p-Index From 2020 - 2025
4.739
P-Index
Claim Missing Document
Check
Articles

Perancangan Signage Lapangan Gasmin Kota Bandung Soedewi, Sri; Murdowo, Djoko; Wulandari, Ratri; Yuniati, Arnanti Primiana; Gunawan, Putu Harry; Aditsania, Annisa; Adrin, Athaya Fatharani; Prabasworo, Bhanu
Visualita Jurnal Online Desain Komunikasi Visual Vol 9 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.194 KB) | DOI: 10.34010/visualita.v9i1.3335

Abstract

The Gasmin Field is a public facility area located in Antapani, Bandung city. This field often uses for general community activities such as sports, gatherings, bazaars, ceremonies, and other activities. The condition of the environment around the Gasmin Field area is not well maintained. The absence of signage makes comfortless and makes it difficult for visitors when they want to find the target area. Therefore, signage and wayfinding designs are needed to make it easier to access locations around the Gasmin Field and increase visitor convenience. Design-based research use as a design method for Environmental Graphic Design (EGD) includes predesign, design, and post-design and data collection. Observations, interviews, and literature studies were carried out to obtain data and analyzed. The results of data analysis used to design signage and wayfinding in the Gasmin Field, Bandung City, West Java.
Perancangan Interior Politeknik STTT Bandung Program Studi Produksi Garmen Desty Istiqomalia; Ratri Wulandari; Agustinus Nur Arief Hapsoro
Jurnal Desain Interior Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j12345678.v5i2.7145

Abstract

Dalam rangka menyongsong perkembangan Industri 4.0, fasilitas pembelajaran sekolah ataupun perguruan tinggi memerlukan sebuah perubahan. Fasilitas sebagai sarana dan prasarana pembelajaran berperan penting dalam menciptakan perubahan dalam aspek cara hidup, bekerja, hingga konektivitas dan komunikasi yang diperlukan pada era revolusi 4.0. Seperti yang dikatakan Adedeji dalam Robert (2007) bahwa ‘facilities have to be adequate and should be in good condition for schools to function properly.’  Namun saat ini masih banyak fasilitas sekolah Indonesia masih belum di perhatikan dengan baik. System pendidikan Indonesia seperti abad 19, pengajar/dosen seperti abad 20, serta peserta didik abad 21” (MENDIKBUD, 2014-2015). Untuk itu di perlukannya pembaharuan guna mengimbangi kemajuan teknologi pada era sekarang ini, dimana segala aktivitas manusia melibatkan kecanggihan teknologi digital berbasis Cyber Phisical System (berbasis data dan cloud computing).Tujuan perancangan yang akan dilakukan adalah mendesain ruang belajar dengan pendekatan teknologi untuk menciptakan ruang belajar yang terintegritas berbasis muatan teknologi Industri 4.0. Serta Politeknik STTT Bandung, sebagai satu-satunya perguruan tinggi milik pemerintah di bidang tekstil dibawah kementrian perindustrian, dijadikan sebagai objek perancangan.Kata kunci: Industri 4.0; Teknologi; Politeknik STTT Bandung ABSTRACT In order to facing the development of industry 4.0, learning facilities in school or college is require a change. Facilities as infrastucture in school has a big role in creating way of life, work, until innovation of connectivity and creativity that is necessary in Industry 4.0 era. As said Aeji in Robert (2007) that ‘facilities have to be adequate and should be in good condition for schools to function properly’. But in fact, until now learning facilities in Indonesia hasn’t been concerns properly. Indonesian education system is like 19th century, Teachers are like 20th century, and student are like 21th century’. (MENDIKBUD, 2014-2015). Therefor, require is needed to compensating technological advances in this era, where all human activity involves digital technology based Cyber Phisical System (data dan cloud computing).The purpose of design is to design learning facilities with technological approach to create integrity study space based on technology industry 4.0. As well as Polytechnic STTT Bandung, the only collage goverenment’s under ministry of industry, become objects of design. Keyword: Industry 4.0; Technology; Polytechnic STTT Bandung
Pemilihan Supplier Bahan Baku Partikel Dengan Metode AHP Dan Promethee Ratri Wulandari
Jurnal Teknik Industri Vol. 16 No. 1 (2015): Februari
Publisher : Department Industrial Engineering, University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/JTIUMM.Vol16.No1.22-30

Abstract

The problem of choosing a supplier becomes very important to do a company to be able to meet consumer demand quickly and with quality. So far, the company has not implemented the supplier selection procedures and selection criteria not yet have a supplier. The method can be completed with the supplier selection criteria is the AHP method is used to determine the weights of criteria that have been corporations and PROMETHEE method used to determine the performance of the alternative. The purpose of this research is to identify the criteria used in the selection of a supplier company and determine the weight of these criteria and get ranked supplier to obtain the best supplier. The selected criteria in the selection of the supplier company is quality with a weight of 0.19, with a weight of 0.17 delivery, performance history with a weighting of 0.06, the price with a weighting of 0.36, communication system with a weighting of 0.06, the operating control with weights of 0.05, attitudes supplier with a weighting of 0.04 and a geographical location with a weight of 0.08 where as criteria rank order supplier is UD. TL as the first rank with a net value of flow for 0.254, UD. SD as the second rank with a value of 0.144 and a net flow PT.KTI as third with a net flow value of -0.397.
FASILITAS RUANG PADA PERANCANGAN INTERIOR PUSAT BUDAYA SUNDA DI KABUPATEN GARUT Nelsa Siti Nurhaliza; Ratri Wulandari
Jurnal Vastukara Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Vastukara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebudayaan ini merupakan sebuah interaksi antar kehidupan manusia di dalam suatu daerah melalui aspek sosial yang kemudian akan mendapatkan makna dalam kehidupan. Pada provinsi Jawa barat terdapat satu kebudayaan yaitu budaya sunda. Budaya sunda ini adalah budaya terbesar setelah budaya Jawa di Indonesia. Salah satu cara untuk melestarikan dan mengembangkan budaya sunda ini yaitu dengan memberikan fasilitas berupa pusat budaya. Pusat budaya merupakan tempat utama untuk mewadahi sebuah kebudayaan daerah juga untuk memfasilitasi masyarakat sebagai sarana informasi dan pendidikan kebudayaan daerah. Untuk memenuhi fungsi dan tujuan pusat budaya maka terdapat fasilitas ruang seperti kantor, perpustakaan, kelas kursus, dan galeri seni yang didalamnya bisa memamerkan lukisan, patung dan kesenian lainnya. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memanfaatkan informasi tentang fasilitas yang harus ada pada sebuah pusat kebudayaan.
EFEKTIVITAS TERHADAP PENGGUNA ATM MENGENAI SAAT MELAKUKAN TRANSAKSI TERKAIT LOKASI ATM Agnia Lutfiah Salsabila; Ratri Wulandari
Jurnal Vastukara Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Vastukara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan layanan fasilitas Automatic Teller Machine ATM dengan mempertimbangkan faktor kenyamanan, keamanan dan penataan serta penempatan lokasi ATM sesuai dengan minat masyarakat saat menggunakan ATM. ATM disediakan oleh pihak bank, bank merupakan institusi penghubung keuangan yang memiliki fungsi seperti, memberikan pelayanan berupa jasa keuangan baik itu pelayanan transaksi menerima dan membayar, maupun mengakumulasi dan menyimpan dana masyarakat yang kemudian akan disalurkan kembali kepada masyarakat tersebut. ATM merupakan alat berbasis teknologi yang memiliki fungsi untuk mengeluarkan uang menggunakan kartu ATM sebagai alternatif pengambilan uang nasabah di bank. Dalam menggunakan fasilitas ATM, sebuah bank pasti perlu memperhatikan efektivitas. Efektivitas yang dimaksud tentunya berguna dan memberikan kenyamanan serta kepuasan kepada setiap nasabah saat menggunakan ATM. Selain itu, efektivitas memiliki gambaran mengenai taraf keunggulan maupun keberhasilan serta pencapaian yang disesuaikan dengan target yang telah ditetapkan. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengguna ATM lebih banyak memilih menggunakan ATM di luar kantor bank dibanding dengan ATM di dalam kantor bank. Pemilihan ATM di luar kantor juga mempengaruhi efektivitas yang lebih baik dengan memperimbangkan kenyamanan, keamanan serta privasi setiap individu saat melakukan transaksi.
PENATAAN KAWASAN SMART INCLUSIVE DENGAN DESAIN INKLUSIF TERPADU ratri wulandari
Charity : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4 No 1 (2021): Charity-Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : PPM Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/charity.v4i1.2999

Abstract

Lapangan Gasmin atau Gasibu Mini terletak di daerah permukiman warga Antapani, menjadi pusat fasilitas olahraga dan sering digunakan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan masyarakat. Pengguna Lapangan Gasmin berasal dari berbagai kalangan masyarakat seperti anak-anak, remaja, dewasa, dan kaum disabilitas. Meski telah digunakan sejak lama, fasilitas-fasilitas dasar seperti toilet, gazebo, taman main anak, dan perpustakaan mini, belum tersedia di Lapangan Gasmin. Untuk menunjang kegiatan dan aktivitas masyarakat, merupakan hal yang penting untuk diadakan fasilitas umum dengan akses yang inklusif, sign system terintegrasi, serta website pengelolaan Lapangan Gasmin agar dapat memberikan informasi kegiatan secara terbuka pada publik. Dengan mempertimbangkan permasalahan-permasalahan tersebut, kelompok tim pengabdian masyarakat membuat desain perancangan fasilitas umum yang bersifat inklusif, desain sign system kawasan, dan website informasi dan pengelolaan Lapangan Gasmin. Proses pelaksanaan diadakan survey lapangan untuk pengamatan dan dokumentasi kondisi eksisting sebelum disusunnya ide dan konsep. Sebagai hasil akhir, dibuat desain dengan output gambar kerja yang disosialisasikan dan diserahkan kepada Kecamatan Antapani.
PEMBELAJARAN SENSORI BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (TUNAGANDA/C1) MELALUI DESAIN INTERIOR PADA SEKOLAH LUAR BIASA Nurul Adawiyah; Ratri Wulandari; Mahendra Nur Hadiansyah
Jurnal Arsitektur Archicentre Vol. 2 No. 2 (2019): Jurnal Arsitektur Archicentre
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Sains dan Teknik (F-INTEN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.233 KB)

Abstract

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) tunaganda merupakan anak yang memiliki lebih dari satu jenis ketunaan. Tunaganda (G) adalah kombinasi antara hambatan fisik, sensoris, sosial, emosi, intelektual, dan lainnya, sehingga mengakibatkan hambatan dalam kegiatan belajar, bersosialisasi, serta beraktivitas. Pembelajaran sensori bagi mereka dapat mempermudah pemahaman dalam proses pembelajaran, dikarenakan sebagian besar dari mereka tidak dapat berpikir secara abstrak, maka dari itu diperlukan suatu media pembelajaran yang dapat memotivasi mereka dalam mempelajarinya, salah satunya dari peran interior, karena akan terlihat selalu oleh mereka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan beberapa tahapan. Desain sensory path dirancang untuk memenuhi pembelajaran sensori dengan menerapkan suasana yang menyenangkan namun peserta didik tetap produktif dengan mendapatkan pengetahuan melalui pola gerakan, suasana, dan juga tekstur permukaan dari material yang dipakai. Rancangan ini bertujuan untuk mengurangi rasa stress, frustasi, dan juga jenuh dari para peserta didik saat berada di dalam kelas dengan bermain namun juga belajar tanpa mereka sadari.
STUDI KOMPARASI FASILITAS DAN STANDAR ASRAMA DI INDONESIA: Studi Kasus 5 Universitas Rezky Diningrat Khan; Ratri Wulandari
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 1 No 2 (2016): Jurnal Idealog vol 1 nomor 2
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v1i2.852

Abstract

Asrama merupakan hunian atau bangunan tempat tinggal bagi kelompok orang untuk sementara waktu, terdiri atas sejumlah kamar, asrama yang dirancang dan dibangun dengan standar-standar khusus sesuai dengan jenjang usia penghuninya (KBBI). Di Indonesia keberadaan asrama mahasiswa mulai menjadi perhatian karena mampu menampung mahasiswa untuk tinggal dalam lingkungan kampus. Banyak kampus sekarang menyediakan fasilitas asrama bagi mahasiswanya. Satu hal yang diperhatikan saat membangun asrama adalah daya tampung dan ketersediaan lahan. Untuk itu fasilitas utama yang menjadi perhatian adalah kamar. Padahal diperlukan fasilitas lain dalam asrama selain kamar, karena kegiatan di asrama tidak hanya tidur, tetapi juga belajar, bersosialisasi, makanminum, aktivitas domestik (mencuci-memasak) maupun kegiatan higienis pribadi. Dalam penelitian kali ini akan dibahas mengenai perbandingan standar-standar dan fasilitas yang ada dalam sebuah asrama serta untuk mengetahui tipologi asrama di universitas-universitas Indonesia dengan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan mengambil sampel 5 asrama niversitas sebagai studi kasus, diantaranya ialah ITB, Unpad, UGM, UI dan Telkom University. Fasilitas terlengkap ditemukan pada asrama Unpad Bale Padjadjaran dengan total 15 jenis fasilitas, diikuti asrama UGM dengan 14 jenis fasilitas. Ditemukan bahwa luas kamar setiap asrama berbeda-beda. Meskipun demikian, berdasarkan pengamatan, ditemukan bahwa luas setiap kamar telah sesuai dengan standar minimum berdasarkan standar internasional. Didapatkan 3 tipologi kamar dari hasil perbandingan ini, yaitu kamar untuk 2-3 orang, kamar semi kluster dan kamar yang dihuni 4 orang. Dari data hasil komparasi dapat disimpulkan bahwa terdapat keragaman fasilitas dan perbedaan peruntukkan asrama universitas di Indonesia.
EFEKTIVITAS LOKASI PENEMPATAN PAPAN PETUNJUK (SIGNAGE SYSTEM) PADA LOBBY STASIUN KERETA API BANDUNG Shidqi Alia Taufiq; Ratri Wulandari
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 1 No 1 (2016): Jurnal Idealog Volume 1 nomor 1
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v1i1.842

Abstract

Salah satu transportasi umum yang saat ini diminati masyarakat adalah kereta. Adanya peningkatan pelayanan pada transportasi ini, merupakan salah satu faktor meningkatnya minat masyarakat untuk menggunakannya. Adanya peningkatan peminat pengguna kereta ini juga harus diikuti dengan meningkatnya pelayanan di stasiun kereta. Pada stasiun kereta dibutuhkan fasilitas-fasilitas yang memudahkan calon penumpang agar dapat melakukan perjalanan dengan semestinya. Salah satu fasilitas yang perlu diperhatikan yaitu berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan pengunjung dan penumpang ketika berada di stasiun kereta. Informasi yang ingin didapatkan pengunjung dan penumpang sangat beragam, mulai dari tata cara beli tiket,penukaran tiket, jadwal keberangkatan kereta, letak ruang tunggu, letak peron yang akan dituju, hingga letak toilet dan mushola. Salah satu sarana informasi yang efektif digunakan yaitu papan petunjuk atau signage system. Signage merupakan sebuah sarana informasi yang mengarahkan manusia pada sebuah tempat dan membantunya untuk mencapai tempat tersebut. Stasiun Kereta Bandung merupakan stasiun kereta besar di Jawa Barat yang menerapkan papan petunjuk atau signage system sebagai salah satu sarana informasi yang ditujukan bagi pengunjung maupun penumpang yang dipasang di beberapa sudut lobby dari Stasiun Kereta Bandung. Meski demikian, masih banyak pengunjung yang bertanya kepada petugas mengenai informasi tertentu yang sebenarnya sudah ditampilkan pada signage system. Hal ini terjadi dikarenakan beberapa faktor, salah satufaktor tersebut ialah lokasi penempatan papan petunjuk atau signage system yang kurang tepat. Penelitian ini dilakukan dengan metoda campuran kualitatif dan kuantitatif, dengan menggunakan observasi, dokumentasi, wawancara, dan studi pustaka dalam pengumpulan data. Kesimpulan diperoleh melalui analisis terhadap sirkulasi penumpang dan pengunjung untuk memperoleh titik lokasi penempatan signage system yang efektif di Lobby utama Stasiun Bandung. Diharapkan, dengan artikel penelitian mengenai keefektifan lokasi penempatan signage system di lobby Stasiun Kereta Bandung ini dapat memberikan informasi yang membantu pihak Stasiun Kereta Bandung dalam memaksimalkan pelayanannya terhadap pengunjungnya terkait penyampaian informasi dalam sebuah ruang interior.
ANALISA KAITAN DESAIN ASRAMA DENGAN PERILAKU PENGHUNI MELALUI STUDI ANALISA KONTEN PENELITIAN SEJENIS Ratri Wulandari
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 1 No 3 (2016): Jurnal Idealog vol 1 nomor 3
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v1i3.942

Abstract

Di berbagai negara, asrama dirancang dan dibangun dengan standar-standar sesuai dengan jenjang pendidikan penghuninya. Di Malaysia ditemukan panduan khusus mengenai asrama. Jenis asrama, standar ruangnya, termasuk penghuni jenis asrama tertentu, ditentukan dengan memperhatikan berbagai faktor seperti kebersihan, keamanan, standar luasan, standar kelengkapan fasilitas dan bahkan standar kebutuhan sosialisasi penghuni. Penelitian ini merupakan penelitian analitis mengenai asrama dalam kaitannya dengan pola perilaku penghuni asrama untuk mengetahui kaitan antara desain asrama dengan perilaku penghuni berdasarkan teori-teori lingkungan dan perilaku. Fokus penelitian berkisar pada kajian teoritik mengenai standar asrama, dalam hal ini tingkat kepadatan dan fasilitas,serta pengaruhnya terhadap perilaku penghuni. Adapun metoda utama yang digunakan adalah analisa konten yang dapat bersifat sangat tematik yang dibagi ke dalam kronologi penelitian sejenis; fasilitas asrama; isu kepadatan, spasial, budaya, adaptasi; dan model usulan asrama. Penelitian terkait asrama banyak ditemukan berasal dari kisaran tahun 1960-an – 1980-an dan 2010-an – 2016. Pembahasan terkait desain asrama atau arsitektur asrama (fasilitas) biasanya tidak berdiri sendiri tetapi terkait erat dengan psikologi, isu hubungan sosial, budaya dan agama, hingga kepadatan ruang. Terdapat keterkaitan antara seting lingkungan dengan pola perilaku (individu maupun sosial) penghuni sebagai bentuk respon individu dan kelompok terhadap bentuk lingkungan tersebut.