Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PENYAKIT HIPERTENSI DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS RIMBO TENGAH Supriyati , Supriyati; Supriyatna, Rahmat; Fitrie, Rahmad
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 3 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i3.37193

Abstract

Kesehatan adalah salah satu bentuk hak asasi yang diberikan kepada manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan agar setiap orang dapat hidup produktif. Bentuk perwujudan dari kesehatan yaitu adanya pelayanan kesehatan. Salah satu pelaksanaan indikator SPM adalah pelayanan kesehatan pada penderita hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kebijakan standar pelayanan minimal penyakit hipertensi di wilayah kerja puskesmas Rimbo Tengah tahun 2024. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi kasus (case studies) dengan pendekatan kualitatif dimana peneliti melakukan eksplorasi mendalam terhadap program, proses, aktivitas, kejadian, dari implementasi Kebijakan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Penyakit Hipertensi diwilayah Kerja Puskesmas Rimbo Tengah. Lokasi penelitian ini bertempat di Puskesmas Rimbo Tengah. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dan data sekunder, Data dalam penelitian ini didapatkan melalui wawancara langsung secara mendalam dengan pihak yang terlibat dalam pelaksanaan SPM bidang kesehatan pada penderita hipertensi. Teknik pengambilan informan dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Pencapaian SPM yang terdeteksi pada tahun 2021 sebanyak 3535 orang penderita Hipertensi yang mendapatkan Pelayanan sesuai dengan standar sebanyak 2,491. Pada tahun 2022 memiliki jumlah estimasi penderita hipertensi usia 15 tahun keatas sebanyak 3.636 orang sedangkan angka pengidap hipertensi yang sudah dapat layanan kompatibel dengan parameternya berjumlah 709. Pada tahun 2023, penderita Hipertensi diatas 15 tahun berjumlah 4.188 dan penderita hipertensi yang mendapatkan Pelayanan sesuai dengan standar berjumlah 1.500 orang. Perlu dilakukan sosialisasi mengenai aturan SPM Hipertensi untuk menjadi aturan untuk melaksanakan rencana layanan minimum Hipertensi agar dalam implementasinya semua implementor mengetahui terkait kebijakan yang berlaku.
ANALISIS POLA MAKAN, AKTIVITAS FISIK DAN KEPATUHAN MINUM OBAT HIPERTENSI TERHADAP PENGENDALIAN TEKANAN DARAH Sofianita, Willda; Supriyatna, Rahmat; Novinda, Dina
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.46498

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM) yang menjadi penyebab utama kematian dini atau disebut sebagai silent killer dan terus meningkat kasusnya setiap tahun. Tujuan  penelitian ini untuk menganalisis pola makan, aktivitas fisik dan kepatuhan minum hipertensi terhadap pengendalian tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Sei Balai. Jenis penelitian ini menggunakan analitik kuantitatif dengan desain cross sectional. Dengan jumlah sampel sebanyak 60 orang responden dan diambil menggunakan teknik consecutive sampling. Hasil menunjukkan bahwa kebijakan monitoring evaluasi program hipertensi belum sepenuhnya berjalan optimal. Faktor komunikasi antarlevel pelaksana masih belum konsisten. Keterbatasan sumber daya manusia dan sarana prasarana menjadi hambatan utama. Selain itu, komitmen pelaksana di lapangan bervariasi, dan masih terdapat kendala dalam struktur birokrasi yang memperlambat proses pelaporan dan tindak lanjut hasil evaluasi.. Diperlukan penguatan koordinasi lintas sektor, peningkatan kapasitas tenaga pelaksana, serta perbaikan mekanisme pelaporan agar monitoring dan evaluasi program hipertensi dapat berjalan lebih efektif dan berkelanjutan. Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar perumusan strategi kebijakan yang lebih responsif terhadap dinamika implementasi program di lapangan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bukti dan diharapkan dapat memberikan masukan pemerintah daerah untuk membuat evaluasi dan panduan intervensi yang lebih efektif terkait dengan program yang telah ada, peningkatan edukasi bagi pasien, optimalisasi penggunaan sumber daya dan perbaikan kebijakan terkait pengendalian tekanan darah pada pasien hipertensi.
ANALISIS FAKTOR EFEK SAMPING OBAT, PSIKOLOGI, PENYAKIT PENYERTA, DAN PENGAWAS TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT Yuliani, Heny; Supriyatna, Rahmat; Zaharudin, Zaharudin
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.46725

Abstract

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, terutama menyerang paru-paru, tetapi juga dapat menyerang organ lain. Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban TB tertinggi, dengan Provinsi Jambi menempati peringkat kelima dalam kasus TB paru. Pada tahun 2022, Jambi mencatat 5.308 kasus baru TB, meningkat dari 3.682 kasus pada tahun 2021. Ketidakpatuhan terhadap pengobatan dapat menyebabkan kegagalan terapi, peningkatan angka kesakitan dan kematian, serta risiko Multi Drug Resistance (MDR). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh efek samping obat, faktor psikologis, penyakit penyerta, dan pengawasan minum obat terhadap kepatuhan pasien TB di Puskesmas Kuala Tungkal II. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional dan instrumen kuesioner. Sampel terdiri dari 55 pasien TB yang dipilih melalui stratified random sampling dari populasi 100 pasien. Analisis data meliputi univariat (distribusi frekuensi), bivariat (chi-square), dan multivariat (regresi logistik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 63,6% pasien patuh terhadap pengobatan, sementara 36,4% tidak patuh. Faktor yang berhubungan signifikan dengan kepatuhan adalah efek samping obat (p=0,026), faktor psikologis (p=0,002), dan pengawasan minum obat (p=0,000). Pasien tanpa efek samping obat (88,2%) dan dengan kondisi psikologis positif (83,3%) lebih patuh. Pengawasan minum obat merupakan faktor dominan dalam meningkatkan kepatuhan pasien. Sebaliknya, penyakit penyerta tidak memiliki hubungan signifikan (p=0,302). Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam pengobatan TB.
ANALISIS PROGRAM INOVASI JETAR HATI DALAM MENINGKATKAN PENEMUAN KASUS IBU HAMIL RESIKO TINGGI Anggraeni, Intan Deni; Supriyatna, Rahmat; Siltina, Melly
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 3 (2025): DESEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i3.50907

Abstract

Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi karena banyak kehamilan berisiko tinggi (resti) tidak terdeteksi tepat waktu. Puskesmas membuat program JETAR HATI (Jemput Antar Ibu Hamil Resti) untuk menjemput dan mengantar ibu hamil ke layanan kesehatan agar pemeriksaan rutin tidak terlewat. Penelitian ini menilai seberapa efektif program tersebut meningkatkan penemuan ibu hamil. Penelitian menggunakan  metode kualitatif. Informan dipilih secara purposif: bidan koordinator, bidan desa, petugas promosi kesehatan, pejabat dinas, kepala puskesmas, serta ibu hamil resti. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam dan dianalisis dimulai memilah, menampilkan, dan menyimpulkan. Akses lebih mudah berkat jemput‑antar; kunjungan lebih teratur; pemahaman tanda bahaya meningkat. Kader dan tenaga kesehatan kini menjangkau rumah tangga sulit akses, sehingga ibu sebelumnya terhalang biaya mulai rutin memeriksakan kehamilan. Keterbatasan armada dan padatnya jadwal masih hambatan; kemitraan dengan ambulans desa sebagai solusi menjaga kelancaran layanan. Wawancara menunjukkan program memudahkan akses karena ada kendaraan jemput-antar, meningkatkan kepatuhan periksa hamil, menambah pengetahuan tentang tanda bahaya. Kendala utama keterbatasan kendaraan dan jadwal yang padat; kerja sama dengan ambulans desa diusulkan sebagai solusi. Gabungan jemput-antar, skrining terarah, edukasi, dan koordinasi rujukan membantu menemukan kehamilan berisiko lebih cepat. JETAR HATI efektif memperluas penemuan ibu hamil dan dapat diterapkan di wilayah lain dengan hambatan serupa. Penguatan armada, penjadwalan, kolaborasi lintas sektor, dan pencatatan digital diperlukan. Penelitian lanjutan dengan perbandingan kelompok dianjurkan untuk menilai dampak pada komplikasi dan kematian ibu.