Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMAN I ABIANSEMAL BADUNG Ni Putu Eka Febianingsih; Kadek Agus Dwija Putra; Gede Yudiana Putra
Bali Health Published Journal Vol. 1 No. 1 (2019): Juni : Bali Health Published Journal
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan KESDAM IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.981 KB) | DOI: 10.47859/bhpj.v1i1.102

Abstract

Background: High prevalence of anemia exists in the developing country where its causes are multi-factorial. One of the most vulnerable populations are adolescent girl. This study aims to know the prevalence and risk factor of anemia among adolescent girls in Abiansemal High School Methods: Cross sectional study was conduct with a total of 254 individuals comprising healthy participated. The relevant information was collected with interviews, anthropometric measurements and Hemoglobin assay. Multivariate Poisson Regression analysis was done to analysis the risk factor. Results: The prevalence of anemia was found to be 71.3% (22.8% mild anemia, 47.2% moderate anemia and 1.2% severe anemia). Mean age of the adolescent girls was 15.5 ± 0.66 years old. Multivariate analysis showed that the strongest predictors of anemia associated with adolescent girls is eating frequency ? 2 times a day (aPR:1.55; 95% CI: 1.32 to 1.81), excessive menstrual bleeding (aPR: 1, 35; 95% CI 1.17 to 1.56), vegetarian diet (aPR: 1.23; 95% CI 1.08 to 1.41) and drinking tea during meals (aPR: 1.17; 95% CI 1.01 to 1.36). However, the level of knowledge, socioeconomic status, and BMI did not contribute significantly in this study. Conclusions: High prevalence of anemia in adolescent girls of Abiansemal High School. Anemia screening should be done regularly and giving iron tablets to adolescent girls.
GAMBARAN KONSEP DIRI REMAJA YANG MENGALAMI MASA PUBERTAS DI SMK KESEHATAN PANCA ATMA JAYA KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2012 I Made Dody Setiawan; Ni Made Sri Muryani; Komang Ayu Henny Achjar; Ni Putu Eka Febianingsih
Jurnal Kesehatan Medika Udayana Vol. 4 No. 2 (2018): Oktober: Jurnal Kesehatan Medika Udayana
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kesdam IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.096 KB) | DOI: 10.47859/jmu.v4i2.145

Abstract

Background: Teen are transition age from childhood to adulthood, in adolescence age the individuals will experience a change in attitudes, behaviors in line with the level of physical growth. Teenagers are very easily influenced by factors that exist outside of him as family, environment, society, peers and school friends. When enter puberty, every child has personality system that established from development so far. The concept gives sense of continuity, integrity, and consistency in a person which is a physical representation of an individual, the central core of "Me" in which all perceptions and experiences organized. In assessing theirself can positively and negatively. Individuals who have positive self-concept will be optimistic, believe in yourself and always be positive about everything, also to the failure. Individuals who have negative self-concept, believes that he looked weak, helpless, unable to do anything, incompetence, failure, poor, unattractive, unpopular and loses attraction of life. The Aim of this study was to find out description of tees self-concept who experience puberty in health vocational school of Panca Atma Jaya, Klungkung regency in 2012. Method: The method has been used in this study were descriptive method with Coss sectional approach. The sampling were simple random sampling technique so that number of sample were 130 respondents it has been collected from March-May 2012. Result: The self-concept of teen who experiences puberty, of 130 respondents, there were 2 respondents (1.5%) have negative self-concept and 128 (98.5%) respondents have a positive self-concept. Conclusion: The existence of extracurricular activities at SMK Panca Atma Jaya has a positive impact on students in developing students' self-concepts.Key words: Description of Self-Concept; Teen;, Puberty   ABSTRAKLatar belakang: Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju usia dewasa, pada masa remaja individu mengalami perubahan dalam sikap, perilaku sejajar dengan tingkat pertumbuhan fisiknya. Remaja sangat mudah dipengaruhi oleh faktor yang ada diluar dirinya seperti keluarga, lingkungan, pergaulan, teman sebaya dan teman sekolah. Ketika memasuki masa pubertas, setiap anak telah mempunyai sistem kepribadian yang merupakan pembentukan dari perkembangan selama ini. Konsep diri memberikan rasa kontinuitas, keutuhan, dan konsistensi pada seseorang yang merupakan representasi fisik seorang individu, pusat inti dari “Aku” dimana semua persepsi dan pengalaman terorganisasi. Dalam menilai diri sendiri seorang individu dapat menilai dirinya positif ada pula yang menilai negatif. Individu yang memiliki konsep diri positif akan bersikap optimis, percaya diri sendiri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialami. Individu yang memiliki konsep diri negatif meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Adapun tujuan dari penelitian ini, adalah untuk mengidentifikasi Gambaran Konsep Diri Remaja Yang Mengalami Masa Pubertas di SMK Kesehatan Panca Atma Jaya Kabupaten Klungkung tahun 2012. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan coss sectional. Jumlah sampling yang diambil menggunakan teknik simple random sampling yaitu sebanyak 130 responden yang dikumpulkan dari bulan Maret-Mei 2012. Hasil: Konsep diri remaja yang mengalami masa pubertas, dari 130 responden, sebanyak 2 (1,5%) responden mempunyai konsep diri negatif dan 128 (98,5%) responden memiliki konsep diri positif. Simpulan: Adanya kegiatan ekstrakulikuler di SMK Panca Atma Jaya memberikan dampak positif bagi siswa dalam membangun konsep diri siswa.Kata kunci : Gambaran Konsep Diri; Remaja; Pubertas
HUBUNGAN BERAT BEBAN ANGKUT, USIA DAN STATUS PERKAWINAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA WANITA TUKANG SUUN DI KAWASAN HERITAGE PASAR BADUNG PASCA PANDEMI COVID-19 Putu Ratna Suprima Dewi; Ni Putu Eka Febianingsih; Ni Putu Ayu Wulan Noviyanti
Jurnal Kesehatan Terpadu Vol 6, No 2 (2022): Jurnal Kesehatan Terpadu
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.049 KB)

Abstract

Latar belakang: Selama era pandemi Covid-19, wanita tukang suun yang memiliki kerabat sebagai pekerja di sektor pariwisata yang memiliki kerabat harus lebih bekerja keras. Hal ini yang seringkali menyebabkan wanita tukang suun memaksakan diri untuk bekerja lebih keras sehingga menimbulkan kelelahan atau bahkan keluhan nyeri pada tubuhnya. Disisi lain usia dan status perkawinan juga dianggap berperan terhadap tingkat kelelahan yang mungkin dirasakan. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional, dengan menggunakan metode total sampling. Hasil: Hasil analisis bivariat pada masing-masing variabel berat beban angkut dan status perkawinan menunjukkan nilai p yang < 0,05 yang berarti adanya hubungan antara masing-masing variabel usia (0,015) dan status perkawinan (0,004) dengan kejadian kelelahan kerja pada wanita tukang suun di Pasar Badung. Sedangkan untuk variabel usia, hasil analisis bivariat menunjukkan nilai 0,004 yang artinya nilai p > 0,05 yang berarti tidak adanya hubungan antara variabel berat beban angkut dengan kejadian kelelahan kerja pada wanita tukang suun di Pasar Badung. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara variabel berat beban angkut dan status perkawinan dengan kejadian kelelahan kerja serta tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan kelelahan kerja pada wanita tukang suun di Pasar Badung, Denpasar. Kata kunci: berat beban angkut, usia, status perkawinan, kelelahan kerja
HUBUNGAN BEBAN KERJA FISIK DAN MASA KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA WANITA TUKANG SUUN DI KAWASAN HERITAGE PASAR BADUNG Putu Ratna Suprima Dewi; Ni Putu Eka Febianingsih; Ni Putu Ayu Wulan Noviyanti
PROSIDING SIMPOSIUM KESEHATAN NASIONAL Vol. 1 No. 1 (2022): Simposium Kesehatan Nasional
Publisher : LPPM STIKES BULELENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.494 KB)

Abstract

Keluhan Kesehatan yang sering dialami adalah kelelahan kerja yang mungkin disebabkan oleh beban kerja fisik dan masa kerja yang dimiliki wanita tukang suun. Metode: Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan sampel 62 orang. Hasil: Hasil analisis bivariat pada penelitian ini menunjukkan semua variabel memiliki nilai p<0,05. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan semua variabel yang diteliti berhubungan dengan kejadian kelelahan kerja pada wanita tukang suun di Kawasan Heritage Pasar Badung.
HUBUNGAN BERAT BEBAN ANGKUT, USIA DAN STATUS PERKAWINAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA WANITA TUKANG SUUN DI KAWASAN HERITAGE PASAR BADUNG PASCA PANDEMI COVID-19 Putu Ratna Suprima Dewi; Ni Putu Eka Febianingsih; Ni Putu Ayu Wulan Noviyanti
Jurnal Kesehatan Terpadu Vol. 6 No. 2 (2022): Jurnal Kesehatan Terpadu
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/jkt.v6i2.2383

Abstract

Latar belakang: Selama era pandemi Covid-19, wanita tukang suun yang memiliki kerabat sebagai pekerja di sektor pariwisata yang memiliki kerabat harus lebih bekerja keras. Hal ini yang seringkali menyebabkan wanita tukang suun memaksakan diri untuk bekerja lebih keras sehingga menimbulkan kelelahan atau bahkan keluhan nyeri pada tubuhnya. Disisi lain usia dan status perkawinan juga dianggap berperan terhadap tingkat kelelahan yang mungkin dirasakan. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional, dengan menggunakan metode total sampling. Hasil: Hasil analisis bivariat pada masing-masing variabel berat beban angkut dan status perkawinan menunjukkan nilai p yang < 0,05 yang berarti adanya hubungan antara masing-masing variabel usia (0,015) dan status perkawinan (0,004) dengan kejadian kelelahan kerja pada wanita tukang suun di Pasar Badung. Sedangkan untuk variabel usia, hasil analisis bivariat menunjukkan nilai 0,004 yang artinya nilai p > 0,05 yang berarti tidak adanya hubungan antara variabel berat beban angkut dengan kejadian kelelahan kerja pada wanita tukang suun di Pasar Badung. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara variabel berat beban angkut dan status perkawinan dengan kejadian kelelahan kerja serta tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan kelelahan kerja pada wanita tukang suun di Pasar Badung, Denpasar. Kata kunci: berat beban angkut, usia, status perkawinan, kelelahan kerja
Pendampingan Kader Catin dalam Penjaringan Calon Pengantin di Kabupaten Jembrana Daryaswanti, Putu Intan; Widayati, Kurniasih; Noviyanti, Ni Putu Ayu Wulan; Dewi, Ni Luh Made Asri; Febianingsih, Ni Putu Eka; Astutik, Windu; Sulistyadewi, Ni Putu Eny
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Wahana Usada Vol. 5 No. 2 (2023): Desember: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Wahana Usada
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan KESDAM IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47859/wuj.v5i2.427

Abstract

Background: Many factors cause stunting, one of which is health problems for young women (mothers-to-be) who are about to become pregnant. In several studies, smoking behavior and exposure to cigarette smoke also have an impact on pregnancy and fetal disorders which result in stunted babies being born. Before becoming pregnant, young women must really prepare their health. This preparation can start when you reach puberty until you are ready to become a prospective bride. The female bride-to-be (catin) is a woman of childbearing age who was in a healthy condition before becoming pregnant so that she can give birth to a normal and healthy baby and the male prospective bride-to-be will be introduced to the reproductive health problems of herself and the partner she will marry. Purpose: The aim of this activity is to help cadres in recruiting catin. Method: This service activity uses counseling and discussion methods for 30 cadres of prospective brides and grooms consisting of the Traditional Village Council, Village Kelian, Village Perbekel, Village PLKB, Village TPPS, and Village Midwife Element TPK. Results: There was an increase in post test scores after being given the material. The mean pre-test score was 68 and rose to 70. There was agreement in selecting potential brides, especially Hindu brides. This flow will be disseminated to each village, and will be socialized at every meeting with teenagers. So that teenagers who will later get married go through this flow. Conclusion: The importance of health screening for prospective brides and grooms to prevent stunting in children in the future. The catin flow is a tool to make it easier to disseminate information about how prospective brides and grooms, especially Hindus, report to Kelian Desa about their wedding plans.
AKU SUKA MAKANAN BERGIZI; BUKU CERITA ANAK SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN KESEHATAN CEGAH STUNTING DI ALAM KUMARA KIDS CLUB GIANYAR BALI Ni Putu Ayu Wulan Noviyanti; Ni Putu Eka Febianingsih; I Gede Adi Sudi Anggara
Konferensi Nasional Pengabdian Masyarakat (KOPEMAS) #5 2024 Konferensi Nasional Pengabdian Masyarakat (KOPEMAS) #4 & International Community Service 2023
Publisher : Konferensi Nasional Pengabdian Masyarakat (KOPEMAS) #5 2024

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Percepatan penurunan stunting menjadi major project yang tertuang dalam RPJMN 2020-2024. Program percepatan penurunan stunting dilakukan melalui peningkatan efektivitas intervensi spesifik, salah satunya menyasar balita. Salah satu upaya penurunan stunting adalah melakukan kerjasama antara Pendidikan Anak Usia Dini dengan bidang kesehatan. Kolaborasi ini dilakukan untuk dapat mempermudah melakukan edukasi kesehatan pada anak usia dini melalui penyisipan pada kegiatan pembelajarannya. Literasi kesehatan ditonjolkan dalam program pengabdian ini berupa pembuatan buku cerita anak dengan karakter yang lucu dan menarik perhatian anak dengan muatan edukasi kesehatan yang nantinya dapat mencegah stunting pada anak. Pendidikan kesehatan dengan menggunakan media buku cerita anak bergambar bermanfaat dalam menyampaikan informasi kesehatan kepada anak usia dini. 80% anak mampu mengulas informasi dari buku cerita yang telah diceritakan. Buku cerita bergambar dapat dijadikan salah satu media yang digunakan untuk melakukan upaya promotive pada anak usia dini.
Factors Influencing Sleep Quality of Nursing Students Daryaswanti, Putu Intan; Pendet, Ni Made Diah Pusparini; Febianingsih, Ni Putu Eka; Widyanata, Komang Agus Jerry; Artawan, I Kadek; Putra, I Gede Yudiana
Public Health of Indonesia Vol. 11 No. 2 (2025): April - June
Publisher : YCAB Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36685/phi.v11i2.980

Abstract

Background: The transition from conventional face-to-face learning to online learning during the pandemic triggered stress in nursing students, which ultimately led to sleep disorders. Fear and anxiety due to uncertain situations also contribute to low-quality sleep among them. Objective: This study aims to determine factors related to sleep quality in nursing students during the pandemic. Method: This research was an analytical observational study with a cross-sectional design. A purposive sampling technique was applied to select 422 nursing students as research participants. In this study, sleep quality was a variable. We used the Pittsburgh Sleep Quality Index questionnaire to measure the sleep quality of nursing students. We used univariate tests to describe nursing students' characteristics, and multivariate tests with multiple regression were used to identify the factors influencing sleep quality. Results: Based on the research characteristics, the majority (94.1%) of respondents were aged 15–25, 79.1% were female, and 40.7% had nursing education. The data analysis results showed that most nursing students in Bali have poor sleep quality (97.45%). This study found that the risk factors influencing sleep quality include gender, students studying and working, anxiety, drinking coffee and soda, and noisy environments (R square 27%, F=10.236). Conclusion: These findings will provide sufficient health promotion activity strategies to improve sleep quality among nursing students. Health education involves reducing habits that can improve poor sleep quality. Keywords: nursing student; online learning; sleep quality; Bali; Indonesia
Pendidikan Kesehatan sebagai Upaya dalam Pengendalian Hipertensi Guna Meningkatkan Kemandirian pada Lansia Putra, I Gede Yudiana; Muryani, Ni Made Sri; Ni Putu Eka Febianingsih
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Wahana Usada Vol. 7 No. 1 (2025): Juni: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Wahana Usada
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan KESDAM IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47859/wuj.v7i1.600

Abstract

Background: Elderly individuals with uncontrolled high blood pressure are at high risk for developing complications. One of the prevention efforts for hypertension complications is regular blood pressure monitoring. Blood pressure control and prevention of hypertension complications are influenced by several factors, including the patient's knowledge of hypertension and dietary patterns. Through understanding, early detection, and appropriate treatment, elderly individuals can manage and prevent serious complications that may arise. Methods: The activity implementation stage includes preparation of facilities and equipment, followed by health education using educational video media and leaflets. The activity was held in one session. The target audience for this activity was elderly individuals, both independent and assisted, aged 45 years and older. Evaluation was conducted using pre- and post-tests. Results: The activity was carried out at Wantilan, Desa Guwang, with the attendance of 30 elderly individuals from the local elderly group in the village. The activity began with elderly exercise, followed by health education through an educational video and leaflet distribution. The pre-test and post-test results showed a significant improvement in the elderly's knowledge about hypertension. The elderly demonstrated a better understanding of hypertension, including the definition of normal blood pressure, how to measure blood pressure, and the importance of a healthy lifestyle to control hypertension. Conclusion: Health education is crucial in controlling hypertension in the elderly. With accurate knowledge about hypertension, the elderly become more confident in taking preventive actions. Increased independence has a positive impact on physical, mental, and emotional aspects, which helps the elderly feel more optimistic and have a better quality of life.