Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Gambaran Aktivitas Fisik pada Lansia dengan Hipertensi di Puskesmas Purwokerto Utara II Krismaryani, Weni; Yudono, Danang Tri; N.A, Fauziah Hanum
Viva Medika Vol 15 No 2 (2022)
Publisher : Universitas Harapan Bangsa Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35960/vm.v15i2.876

Abstract

Latarbelakang: Perubahan fisik terjadi terhadap lansia membuat penurunan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Akibatnya tekanan darah melambung tinggi atau hipertensi merupakan masalah kesehatan yang biasa di kalangan lansia. Aktivitas fisik yang teratur membantu agar berat badan seimbang dan memperkuat jantung serta sistem pembuluh darah. Gaya hidup tidak baik dapat membuat seseorang mengalami hipertensi. Tujuan: Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui gambaran aktivitas fisik lanjut usia penderita hipertensi di Puskesmas Purwokerto Utara II. Metode: penelitian ini menggunakan deskriptif-kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Puskesmas Purwokerto Utara II. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling didapat 56 responden. Analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok usia paling aktif adalah 60-69 tahun dan cukup aktif, dengan 13 responden (23,2%). Jenis kelamin yang paling aktif secara fisik adalah laki-laki dengan aktivitas fisik sedang diantara 18 responden (32,1%). Pendidikan dengan aktivitas dasar adalah pendidikan dasar dengan aktivitas fisik sedang, bahkan sebanyak 19 responden (33,9%). Pekerjaan yang paling banyak melakukan aktivitas fisik adalah pekerja aktif sedang sebanyak 15 responden (26,8%). Durasi daya tahan saat aktivitas fisik paling dominan yaitu periode daya tahan 6-10 tahun dengan aktivitas fisik sedang (51,8%). Kesimpulan: aktivitas fisik pada lansia di Puskesmas Purwokerto Utara II sebagian besar pada kategori sedang sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan pihak manajemen puskesmas agar menambah jumlah perawat agar lebih mempermudah pelayanan di Puskesmas tersebut
Edukasi Penanganan Sumbatan Jalan Napas Oleh Benda Asing pada Anak Usia 2-5 Tahun Menggunakan Teknik Heimlich Maneuver Maitsa, Hilvi; Yudono, Danang Tri; Yudha, Magenda Bisma
Kolaborasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 5 (2025): Kolaborasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Inspirasi El Burhani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/kolaborasi.v5i5.654

Abstract

Introduction: Choking in young children occurs when a foreign object enters the airway and blocks the flow of oxygen. This condition is dangerous because it can cause hypoxia and even death. One effective treatment is first aid using the Heimlich maneuver technique. Objective: This community service program aims to determine the level of knowledge and skills of mothers in managing airway obstruction caused by foreign objects in children aged 2–5 years using the Heimlich maneuver in Randegan Village, Wangon District. Method: This community service program was conducted through education using audiovisual media, distribution of leaflets, and pre-tests and post-tests to measure the participants' level of knowledge. The activity was attended by 30 mothers who had children aged 2–5 years in Randegan Village, Wangon District. Result: The results showed that before the education, the majority of participants had insufficient knowledge (14 participants or 46.7%) and unskilled skills (20 participants or 66.7%). After the education, good knowledge increased to 23 participants (76.7%) and skilled skills to 25 participants (83.3%). Statistical analysis showed that the increase in knowledge and skills was significant (p < 0.05). Conclusion: Education has been proven to improve mothers' knowledge and skills in handling airway obstruction in toddlers using the Heimlich maneuver technique.
Gambaran Manajemen Nyeri Post Enhanced Recovery After Caesarean Surgery (ERACS) Nuraeni, Novi Yulianti; Yudono, Danang Tri; Sumarni, Tri; Susanto, Amin
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 10 No 6 (2024): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10652566

Abstract

Sectio caesarea (SC) merupakan proses melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus. Teknik anestesi spinal dan epidural menjadi pilihan. Masalah post SC yaitu nyeri akibat insisi pembedahan. Manajemen nyeri dapat dilakukan secara farmakologi dan non farmakologi. Ditemukan metode baru sebagai upaya penanganan masalah pada pasien SC yaitu metode Enhanced Recovery After Caesarean Surgery (ERACS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Manajemen Nyeri Post Enhanced Recovery After Caesarean Surgery (ERACS). Penelitian dilaksanakan di RSI Fatimah Cilacap. Metode penelitian ini adalah desain deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 18 responden. Instrumen penelitian lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen nyeri 2 jam post ERACS secara Farmakologi paling banyak menggunakan analgesia multimodal yaitu kombinasi Ketorolac, Tramadol, Fentanyl dengan 13 responden (72,2%). Secara non farmakologi pasien melakukan mobilisasi dini pada level 1 yaitu 17 responden (94,4%), dan tercepat mobilisasi level 2 dengan 1 responden (5,6%).
Gambaran Kejadian Shivering Pada Pasien Dengan Tindakan Operasi Yang Menggunakan Anestesi Spinal di RSUD Cilacap Amiarti, Winda; Yudono, Danang Tri; Sumarni, Tri; Susanto, Amin
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 10 No 6 (2024): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10657235

Abstract

Teknik anestesi spinal tetap populer untuk prosedur operasi. Terlepas dari kenyataan bahwa banyak pasien melaporkan komplikasi setelah anestesi spinal. Shivering adalah masalah paling umum yang muncul. Shivering adalah respons fisiologis yang normal, hal ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi pasien dan berpotensi menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen karena otot-otot tubuh bekerja lebih keras. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan gambaran kejadian shivering pada pasien dengan tindakan operasi yang menggunakan anestesi spinal di RSUD Cilacap. Metode penelitian ini menggunakan kuantitatif, deskriptif observasional dengan desain cross-sectional. Sampel sebanyak 66 responden dengan teknik sampel consecutive sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas kejadian shivering terjadi pada: Usia lanjut akhir dengan 21 responden, laki-laki dengan 37 responden, pada 42 responden berat badan normal, jenis tindakan operasi mayor 47 responden, 45 responden pada lama operasi sedang, dan 25 responden mengalami kejadian shivering derajat 2.
Gambaran Pelaksanaan Patient Safety Di Ruang IBS (Instalasi Bedah Sentral) RSUD Brebes Azkiyah, Isnaeni Maulina; Suandika, Made; Yudono, Danang Tri
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 10 No 7 (2024): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.11159874

Abstract

The impact of inaccurate diagnosis codes is a decrease in the quality of hospital services, payment of INA-CBG's tariff claims that will hamper payment, inaccurate morbidity, mortality, and hospital statistics reports. The research was conducted at RSIJ Cempaka Putih. The purpose of this study was to identify the SPO of disease and action codes, analyze the accuracy of the diagnosis code of pulmonary tuberculosis disease for inpatients, and identify the causes of inaccurate diagnosis codes of pulmonary tuberculosis disease for inpatients. The research method used was descriptive method with quantitative approach. The population amounted to 658 medical records with a sample of 96 medical records. The sample was determined using the slovin formula. SPO for diagnosis and action coding has generally been running. The results showed that there were 46 medical records (48%) with the correct diagnosis code, 25 medical records (26%) with incorrect 3rd digit, 20 medical records (21%) with incorrect 4th digit, 5 medical records (5%) with incorrect 3rd digit and 4th digit. Factors causing inaccurate diagnosis codes are found in the man factor, in this case the coder does not pay attention to the accuracy of the notes detailing the accuracy of coding in ICD-10. Material factors, the unavailability of coding tools such as medical dictionaries and ICD-10 books. Method factors, the SPO has not specifically described the steps of how to code.
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Nyeri Kepala Pasca Tusukan Dural Pada Pasien Anestesi Spinal di Rumah Sakit Khusus Bedah Jatiwinangun Yurindani, Nabila Azizah; Suandika, Made; Yudono, Danang Tri
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 10 No 7 (2024): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.11188939

Abstract

Tujuan: Kasus komplikasi anestesi spinal adalah sakit kepala pasca tusukan dura (PDPH), dengan angka kejadian berkisar antara 0,5-25%. dengan faktor timbulnya PDPH antara lain usia, jenis kelamin, BMI, karakteristik jarum, teknik penusukan, penusukan berulang, riwayat PDPH sebelumnya. Biasanya muncul 6-12 jam setelah anestesi tulang belakang. Metode: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor kejadian nyeri kepala pasca pungsi dura pada pasien anestesi tulang belakang di RS Bedah Khusus Jatiwinangun. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional yang berjumlah 55 responden, dengan teknik pengambilan sampel konsekutif. Analisis data menggunakan uji Chi-square dan regresi logistik berganda. Hasil: Hasil penelitian uji regresi logistik ganda bahwa ukuran jarum, pengulangan penusukan dan usia mempunyai pengaruh terhadap kejadian nyeri kepala pasca pungsi dura pada pasien anestesi tulang belakang dengan hasil usia p-value 0,007 OR 6,606, ukuran jarum p -nilai 0,007 ATAU 16,873, penusukan berulang p-value 0,42 ATAU 15,252. Hasil ini menunjukkan bahwa ukuran jarum mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kejadian nyeri kepala pasca pungsi dura pada pasien anestesi tulang belakang di RS Bedah Khusus Jatiwinangun Purwokerto. Kesimpulan : Penggunaan ukuran jarum dan penusukan yang berulang diharapkan dapat lebih diperhatikan agar timbulnya komplikasi PDPH tidak terus terjadi dan dapat menurunkan angka komplikasi pada pasien anestesi tulang belakang.
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN PRE OPERASI DENGAN SPINAL ANESTESI DI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN Saputra, Jihan; Yudono, Danang Tri; Novitasari, Dwi; Sebayang, Septian Mixrova
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 10 No 9 (2024): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.11178627

Abstract

Peningkatan tekanan darah yang terjadi sebelum operasi dapat menyebabkan gangguan pada fungsi tubuh, Perubahan tekanan darah pada pemberian anestesi spinal dapat terjadi karena beberapa faktor seperti status psikologis pasien. Status psikologis pasien dalam hal ini berkaitan dengan kecemasan pasien. Kecemasan akan mengakibatkan hiperaktivitas saraf simpatis. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan tekanan darah pada pasien pre operasi dengan spinal anestesi di RSUD dr. Soedirman Kebumen. Penelitian ini menggunakan desain survei studi korelasional dan cross sectional sebagai pendekatannya. Pasien operasi dengan spinal dan general anestesi di RSUD dr. Soedirman Kebumen sebanyak 116 responden dijadikan sebagai responden menggunakan teknik consecutive sampling. Alat yang digunakan untuk mendapatkan data yaitu lembar kuesioner. Analisis dilakukan dengan spearman rank. Penelitian ini menunjukkan karakteristik pasien pre operasi paling banyak responden memiliki usia kategori dewasa awal (26-35 tahun) (39.7%), memiliki jenis kelamin laki-laki (52.6%), dan memiliki status gizi normal (59.5%). Kecemasan pada pasien pre operasi dengan spinal anestesi memiliki rata-rata skor kecemasan adalah 22.37. Tekanan darah pada pasien pre operasi dengan spinal anestesi memiliki rata-rata tekanan darah sistolik adalah 143.28 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastolik adalah 88.59 mmHg. Hasil uji spearman rank didapatkan nilai p value 0.000 dan 0.001 < 0.05. Kesimpulan ada hubungan kecemasan dengan tekanan darah pada pasien pre operasi dengan spinal anestesi di RSUD dr. Soedirman Kebumen.
GAMBARAN HEMODINAMIK PRE DAN PASCA SPINAL ANESTESI PADA PASIEN SECTIO CAESAREA DI RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA KABUPATEN PURBALINGGA Putri, Ferra Ayu Apriliya; Yudono, Danang Tri; Suandika, Made; Susanto, Amin
JURNAL PENELITIAN TERAPAN KESEHATAN Vol 11 No 2 (2024): JURNAL PENELITIAN TERAPAN KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/jptk.v11i2.811

Abstract

Proses melahirkan mengandung resiko bagi ibu dan janinnya. Salah satu bahaya yang dapat muncul sebagai akibat dari penggunaan anestesi selama operasi Sectio Caesaria adalah perubahan hemodinamik dalam tubuh ibu. Hal ini mengakibatkan kebutuhan akan pemantauan hemodinamik sebelum dan setelah anestesi spinal. Penelitian ini bertujuan guna memperoleh gambaran terkait hemodinamik sebelum dan sesudah spinal anestesi serta untuk mengetahui demografi dari seorang ibu. Metode yang digunakan yaitu kuantitatif berpendekatan cross-sectional dan bersifat survey deskriptif. Sample 60 pasien SC dan metode pengambilan data dengan menggunakan total sampling. Penelitian menggunakan lembar observasi dan dikumpulkan dalam master tabel. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan hemodinamik tetapi tidak signifikan, seperti tekanan sistolik dengan persentase penurunan (15,53%), tekanan diastolik dengan persentase penurunan (15,94%), MAP dengan persentase penurunan (16,12%), denyut nadi dengan persentase penurunan (1,75%), pernapasan dengan persentase penurunan (2,38%), saturasi oksigen dengan persentase penurunan (0,12%). Kesimpulan pada analisis ini ada perubahan hemodinamik sebelum dan setelah spinal anestesi diberikan kepada pasien operasi caesar tetapi tidak signifikan yang artinya masih dalam batas normal. Kata kunci: Sectio Caesarea, Spinal Anestesi, dan Perubahan Hemodinamik.