heavy metals contained in red algae were lead (Pb), cadmium (Cd) and mercury (Hg). The concentration of Pb metal in red algae with the highest value is at point 4, which is 1.971 mg/kg with a high pollution category. The Cd content with the highest value is at point 3, which is 0.046 mg/kg, including the low pollution category. While the Hg content with the highest value is at point 1, which is 0.08 mg/kg, including the low pollution category. Environmental parameters that influence this study are salinity and pH.
Pengaruh pemberian pupuk organik cair berbahan limbah tahu dan air cucian beras terhadap pertumbuhan tanaman sawi (Brassica chinensis L.) Handayani, Handayani; Masri, Mashuri; Ali, Ahmad
Jurnal Esabi (Jurnal Edukasi dan Sains Biologi) Vol. 7 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Bung Hatta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37301/esabi.v7i1.61

Abstract

Pupuk organik cair (POC) dari limbah tahu dan air cucian beras berpotensi meningkatkan kesuburan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh berbagai formula dan konsentrasi POC tersebut terhadap pertumbuhan tanaman sawi (Brassica chinensis L.) serta menentukan perlakuan terbaik. Penelitian eksperimental ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari tiga formula pupuk: POC limbah tahu, POC air cucian beras, dan kombinasi keduanya. Masing-masing diuji pada empat tingkat konsentrasi: 0% (kontrol), 10%, 15%, dan 20%, dengan tiga kali ulangan. Parameter yang diukur meliputi berat basah, jumlah daun, dan tinggi tanaman. Data dianalisis menggunakan ANOVA dan diuji lanjut dengan Uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi perlakuan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan. Perlakuan terbaik untuk berat basah adalah kombinasi POC limbah tahu dan air cucian beras dengan konsentrasi 15% (P3K3) serta POC limbah air tahu konsentrasi 10% (P1K2). Untuk jumlah daun, jenis POC tidak berpengaruh signifikan, namun konsentrasi 10% (K2) menunjukkan hasil terbaik. Tinggi tanaman tertinggi dicapai pada perlakuan kombinasi POC dengan konsentrasi 15% (P3K3). Secara keseluruhan, perlakuan paling efektif untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman sawi adalah penggunaan POC kombinasi limbah tahu dan air cucian beras pada konsentrasi 15%.
Analisis kadar biochemical oxygen demand (BOD) salah satu sungai di Sulawesi Selatan Ilham, Alya Salsabila; Masri, Mashuri; Rosmah, Rosmah
Filogeni: Jurnal Mahasiswa Biologi Vol 3 No 2 (2023): Mei-Agustus
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/filogeni.v3i2.35468

Abstract

Air merupakan bahan yang tidak dapat dipisahkan dari seluruh aktivitas kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Kualitas air dapat berubah secara alami berdasarkan dengan adanya aktivitas dari manusia sehingga sangat berpengaruh pada kualitas air pada pemukiman. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kadar oksigen yang berada dalam air Sungai. Kualitas air sungai diukur berdasarkan parameter tertentu serta dengan metode tertentu. Indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas kimia air salah satunya yaitu Biochemical Oxygen Demand (BOD). Analisis kualitas air dengan mengukur parameter BOD air sungai merupakan pengukuran jumlah oksigen terlarut dalam air yang digunakan bakteri dalam proses oksidasi bahan organik dan dinyatakan dalam mg/L. Metode pengukuran BOD yaitu dengan mengukur kadar oksigen terlarut awal (DO0) pada saat pengambilan sampel, kemudian mengukur kandungan oksigen terlarut kembali (DO5). Pengukuran nilai oksigen terlarut dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut DO meter dengan cara titrasi (metode Winkler, iodometri). Hasil BOD yang diperoleh yaitu pada kisaran 1,8 mg/L - 2,8 mg/L sehingga kualitas air sungai yang diukur termasuk kategori perairan tidak tercemar karena nilainya < 3mg/L.
Phenolic Content and Antioxidant Activity Water and Ethanol Extracts of Sungkai Leaves (Peronema canescens Jack) Maretha, Delima Engga; Yani, Dwi Fitri; Silvana, Lili; Masri, Mashuri
Jurnal Biodjati Vol 8 No 2 (2023): November
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/biodjati.v8i2.26777

Abstract

Sungkai (Peronema canescens Jack) is a plant that has phenolic content as an antioxidant that can enhance the immune system (immunomodulator). This study aimed to determine the phenolic content and antioxidant activity of Sungkai leaves (Peronema canescens Jack). The method  of antioxidant with invitro using of the DPPH where the ability of a compound to inhibit DPPH radicals is calculated from the absorbance value using UV-Vis spectroscopy. And Determination of total phenolic content was carried out using UV VIS spectroscopy at a wavelength of 745 nm with the help of Folin Ciocalteu reagentand a nd gallic acid standard curve . The test results showed that the water and ethanol extracts with a concentration of 0.1% had a phenolic content of 0.002% and 0.007%, their antioxidant activity (IC50) with a concentration of 0.02; 0.04; 0.06; 0.08; and 0.1% in the water and ethanol extracts of Sungkai leaves have values of 0.025% and 0.03% respectively. Therefore the best antioxidant activity (IC50) was extracts ethanol of sungkai leaves with phenolic content  of 0.007% and IC50  of 0.03%.