K Tangking Widarsa
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Published : 35 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Faktor Risiko Kanker Payudara Pada Wanita Usia ≥ 30 Tahun di RSUP.Sanglah Febianingsih, Ni Putu Eka; Widarsa, Ketut Tangking; Septarini, Ni Wayan
Jurnal Kesehatan Medika Udayana Vol 3 No 01 (2017)
Publisher : Akademi Keperawatan Kesdam IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (611.528 KB)

Abstract

ABSTRACT Background: The increase of breast cancer cases number in women in Bali is in line with the increasing mortality rate from this disease. This study aims to determine the risk factors for breast cancer in women aged ≥ 30 years in Bali in 2008. Methods: The study was a case-control study with a total of 45 cases and controls 90 aged ≥ 30 years taken by a simple random sampling. Data were analyzed by multivariate using regression logistic test. Results: Multivariate analysis showed that women who menarche at ≤ 12 years old had a risk 185 times higher than women who menarche at the age above 12 years. Women who have a history of cancer in the family have a risk of 38 times higher. Nullipara were 73 times more likely to suffer from breast cancer, and the factor of use of birth control pills ≥ 5 years increased the risk of breast cancer by 13 times. No significant association was found between the history of benign tumors in the breast, age at first pregnancy at age ≥ 35 years, not breastfeeding children, and a history of radiation in the chest area with breast cancer risk. Conclusion: Risk factors for breast cancer in women aged ≥ 30 years are menarche age ≤ 12 years, history of cancer in the family, nullipara, and use of birth control pills ≥ 5 years.    ABSTRAK Latar Belakang: Peningkatan jumlah kasus kanker payudara pada wanita di Bali seiring dengan meningkatnya angka kematian oleh penyakit ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kanker payudara pada wanita usia ≥ 30 tahun di Bali tahun 2008. Metode: Rancangan penelitian yang digunakan adalah studi kasus kontrol dengan jumlah kasus sebanyak 45 orang dan kontrol 90 orang  berusia ≥ 30 tahun yang diambil dengan metode simpel random sampling. Data dianalisis secara multivariat menggunakan uji logistik regresi. Hasil: Analisis multivariat menunjukkan bahwa wanita yang memperoleh menarche pada usia ≤ 12 tahun memiliki risiko 185 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang memperoleh menarche pada usia diatas 12 tahun. Wanita yang memiliki riwayat kanker dalam keluarga memiliki risiko sebesar 38 kali lebih tinggi. Wanita nullipara berisiko sebesar 73 kali lebih tinggi menderita kanker payudara, dan faktor penggunaan pil KB ≥ 5 tahun meningkatkan risiko kanker payudara sebesar 13 kali. Pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara faktor riwayat tumor jinak pada payudara, faktor usia pertama kali hamil pada usia ≥ 35 tahun, faktor tidak menyusui anak, dan riwayat radiasi di daerah dada  dengan risiko kanker payudara. Simpulan: Faktor risiko kanker payudara pada wanita usia ≥ 30 tahun adalah usia menarche ≤ 12 tahun, riwayat kanker dalam keluarga, nullipara, dan penggunaan pil KB ≥ 5 tahun.
PROFIL ASAM AMINO EKSTRAK SEREDELE DAN TEMPE KEDELAI, MAKANAN TRADISIONAL HASIL FERMENTASI Sutiari, N K; Widarsa, K Tangking; Swandewi, A; Widarini, P
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2011: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2011
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Makanan yang mengalami proses fermentasi diyakini dapat memberikan manfaat bagi kesehatan manusia. Proses kedelai yang difermentasi menyebabkan kedelai mudah untuk dicerna dan mampu menghilangkan bau dan rasa langu serta berpotensi mengandung komponen zat gizi yang belum banyak dieksplorasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi profil asam amino ekstrak seredele dan ekstrak tempe. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan sampel sebanyak 2 jenis bahan makanan terfermentasi yaitu seredele dan tempe kedelai. Sampel tersebut dibuat dalam bentuk ekstrak dan selanjutnya dianalisis komposisi asam amino dengan metode HPLC. Asam amino yang diujikan adalah sejumlah 15 asam amino           . Hasil peneltiian menun-jukkan bahwa kedua kstrak bahan makanan yaitu ekstrak seredele dan tempe kedelai mempunya komposisi asam amino yang bervariasi dan cukup lengkap dengan 15 asam amino esensial. Seredele yang merupakan makanan khas tradisional Bali memiliki kandungan asam glutamate (glutamic acid) yang lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak tempe, yaitu masing-masing 0.6% dan 0.4%. Kandungan asam amino Aspartic acid dan Tyrosine pada seredele juga ditemukan lebih tinggi daripada tempe kedelai. Adanya kandungan asam amino jenis asam glutamate (Glutamic Acid) yang lebih tinggi dari tempe menunjukkan potensi atau kemampuan untuk mengikat zat besi. Untuk itu disarankan adanya suatu penelitian lanjutan mengenai kemampuan atau potensi mengikat zat besi dari seredele dan tempe kedelai secara in vitro
Perkiraan Tinggi Badan Berdasarkan Tulang Panjang Usia 17-22 Tahun I Gusti Ngurah Putu Sana; Dewa Ayu Agung Alit Suka Astini; I Ketut Tangking Widarsa; I Nyoman Sueta; I Wayan Suwitra; Komang Trisna Sumadewi
WMJ (Warmadewa Medical Journal) Vol 1 No 2 (2016): November 2016
Publisher : Warmadewa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/wmj.1.2.29.66-70

Abstract

Perkiraan tinggi badan sangat penting pada antropologi forensik dalam identifikasi jenasah akan tetapi belum ada model yang baku untuk tujuan tersebut. Penelitian ini bertujuan mengembangkan model perkiraan tinggi badan dengan menggunakan tulang panjang sebagai prediktor. Metode penelitian dengan desain observasional melalui studi cross sectional dilakukan terhadap 96 sampel mahasiswa dipilih secara stratified random dari total 199 mahasiswa yang memenuhi kriteria inklusi, usia 17-22 tahun. Tinggi badan diukur menggunakan ZT-120 Health Scale dan panjang tulang humerus, radius, ulna, femur, tibia dan fibula diukur dengan menggunakan spreading caliper. Model estimasi tinggi badan menggunakan model regresi linier berganda dengan panjang tulang panjang sebagai prediktor. Untuk estimasi tinggi badan laki-laki terdapat tiga tulang sebagai prediktor yaitu tulang tibia kiri, humerus kanan, dan radius kanan dengan koefisien regresi 0,94 (±0,3), 0,82 (±0,3), dan 0,79 (±0.4) secara berurutan. Prediktor untuk tinggi perempuan adalah tulang fibula kiri, ulna kiri, dan humerus kiri dengan koefisien regresi 1,13 (±0,3), 1,20 (±0,4), dan 0,85 (±0,4) secara berurutan. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tulang tibia kiri, humerus kanan, dan radius kanan dapat dipakai memperkirakan tinggi badan laki-laki dan tulang fibula kiri, ulna kiri, dan humerus kiri untuk tinggi badan perempuan.Kata kunci: tinggi badan, tulang panjang, tibia, fibula. [Estimated Stature Based on Long Bone Age 17-22 Years]             The estimation of stature is very important in forensic anthropology in the identification of bodies, but there is no standard model for the purpose. This study aims to develop a model estimated height, using a predictor of long bones. A total of 96 samples of randomly selected students from a total of 199 students, aged 17-22 years. Height was measured using ZT-120 Health Scale and the length of the humerus, radius, ulna, femur, tibia and fibula was measured by using a spreading caliper. Height estimation model using multiple linear regression model with long bone length as a predictor. to estimate the height of men there are three bones as predictors, the left tibia, right humerus and a right radius, with a regression coefficient of 0.94 (±0.3), 0.82 (±0.3), and 0.79 (±0.4) sequentially. Predictors for the high women are left fibula, left ulna and left humerus, with regression koefsien 1.13 (±0.3), 1.20 (±0.4), and 0.85 (±0.4) sequentially. From this study it can be concluded that the left tibia, right humerus and right radius can be used estimate the height of men, and left fibula, left ulna and left humerus can be used estimate the height of women.Keyword: stature, long bone, tibia, fibula.
Akurasi Total Hitung Leukosit dan Durasi Simtom sebagai Prediktor Perforasi Apendisitis pada Penderita Apendisitis Akut I Ketut Tangking Widarsa; Cokorda Istri Padmi
WMJ (Warmadewa Medical Journal) Vol 2 No 2 (2017): November 2017
Publisher : Warmadewa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/wmj.2.2.446.71-76

Abstract

Abstract Komplikasi perforasi pada penderita apendisitis akut cukup tinggi, yang ditandai dengan demam yang tinggi dan peningkatan leukosit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui akurasi total leucocyte count (TLC) dan symptom duration (SD) sebagai prediktor perforasi pada penderita apendisitis akut. Penelitian cross-sectional retrospektive dilakukan terhadap 96 pasien apendisitis akut, yang dipilih secara konsekutif dari register rawat inap pasien apandisitis akut di RSUD Sanjiwani Gianyar tahun 2014-2015. Identitas, SD,TLC dikumpulkan dari catatan medis sampel. Penegakan diagnose perforasi didasarkan kepada hasil pemeriksanan patogi anatomi. Uji chi-square dan regresi Poisson dipakai menganalisis hubungan TLC dan SD dengan kejadian perforasi, sedangkan kemampuan prediksi dinilai dari nilai duga positif (PPV) dan negatif (NPV). Dari hasil penelitian didapatkan Risiko Relatif (RR) dari TLC (>18.000/ml:≤18.000/ml) adalah 2,9 (1,2 – 6,7) dan SD (>24jam:≤24jam) adalah 2,3 (1,1 – 4,9). PPV/NPV dari TLC, SD dan kombinasi TLC&SD adalah 59,4/93,8; 52,9/91,9; dan 82,4/88,4 secara berurutan. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa kombinasi TLC&SD mempunyai tingkat prediksi yang baik sebagai prediktor kejadian perforasi pada penderita apendisitis akut. Kata kunci: Apendisitis perforasi, Total Leucocyte Count, Time Duration Abstract Perforation is frequently observed among acute appendicitis patients, which characterized by high fever and increased leucocyte level. The aim of this study is to determine the accuracy of total leucocyte count (TLC) and symptom duration (SD) as predictors of perforation in acute appendicitis patients. A retrospective cross sectional study was conducted and 96 acute appendicitis patients were enrolled in the study. The subjects were selected based on consecutive method taken from inpatient register of 2014 -2015 of Sanjiwani Hospital at Gianyar. Demographic data, SD and TLC were collected from medical record. Perforation was diagnosed based on the result of pathology and anatomy examinations. Chi square test and Poisson regression method were performed to analyze the association between TLC, SD and incidence of perforation. Positive predictive value (PPV) and Negative predictive value (NPV) were also calculated to measure the level of accuracy of the predictors. Results show that Relative Risk (RR) of TLC (>18.000/ml:≤18.000/ml) was 2.9 (1.2 – 6.7) whereas RR of SD (>24hours:≤24hours) was 2.3 (1.1 – 4.9). PPV/NPV of TLC, SD and TLC&SD combination were 59.4/93.8; 52.9/91.9; and 82.4/88.4, respectively. As conclusion, TLC&SD combined has high accuracy as predictor of perforation in acute appendicitis patients. Key word: Apendisitis perforation, Total Leucocyte Count, Time Duration
Tingkat Pengetahuan Tentang Rokok dan Kawasan Tanpa Rokok Mahasiswa yang Merokok di Kampus Dwi Masu Putra; I Ketut Tangking Widarsa
WMJ (Warmadewa Medical Journal) Vol 3 No 1 (2018): May 2018
Publisher : Warmadewa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/wmj.3.1.643.27-32

Abstract

Abstrak Pemerintah Daerah Provinsi Bali telah menetapkan Peraturan Daerah tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Bali dan kampus ditetapkan sebagai salah satu KTR termasuk kampus Universitas Warmadewa (Unwar), akan tetapi masih banyak mahasiswa merokok pada KTR di kampus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa yang merokok pada KTR terhadap rokok dan KTR. Wawancara dilakukan terhadap 95 mahasiswa yang biasa merokok pada KTR di kampus Unwar yang dipilih dengan cara snow ball sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 89,5% sampel adalah laki-laki, 84,2% tergolong perokok ringan-sedang, dan mereka merokok karena faktor lingkungan. Selain itu, sekitar 12,6% sampel memiliki pengetahuan baik tentang rokok, bahaya rokok, dan KTR. Jadi dapat disimpulkan bahwa kebanyakan mahasiswa yang merokok pada KTR di kampus memiliki pemahaman yang kurang tehadap rokok, bahaya rokok, dan KTR yang menyebabkan mereka tidak peduli terhadap KTR sehingga mereka bebas dan tanpa beban merokok pada KTR di kampus. Sosialisasi tentang rokok dan KTR perlu ditingkatkan khusunya kepada mahasiwa perokok. Selain itu, perlu diperbanyak jumlah ruangan tempat merokok di kampus yang mudah diakses oleh perokok. Abstract [Knowledge of at-Campus-Smoker Students about Cigarett and No-Smoking Areas] The Bali provincial government has enacted a regulation of smoke-free areas in Bali, and campus is one the public place with the restriction. However, there are many college students who smoke on the campus, including students of Warmadewa University. The aim of this study was to investigate the knowledge of smoker students about smoking and the smoking ban areas. A total of 95 students who smoked at Warmadewa campus were sampled by snowball method and were interviewed. The study showed that the at-campus smokers were mostly male students (89.5%) and 84.2% of them was mild-to-moderate smokers who smoked because of environmental factor. Only around 12.6% of the samples had good knowledge about cigarette, the harms of cigarette, and smoke-free area regulation. In conclusion, the students who smoked at the campus were mostly students who were not knowledgeable about the cigarette, the harms of cigarette, and smoke-free areas regulation, thus they felt free and were not guilty of smoking at no-smoking areas at the campus. Information dissemination on the harms of smoking and no-smoking areas are needed, especially for the smoking students. Additionally, more of accessible smoking spaces are needed at the campus for the smoker students.
ANALISIS DETERMINAN LAMA RAWAT INAP PASIEN STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KLUNGKUNG MENGGUNAKAN ANALISIS KESINTASAN Luh Putu Kartika Darmapadmi; I Ketut Tangking Widarsa; Ketut Hari Mulyawan
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 5 No 1 (2018): Juni (2018)
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.123 KB) | DOI: 10.24843/ACH.2018.v05.i01.p01

Abstract

ABSTRAKLama rawat inap merupakan faktor utama yang mempengaruhi beban biaya pasien stroke rawat inap. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor penentu lama pasien rawat inap di RSUD Klungkung tahun 2016. Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif. Metode total sampling yang digunakan dalam pemilihan sampel dan 149 pasien stroke yang dipilih dirawat di RSUD Klungkung pada 2016. Data sekunder dikumpulkan dengan meninjau rekam medis dari file sampel. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis survival dengan metode Kaplan-Meier dan Cox Regression. Hasil menunjukkan bahwa rata-rata lama rawat inap di antara pasien stroke adalah 9 hari. Rata-rata lama rawat inap di antara pasien stroke dengan diabetes mellitus, komplikasi medis selama rawat inap dan stroke hemoragik adalah 7 (CI 95%: 6 - 8) hari, 11 (CI 95%: 7 - -) hari dan 15 (CI 95%: 14 - 17) hari. Diabetes mellitus, komplikasi medis dan jenis stroke adalah faktor yang mempengaruhi lama rawat inap di antara pasien stroke dengan HR = 1,82 (CI 95%: 1,09 - 3,06), HR = 2,73 (CI 95%: 1,36 - 5,46) dan HR = 3,52 (CI 95%: 1.89 - 6.57). Berdasarkan jenis stroke, diabetes mellitus berpengaruh signifikan terhadap lama rawat inap di antara pasien stroke iskemik dan hemoragik dengan HR = 1,74 (CI 95%: 1,01 - 2,99) dan HR = 2,26 (CI 95%: 5,78 - 8,87). Sementara itu, komplikasi medis memiliki efek signifikan di antara pasien stroke iskemik hanya dengan HR = 2,65 (CI 95%: 1,24 - 5,68). Penentu utama yang mempengaruhi lama rawat inap di antara pasien stroke di RSUD Klungkung adalah diabetes mellitus, komplikasi medis dan jenis stroke. Dianjurkan untuk mengontrol faktor-faktor risiko melalui integrasi dengan program Prolanis dan meningkatkan manajemen terutama pada pasien stroke hemoragik untuk mempersingkat lamanya tinggal dan penurunan angka kematian.Kata Kunci : Kecenderungan, Lama Rawat Inap, Stroke, RSUD Klungkung
ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERILAKU BULLYING REMAJA AWAL DI DENPASAR Gusti Ayu Rusma Windiyana Putri; Ni Made Dian Kurniasari; I Ketut Tangking Widarsa
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 8 No 2 (2021): Agustus 2021
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ACH.2021.v08.i02.p07

Abstract

ABSTRAK Bullying merupakan perilaku negatif yang dapat menyebabkan masalah kesehatan mental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi perilaku bullying remaja awal di Denpasar. Jenis penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian ini yaitu siswa dan siswi kelas VII dan VIII sejumlah 279, dipilih dengan multistage random sampling. Data yang dikumpulkan adalah karakteristik responden, perilaku bullying, pengetahuan, sikap, konsep diri, stress akademik, situasi keluarga, konformitas teman sebaya, iklim sekolah, dan media menggunakan kuesioner dalam jaringan (daring) kobotoolbox. Data dianalisis menggunakan metode SEM. Hasil penelitian menunjukan bahwa prevalensi perilaku bullying remaja awal di Denpasar adalah 83,15% dengan kategori rendah. Bullying verbal paling sering dilakukan remaja awal dengan kategori rendah (71,68%) dan kategori tinggi (1,43%). Bullying psikologis dilakukan remaja awal dengan kategori rendah (46,95%) dan bullying fisik dengan kategori rendah (44,09%). Faktor yang signifikan memengaruhi perilaku bullying adalah situasi keluarga (total efek= -0,20), konformitas teman sebaya (total efek=0,17), iklim sekolah (total efek= -0,18), dan media (total efek=2,14). Perilaku bullying remaja awal di Kota Denpasar masih relatif tinggi, perlu adanya dukungan dari berbagai sektor untuk dapat mengontrol perilaku dan menurunkan prevalensi perilaku bullying. Kata Kunci: Bullying, Faktor Bullying, Remaja Awal, SEM ABSTRACT Bullying is a negative behavior that can cause mental health problems. This study aims to determine the factors that affecting the bullying behavior of young adolescents in Denpasar City. This is quantitative analytic research with cross-sectional design. The sample of this research is students of class VII and VIII, 279 young adolescents were selected by multistage random sampling. Data collected were respondents' characteristics, bullying behavior, knowledge, attitudes, self-concept, academic stress, family situations, peer conformity, school climate, and the media using an online questionnaire kobotoolbox. The results showed that the prevalence of bullying behavior young adolescents in Denpasar is 83,15% with low category. Verbal bullying was highest in low category (71.68%) and high category (1.43%) followed by psychological bullying in low category (46.95%) and physical bullying in low category (44.09%). Significant factors influencing young adolescent bullying behavior are family situation (total effect = -0,20), peer conformity (total effect = 0.17), school climate (total effect = -0.18), and media (total effect = 2.14). Bullying behavior of young adolescents in Denpasar City is still relatively high, support from various sectors is required to control behavior and reduce the prevalence of bullying behavior. Key Words: Bullying, Bullying Factors, Young Adolescent, SEM
ANALISIS AKSESIBILITAS PEMILIHAN FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA PADA PESERTA JKN MANDIRI DI KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016 MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Ni Putu Sri Widhi Andayani; Ketut Hari Mulyawan; I Ketut Tangking Widarsa
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 4 No 2 (2017): Desember (2017)
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (743.591 KB) | DOI: 10.24843/ACH.2017.v04.i02.p06

Abstract

ABSTRAKPeningkatan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di Kabupaten Badung belum diiringi dengan distribusi yang merata, dimana masih terdapat 48,39% (30) desa tidak memiliki FKTP pada wilayahnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aksesibilitas pemilihan FKTP pada peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mandiri di Kabupaten Badung menggunakan sistem informasi geografis. Penelitian deskriptif cross sectional dilakukan melibatkan 385 data peserta JKN mandiri di Kabupaten Badung dengan alamat berupa nama jalan dan nomor rumah yang diambil secara systematic random sampling. Analisis aksesibilitas dilakukan menggunakan SIG. Variabel yang diteliti adalah jarak tempuh, akses berdasarkan jenis FKTP dan akses berdasarkan kelas perawatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 89,09% peserta JKN mandiri tidak memilih FKTP terdekat. Akan tetapi 54,52% FKTP pilihan peserta masih termasuk ke dalam kategori akses ideal dengan rata-rata jarak tempuh sebesar 4,71 km. Peserta dengan jenis FKTP klinik pratama (43,66%), praktik dokter (29,17%) dan puskesmas (33,96%) belum memiliki akses ideal ke FKTP pilihan. Berdasarkan kelas perawatan, peserta kelas I (45,08%), kelas II (32,82%) dan kelas III (30,00%) belum memiliki akses ideal ke FKTP pilihan. Dapat disimpulkan bahwa 40,52% peserta JKN mandiri belum memiliki akses yang ideal ke FKTP pilihan. Informasi terkait lokasi FKTP terdekat perlu diberikan kepada calon peserta JKN sebagai pertimbangan dalam pemilihan FKTP.Keywords: JKN Mandiri, FKTP, Jarak Tempuh, Aksesibilitas, Kelas Perawatan ABSTRACTImprovement of Primary Health Facilities (FKTP) in Badung Regency has not been accompanied by equitable distribution, where 48.39% (30) villages do not have yet FKTP in their area. This study aims to analyze the accessibility of FKTP selection for independent National Health Insurance (JKN) participants in Badung Regency. A cross-sectional descriptive study was conducted involving 385 independent JKN participants with street names and house numbers taken by systematic random sampling. Accessibility analysis is carried out using GIS. The variables studied were distance traveled, access by type of FKTP, and class of care. The results showed that 89.09% of JKN independent participants did not choose the closest FKTP. However, 54.52% of the selected FKTP participants are still in the ideal access category with an average distance of 4.71 km. Participants with the FKTP type pratama clinic (43.66%), general practice (29.17%) and puskesmas (33.96%) did not yet have ideal access. Similarly, participants in class I (45.08%), class II (32.82%) and class III (30.00%) did not have ideal access. In conclusion, 40.52% of samples do not have ideal access to FKTP. Information regarding the nearest FKTP location needs to be given to prospective JKN participants as consideration in the FKTP selection.Keywords : Health insurance, distance, accesbility
KEJADIAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL BERDASARKAN KARAKTERISTIK SOSIAL DEMOGRAFI DI PUSKESMAS II DENPASAR UTARA TAHUN 2014-2016 Kadek Yulita Dewi Lestari; Desak Nyoman Widyanthini; I Ketut Tangking Widarsa
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 5 No 2 (2018): Desember (2018)
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.866 KB) | DOI: 10.24843/ACH.2018.v05.i02.p05

Abstract

ABSTRAK Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang penularannya terutama melalui hubungan seksual. Di Indonesia, jumlah kasus IMS pada tahun 2014 terjadi sebanyak 5608 kasus. Dinas Kesehatan Provinsi Bali mencatat jumlah pasien IMS yang ditemukan pada tahun 2013 sebanyak 9.202 orang. Jumlah ini meningkat sebanyak 62,17% pada tahun 2014 dan mengalami penurunan sebanyak 61,82% pada tahun 2015. Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar menunjukkan bahwa dari keseluruhan kasus di Kota Denpasar pada tahun 2016, kasus IMS tertinggi berada di wilayah Puskesmas II Denpasar Utara yaitu sebanyak 36,94 %. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kejadian IMS berdasarkan karakteristik sosial demografi meliputi jenis penyakit, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, status perkawinan, pekerjaan, kelompok risiko, pemakaian kondom dan jumlah pasangan seksual pada bagian IMS di Puskesmas II Denpasar Utara tahun 2014-2016. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross sectional retrospektif. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang berkunjung ke Klinik IMS Puskesmas II Denpasar Utara periode tahun 2014-2016 yang diperoleh secara total sampling. Data sekunder yang diperoleh selanjutnya diolah secara statistik dengan menggunakan stata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian IMS lebih tinggi pada kelompok umur 41-50 sebanyak 25%, subjek laki-laki sebanyak 26,4%, tidak pernah sekolah sebanyak 12,5%, subjek dengan status kawin sebanyak 37,6%, pekerjaan berisiko sebanyak 25,5%, kelompok WPS sebanyak 60%, subjek yang kadang-kadang memakai kondom sebanyak 18,2% dan jumlah pasangan seksual >1 sebanyak 39,4%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kejadian IMS di Puskesmas II Denpasar Utara tahun 2014-2016 yaitu 7,4%-13%. Kejadian IMS lebih tinggi pada kelompok umur 41-50 dengan pekerjaan berisiko, kelompok WPS dan jumlah pasangan seksual >1. Tiga jenis IMS yang paling sering terjadi di Puskesmas II Denpasar Utara dalam 3 tahun terakhir yaitu Urethritis Non-GO disusul Servisitis dan Kandidiasis. Diharapkan sasaran dalam pelaksanaan program IMS tidak hanya bagi penderita namun juga bagi pasangannya dan tidak hanya menyasar kelompok risiko seperti WPS namun juga pelanggan PS. Kata Kunci: Kejadian, IMS, karakteristik, cross sectional retrospektif ABSTRACT Sexually transmitted infections (STIs) are transmitted infections mainly through sexual contact. In Indonesia, the number of STI cases in 2014 reached 5608 cases. The Bali Provincial Health Service recorded 9,202 STI patients found in 2013. This number increased by 62.17% in 2014 and decreased by 61.82% in 2015. Data obtained from the Denpasar City Health Office showed that of all cases in Denpasar City in 2016, the highest STI cases were in the Puskesmas area II North Denpasar as much as 36.94%. The purpose of this study was to determine the incidence of STIs based on socio-demographic characteristics including the type of disease, age, sex, recent education, marital status, occupation, risk group, condom use and number of sexual partners in the STI section at Puskesmas II Denpasar Utara in 2014-2016 . This research is a descriptive study with a retrospective cross sectional research design. The population and sample in this study were all patients who visited the IMS Clinic II North Denpasar Health Center for the period 2014-2016 obtained in total sampling. The secondary data obtained are then processed statistically using stata. The results showed that the incidence of STIs was higher in the 41-50 age group by 25%, male subjects by 26.4%, never attending school by 12.5%, subjects with marital status by 37.6%, occupations at risk as much as 25.5%, FSW group as much as 60%, subjects who sometimes used condoms as much as 18.2% and the number of sexual partners> 1 were 39.4%. The conclusion of this study is the incidence of STIs in Puskesmas II Denpasar Utara in 2014-2016, namely 7.4% -13%. The incidence of STIs was higher in the 41-50 age group with risk jobs, FSW groups and number of sexual partners> 1. Three types of STIs that most often occur in Puskesmas II Denpasar Utara in the last 3 years, namely Non-GO Urethritis followed by Cervicitis and Candidiasis. It is expected that the target in the implementation of the IMS program is not only for sufferers but also for their partners and not only targeting risk groups such as WPS but also PS customers. Keywords: Occurrence, STI, characteristic, retrospective cross sectional
PENGEMBANGAN FORMULIR DIGITAL RAPID CONVENIENCE ASSESSMENT IMUNISASI DASAR DAN LANJUTAN BERBASIS EPICOLLECT5 DATA COLLECTION DI PROVINSI BALI Putu Dwiki Damadita; I Ketut Tangking Widarsa
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 8 No 1 (2021): April 2021
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ACH.2021.v08.i01.p09

Abstract

ABSTRAK Rapid Convenience Assessment (RCA) imunisasi dasar dan lanjutan merupakan survei cakupan imunisasi yang dilaksanakan sebagai bentuk penilaian terhadap pelaksanaan imunisasi dasar dan lanjutan. Proses pengumpulan data pada kegiatan RCA imunisasi dasar dan lanjutan mengalami beberapa permasalahan, yaitu adanya pengulangan pencatatan data dari kuesioner ke dalam komputer, adanya missing data dan data yang bermasalah. Aplikasi Epicollect5 Data Collection dapat dijadikan sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan formulir digital RCA imunisasi dasar dan lanjutan berbasis Epicollect5 Data Collection. Penelitian ini menggunakan pendekatan participatory action research dan model pengembangan System Development Life Cycle (SDLC), dengan melibatkan 11 orang pegawai dan petugas imunisasi di Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan, Badung, Gianyar dan Kota Denpasar sebagai subyek penelitian. Penelitian dilakukan dari bulan Maret hingga Mei 2020. Pengembangan formulir digital dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu identifikasi kebutuhan informasi RCA, pengembangan prototipe formuir digital, dan uji coba. Formulir digital dibuat dalam aplikasi Epicollect5 Data Collection dan terdiri dari 5 bagian utama, yaitu form identitas formulir, lokasi RCA imunisasi, identitas responden, imunisasi dasar, dan imunisasi lanjutan. Output data yang dapat dihasilkan oleh formulir digital dalam website Epicollect yaitu berupa tabel, pemetaan lokasi, dan analisis sederhana. Uji coba dilakukan pada 11 pegawai dan petugas imunisasi yang menjadi subyek penelitian. Hasil uji coba menunjukan bahwa petugas imunisai mendukung penggunaan formulir digital dilihat dari aspek ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha dan minat memanfaatkan. Diharapkan formulir digital yang dikembangkan dapat digunakan dalam kegiatan RCA imunisasi yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Bali di masa mendatang. Kata kunci: Pengembangan formulir digital, RCA imunisasi dasar dan lanjutan, Epicollect5 Data Collection
Co-Authors A Swandewi A. A. Ayumi Witantri Bharata, Made Dwi Yoga Bunganing Eswarya Cokorda Istri Padmi Desak Nyoman Widyanthini Dewa Ayu Agung Alit Suka Astini Dewa Nyoman Wirawan Dewa Nyoman Wirawan, Dewa Nyoman Dwi Masu Putra Dyah Pradnyaparmita Duarsa Erly Sintya Febianingsih, Ni Putu Eka Gede Wiranatha Gusti Ayu Purnama Dewi Gusti Ayu Rusma Windiyana Putri HARI MULYAWAN Hegard Sukmawati, Ni Made Hendry Irawan I Gede Bagus Gita Pranata Putra I Gusti Ngurah Putu Sana I Ketut Labir I Ketut Labir I Ketut Suastika I Ketut Suwiyoga I Made Esa Sadana Yoga I Made Pariartha I Nengah Kapti I Nyoman Mangku Karmaya I Nyoman Sueta I W. Sudarsa I Wayan Darwata I Wayan Suwitra I Wayan Weta I.A.A. Widhiartini Ida Ayu Dewi Wiryanthini Kadek Dean Ariska Aryawangsa Kadek Yulita Dewi Lestari Komang Trisna Sumadewi Luh Gede Sri Yenny Luh Putu Kartika Darmapadmi Maheswari, Luh Putu Dewanda Ni Ketut Sutiari Ni Komang Surya Sanistiasih Budaya Ni Luh Putu Eka Kartika Sari Ni Luh Putu Suariyani Ni Made Dian Kurniasari Ni Made Vidya Pratiwi Ni Putu Sri Widhi Andayani Ni Putu Widarini Ni Wayan Septarini Ni Wayan Widhidewi Nyoman Triana Ayati Putu Ayu swandewi astuti Putu Dwiki Damadita Putu Sutisna Rina Listyowati Rina Listyowati, Rina Rini Hendari Rini Hendari, Rini Sagung Putri Permana Lestari MP Seshia Arma Dwi Permata Sri Juharni Sri Juharni, Sri Sri Trisnawati Sri Trisnawati Suryawisesa, Ida Bagus Made Viky Yudi Alvian Vivin Sumanti Vivin Sumanti Witari, Ni Putu Diah Yasa, I Nyoman Wawan Tirtha Yuliana Yuliana