Zahro, Ifat Fatimah
Unknown Affiliation

Published : 21 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Model Pelibatan Keluarga dalam Penerapan Pendidikan Sosial dan Finansial di PAUD Zahro, Ifat Fatimah; Tresna Santana, Fifiet Dwi
ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal Vol 7, No 2 (2019): ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal
Publisher : PIAUD IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/thufula.v7i2.5970

Abstract

Tujuan penulisan ini adalah mengetahui gambaran model pelibatan keluarga dalam pendidikan sosial dan finansial anak usia dini, dari beberapa literatur. Berikut contoh kegiatan dari pencapaian program Aflatot. Fokus masalah dalam penelitian ini yakni: 1). Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pendidikan sosial dan finansial di beberapa PAUD, sehingga menjadikan anak manja finansial karena semua kebutuhan hidup selalu dicukupi orang tuanya; 2). Keterbatasan satuan PAUD dalam pelibatan keluarga terutama penerapan pendidikan sosial dan finansial, sedangkan melek finansial pada anak usia dini diperlukan keselarasan dan menjadi tanggung jawab orang tua dan lembaga PAUD. Metode yang digunakan dalam mencapai tujuan tersebut adalah melalui metode studi kepustakaan (telaah buku dan dokumen) yang berkenaan dengan kebijakan, konsep dan teori, model serta informasi dari hasil pengumpulan data yang berhubungan dengan pelaksanaan pelibatan keluarga dalam program Aflatot.  Hasil dari penelitian ini adalah model pelibatan keluarga dalam program Aflatot dan implementasi gemar menabung dan berhemat termasuk kepada bentuk pelibatan keluarga di satuan PAUD yaitu berperan dalam kegiatan penguatan pendidikan karakter anak di satuan pendidikan, berpartisipasi dalam kegiatan lain untuk pengembangan diri anak, menumbuhkan nilai-nilai karakter anak di lingkungan keluarga, dan memfasilitasi kebutuhan belajar anak. 
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KEAKSARAAN AWAL ANAK USIA DINI MELALUI MEDIA ANIMASI DI TK BUDI NURANI CIMAHI Nurjanah, Siti; Nurrohmah, Endah; Zahro, Ifat Fatimah
CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif) Vol 2, No 6 (2019): Volume 2 Nomor 6, November 2019
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (52.121 KB) | DOI: 10.22460/ceria.v2i6.p393-398

Abstract

Early literacy abilities of early childhood include cognitive abilities and language skills. The focus of this research is reading. In order to achieve this, appropriate and attractive media are needed for children, so that children can master early literacy in accordance with the stages of their developmental age. One of the media that can be used is animation, where a series of moving pictures or paintings will appear. This study aims to describe the learning plan regarding initial literacy with animation media, to illustrate the process of implementing learning about initial literacy, to find out the results that will be obtained in this learning. This research was conducted using the Classroom Action Research method, which is a study by carrying out certain actions where by using it can improve and enhance the initial literacy skills in AUD. Data collection techniques are by observation, interview and documentation. The target of this study is 12 children aged 4-5 years. This research was conducted using 2 cycles. The results of the first cycle of the average student developed according to expectations amounted to 42.5%, and from the second cycle the average student had developed according to expectations of 58%. The conclusion that can be drawn is that early literacy skills can be improved by the use of animation media in group A.Kemampuan keaksaraan awal anak usia dini mencakup pada kemampuan kognitif dan kemampuan bahasa. Fokus penelitian ini adalah kegiatan membaca. Demi tercapainya hal tersebut, diperlukan media yang sesuai dan menarik bagi anak, agar anak dapat menguasai keaksaraan awal sesuai dengan tahapan usia perkembangannya. Media yang dapat dipergunakan salah satunya adalah melalui media animasi, dimana dengan media tersebut akan muncul rangkaian gambar atau lukisan yang bergerak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan rencana pembelajaran mengenai keaksaraan awal dengan media animasi, untuk menggambarkan proses pelaksanaan pembelajaran mengenai keaksaraan awal, untuk mengetahui hasil yang akan didapatkan dalam pembelajaran ini. Penelitian ini dilakukan dengan mempergunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yaitu penelitian dengan melakukan suatu tindakan tertentu dimana dengan hasilnya dapat memperbaiki dan meningkatkan kemampuan keaksaraan awal pada AUD. Teknik pengumpulan datanya adalah dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun sasaran penelitian ini berjumlah 12 anak usia 4-5 tahun. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 2 siklus. Hasil dari siklus I rata-rata siswa berkembang sesuai harapan sejumlah 42,5%, dan dari siklus II  rata-rata siswa sudah berkembang sesuai harapan 58%. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa kemampuan keaksaraan awal dapat ditingkatkan dengan penggunaan media animasi di kelompok A.
Pelatihan Literasi Sains untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Ilmiah pada Guru Pendidikan Anak Usia Dini Atika, Ayu Rissa; Westhisi, Sharina Munggaraning; Zahro, Ifat Fatimah
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/paud.v7i3.22297

Abstract

Literasi sains ada bagian dari Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang dicanangkan oleh pemerintah yang mendorong masyarakat untuk mampu beripikir ilmiah, khususnya di lingkungan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Kemampuan beripikir ilmiah yang ditanamkan di usia dini bertujuan untuk mencetak generasi yang berkualitas dan mampu berdaya saing secara global, sehingga diperlukan guru yang memiliki kemampuan khusus dalam berpikir ilmiah. Tujuan kegiatan ini adalah melatih guru mengenai pengetahuan literasi sains, pengetahuan konsep berpikir ilmiah, tingkatan cara berpikir ilmiah, dan implementasi literasi sains dalam rangka meningkatkan kemampuan berpikir ilmiah untuk Anak Usia Dini (AUD).Berdasarkan hasil kegiatan diperoleh yakni semua peserta kegiatan pelatihan literasi sains sangan bersemangat, antusias dan memiliki motivasi yang tinggi dalam pelatihan, 80 % peserta memiliki peningkatan dalam perencanaan sains dilihat dari materi sains, metode, dan media yang digunakan dalam kegiatan sains, serta kualitas perencanaan dalam bentuk RPPH yang memasuki kategori cukup baik.
MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN  REGGIO EMILIA SN, Neneng Yeni; Zahro, Ifat Fatimah
CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif) Vol 3, No 3 (2020): Volume 3 Nomor 3, Mei 2020
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/ceria.v3i3.p250-259

Abstract

Interpersonal intelligence is important for life, if the interpersonal intelligence of children is good then the child will easily socialize. Early research findings show that the behavior of children aged 4-5 years wants to win alone, playing does not want to take turns and does not want cooperation with friends. The purpose of this study is to examine and find out about the application of learning in the Reggio Emilia to improve the interpersonal intelligence of children aged 4-5 years. This research method, class action research (Classroom action research) with subjects aged 4-5 years consisted of 12 male students and 15 female students in KOBER PAUD Al Hidayah. Researcher data collection techniques through observation and documentation with Kemmis and Mc Taggart models are preliminary observations of research, then enter cycle 1 including planning, action, observation, and reflection. After that the data analysis is made using data reduction to focus on the rough field data, then a data display is made where the data is compiled and then conclusions are drawn so that researchers can explain important data as the end of the study. From the results of the study obtained data on children who began to develop 25.9%, for children who develop according to expectations 37.04% and children who develop very well there is 37.04% so based on the results of research and assessment of classroom teachers that by applying the learning Reggio  Emilia can improve children's interpersonal intelligence because the learning of the region of Emilia is learning through project methods that can indirectly stimulate children to work together.Kecerdasan  interpersonal  penting untuk kehidupan, jika kecerdasan  interpersonal anak baik  maka anak  akan  mudah  bersosialisasi. Temuan penelitian awal bahwa  perilaku anak usia 4-5 tahun  ingin menang sendiri,  bermain tidak mau bergiliran, dan tidak mau kerjasama dengan temannya. Tujuan penelitian ini untuk menelaah dan  mengetahui tentang  penerapan pembelajaran  reggio emilia  untuk meningkatkan  kecerdasan  interpersonal  anak usia 4-5 tahun. Metode penelitian ini,  penelitian tindakan kelas (Classroom action research) dengan subyeknya anak  usia 4-5 tahun  terdiri dari  siswa laki laki 12 orang  dan perempuan  15 orang di PAUD KOBER Al Hidayah. Teknik pengumpulan data   peneliti   melalui observasi dan dokumentasi  dengan  model Kemmis dan MC Taggart yakni observasi awal pra penelitian,kemudian masuk siklus 1 diantaranya: perencanaan, tindakan, observasi dan  refleksi. Setelah itu dibuat analisis data dengan cara reduksi data untuk memusatkan perhatian pada data lapangan yang bersifat data kasar, kemudian  dibuat display data dimana data tersebut disusun lalu ditarik kesimpulan sehingga peneliti bisa menjelaskan  data data penting sebagai akhir penelitian.  Dari hasil penelitian diperoleh  data anak yang mulai berkembang 25,9%, untuk anak yang berkembang sesuai harapan 37,04% dan anak yang berkembang sangat baik ada 37,04% jadi berdasarkan  dari hasil penelitian dan asesmen guru kelas  bahwa dengan menerapkan  pembelajaran  reggio emilia dapat meningkatkan kecerdasan  interpersonal anak, karena pembelajaran  reggio emilia merupakan  pembelajaran  melalui  metode proyek yang  secara tidak langsung  dapat  menstimulus anak  bekerja sama.  
MENINGKATKAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXPERIANTIAL LEARNING Yulianti, Feny; Zahro, Ifat Fatimah
CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif) Vol 3, No 6 (2020): Volume 3 Nomor 6, November 2020
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/ceria.v3i6.p%p

Abstract

Efforts to develop mathematical intelligence in early childhood are needed, besides, to preparing children's social and emotional mental readiness, mathematical logic intelligence as a basis for developing mathematical abilities for readiness to attend basic education. Most of the children have not developed intelligence in mathematical logic, because learning is applied more often using textbooks, the teacher's competence in understanding the potential of children's intelligence is not fully understood, so children are less enthusiastic when learning. The purpose of this study was to determine the application of experiential learning models to improve the intelligence of mathematical logic in children aged 4-5 years. The method used was classroom action research with group A children (4-5 years old). consists of 11 girls and 11 boys in RA Multazam. The data collection techniques used are observation and documentation, the steps being carried out are initial observation, pre-cycle, cycle 1, cycle II, consisting of planning, action, observation, and reflection. Data analysis techniques used by reducing data, displaying data, and drawing conclusions. After being given action in the first cycle through experiential learning, there is a better chance, 4.5% of children begin to develop, 63% develop as expected, 31.8% of children develop very well. Based on the results of the study it can be concluded that through the experiential learning model learning can improve children's mathematical logic intelligence.Upaya pengembangan kecerdasan logika matematika anak usia dini sangat diperlukan, selain menyiapkan kesiapan mental sosial dan emosional anak, kecerdasan logika matematika sebagai dasar pengembangan kemampuan matematika untuk kesiapan mengikuti pendidikan dasar. Sebagian besar anak belum berkembang dalam  kecerdasan logika matematika, dikarenakan pembelajaran yang diterapkan  jarang menggunakan media,sehingga anak kurang antusias saat belajar. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penerapan model pembelajaran experiantial learning untuk meningkatkan kecerdasan logika matematika anak usia 4-5 tahun. Metode yang digunakan adalah Penelitian tindakan kelas (classroom action research) subjeknya anak kelompok A (4-5 tahun) terdiri dari11anak perempuan dan 11 anak laki-laki di RA Multazam. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan dokumentasi, tahapan yang dilakukan yaitu observasi awal, pra siklus, siklus 1, siklus II, terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi serta refleksi. Teknik analisis data yang digunakan dengan cara mereduksi data, mendisplay data, serta pengambilan kesimpulan. Setelah diberikan tindakan pada siklus I1 melalui pembelajaran experiantial learning maka ada perubahan yang lebih baik, 4,5% anak mulai berkembang, 63% berkembang sesuai harapan, 31,8% anak yang berkembang sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran experiantial learning dapat meningkatkan kecerdasan logika matematika anak .
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS MELALUI METODE BERMAIN PADA ANAK USIA DINI Hikmah, Neng; Zahro, Ifat Fatimah
CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif) Vol 3, No 1 (2020): Volume 3 Nomor 1, Januari 2020
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (54.714 KB) | DOI: 10.22460/ceria.v3i1.p%p

Abstract

The purpose of this study was to investigate the increase in the ability to think logically early childhood. Because this ability is not yet optimal as expected, when learning activities are carried out the teacher becomes the center of activity, with ordinary and modest delivery so that makes children bored and lazy to. Logical thinking intelligence is part of cognitive intelligence. One characteristic of logical thinking intelligence is that children can classify shapes, sizes and colours. The play method is a basic learning education in kindergarten, play involves children actively and fun. In study researches used a quasi-eksperimental which aims to be able to know the increase in logical thinking of children 5-6 years, namely by giving certain treatments to the experimental class. While the control class did not get treatment. In order to know the improvement of the playing method, then the researchers conducted an N-Gain data analysis test with results that showed that the average value of the experimental group was 1.4856 while the control group was 0.9076, from the calculation results it was known that the use of the play method was better than the conventional method. Thus the conclusion is “the ability to think logically young children can be improved through play methods”Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir logis anak usia dini. Karena kemampuan ini belum berkembang optimal seperti yang diharapkan, ketika kegiatan belajar dilaksanakan guru menjadi pusat kegiatan, dengan penyampaian yang biasa saja dan seadanya sehingga membuat anak bosan dan malas untuk belajar. Kecerdasan berpikir logis adalah bagian dari kecerdasan kognitif. Salah ciri kecerdasan berpikir logis adalah anak bisa mengklasifikasikan bentuk, ukuran dan warna. Metode bermain merupakan suatu dasar pembelajaran pendidikan di Taman Kanak-Kanak, bermain melibatkan anak secara aktif dan menyenangkan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan quasi eksperimen yang bertujuan untuk dapat mengetahui peningkatan berpikir logis anak 5-6 tahun, yaitu dengan memberi perlakuan-perlakuan tertentu pada kelas eksperimen. Sementara kelas kontrol tidak mendapatkan perlakuan. Agar dapat mengetahui peningkatan dari metode bermain, maka peneliti melakukan uji analisis data N-Gain, dengan hasil yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelompok eksperimen 1,4856 sedangkan kelompok control 0,9076, dari hasil penghitungan tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan metode bermain lebih baik daripada metode konvensional. Dengan demikian kesimpulannya adalah “kemampuan berpikir logis anak usia dini dapat ditingkatkan melalui metode bermain”. 
SOSIALISASI PENGGUNAAN APLIKASI GAMES LITERACY FINANCIAL PADA PEMBELAJARAN PAUD Iradianty, Aldilla; Aditya, Bayu Rima; Zahro, Ifat Fatimah; Andrisyah, Andrisyah
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 6, No 1 (2023): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v6i1.10839

Abstract

Abstrak: Pengenalan literasi keuangan sebaiknya dimulai sejak usia dini, karena dapat membentuk perilaku dan kebiasaan keuangan anak ketika memasuki usia dewasa. Permasalahan yang di hadapi mitra, masih kurangnya ketersediaan permainan online bagi anak usia dini terkait literasi keuangan, padahal sejak masa pandemi, anak usia dini sangat terbiasa menggunakan smartphone dan beragam aplikasinya. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan untuk anak usia dini melalui media permainan online, dengan animasi yang menarik, dan suara permainan yang khas. Kegiatan pengabdian ini merupakan sosialisasi penggunaan aplikasi games literacy financial pada pembelajaran PAUD bagi guru RA di Cimahi Utara. Sasaran dari kegiatan ini adalah 25 orang guru yang merupakan mitra pengabdian. Kegiatan dilaksanakan secara luring/ tatap muka di KKG RA Cimahi Utara. Kegiatan terdiri dari dua tahap yaitu 1) Pemaparan materi urgensi literasi keuangan pada anak usia dini, 2) Pemaparan materi dan praktek  penggunaan aplikasi games literacy financial. Teknik pengumpulan data menggunakan angket atau kuesioner. Analisis data menggunakan rata-rata respon peserta. Hasil respon peserta menunjukkan hasil yang positif dimana para guru mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam penggunaan aplikasi games literacy financial. Kendala dalam kegiatan ini terkait dengan kestabilan jaringan internet.Abstract:  The introduction of financial literacy should start at an early age because it can shape the behavior and financial habits of children when they enter adulthood. The problem faced by partners is the lack of availability of online games for early childhood related to financial literacy, even though since the pandemic period, early childhood is very accustomed to using smartphones and various applications. This service activity aims to improve financial literacy for early childhood through online game media, with interesting animations, and distinctive game sounds. This service activity is a socialization of the use of financial literacy games applications in early childhood learning for Raudhatul Athfal teachers in North Cimahi. The target of this activity is 25 teachers who are service partners. Activities are carried out offline or face to face at KKG RA Cimahi Utara. The activity consists of two stages, namely 1) Presentation of material on the urgency of financial literacy in early childhood, and 2) Presentation of material and practice of using financial literacy games applications. Data collection techniques using questionnaires or questionnaires. Data analysis used the average participant response. The results of participant responses showed positive results where teachers gained knowledge and skills in the use of financial literacy game applications. The obstacle in this activity is related to the stability of the internet network.
MICROSOFT POWERPOINT: IMPLEMENTASI BAHAN AJAR TERHADAP RASA PERCAYA DIRI ANAK USIA DINI MELALUI BERCERITA Fatimah, Fitriyanti; Zahro, Ifat Fatimah; Wulansuci, Ghina
CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif) Vol. 6 No. 6 (2023): Volume 6 Number 6, November 2023
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kurangnya rasa percaya diri membuat anak kesulitan untuk melakukan aktivitas dan bersosialisasi dengan teman sebaya atau masyarakat sekitar. Rasa percaya diri penting bagi anak karena dapat membantu anak untuk melangkah ke jenjang selanjutnya, oleh karena itu perlu adanya stimulus peningkatan rasa percaya diri dengan menggunakan bahan ajar bercerita. Bercerita menjadi salah satu bahan ajar yang banyak digunakan untuk mengasah dan menstimulasi berbagai kemampuan termasuk peningkatan rasa percaya diri anak, dengan cara penyampaian bahan ajar yang memanfaatkan teknologi Microsoft PowerPoint. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui implementasi dan respon dari bahan ajar bercerita dengan menggunakan Microsoft PowerPoint untuk meningkatkan rasa percaya diri. Metode penelitian menggunakan deksriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini yaitu 9 orang anak berusia 4-5 tahun. Teknik pengumpulan data dengan melakukan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian, pada pengimplementasian dan proses anak mulai berani dan beratusias karena memiliki rasa tertarik yang sangat tinggi, lebih memberikan kesan karna pengimplementasian yang menarik, cerita lebih mudah dipahami dengan animasi, suara, dan video. The lack of self-confidence makes it difficult for children to carry out activities and socialize with peers or the surrounding community. Self-confidence is important for children because it can help children to move to the next level, therefore there is a need for a stimulus to increase self-confidence by using storytelling teaching materials. Storytelling is one of the teaching materials that are widely used to hone and stimulate various abilities including increasing children's self-confidence, by delivering teaching materials that utilize Microsoft PowerPoint technology. The purpose of this study is to determine the implementation and response of storytelling teaching materials using Microsoft PowerPoint to increase self-confidence. The research method uses qualitative description. The subjects in this study were nine children aged 4-5 years. Data collection techniques include conducting observations, interviews, and documentation studies. Data analysis is carried out through data reduction, data presentation, and concluding. The results of the study, in the implementation and process of children starting to be brave and mature, because they have a very high sense of interest, give the impression that because of the implementation of interesting, the story is easier to understand with animation, sound, and video.
Tari Jaipong: Implementasi Tari dalam Mengembangkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia Dini Triska, Rina Nenggi; Zahro, Ifat Fatimah; Westhisi, Sharina Munggaraning
CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif) Vol. 7 No. 2 (2024): Volume 7 Number 2, March 2024
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuan guru dalam menstimulasi kemampuan motorik kasar anak usia dini sehingga anak bosan dan jenuh pada saat melakukan pembelajaran. Maka diperlukan  hal yang baru untuk untuk menarik minat belajar anak dan salah satu caranya adalah dengan tari jaipong yang di laksanakan 2 kali dalam seminggu ketika pembelajaran gerak dan lagu, dan setelah senam irama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan stimulasi motorik kasar anak usia 5-6 tahun melalui tari jaipong, respon anak, dan kendala yang dialami oleh guru pada saat implementasi tari jaipong. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, verifikasi atau penarikan kesimpulan dengan bejumlah 10 orang anak kelompok B. Hasil dari penelitin ini, guru membuat terlebih dahulu RPPM dan RPPH berdasarkan kurikulum 13  anak sangat antusias ketika mengikuti kegiatan, anak tidak kaku pada saat melakukan gerakan. Maka dapat disimpulkan bahwa pemilihan seni tari jaipong dapat menjadi alternatif untuk menstimulasi  kemampuan motori kasar anak usia 5-6 Tahun, dengan gerakan gerakan yang sederhana yang dapat ditirukan oleh anak, serta sebagai alternatif untuk mengenalkan budaya daerah sejak dini. This research was motivated by the low ability of teachers to stimulate the gross motor skills of young children so that children get bored and fed up when learning. So new things are needed to attract children's interest in learning and one way is with the Jaipong dance which is held twice a week when learning movements and songs, and after rhythmic gymnastics. This research aims to determine the planning for gross motor stimulation of children aged 5-6 years through Jaipong dance, the children's responses, and the obstacles experienced by teachers when implementing Jaipong dance. The research method used is descriptive with a qualitative approach, and data collection techniques using observation, interviews, and documentation. The analysis techniques used were data reduction, data presentation, verification, and concluding with a total of 10 group B children. The results of this research were that the teacher first made RPPM and RPPH based on the curriculum. 13 children were very enthusiastic when taking part in the activities, and the children were not stiff at the time. make a move. So it can be concluded that choosing Jaipong dance art can be an alternative for stimulating the gross motor skills of children aged 5-6 years, with simple movements that children can imitate, as well as an alternative for introducing regional culture from an early age.
Lego sebagai Aktivitas Permainan dalam Meningkatkan Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini Rohaendah, Ida; Zahro, Ifat Fatimah; Rakhman, Anita
CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif) Vol. 7 No. 3 (2024): Volume 7 Number 3, May 2024
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sosial emosional pada anak yaitu proses menyesuaikan diri terhadap lingkungan dalam kehidupan sehari-hari yang dilakukan sendiri. Perkembangan sosial emosional anak usia dini dapat meningkat saat melakukan aktivitas sehari-hari. Kegiatan yang dapat meningkatkan sikap sosial emosional salah satunya dengan permainan lego. Tujuan penelitian untuk mengetahui peningkatan perkembangan sosial emosional pada anak usia dini melalui permainan lego. Penelitian ini dilaksanakan di Pos PAUD Miana V pada kelompok A, dengan subjek yang berjumlah tiga anak laki-laki. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti menggunakan teknikobservasi dan dokumentasi. Analisis data untuk deskriptif kualitatif penelitian yaitu reduksi data, penyajian, penarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan perkembangan sosial emosional pada anak dapat meningkat dengan sangat baik dan berhasil, dalam permainan lego anak-anak sangat senang dan menjadi akrab dengan berbagi mainan lego bersama teman-temannya. Sikap mandiri lainnya yaitu anak berbagi, Menyusun lego, merapikan permainan lego yang sudah digunakan, memainkan peran setelah lego disusun, dan bercerita sesama teman sebaya akan membuat apa dari permainan lego. Dari pertemuan ke-1 sampai dengan pertemuan ke-8 terjadi perkembangan pada perkembangan sosial emosional dengan teman pada anak usia dini melalui permainan lego. Dapat disimpulkan juga bahwa penelitian ini berhasil.   Socio-emotional adjustment in children is the process of adjusting to the environment in daily life that is done alone. The socio-emotional development of early childhood can increase when doing daily activities. One of the activities that can increase emotional and social attitudes is playing Lego. The purpose of the study was to determine the increase in social-emotional development in early childhood through Lego games. This research was conducted at the Miana V PAUD Post in Group A, with 3 boys as the subjects. This study used the descriptive-qualitative method. Data collection techniques are used by researchers using observation and documentation techniques. Data analysis for descriptive qualitative research is data reduction, presentation, and conclusion drawing. The results showed that social and emotional development in children could increase very well and successfully. In Lego games, children were very happy and became familiar with sharing Lego toys with their friends. Other independent attitudes include sharing with children, arranging Legos, tidying up the Lego games that have been used, playing roles after the Legos have been arranged, and telling stories about what their peers will make of Lego games. From the 1st meeting to the 8th meeting, there was a development in social-emotional development with friends in early childhood through Lego games. It can also be concluded that this research was successful.