Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Pengaruh Terapi Musik Terhadap Perubahan Hemodinamika pasien di Unit Perawatan Intensif Suryani, Kadek Dian; Widyanata, Komang Agus Jerry
Jurnal Kesehatan Medika Udayana Vol 3 No 01 (2017)
Publisher : Akademi Keperawatan Kesdam IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.778 KB)

Abstract

ABSTRACT Background: Changes in hemodynamics that are immediately outside the normal range can cause serious problems and even death for patients in critical conditions. The principle of care for patients with critical conditions is to maintain a stable hemodynamic status. One way to make stable hemodynamic status and return to normal is by relaxation therapy. Relaxation therapy that is starting to be applied is music therapy. The purpose of this study was to determine the effect of music therapy on changes in hemodynamics. Methods: a quasi-experimental pretest-posttest study with 32 respondents given piano sound instrumental music therapy for 15 minutes. The statistical test used is the Wilcoxon Test. Results: There was a significant decrease in blood pressure before and after giving music therapy (p <0.05), the patient's pulse also decreased significant after music therapy (p <0.05), but there was no significant change in patient oxygen saturation before and after giving music therapy (p> 0.05). Conclusion: Music therapy, especially instrumental piano music can help reduce the blood pressure and pulse significantly. Music therapy can be one of the options for non-pharmacological therapy in health services in the Intensif are Unit. ABSTRAK Latar belakang: Perubahan hemodinamika yang seketika diluar batas normal dapat menimbulkan masalah serius bahkan kematian bagi pasien pada kondisi kritis. Prinsip perawatan pada pasien dengan kondisi kritis adalah dengan tetap mempertahankan status hemodinamika tetap stabil. Salah satu cara untuk membuat status hemodinamika stabil dan kembali normal adalah dengan terapi relaksasi. Terapi relaksasi yang mulai banyak di terapkan adalah terapi musik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap perubahan hemodinamika. Metode: penelitian quasi eksperimental pretest-posttest dengan 32 responden diberikan terapi musik instrumental suara piano selama 15 menit. Uji statistik yang digunakan adalah uji Wilcoxon Test. Hasil: Terjadi penurunan tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian terapi musik secara signifikan (p<0,05), nadi pasien juga mengalami penurunan setelah temberian terapi musik cukup signifikan dengan nilai p<0,05, namun tidak terjadi perubahan yang signifikan pada saturasi oksigen pasien sebelum dan sesudah pemberian terapin musik (p>0,05). Simpulan: Terapi musik khususnya musik instrumental suara piano dapat membantu menurunkan tekanan darah dan nadi pasien secara signifikan. Terapi musik dapat dijadikan salah satu pilihan terapi nonfarmakologi dalam pelayanan kesehatan di ruang ICU.
Gambaran Diet Pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas III Denpasar Utara Dewi, Triyana Puspa; Widyanata, Komang Agus Jerry; Wijaya, I Made Sukma; Serinadi, Desak Made
Jurnal Kesehatan Medika Udayana Vol 3 No 02 (2017)
Publisher : Akademi Keperawatan Kesdam IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.621 KB)

Abstract

Background: The diet of diabetes mellitus is a setting diet for the diabetes mellitus patients by keeping sugar intake to maintain blood sugar levels were normal at the range. The purpose of this research is to know the diet description of diabetes mellitus patients in Public Health Center III North Denpasar in March until May 2012. Methods: The number of samples taken are 31 respondents by using survey. The samples research selection using non probability sampling that is purposive sampling. Data analisys techniques in this research is descriptive analysis. Results:The result of this research are as much 20 respondents (64,52%) haven’t suitable description of diabetes mellitus diet and about 11 respondents (35,48%) are suitable. Conclusion: Most of respondents, they haven’t been able to apply suitable diabetes mellitus diet yet. The suggestion submitted by researcher for nurses in this research is to be increase the knowledge about the diet of diabetes mellitus.     ABSTRAK                                                                                           Latar belakang: Diet diabetes mellitus  adalah pengaturan pola makan bagi penderita diabetes mellitus dengan menjaga asupan gula tubuh agar dapat mempertahankan kadar gula darah berada pada kisaran normal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran diet pasien diabetes mellitus di Puskesmas III Denpasar Utara pada bulan Maret-Mei 2012. Metode: Jumlah sampel yang diambil yaitu sejumlah 31 responden dengan menggunakan pendekatan Survey. Pemilihan sampel penelitian menggunakan non probability sampling yaitu secara purposive sampling. Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif . Hasil: Hasil dari penelitian ini adalah sebanyak 20 responden (64,52%) memiliki gambaran diet diabetes mellitus yang tidak sesuai dan sebanyak 11 responden (35,48%) memiliki gambaran diet yang sesuai.  Simpulan: Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden belum mampu menerapkan diet diabetes mellitus yang sesuai.   Saran yang disampaikan peneliti dalam penelitian ini adalah agar perawat dapat lebih meningkatkan pengetahuan tentang diet pasien diabetes mellitus.
Perilaku Pasien Diabetes Melitus Dalam Upaya Pencegahan Kaki Diabetik Sejana, I Nyoman; Widyanata, Komang Agus Jerry; Rahayu, V.M Endang Sri Purwadmi; Dira, I Ketut
Jurnal Kesehatan Medika Udayana Vol 4 No 01 (2018)
Publisher : Akademi Keperawatan Kesdam IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.507 KB)

Abstract

ABSTRACT Background: Diabetes Mellitus is a disease with high levels of glucose (simple sugar) in the high blood because the body can not release or use insulin adequately. One complication that is feared by people with Diabetes is Diabetic Foot or Diabetic Gangrene. This research aims to determine the behavior of patients with diabetes mellitus in the prevention of diabetic foot in room of Sahadeva and Nakula Sanjiwani Gianyar District Hospital. Methods: Types of research used in this research is descriptive survey approach. Sample of the study are 40 patients with diabetes mellitus hospitalized in the room  of Sahadeva and Nakula Sanjiwani Gianyar District Hospital using consecutive sampling technique. Data is collected in the period March to May 2012 by filling out a questionnaire about behavioral prevention of diabetic foot. Results: The results of data analysis showed that the behavior of patients with Diabetes Mellitus in the prevention of Diabetic Foot based on education level, age, gender and occupation. From the 40 respondents there were: 55% of the level of knowledge good, 80% good attitude, 70% good actions and 67,5% good actions in the category of good behavior. ABSTRAK Latar belakang: Diabetes melitus adalah suatu penyakit dengan kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup. Salah satu komplikasi yang sangat ditakuti oleh penderita diabetes adalah kaki diabetik atau gangren diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku pasien diabetes melitus dalam upaya pencegahan kaki diabetik di Ruang Sahadewa dan Nakula RSUD Sanjiwani Gianyar. Metode: Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan survey. Sampel penelitian yang digunakan adalah pasien diabetes melitus yang rawat inap di ruang Sahadewa dan Nakula RSUD Sanjiwani Gianyar sebanyak 40 orang dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Pengambilan data dilakukan pada periode bulan Maret hingga Mei 2012 dengan cara pengisian kuesioner tentang perilaku pencegahan kaki diabetik. Hasil: Hasil analisa data menunjukan bahwa perilaku pasien diabetes melitus dalam upaya pencegahan kaki diabetik berdasarkan tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin dan pekerjaan. Data menunjukan terdapat 55% tingkat pengetahuannya baik, 80% sikapnya baik, 70% tindakannya baik dan 67,5% perilakunya dalam kategori baik. Simpulan: Dapat disimpulkan bahwa perilaku pasien DM dalam pencegahan kaki diabetik masuk dalam kategori baik dengan faktor yang dinilai meliputi pengetahuan sikap, dan tindakan.
Hubungan Tingkat pengetahuan Dengan Perilaku Diet Pada Pasien Diabetes Mellitus Pratiwi, Kadek Cahya; Ayuningsih, Ni Nyoman; Kuswati, Elfi; Widyanata, Komang Agus Jerry
Jurnal Kesehatan Medika Udayana Vol 5 No 01 (2019)
Publisher : Akademi Keperawatan Kesdam IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.23 KB)

Abstract

ABSTRACT Background: Level knowledge is the result sensing human or result know someone towards an object in oder to know different once with trust, superstition, and are fallible. Where as behavior is action or deed an organism observable even learning. Diabetes Mellitus is disease metabolic to characteristic of hiperglikemia which occurs because abnormality secretion insulin, work insulin or whether both research aims to know relations level knowledge by behavior diet in patiens diabetes mellitus in Polyclinic Internal in Rumah Sakit Tingkat II Udayana. Method: This research uses descriptive correlation design with cross sectional approach, the number of samples cases wholly is 30 respondents taken by means consecutive sampling. Analyzed data in bivariat by test spearman rho. Results: The result showed that most respondent having a level knowledge enough, namely 15 people (50,0%) and behavior diet enough, namely 17 people (56,7%). The result analysis bivariat obtained value p=0,000 < α (0,05) with price r count (0,683) > r table (0,361). Conclusion: Concluded that a significant relation exists between the level of knowledge in patiens with the diet of diabetes mellitus, where by a level close correlation coefficient is a strong positive correlation. ABSTRAK Latar belakang: Tingkat pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek sehingga dapat diketahui yang berbeda sekali dengan kepercayaan, takhayul, dan penerangan-penerangan yang keliru. Sedangkan  perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari. Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku diet pada pasien diabetes mellitus di Poliklinik Interna Rumah Sakit Tingkat II Udayana. Metode: Penelitian menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel kasus seuruhnya adalah 30 responden yang diambil dengan cara consecutive sampling. Data dianalisis secara bivariat dengan uji Spearman Rho. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan cukup, yaitu 15 orang (50,0%) dan  perilaku diet cukup, yaitu 17 orang (56,7). Hasil analisis bivariat didapatkan nilai p = 0,000 < α (0,05) dengan harga r hitung (0,683)> r tabel (0,361).  Simpulan: Disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Diet Pada Pasien Diabetes Mellitus,  dimana tingkat keeratan korelasi adalah kuat  dengan koefisien korelasi positif.
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENDIDIKAN KESEHATAN BANTUAN HIDUP DASAR Komang Agus Jerry Widyanata; I Made Sukma Wijaya; Kurniasih Widayati
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Wahana Usada Vol. 1 No. 1 (2019): Juni : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Wahana Usada
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan KESDAM IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.414 KB) | DOI: 10.47859/wuj.v1i1.119

Abstract

Every two minutes one person dies of cardiac arrest. death rates can  be prevented if the victim gets immediate assistance, if someone who is trained in pulmonary cardiac resuscitation (CPR) provides basic life support until medical assistance takes over. Basic life support can be done by anyone and anywhere as soon as possible at the beginning of the occurrence of cardiac arrest to increase survival. This activity aims to provided health education to the community so that they can know and demonstrate how to provide basic life support in cases of cardiac arrest. Methods: Health education uses the lecture method of discussion accompanied by demonstration with power point media which is assisted with LCD and projector for 30 minutes then followed by demonstration using CPR manikin(Cardiopulmonary Resuscitation) for 10 minutes. A sample size of 30 people in Br. Tek-Tek, Desa Peguyangan, Denpasar Utara with accidental sampling technique. Results: The minimum results achieved are 80% at the point of practicing how to provide pulmonary heart resuscitation and a value of 100% is at 2 points of each evaluation which mentions the meaning of basic life support and mentions the steps of basic life support, while for indications and contraindications from basic life support 90% of participants were able to mention it. Conclusion: Health education program activities and demonstrations about basic life support that have been implemented are very useful to increase knowledge and are expected to be able to practice and provide first aid in cases of respiratory arrest and cardiac arrest. 
PELATIHAN KADER POSYANDU LANSIA DAN SENAM LANSIA DI DESA GUWANG KECAMATAN SUKAWATI KABUPATEN GIANYAR Ni Made Sri Muryani; Komang Agus Jerry Widyanata; I Wayan Warditha
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Wahana Usada Vol. 1 No. 1 (2019): Juni : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Wahana Usada
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan KESDAM IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.46 KB) | DOI: 10.47859/wuj.v1i1.120

Abstract

Aging is a process of disappearing slowly the ability of the network to repair, replace itself and maintain its normal structure and function. In an effort to improve the health of the elderly effectively, it needs to be supported by adequate human resource skills where one of them is an elderly Posyandu cadre. After training for elderly cadres and posyandu and elderly gymnastics, it is expected that the performance of the elderly posyandu cadres can be optimized so that they can provide better health services to the elderly. Method: This activity uses the Community Empowering approach with the method of lecturing, discussion and demonstration and this activity is divided into three stages, namely preparation, implementation, and evaluation. Result: The formation of elderly cadres, increasing knowledge of the elderly, elderly posyandu and the implementation of elderly gymnastics. Conclusion: Training of elderly posyandu cadres and elderly gymnastics has been carried out well in the form of selection of elderly cadres, implementation of elderly posyandu, andelderly gymnastics through the provision of materials and training for elderly posyandu. It is expected that Puskesmas officers will always supervise and evaluate the elderly posyandu activities in Guwang Village, so that the elderly was monitored for their health conditions.
PEMBERIAN STIMULASI CUTANEUS DAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI RSU DHARMA YADNYA DENPASAR Putu Intan Daryaswanti; Komang Agus Jerry Widyanata; Ni Made Diah Pusparini Pendet
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Wahana Usada Vol. 3 No. 2 (2021): Desember: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Wahana Usada
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan KESDAM IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Patients with Chronic Renal Failure undergoing Hemodialysis (HD) have various health problems, one of which is skin manifestations. Dry skin is described in the majority of patients with Renal Failure and is suspected to be a significant pathogenic factor in pruritus and may increase itching intensity in CRF patients. It was found that 52% of patients who underwent HD had dry skin (xerosis). Dry skin that appears in CRF patients with hemodialysis is usually caused by atrophy of the sebaceous glands, impaired external secretory function, and impaired hydration of the stratum corneum. Purpose: to increase skin moisture in patients with chronic renal failure undergoing hemodialysis Methods: This community service is carried out by providing VCO and teaching massage stroking techniques. VCO is applied to the skin twice a day for 4 weeks followed by massage. Results: Of the 53 patients, 60.37% of patients experienced an increase in skin moisture, 16.98% of patients had a decrease in skin moisture levels and 22.64% could not be evaluated Conclusion: Routinely apply VCO twice a day for 4 weeks, experience an increase in the value of skin moisture. Meanwhile, in patients who did not apply regularly, there was a slight increase compared to patients who did not apply VCO at all. Oily skin and the smell of coconut oil are the reasons for patients not to routinely give VCO.
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PEMBERDAYAAN PASIEN DM (DIABETES MELLITUS) DALAM PERAWATAN MANDIRI DIRUMAH DENGAN MEDIA KALENDER DM Komang Agus Jerry Widyanata; Putu Intan Daryaswanti; Ni Made Diah Pusparini Pendet
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Wahana Usada Vol. 3 No. 2 (2021): Desember: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Wahana Usada
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan KESDAM IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Timbulnya komplikasi dan berujung kematian pada pasien DM (Diabetes Mellitus) ini dikarenakan rendahnya self efficacy dan perilaku perawatan diri pasien DM itu sendiri. Perilaku perawatan diri pasien DM masih rendah dikarenakan kurangnya paparan informasi dan media yang tepat yang dapat dijadikan acuan dalam melakukan perawatan mandiri dirumah. Tujuan: Memberikan pendidikan kesehatan dengan media kalender DM kepada pasien DM agar dapat melakukan perawatan mandiri dirumah dengan tepat. Metode: Pendidikan kesehatan diberikan kepada pasien DM diwilayah kerja puskesmas Sukawati I sebanyak 48 orang dengan pemilihan sampel secara accidental menggunakan metode ceramah diskusi disertai demonstrasian dengan media kalender DM dan dinilai gula darah sewaktu sebelum dan sesudah penerapan kalender DM dalam perawatan diri dirumah. Hasil: . Hasil evaluasi menunjukan hasil 100% peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir. Nilai gula darah sewaktu peserta sebelum kegiatan menunjukan hasil lebih dari normal dan ada yang masuk dalam kategori gula darah tidak terkontrol (Mean: 183) sedangkan setelah menjalankan program manajemen DM dengan media kalender DM nilai gula darah sewaktu peserta rata-rata masuk dalam kategori terkontrol (Mean:146). Simpulan: penerapan kalender DM sebagai media dalam manajemen DM secara mandiri dapat membantu pasien mempertahankan guladarahnya tetap terkontrol. Program pengabdian ini juga berdampak positif dalam meningkatkan kemampuan pasien DM dalam manajemen DM secara mandiri.
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG PENYAKIT DEMENSIA DI BANJAR KERTA, KECAMATAN PAYANGAN, KABUPATEN GIANYAR A. A. Gede Raka Suta Pranata; Ni Made Wina Krisnayani; Komang Agus Jerry Widyanata; Putu Intan Daryaswanti
Bali Health Published Journal Vol. 4 No. 1 (2022): Juni : Bali Health Published Journal
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan KESDAM IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.546 KB) | DOI: 10.47859/bhpj.v4i1.81

Abstract

Latar Belakang : Masalah kesehatan yang sering dialami oleh lansia salah satunya adalah penyakit dimensia. Demensia merupakan kumpulan gejala neurodegeneratif yang timbul karena kelainan yang bersifat kronis dan progesif disertai dengan gangguan fungsi kognitif seperti kemampuan mengingat, proses berpikir, kalkulasi, kapasitas belajar, orientasi, bahasa, dan mengambil keputusan. Demensia terjadi karena sel saraf otak di bagian tertentu mengalami kerusakan, sehingga menyebabkan kemampuan otak untuk berkomunikasi dengan saraf tubuh lainnya menjadi menurun. Dampak demensia terjadinya penurunan dalam daya ingat, kemampuan untuk mengingat waktu, mengenali orang, tempat dan benda. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan lansia tentang penyakit demensia Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif menggunakan alat ukur kuesioner. Lokasi penelitian ini di Banjar Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, dengan jumlah sampel 77 orang lansia yang berusia lebih dari 45 tahun dengan teknik purposive sampling. Hasil : Karakteristik berdasrakan usia sebagian besar usia 60-74 tahun 55 responden (71,4%), berdasarkan jenis kelamin sebagian besar perempuan 43 (55,8%), berdasarkan pekerjaan sebagian besar tidak bekerja 39 (50,6%), berdasarkan pendidikan sebagian besar SD 48 (62,3), hasil tingkat pengetahuan lansia tentang penyakit demensia yang diperoleh yaitu hasil pengetahuan dalam kategori kurang sebesar 64 (83,1%). Simpulan : Tingkat pengetahuan lansia tentang penyakit demensia di Banjar Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan kurang. Perlu penekanan pengetahuan pada pasien yang berlatar belakang pendidikan rendah dan yang tidak bekerja dan pada lansia tentang demensia.
CORELATION BETWEEN DURATION OF CATHETERIZATION AND PAIN INTENSITY IN PATIENTS WITH URETHRA CATHETERIZATION Komang Agus Jerry Widyanata; Catur Budi Susilo; Cristin Wiyani
Bali Health Published Journal Vol. 1 No. 1 (2019): Juni : Bali Health Published Journal
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan KESDAM IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (863.816 KB) | DOI: 10.47859/bhpj.v1i1.97

Abstract

Background: Urinary catheterization is a medical action that is often carried out for diagnostic and therapeutic purposes. One side effect of catheter placement is pain. Pain felt during catheter placement due to urethral trauma. Pain can be affected by the length of time the catheter is attached. The results of a preliminary study of 5 different patients who were attached to a catheter at different times had different pain intensities. Objective: To find out the relationship between the length of time the catheter is attached to the pain intensity of a patient with a urethral catheter. Method: This study is a non-experimental study with a cross sectional approach. The sampling technique used was Purposive Sampling and the sample size was 38 people. Data collection tools use observation sheets and numeric rating scale (NRS) to assess pain intensity. Bivariate analysis using Pearson Product Moment correlation analysis. Results: The length of time the catheter is installed is at most two days and one day which are 21.1% and 18.4%, respectively. The pain intensity of patients with urethral catheters in the lightest category is 42.1% while the moderate and heavy categories are the same in the amount of 26.3%. The results of bivariate analysis obtained the value of the correlation coefficient (r) of -0.914 with p value 0,000 (p <0.05). Conclusion: There is a significant negative relationship between the difference in catheter-attached time and the pain intensity of a patient with a urethral catheter where the longer the catheter is attached, the less pain is felt.