Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : AUSTENIT

INOVASI PERAWATAN AUTOMOTIVE MENUJU NANO TEKNOLOGI Rasid, Muhammad; Mardiana, Mardiana
AUSTENIT Vol. 3 No. 01 (2011): AUSTENIT: April 2011
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.977 KB)

Abstract

Perawatan yang baik akan dapat menurunkan biaya cost down, dan memperpanjang umur mesin salah satu metode yang dikembangkan yaitu predictive maintenance base on condition monitoring akan membantu industri dalam mengontrol biaya perawatan mesin, mengontrol penggunaan bahan bakar minyak. Pemanasan mesin yang tepat dapat membantu cost down perawatan mesin. Beberapa terobosan penting telah muncul di bidang nanoteknologi. Pengembangan ini dapat ditemukan di berbagai produk yang digunakan di seluruh dunia. Sebagai contohnya adalah katalis pengubah pada kendaraan yang mereduksi polutan udara, device pada komputer yang membaca-dari dan menulis-ke hard disk, Nano Energizer adalah partikel ceramic nano yang sangat kecil, yang dikembangkan oleh Korea Nano Tech Institute. Nano Energizer mampu merestorasi (memulihkan) bagian mesin yang aus karena gesekan (seperti seher/piston), sehingga kompressi menjadi normal kembali. Pulihnya sistem kompressi ini mempunyai efek yang sangat luas, seperti (untuk mobil): BBM jadi hemat, asap mobil berkurang bahkan hilang, tenaga mesin bertambah, dan tarikan jadi ringan.
ANALISIS PENGARUH PROSES HEAT TREATMENT PASKA PENGELASAN TERHADAP KETAHANAN KOROSI BESI TUANG KELABU KAJI Mardiana, Mardiana; Rasid, Muhammad; Medi, Ali
AUSTENIT Vol. 4 No. 02 (2012): AUSTENIT: Oktober 2012
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.734 KB)

Abstract

Besi tuang kelabu banyak digunakan pada meja mesin seperti mesin bor, mesin Miling, Mesin Bubut, surface grinding  karena mempunyai sifat-sifat antara lain dapat meredam getaran yang    sangat baik  ( kapasitas peredamnya tinggi), tahan panas, tahan korosi, mudah dalam pengecoran  karena memiliki titik lebur yang rendah, mudah untuk dikerjakan di mesin, mudah didapat  dengan harga yang relatif murah.  Salah satu proses  pengelasan yang dapat dilakukan pada besi tuang kelabu adalah proses pengelasan dengan elektroda terbungkus  atau SMAW ( Shield Metal Arc Welding) dengan menggunakan arus searah DC dan menggunakan elektroda jenis DFC NiFE atau NiFE-C1. Hal yang paling memungkinkan akibat dari proses pengelasan besi tuang (Cast Iron)  adalah terjadinya retak las dimana hal ini disebabkan karena pembekuan yang terlalu cepat, tegangan penyusutan yang terlalu tinggi, prosedur pengelasan yang salah dan penggunaan elektroda yang tidak sesuai. Tegangan penyusutan dalam pengelasan yang terjadi karena timbulnya lonjakan tegangan yang lebih besar yang disebabkan oleh perubahan sifat-sifat bahan pada sambungan terutama pada daerah terpengaruh panas  HAZ ( heat Affected Zone), Untuk mengetahui sejauhmana laju korosi untuk specimen uji setelah dilakukan pengelasan yaitu dengan perendaman specimen uji kedalam larutan NaCl dengan perbandingan 3,5% dengan waktu ekspos 40 hari. Dari data pengujian dapat kita lihat adanya penurunan laju korosi yang cukup siknifikan sebesar 62,06 % yaitu 3.1558 . 10-6 gram/menit untuk specimen uji tanpa di heat treatment dan  1,1971.10-6 gram/menit untuk material yang mendapat perlakuan panas (heat treatment). Hal ini menunjukkan bahwa  proses heat treatment paska pengelasana pada temperatur 730 °C dan kemudian ditahan selama 60 menit dapat meningkatkan ketahanan terhadap korosi pada material besi tuang kelabu.
ANALISIS PENGARUH PROSES HEAT TREATMENT PASKA PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIS PADA BESI TUANG KELABU Rasid, Muhammad; Asrafi, Ibnu
AUSTENIT Vol. 5 No. 1 (2013): AUSTENIT: April 2013
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.314 KB)

Abstract

Besi tuang kelabu banyak digunakan pada meja mesin seperti mesin bor, mesin Miling, Mesin Bubut, surface grinding karena mempunyai sifat-sifat antara lain dapat meredam getaran yang    sangat baik ( kapasitas peredamnya tinggi), tahan panas, tahan korosi, mudah dalam pengecoran karena memiliki titik lebur yang rendah, mudah untuk dikerjakan di mesin, mudah didapat dengan harga yang relatif murah. Salah satu proses pengelasan yang dapat dilakukan pada besi tuang kelabu adalah proses pengelasan dengan elektroda terbungkus atau SMAW (Shield Metal Arc Welding) dengan menggunakan arus searah DC dan menggunakan elektroda jenis DFC NiFE atau NiFE-C1. Hal yang paling memungkinkan akibat dari proses pengelasan besi tuang (Cast Iron) adalah terjadinya retak las dimana hal ini disebabkan karena pembekuan yang terlalu cepat, tegangan penyusutan yang terlalu tinggi, prosedur pengelasan yang salah dan penggunaan elektroda yang tidak sesuai. Tegangan penyusutan dalam pengelasan yang terjadi karena timbulnya lonjakan tegangan yang lebih besar yang disebabkan oleh perubahan sifat-sifat bahan pada sambungan terutama pada daerah terpengaruh panas HAZ (heat Affected Zone). Untuk mengetahui sejaumana pengaruh pemanasan paska pengelasan terhadap sifat  mekanik pada specimen besi tuang  kelabu dengan melakuka pengujian tarik dan pengujian kekerasan.Specimen uji besi tuang kelabu setelah dilakukan penyambungan dengan proses pengelasan mempunyai sifat mekanik kekeras 0,24%an lebih besar dari row material .Specimen uji besi tuang kelabu mengalami peningkatan kekerasan yang cukup siknifikan sebesar 36,75 % yaitu dari 89,16 HR menjadi 140,974 HB dengan proses heat treatment pada temperatur 730°C dan ditahan selama 60 menit .Specimen uji tanpa perlakuan panas heat treatment terjadi peningkatan kekuatan tarik sebesar 8,67% yaitu 90,87 N/mm²   untuk specimen uji yang di heat treatment dengan pendinginan udara dan 98,73% untuk specimen yang dilakukan penyambungan dengan pengelasan
PENGARUH MEDIA PENDINGIN OLI TERHADAP PERUBAHAN SIFAT MEKANIS DAN KOROSI PADA MATERIAL BESI TUANG KELABU PASKA PENGELASAN Rasid, Muhammad
AUSTENIT Vol. 5 No. 2 (2013): AUSTENIT: Oktober 2013
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.736 KB)

Abstract

Material besi tuang kelabu mempunyai sifat yang getas dan mempunyai sifat ketahanan korosi yang kurang baik, tetapi besi tuang kelabu mempunyai sifat tahan terhadap getaran yang baik sehingga banyak digunakan didalam komponen permesinan perkakas seperti mesin bubut, mesin milling, mesin shaping dan lain-lain. Sifat mekanik yang getas menyebabkan komponen permesinan sering terjadi keretakan/patah sehingga komponen permesinan dilakukan proses penyambungan. Didalam penelitian ini dilakukan penyambungan dengan metode pengelasan SMAW (Shield Metal Arc Welding) kemudian material dilakukan proses perlakuan panas (heat treatment) pada temperatur  730°C dan dilakukan penahan selam 60 menit, kemudian dilanjutkan dengan proses quenching dengan menggunakan media pendingin oli. Material yang mendapatkan perlakuan panas terjadi peningkatan kekuatan tarik dan kekerasan yang siknifikan yaitu 30,85% dan 35,99%. Disamping sifat mekanis terjadi juga terjadi penurunan yang signifikan terhadap laju kecepatan korosi yaitu sebesar 19,9% dengan waktu ekspos 40 hari (960 jam).
PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT SERABUT KELAPA DAN SERBUK PLASTIK HDPE BERMATRIK RESIN POLYESTER TERHADAP KEKUATAN MEKANIK KOMPOSIT Rasid, Muhammad; Ginting, Muchtar; Apriansyah, M Rizky
AUSTENIT Vol. 9 No. 2 (2017): AUSTENIT: Oktober 2017
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.219 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa Pengaruh fraksi volume serat serabut kelapa dan serbuk plastik HDPE bermatrik resin polyester terhadap kekuatan mekanik komposit dengan variasi fraksi volume serat 0%(tanpa serat), 5%, 10%, 15%, dan 20%. Komposit dibuat melalu proses cetak (tuang) dengan menuangkan bahan dalam cetakan. Resin yang digunakan berjenis yukalac 157 BQTN dengan hardener berjenis MEKPO. Serat dilakukan perendaman 10% NaOH selama 4 jam. Pengujian sifat mekanik berupa uji impact kemudian dilakukan pengujian densitas serta pengamatan makro pada patahan spesimen yang diuji. Standart ukuran spesimen uji impact adalah menggunakan ASTM D6110. Hasil pengujian mekanik komposit dengan cara uji impact ini yang mendapatkan nilai  uji tertinggi terdapat pada fraksi volume serat 15% yaitu 0,016482 N/mm2. Berdasarkan penelitian ini rata-rata kekuatan sifat mekanik naik seiring bertambahnya jumlah serat, hal ini menunjukkan ikatan yang cukup baik antara serat dan matrik. Hasil pengujian densitas juga  mengalami kenaikan kekuatan mekanik seiring bertambahnya jumlah serat. Hal ini terjadi karena masa jenis serat kelapapa dan serbuk plastik HDPE ini relatif sama atau bisa mengimbangi masa jenis resin polyester. Pada bahan komposit dengan fraksi volume serat kelapa dan serbuk plastik HDPE yang lebih tinggi, akan lebih dominan menaikan berat dari densitas resin polyester nsmun tetep dapat diperoleh bahan komposit yang lebih ringan. Pengamatan struktur makro menunjukkan ikatan yang cukup baik dengan hanya ada sedikit sekali rongga diantara permukaan serat dan matrik. Hal ini yang menjadi alasan naiknya kekuatan sifat mekanik dari komposit serat kelapa dan serbuk plastik HDPE ini.
PENGARUH PROSES PENGECORAN TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS PADA BALING-BALING PERAHU MOTOR Siproni, Siproni; Rasid, Muhammad; Seprianto, Dicky; Yahya, Yahya
AUSTENIT Vol. 10 No. 1 (2018): AUSTENIT: April 2018
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (775.451 KB)

Abstract

Perahu Motor ( Motor Ketek ) merupakan alat transportasi air yang sangat penting di daerah Sumatera Selatan, khususnya Kota Palembang. Di antara sekian banyak komponen yang ada pada Prahu motor adalah baling-baling (propeller), karena dengan menggunakan baling-baling inilah Prahu motor akan dapat bergerak, bahkan melaju dengan kecepatan yang tinggi. Kebanyakan baling-baling (propeller) yang digunakan sebagai penggerak Perahu motor dibuat dari bahan kuningan (brass) atau paduan aluminium (aluminum alloy), yang masing-masing mempunyai kekurangan dan kelebihan. Kuningan mempunyai berat jenis yang lebih tinggi dibandingkan dengan aluminium, akan tetapi kuningan mempunyai kekuatan mekanis yang lebih besar bila dibandingkan dengan aluminium. Salah satu kesamaan dari kedua material tersebut yaitu anti korosi dan mudah dituang/dicor. Proses pengecoran pada baling-baling dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu pengecoran dengan menggunakan cetakan yang terbuat dari pasir (sand casting) dan dengan menggunakan cetakan yang terbuat dari logam (die casting). Dari kedua metode di atas, metode sand casting paling banyak digunakan, oleh karena proses pembuatan cetakan yang mudah dan murah. Sedangkan metode die casting jarang digunakan, oleh karena proses pembuatan cetakan yang rumit. Di Sumatera Selaatan Khusus kota Palembang, pembuatan baling-baling (propeller) banyak dikerjakan oleh industri kecil dengan kapasitas yang masih rendah dan tidak kontinyu (tergantung pesanan). Dari beberapa industri kecil pembuat baling-baling, maka kebanyakan  proses pengecoran yang dilakukan dengan menggunakan metode sand casting. Sedangkan metode die casting digunakan hanya apabila ada pesanan khusus. Proses pengecoran dengan metode sand casting biasanya menghasilkan baling-baling yang kurang baik, misalnya permukaan kasar dan sering terjadi keropos. Hal ini disebabkan oleh karena sifat pasir cetak yang kasar dan mengandung air. Sedangkan pada die casting, kemungkinan di atas tidak akan terjadi, oleh karena permukaan cetakan yang halus dan cetakan tidak mungkin mengandung air. Dengan hasil yang demikian tadi maka sifat-sifat mekanis pada baling-baling juga akan berbeda. Diantara beberapa sifat mekanis yang penting adalah kekerasan (hardness), kekuatan Tarik  dan laju perambatan retak (crack growth rate). Kekerasan sangat diperlukan pada baling-baling oleh karena untuk mempertahankan keausan dari gesekan-gesekan dengan air atau partikel lain. Sedangkan sifat perambatan retak juga diperlukan oleh karena untuk memperlambat terjadinya retak/patah akibat adanya tumbukan dengan benda lain. Oleh karena itu penting sekali untuk mengetahui seberapa besar pengaruh proses pengecoran terhadap sifat-sifat mekanis tadi. Pada material aluminium untuk pembuatan baling-baling motor ketek proses pembentukkan menggunakan cetakan pasir dan cetakan logam tidak terlalu berpengaruh secara siknifikan terhadap kekuatan mekanisnya, tetapi untuk proses pencetakan dengan cetakan pasir mempunyai sifat mekanis yang lebih baik  dari cetakan logam yaitu . 76,187 MPa untuk Tensile Streng dan 53,836 HB untuk kekerasan. Untuk Material Kuningan untuk pembuatan baling-baling motor ketek proses pembentukan dengan menggunakan cetakan yang berbeda mempunyai pengaruh yang cukup siknifikan, dimana proses dengan menggunakan cetakan pasir mempunyai sifat mekanis yang lebih baik dari cetakan logam yaitu 343,495 MPa untuk untuk tensile streng dan 84,365 HB untuk kekerasan.
PENGARUH PROSES PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN MEDIA BATUBARA TERHADAP KEKERASAN PISAU KUDUK KHAS DAERAH GEDUNG AGUNG LAHAT Rasid, Muhammad; Zainuddin, Zainuddin; Kurniawan, Muhammad Guntur Redho
AUSTENIT Vol. 10 No. 2 (2018): AUSTENIT: Oktober 2018
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.743 KB)

Abstract

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kekerasan dan meningkatkannya agar sesuai dengan standar pisau yang telah ditetapkan dengan memanfaatkan barang sisa limbah industri kendaraan agar masyarakat pengrajin pandai besi dapat merasakan dampak dari ilmu pengetahuan terkhusus pada bidang rekayasa material dengan metode pack carburizing, supaya dapat menambah nilai jual serta memasarkan produknya dalam skala nasional bahkan internasional demi meningkatnya ekonomi mikro dan kesejahtraan masyarakat. Pada penelitian ini pack carburizing dilakukan pada temperatur 9000C dengan waktu tahan selama 90,120, dan 150 menit dengan media karburasi batubara. Setelah uji pack carburizing dilanjutkan pengujian kekerasan dan uji struktur mikro untuk melihat perubahan nilai kekerasan dan fasa yang terbentuk saat sebelum tanpa perlakuan dan setelah melalui tahap pack carburizing, pada penelitian ini pengujian kekerasan menggunakan metode Rockwell dengan acuan peningkatan nilai HRC. Setelah melalui proses perlakuan maka didapat hasil yaitu peningkatan nilai kekerasan hasil carburizing terendah pada holding time 90 menit yaitu sebesar 37,9 HRC, sedangkan nilai kekerasan tertinggi didapat pada waktu tahan 120 menit yaitu sebesar 55,3 HRC jika dipersentasikan meningkat sebesar 44% dari nilai awal tanpa perlakuan.