Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PERMAINAN MEDIA KERIKIL BERWARNA TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI PADA ANAK USIA DINI PADA ANAK KELOMPOK B Upita, Pipit; Jumiatin, Dedah
CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif) Vol 3, No 2 (2020): Volume 3 Nomor 2, Maret 2020
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/ceria.v3i2.p%p

Abstract

Early childhood education is the most important phase in a child's life. Where at the age of these children the basic abilities in the thought process and the formation of a child's personality are developing rapidly. To support the results of quality education, optimal stimulation is needed in developing various aspects of early childhood development such as religious and moral values, physical motor, cognitive, language, social-emotional and arts. One aspect of early childhood development that is important for stimulation is the aspect of cognitive development. Aspects of cognitive development are aspects of intellectual development oriented to the ability to think logically and symbolically, starting from the absorption of information in the form of knowledge and understanding of early childhood to the ability to solve problems. After conducting research into learning activities using pebbles, the color of children's curiosity increases quite well, this is indicated by the number of questions or increased courage of children to ask the teacher on things that make children curious about a form or concept. Particularly with regard to color gravel media, after the results of a pre-test of children's curiosity in recognizing geometric shapes of 8.36 and after treatment (treatment) using a color gravel media (post-test) the results were 13.36 so conclusions can be drawn from the data there was a significant increase of 5.00. So the conclusion was that the use of color gravel media was quite effective in increasing children's curiosity about recognizing geometric shapes.Pendidikan anak usia dini merupakan fase yang paling penting dalam kehidupan seorang anak. Dimana pada usia anak-anak ini kemampuan dasar dalam proses berpikir dan pembentukan kepribadian anak sedang berkembang dengan pesat. Untuk menunjang hasil pendidikan yang berkualitas, diperlukan stimulasi yang optimal dalam mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak usia dini seperti nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional dan seni. Salah satu aspek perkembangan usia dini yang penting untuk distimulasi adalah aspek perkembangan kognitif. Aspek perkembangan kognitif adalah aspek perkembangan intelektual yang berorientasi pada kemampuan berpikir logis dan simbolis yang dimulai dari penyerapan informasi berupa pengetahuan dan pemahaman anak usia dini sampai kemampuan untuk memecahkan masalah. Setelah mengadakan penelitian kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media kerikil warna rasa keingintahuan anak meningkat cukup baik, hal ini ditandai dengan banyaknya pertanyaan atau meningkat keberanian anak untuk bertanya pada guru pada hal-hal yang membuat anak penasaran akan suatu bentuk atau konsep. Khususnya berkenaan dengan media kerikil warna, setelah dilakukan penelitian hasil pre-test rasa keingintahuan anak pada mengenal bentuk geometri 8,36 dan setelah diadakan perlakuan (treatmen) dengan menggunakan media kerikil warna (post-test) hasilnya adalah 13,36  jadi dapat ditarik kesimpulan dari data tersebut terjadi kenaikan yang cukup signifikan yaitu 5,00 Jadi kesimpulannya adalah bahwa penggunaan media kerikil warna cukup efektif
UPAYA MENINGKATKAN SIKAP TANGGUNG JAWAB MELALUI METODE STORYTELLING PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN Hutami, Selistia; Jumiatin, Dedah
CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif) Vol 4, No 3 (2021): Volume 4 Nomor 3, Mei 2021
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/ceria.v4i3.p%p

Abstract

An attitude of responsibility should be instilled from an early age because an attitude of responsibility will emerge and develop through direction and guidance from adults. Like in PAUD Miftahul Huda, there are still children who do not understand their responsibilities, for example, children are not able to complete the tasks given by the teacher and children do not want to tidy up the toys they have used. Therefore, through the storytelling method, the researcher tries to increase the responsible attitude towards children. The research method used was Classroom Action Research where the research was conducted in 2 cycles, namely the action cycle I and cycle II. Data collection techniques are in the form of observation and documentation techniques after the data has been collected then analyzed using qualitative descriptive analysis. In the initial conditions, children who have not developed (BB) are 50% and develop according to expectations (BSH) 25%, after the action in cycle I there is an increase, namely 33% developing according to expectations (BSH) and 25% developing very well (BSB), in the second cycle of action, the results were further increased, namely that there were no more children who had not developed but turned into 50% very well developed (BSB), of course, this was all following what was expected. Thus it can be concluded that using the storytelling method can increase the responsible attitude of children.Sikap tanggung jawab sebaiknya ditanamkan sejak dini, karena sikap tanggung jawab akan muncul dan berkembang melalui arahan dan bimbingan dari orang dewasa. Seperti di PAUD Miftahul Huda, masih ada anak yang belum mengerti  akan tanggung  jawab misalnya anak belum mampu menyelesaikan tugas yang diberikan guru dan anak tidak mau membereskan kembali mainan yang sudah digunakannya. Maka dari itu dengan melalui metode story tellingpeneliti mencoba untuk meningkatkan sikap tanggung jawab pada anak. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dimana penelitian dilakukan  dengan 2 siklus yaitu tindakan siklus I dan siklus II. Teknik pengumpulan data berupa teknik observasi dan dokumentasi, setelah data terkumpul lalu dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Pada kondisi awal, anak yang belum berkembang (BB) sebanyak 50% dan berkembang sesuai harapan (BSH) 25%, setelah adanya tindakan pada siklus I ada peningkatan yaitu 33% berkembang sesuai harapan (BSH) dan 25% berkembang sangat baik (BSB), pada tindakan siklus II hasilnya lebih meningkat yaitu tidak ada lagi anak yang belum berkembang namun berubah menjadi 50% berkembang sangat baik (BSB), tentunya ini semua sesuai dengan apa yang diharapkan. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan metode story tellingdapat meningkatkan sikap tanggung jawab pada anak.
PERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA 5-6 TAHUN PADA PEMBELAJARAN JARAK JAUH Nurdianti, Eneng; Jumiatin, Dedah
CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif) Vol 4, No 3 (2021): Volume 4 Nomor 3, Mei 2021
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/ceria.v4i3.p%p

Abstract

This research was conducted with the aim of knowing the effectiveness of the application of Distance Learning (PJJ) in improving the cognitive abilities of children aged 5-6 years. This distance learning is carried out by the teacher providing learning through electronic media, namely Hand Phones (HP), videos and pictures that are conveyed to parents and then the parents teach them to their children. In this study, the method used is a qualitative descriptive method in which the researcher tries to describe the symptoms or circumstances that exist, namely the situation according to what it was when the research was conducted. The subjects of this study were the 5-6 years age group in family planning. Pelangi Ummul Baneen, Cimahi city. This research was conducted in each house around the KB. Pelangi UmmulBaneen is in Cibabat village, Cimahi City. The technique of collecting data was carried out through interviews, observation and documentation while the data analysis was carried out qualitative. The results showed that the effectiveness of the application of Distance Learning in improving children's cognitive depends on the role of teachers and parents at home as well as the selection of topics and the way of delivery of learning that makes children aged 5-6 years happy to get this Distance Learning.Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui efektifitas penerapan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak usia 5-6 tahun. Pembelajaran jarakjauh ini dilakukan dengan cara guru memberikan pembelajaran melalui media elektronik yaitu Hand Phone (HP), video dan gambar yang disampaikan kepada orang tua lalukemudian orang tua mengajarkannya kepada anak-anak mereka. Pada penelitian ini metodeyang digunakan adalah metode  kualitatif dimana peneliti berusaha mendeskripsikan gejalaatau keadaan yang ada, yaitu keadaan menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Adapun subyek penelitian ini adalah kelompok usia 5-6 tahun di KB. Pelangi Ummul Baneenkota Cimahi. Penelitian ini dilakukan di rumah masing - masing yang berada disekitar KB. Pelangi Ummul Baneen yaitu di kelurahan Cibabat, Kota Cimahi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi foto sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektifitaspenerapan Pembelajaran Jarak Jauh dalam meningkatkan kognitif anak tergantung dari peranguru dan orang tua di rumah serta pemilihan topik serta cara penyampaian pembelajaran yang membuat anak usia 5-6 tahun senang mendapatkan Pembelajaran Jarak Jauh tersebut.
UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK MELALUI PERMAINAN BOLA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN Uli, Rospita Sinta; Jumiatin, Dedah
CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif) Vol. 6 No. 6 (2023): Volume 6 Number 6, November 2023
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian  ini  mempunyai  tujuan  untuk  mengetahui  perkembangan  kemampuan  psikomotor  pada  anak  umur  5-6  tahun  melalui  variasi  pada  permainan  bola.  Latar  belakang  dari  pemilihan  topik  ini  karena  masih  banyak  anak  yang  mengalami  kejenuhan  dalam  belajar,  dan  kurangnya  strategi  guru  saat  mengajar.  Dalam  Penelitian  ini  digunakan  pendekatan  deskriptif  kualitatif  yang  dimaksudkan  untuk  mengeksplorasi  atau  mengklarifikasi  suatu  gejala,  dengan  subjek  penelitian  11  peserta  didik  di  KB  Tunas  Kasih  Cimahi.  Kecerdasan  kinestetik  sangat  berpengaruh  dalam  merangsang  pertumbuhan  dan  perkembangan  fisik  anak,  sehingga  anak  dapat  bergerak  dengan  lincah  dan  terampil  dalam  setiap  kegiatan.  Permainan  adalah  sesuatu  yang  menyenangkan  bagi  anak,  karena  melalui  bermain  anak  mampu  menunjukkan  potensi  dan  bakatnya.  Oleh  karena  itu  diperlukan  kegiatan  yang  menyenangkan  yang  dapat  menstimulus  kecerdasan  kinestetik  anak  yaitu  melalui  permainan  bola.  Analisis  data  kualitatif  ini  dilakukan  dengan  menganalisis  data  dari  hasil  pengamatan  di  lapangan  dan  wawancara  selama  penelitian  berlangsung  dengan  analisis  wacana  selama  dilakukannya  kegiatan.  Hasil  dari  penelitian  ini  menunjukkan  adanya  peningkatan  kemampuan  jasmani  atau  motorik  kasar  pada  anak  dimana  sebelumnya  Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  anak  sudah  mampu  melakukan  gerakan  lokomotor,  non  lokomotor,  dan  manipulatif.  Dengan  demikian  kegiatan  permainan  bola  yang  bervariasi  dapat  meningkatkan  kemampuan  dan  kecerdasan  kinestetik  anak. The research was intended to find out the increased kinesthetic intelligence in five-year-olds through variations in ball games. The background of this selection topic is that many children still experience a saturation of this selection topic is that many children still experience a lack of teacher strategy in teaching. The study uses a qualitative descriptive method intended to explore or clarify a symptom, with the subject of study 11 participants in a birth control study. Kinesthetic intelligence goes a long way in stimulating a child's physical growth and development, enabling him to move with agility and skill in every activity. Games are fun for a child who is capable of showing his potential and talent. It is therefore necessary for fun activities that can only stimulate the child's kinesthetic intelligence through a ball game. This qualitative data analysis is done by analyzing data from field observations and interviews during the study of the activity. The results of this study indicate improvement in physical or crude motor skills in children, whereas studies previously showed that children are capable of soft, non-soft, and manipulative movements. Thus, varying ball game activities can enhance a child's kinesthetic ability and intelligence
Meningkatkan Kemampuan Jasmani Anak Usia Dini melalui Permainan Lompat Tali Komariah, Komariah; Jumiatin, Dedah
CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif) Vol. 7 No. 3 (2024): Volume 7 Number 3, May 2024
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan kemampuan jasmani pada anak usia 4-5 tahun melalui permainan lompat tali. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan dari suatu fenomena yang ada. Subjek penelitian 10 peserta didik di PAUD Anggrek Mekar Lembang. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan menganalisis data dari hasil pengamatan di lapangan dan wawancara selama penelitian dilakukan model analisis yang digunakan analis deskiptif dengan pengumpulan data wawancara dan observasi. Kemampuan jasmani sangat penting dalam menstimulus fisik motorik anak, yang pada akhirnya kekuatan dan kelenturan otot anak dapat lebih terlatih. Permainan merupakan hal yang mengasyikkan karena melalui bermain anak dapat melatih daya imajinasinya. melakukan aktivitas gerak fisik yang berkaitan dengan kebugaran jasmani, sehingga tampak selalu aktif bergerak dan selalu ingin bermain. Agar bisa tumbuh dan berkembang secara baik, anak memerlukan aktivitas fisik yang cukup dalam berbagai bentuk permainanyang bersifat memacu penggunaan otot-otot besar Ada banyak pihak yang dapat membantu perkembangan melakukan aktivitas gerak fisik yang berkaitan dengan kebugaran jasmani anak selain orang tua di rumah yaitu seorang guru di sekolah. Dalam rangka mengemban tugas dan tanggung jawab untuk mengoptimalkan kebugaran jasmani anak diperlukan suatu upaya yang dilakukan oleh guru agar perkembangan anak dapat berkembang secara optimal, upaya tersebut dapat dimulai dengan pemahaman guru melalui penerapan permainan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan yang berkaitan dengan kebugaran jasmani anak diantaranya adalah permainan lompat tali. Hasil penelitian ini terlihat anak sudah mampu melakukan berbagai gerakan terutama dalam berjalan, berlari, tolakan, dan kelincahan gerak, sehingga otot anak menjadi lebih kuat dan berkembangnya kemampuan fisik motorik anak.
Playmate Sensory Path sebagai Media Pembelajaran dalam Mengembangkan Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini Rusmania, Annisa; Jumiatin, Dedah
CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif) Vol. 7 No. 5 (2024): Volume 7 Number 5, September 2024
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh perkembangan motorik kasar anak usia  5-6 tahun belum optimal, misalnya melompat ke berbagai arah, berlari sambil melompat tanpa terjatuh. Bahkan anak itu belum begitu kuat untuk melompat dengan lincah. Maka dari itu permainan Playmate Sensory Path sangat bermanfaat bagi perkembangan motorik kasar anak. Anak dilatih melompat, mengangkat satu kaki tanpa jatuh, karena itu, tujuan dari peneliti ini adalah untuk mengetahui perkembangan motorik kasar anak usia 5-6 tahun. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Jenis pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data dan penarikan kesimpulan. Adapun subjek penelitian ini adalah guru dan anak usia 5-6 tahun di RA Raudhatul Bannat dengan jumlah tiga anak laki-laki dan tujuh anak perempuan. Hasil penelitian terbukti bahwa perkembangan motorik kasar anak dengan Playmate Sensory Path terlihat meningkat, sehingga proses meningkatkan perkembangan motorik kasar anak dapat mencapai hasil yang diinginkan. Berdasarkan hasil diatas, hal ini terlihat dari perkembangan motorik kasar anak saat kondisi awal, sebelum diberi tindakan menggunakan media Playmate Sensory Path anak masih ragu untuk mengangkat satu kaki tanpa jatuh. Akan tetapi setelah diberi tindakan menggunakan media Playmate Sensory Path, perkembangan motorik kasar anak usia 5-6 tahun dapat meningkat. This research is motivated by the fact that the gross motor development of children aged 5–6 years is not yet optimal, for example, jumping in various directions or running while jumping without falling. Even the child wasn't strong enough to jump so nimbly. Therefore, the Playmate Sensory Path game benefits children's gross motor development. Children are trained to jump and lift one leg without falling; thus, this researcher aims to determine the gross motor development of children aged 5–6 years. This research method uses descriptive qualitative. The type of data collection in this research uses observation, interview, and documentation techniques. The data analysis techniques used are data reduction and concluding. The subjects of this research were teachers and children aged 5–6 years at RA Raudhatul Bannat with three boys and seven girls. The research results proved that the gross motor development of children with Playmate Sensory Paths appeared to increase so that the process of improving children's gross motor development could achieve the desired results. Based on the results above, this can be seen from the child's gross motor development in the initial condition; before being given action using the Playmate Sensory Path media, the child was still hesitant to lift one leg without falling. However, after being given action using Playmate Sensory Path media, the gross motor development of children aged 5–6 years can increase.  
Implementasi Media Panggung Boneka Interaktif untuk Meningkatkan Kemampuan Interaksi Sosial Anak Usia Dini Lestari, Sri; Jumiatin, Dedah
CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif) Vol. 7 No. 6 (2024): Volume 7 Number 6, November 2024
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang dari riset ini adalah kemampuan sosial yang rendah sehingga tidak memiliki sikap kerjasama, dan sikap bersosialisasi. Media pembelajaran yang tidak menarik menjadi salah satu sebab anak kurang percaya diri. Media belajar untuk meningkatkan kemampuan sosial yang menyenangkan yaitu panggung boneka interaktif. Riset ini bertujuan untuk menelaah penerapan media panggung boneka interaktif, dalam meningkatkan kemampuan sosial anak. Metode yang digunakan penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah 10 orang anak usia 5-6 tahun dan 1 guru. Data dikumpulkan melalui pengamatan dan wawancara. Data dikaji melalui reduksi data dan penyajian serta penarikan kesimpulan. Hasil riset menunjukkan penerapan media panggung boneka interaktif bisa meningkatkan kemampuan sosial anak kelompok B. Hasil akhir observasi kemampuan sosial mendapati enam anak yang berkembang sesuai harapan, dua anak mulai berkembang dan dan dua anak belum berkembang.   The background of this research is low social skills so they do not have cooperative and social attitudes. Learning media that is not interesting is one of the reasons why children lack self-confidence. A fun learning medium to improve social skills is the interactive puppet stage. This research examines the application of interactive puppet stage media in enhancing children's social skills. The method used in this research is descriptive-qualitative. The research subjects were 10 children aged 5–6 years and 1 teacher. Data was collected through observation and interviews. Data was studied through data reduction presentation and conclusion. The research results show that the application of interactive puppet stage media can improve the social skills of group B children. The final results of observing social skills found that six children were developing according to expectations, two children were starting to develop, and two children were not yet developing.
PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING (CTL) TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI Jumiatin, Dedah
Tunas Siliwangi Vol 1 No 1 (2015): Edisi Oktober 2015
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/ts.v1i1p73-81.93

Abstract

Pada usia 4-6 tahun kemampuan sosial anak anak berkembang sejalan dengan rasa ingin berteman dan mengenal lingkungan. Keterampilan sosial merupakan bagian dari proses belajar anak untuk menyesuaikan diri dengan norma kelompok, moralitas, dan tradisi; berinteraksi dengan lingkungan, saling berkomunikasi, dan bekerjasama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran dan menganalisa perbedaan hasil keterampilan sosial pada anak-anak TK yang mendapat pembelajaran Contextual Teaching & Learning (CTL), dengan mereka yang tidak mendapatkan pembelajaran serupa. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen, yaitu Nonequivalent Control Group Design. Di sini terdapat dua kelompok yang diteliti, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Lokasi penelitian di Taman Kanak-kanak Daarut Tauhiid Bandung. Subyek penelitian ialah anak TK Kelompok B yang berusia 5-6 tahun. Data diperoleh dari hasil observasi berupa pernyataan-pernyataan yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data-data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan program hitung statistik SPSS versi 17. Kesimpulan dari penelitian ini, terdapat perbedaan keterampilan sosial pada anak yang mendapatkan pembelajaran Contextual Teaching & Learning (CTL) dengan anak yang tidak mendapatkannya. Respon anak terhadap pembelajaran CTL juga memperlihatkan respon positif, karena metode ini menitik-beratkan pada upaya menghadirkan dunia nyata dalam pembelajaran, sehingga ia lebih produktif dan bermakna. Di dalam CTL terkandung unsur mengalami (experiencing), menerapkan (applying), kerjasama (cooperative), dan mentransfer (transfering) sebagai satu kesatuan. Hasil dari penelitian ini memberikan rekomendasi, bahwa penerapan Contextual Teaching & Learning (CTL) efektif untuk meningkatkan keterampilan berbicara dan keterampilan sosial anak usia dini, khususnya pada anak Kelompok B TK Daarut Tauhiid Bandung. Kata Kunci: Kecerdasan Interpersonal, CTL
Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf Pada Anak Usia Dini Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Jari Sumitra, Agus; Windarsih, Chandra Asri; Elshap, Dewi Safitri; Jumiatin, Dedah
Tunas Siliwangi Vol 6 No 1 (2020): Vol 6 No 1, APRIL 2020
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/ts.v6i1p%p.1487

Abstract

Kegiatan penelitian mengenai kemampuan mengenal huruf pada anak usia dini melalui metode bercerita dengan menggunakan boneka jari dapat memberikan pengalaman belajar yang unik dan menarik, membangkitkan semangat dan menumbuhkan   perasaan   senang   dalam mendengarkan cerita dari guru, serta dapat meningkatkan kemampuan berbahasa lisan anak. Penerapan  metode  bercerita dengan  media  boneka  jari  merupakan salah  satu  cara  atau  tindakan  yang diusahakan   dalam   proses   pembelajaran untuk  meningkatkan  kemampuan berbahasa  lisan anak. Dengan menggunakan Metode  dan  media pembelajaran yang menarik diharapkan dapat meningkatkan minat anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga kemampuan yang diharapkan dapat meningkat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan study kasus. Data penelitian dilakukan dengan cara. Observasi dan wawancara, ternyata  hasilnya anak-anak mengalami perkembangan dan peningkatan yang sangat bagus. Selain itu penggunaan media boneka jari Ternayata sangat menarik perhatian anak-anak dan Boneka  jari  adalah  mainan  edukatif yang  memberikan  manfaat  luar biasa bagi para guru di sekolah. Boneka Jari merupakan salah satu media pembelajaran  yang  dapat  digunakan  dalam kegiatan mendongeng dan bercerita. Sangat cocok dimainkan oleh guru dengan anak didik dalam kegiatan belajar. Manfaat lainnya dari boneka jari adalah mengembangkan kemampuan kognitif dan motorik halus anak. 
PENERAPAN METODE HOLISTIK INTEGRATIF DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL ANAK USIA DINI DI PURWAKARTA Jumiatin, Dedah; Windarsih, Chandra Asri; Sumitra, Agus
Tunas Siliwangi Vol 6 No 2 (2020): VOL 6 NO 2, OKTOBER 2020
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/ts.v6i2p%p.1715

Abstract

Tantangan kehidupan modern semakin komplek mengharuskan para pendidik dan institusi pendidikan bekerja lebih keras menyiapkan generasi yang handal dan kompetitif. Di antara upaya yang sering dilakukan ialah menerapkan metode-metode pembelajaran baru, salah satunya metode holistik integratif dalam pendidikan anak usia dini. Ciri khas metode ini ialah menyentuh seluruh aspek perkembangan anak didik, menggunakan berbagai instrumen edukasi yang memungkinkan. Metode ini memungkinkan dipadukan dengan konsep Multiple Intelligence dari Howard Gardner untuk penguatan aspek-aspek kecerdasan anak, misalnya segi Interpersonal Intelligence-nya. Dalam penelitian pengabdian masyarakat terhadap anak usia dini di Purwakarta, kami peroleh hasil 85% anak mengalami peningkatan kecerdasan interpersonal. Rata-rata tingkat kecerdasan interpersonal anak, setelah mendapat perlakuan, mengalami peningkatan signifikan. Hal itu terlihat dari kemauan anak untuk bergaul, berkomunikasi, bekerjasama, memahami orang lain, serta sabar mengikuti aturan bersama yang diterapkan.