p-Index From 2020 - 2025
11.951
P-Index
This Author published in this journals
All Journal JURNAL HUKUM Swara Bhumi Academica REKAYASA Proceeding SENDI_U Ziswaf : Jurnal Zakat dan Wakaf The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health Jurnal Ilmiah Hukum LEGALITY Jurnal Selat Jurnal Biologi Tropis Albacore : Jurnal Penelitian Perikanan Laut Halu Oleo Law Review Humani (Hukum dan Masyarakat Madani) Jurnal Ius Constituendum Aquasains : Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Sciences) Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Jurnal Cendikia Jurnal Abdimas PHB : Jurnal Pengabdian Masyarakat Progresif Humanis Brainstorming al-Aulad: Journal of Islamic Primary Education JPGMI (Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Al-Multazam) Borneo Law Review Journal Jurnal Pembelajaran dan Biologi Nukleus Jurnal Educatio FKIP UNMA JURNAL PEMBANGUNAN HUKUM INDONESIA Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Jurnal Laot Ilmu Kelautan JURNAL USM LAW REVIEW Target : Jurnal Manajemen Bisnis Abdi Kami : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat MOTIVASI Jurnal Manajemen dan Bisnis KADARKUM: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Jurnal Pengabdian Perikanan Indonesia Society : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Jurnal Abdimas Bina Bangsa Tsaqofah: Jurnal Pendidikan Islam Jurnal Media Akuakultur Indonesia Jurnal Ekonomi dan Bisnis Semarang Law Review Journal of Fish Health DINAMIKA: Jurnal Manajemen Akuntansi, Bisnis dan Kewirausahaan Lokomotif Abdimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Indo-Fintech Intellectuals: Journal of Economics and Business Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan Al-Khidmah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Journal of Language Intelligence and Culture Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir, dan Perikanan Alpatih: Jurnal Inovasi Pengabdian Masyarakat Masyarakat: Jurnal Pengabdian Jurnal Legislasi Indonesia Journal Juridisch Journal of Software Engineering And Technology
Claim Missing Document
Check
Articles

SEJARAH KONFLIK DAN PERDAMAIAN DI MALUKU UTARA (Refleksi Terhadap Sejarah Moloku Kie Raha) Junaidi, Muhammad
Academica Vol 1, No 2 (2009)
Publisher : Academica

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.149 KB)

Abstract

Kronologis konflik di Maluku Utara paling tidak merupakan biasdari konflik Ambon apabila dikaitkan dengan kedatangan pengungsidari Ambon Propinsi Maluku. Tanda-tanda pecahnya konflik dimulaidari peristiwa antara pemuda desa Talaga dan desa Bataka dikecamatan Ibu (Halmahera Barat). Walaupun dapat diselesaikan olehkepala desa dan tokoh masyarakat, namun secara keseluruhanpencegahan tidak signifikan untuk meredam isu konflik karenaperistiwa itu kemudian berubah menjadi kerusuhan yang bersifatmassive di Maluku Utara.Konflik pertama kali mulai di wilayah Kao (Malifut) PulauHalmahera kemudian meluas ke wilayah Pulau Tidore, Ternate,dataran Halmahera lainnya, Morotai dan Kepulauan Sula (Nanere:2000; Syahidusyahar:2005; Ratnawati; 2006). Rentang waktu konflikdi Maluku Utara terbilang singkat mulai dari Agustus 1999-Juni2001, namun mengakibatkan korban jiwa yang banyak yaitu 2.410jiwa dan kerugian material tidak terhitung jumlahnya.Kata Kunci : Konflik dan perdamaian Maluku Utara
Rekonstruksi Diskresi Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Suatu Kajian Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah Junaidi, Muhammad; Sadono, Bambang
Jurnal Selat Vol 5 No 2 (2018): JURNAL SELAT
Publisher : Program Studi Ilmu Hukum Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (855.355 KB) | DOI: 10.31629/selat.v5i2.387

Abstract

Understanding the discretion or freedom act in countries such laws Indonesia is still have a dilemma due to the position of discretion position as a form of a policy still understood in partial not only the organizers State but also law enforcement. This is what then cause contradiction in the implementation of the State. This study was conducted by the ultimate goal is to provide clarity of the position of the implementation of the discretion in the implementation of the area. In addition to the research also want to analyze the extent of Law No. 23 Year 2014 on the Government the set in the discretion as one of the instrument of public policy. Through the juridical normative this research is expected to see and examines the extent apply the norm and asas that was supposed to be built in the construction of discretion against the implementation of the area. The approach is then do analysis in qualitative with the support of the data secondary consisting of the primary law, the legal tertiary and its laws secondary. The repositioning of discretion in the implementation of local government should certainly put discretion as a manifestation of the whole of the regional administration. The hierarchy of laws and regulations that often become obstacles element in understanding the implementation of discretion needs to be straightened out in accordance with the framework guidelines that the hierarchy of the law only as an element of the means of production in favor of justice, while through politics which is a forerunner to the creation of the essence of the law which aims to achieve fairness, certainty and expediency. 
Pelembagaan Cultural Wakaf Dalam Mewujudkan Wakaf Produktif Junaidi, Muhammad; Heryati, B. Rini
ZISWAF Vol 5, No 1 (2018): ZISWAF: Jurnal Zakat dan Wakaf
Publisher : State Islamic Institute of Kudus (IAIN Kudus)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.235 KB) | DOI: 10.21043/ziswaf.v5i1.3511

Abstract

One of the dilemmas in the management of waqf that has not been completely answered by Waqf Law is the institutional side of waqf. Institutionalization of waqf is still perceived only from an institutional structure that is formalistic so as to make the productivity of waqf implementation still running in place. The aspect of institutionalization of waqf is not only seen on the side of the institutional structure formed by the government. The existence of a wakaf institution that is productive is of course based on the subjectivity in building community involvement in the legal space which has an indicator is the existence of society in designing productivity through institutional non-structural but still prioritize accountability.
POTENCY OF EEL Anguilla marmorata in NORTH LOMBOK REGENCY, WEST NUSA TENGGARA PROVINCE Setyono, Bagus Dwi Hari; Junaidi, Muhammad; Marzuki, Muhammad; Paryono, Paryono; Azhar, Fariq
AQUASAINS Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Perikanan dan Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2397.646 KB) | DOI: 10.23960/aqs.v6i2.p589-596

Abstract

Anguilla spp. is one of the fishery commodities that have high economic value.North Lombok regency is one of the central part of Indonesia which is suspected to have potential as an eel migration route. This study aims to obtain information about the identification of Anguilla spp fish populations. in North Lombok Regency. The results showed that the waters area of North Lombok Regency has the potential of eel fish source Anguilla marmorata. The timing of eel migration is still unknown, so further research is needed which will cover a full year.
Reposisi Eksekutif Review Terhadap Peraturan Daerah dalam Kerangka Otonomi Daerah Junaidi, Muhammad
Halu Oleo Law Review Vol 1, No 1 (2017): Halu Oleo Law Review: Volume 1 Issue 1
Publisher : Halu Oleo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (728.936 KB) | DOI: 10.33561/holrev.v1i1.2350

Abstract

Kewenangan eksekutif menjalankan eksekutif review menjadi salah satu pertentangan yang berarti terhadap paradigma implementasi pemerintahan daerah yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah. Di satu sisi, eksekutif membutuhkan kewenangan eksekutif review dalam mengharmonisasikan kebijakan antara pemerintahan pusat dengan pemerintah daerah, akan tetapi disisi lain dalam doktrin pemisahan kekuasaan pengujian Peraturan-peraturan daerah merupakan wewenang dari lembaga yudikatif yang dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia amanatnya dijalankan oleh Mahkamah Agung. Berangkat dari kondisi tersebut maka memungkinkan dilakukannya eksekutif review dilakukan bukan hanya oleh Presiden, akan tetapi tetap memperhatikan persetujuan Mahkamah Agung. Diharapkan melalui reposisi yang demikian akan mengedepankan upaya harmonisasi dan sinkronisasi peraturan perundang-undangan.
PRODUKTIVITAS EMPAT JENIS RUMPUT PADA BERBAGAI TINGKAT PEMUPUKAN NPK Junaidi, Muhammad
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol 7 No 1 (2012): JURNAL ILMU PETERNAKAN
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.241 KB) | DOI: 10.30862/jipvet.v7i1.36

Abstract

This research is done at Taman Ternak FPPK UNIPA Manokwari that attributed to known productivity four grass kinds in fertilizing level NPK. This research uses experiment method with random group plan with factorial pattern. The treatment consists of two factors that is four grass kinds (Pennisetum purpuroides, penisetum purpureum, Sorghum Sp. Panicum maximum) and three fertilizing doses with five group, so that effort unit totals as much as 60. Defoliasi is done after aged grass 45 days. Fresh production of Pennisetum purpurhoides differ very significant than Pennisetum purpureum, Sorghum Sp. and Panicum maximum where does average successive highest fresh production Pennisetum purpurhoides that is 89696 kg/ha/defoliasi, sorghum Sp. that is 30853 kg/ha/defoliasi, Pennisetum purpureum that is 26416 kg/ha/defoliasi and Panicum maximum that is 23570 kg/ha/defoliasi. Fresh production with dose urea 100 gr + tsp 50 gr + kcl 50 gr and urea 200 gr + tsp 100 gr + kcl 100 gr differ significant than without fertilizing, where does average successive highest fresh production dose urea 200 gr + tsp 100 gr + kcl 100 gr that is 45194 kg/ha/defoliasi, dose urea 100 gr + tsp 50 gr + kcl 50 gr that is 45046 kg/ha/defoliasi and without fertilizing that is 37614 kg/ha/defoliasi. Dry matter production of Pennisetum purpuroides differ very significant than Pennisetum purpureum, Sorghum Sp. and Panicum maximum where does average successive highest dry matter production of Pennisetum purpuroides that is 13026 kg/ha/defoliasi, Sorghum Sp. that is 6555 kg/ha/defoliasi, Pennisetum purpureum that is 6243 kg/ha/defoliasi and Panicum maximum that is 4723 kg/ha/defoliasi. Average successive highest dry matter production dose urea 100 gr + tsp 50 gr + kcl 50 gr that is 7845 kg/ha/defoliasi, dose urea 200 gr + tsp 100 gr + kcl 100 gr that is 7705 kg/ha/defoliasi and without fertilizing that is 7360 kg/ha/defoliasi.
KERAGAMAN BOTANIS DAN KAPASlTAS TAMPUNG PADANG PENGGEMBALAAN ALAMI KABUPATEN YAPEN Junaidi, Muhammad; Sawen, Diana
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol 5 No 2 (2010): JURNAL ILMU PETERNAKAN
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1786.682 KB)

Abstract

This study was conducted in several natural pasturing at Yapen regency during approximately 1 month. This study to aim detects botanic variety and carrying capacity of natural pasturing Yapen regency, Papua. Survey used in this study. This study is done to identifies and weight plant found at natural pasturing. At natural pasturing founds 22 species that consist of 7 palatable species (grass = Axonophus compressus, Cyperus kylingia (Kylingia monochepala), Andropogon sp, Eleusine indica, Digitaria pruriens, Cyperus rotundus and legume = Drymaria cordata) and 15 non palatable species (Cycloporus aridus, Menchrocephala bicolor, Psidium guajava, Mimosa pudica, Solanum verbascifolium, Commelinna memfusa, Eupatorium odoratum, Borreria laevis, Hyptis rhomboidea, Achyranthes aspera, Sida rhombifolia, Mengodia sarmentosa, Ageratum conyzoides, Murdania nudiflora, Biden pilosa) . Dominant species based on fresh weight are: non palatable species = 53,666 percent and palatable species = 46,333 percent. Palatable species consist of 43,757 percent grass and 2,575 percent legume. Carrying capacity of natural pasturing only 0,56 animal units a hectare or equal with 0,84 head Bali cattle (body weight about 300 kg) a hectare.
KEDUDUKAN TIM PENGAWAL DAN PENGAMANAN PEMERINTAHAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (TP4D) DALAM RANGKA UPAYA PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI Junaidi, Muhammad; Marthin, Marhin
Borneo Law Review Journal Volume 3, Nomor 1, Juni 2019
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.912 KB) | DOI: 10.35334/bolrev.v3i1.1012

Abstract

ABSTRAK?Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Kejaksaan Republik Indonesia yang telah membentuk struktur organisasi baru yaitu Tim Pengawal dan Pengamanan Pemerintahan dan Pembangunan atau dikenal dengan nama (TP4). TP4 ini berlokasi di pusat (Kejaksaan Agung) dan ditiap-tiap daerah ( Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri). Kelahiran TP4 mulanya untuk meningkatkan peran Kejaksaan dibidang perdata dan tata usaha negara (DATUN) tetapi pada akhirnya berada di bidang Intelijen. Selain itu, pembentukan TP4 merupakan salah satu respon Kejaksaan adanya Instruksi Presiden No. 7 Tahun 2015 Tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi tahun 2015. Pembentukan tim TP4 bertujuan untuk mengawal dan mengawasi pembangunan di daerah serta mendukung keberhasilan pemerintahan dan pembangunan melalui upaya upaya pencegahan secara preventif dan persuasif. Kejaksaan sesuai ketentuan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan memiliki wewenang untuk melakukan penuntutan dan juga dapat bertugas sebagai penyidik untuk perkara tertentu sesuai dengan peraturan perundangan. Dalam penanganan perkara terdakwa tindak pidana korupsi, kejaksaan memiliki wewenang untuk melakukan penyidikan. Dalam pelaksanaannya tim TP4D banyak kemungkinan akan dihadapkan situasi rawan Penyimpangan- penyimpangan dan indikasi terjadinya tindak pidana korupsi terhadap proyek Pembagunan yang sedang dikawal, untuk menghindari hal tersebut sehingga Tim TP4D diharapkan mampu bekerja secara profesional. Selain itu, pembentukan TP4D, juga diharapkan dapat memaksimalkan daya serap anggaran Pembangunan kurang dikarenakan Pemerintah ketakutan untuk melaksanakan pembangunan, sehingga dengan adanya Tim TP4D pemerintah tidak ragu untuk melaksanakan pembangunan.??? Kata Kunci: TP4D, Pembangunan dan Tindak Pidana Korupsi???AbstractThis research was motivated by the Attorney General of the Republic of Indonesia which has formed a new organizational structure, namely Tim Pengawal dan Pengamanan Pemerintahan dan Pembangunan, also known as (TP4). These TP4s are located in the center (Attorney General's Office) and in each region (High Prosecutor's Office and Public Prosecutor's Office). The birth of TP4 was originally to increase the role of the Prosecutor in the civil and state administration (DATUN) but ultimately was in the field of Intelligence. In addition, the formation of TP4 was one of the attorneys' responses to the Presidential Instruction No. 7 of 2015 concerning the Action on the Prevention and Eradication of Corruption in 2015. The formation of the TP4 team aims to guard and supervise development in the region and support the success of government and development through preventive and persuasive prevention efforts. Prosecutors in accordance with the provisions of Law Number 16 of 2004 concerning the Prosecutor's Office have the authority to prosecute and can also serve as investigators for certain cases in accordance with laws and regulations. In handling cases of accused of corruption, the prosecutor's office has the authority to carry out investigations. In its implementation, the TP4D team is likely to be faced with situations prone to irregularities and indications of corruption in the development project being escorted, to avoid this so that the TP4D Team is expected to be able to work professionally. In addition, the formation of TP4D was also expected to maximize the absorption capacity of the development budget due to the Government's fear of implementing development, so that with the presence of the TP4D Team the government did not hesitate to carry out development.Keywords: TP4D, Development and Corruption Crime
SEJARAH KONFLIK DAN PERDAMAIAN DI MALUKU UTARA (Refleksi Terhadap Sejarah Moloku Kie Raha) Junaidi, Muhammad
Academica Vol 1, No 2 (2009)
Publisher : Academica

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.149 KB)

Abstract

Kronologis konflik di Maluku Utara paling tidak merupakan biasdari konflik Ambon apabila dikaitkan dengan kedatangan pengungsidari Ambon Propinsi Maluku. Tanda-tanda pecahnya konflik dimulaidari peristiwa antara pemuda desa Talaga dan desa Bataka dikecamatan Ibu (Halmahera Barat). Walaupun dapat diselesaikan olehkepala desa dan tokoh masyarakat, namun secara keseluruhanpencegahan tidak signifikan untuk meredam isu konflik karenaperistiwa itu kemudian berubah menjadi kerusuhan yang bersifatmassive di Maluku Utara.Konflik pertama kali mulai di wilayah Kao (Malifut) PulauHalmahera kemudian meluas ke wilayah Pulau Tidore, Ternate,dataran Halmahera lainnya, Morotai dan Kepulauan Sula (Nanere:2000; Syahidusyahar:2005; Ratnawati; 2006). Rentang waktu konflikdi Maluku Utara terbilang singkat mulai dari Agustus 1999-Juni2001, namun mengakibatkan korban jiwa yang banyak yaitu 2.410jiwa dan kerugian material tidak terhitung jumlahnya.Kata Kunci : Konflik dan perdamaian Maluku Utara
PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA BAKU UNTUK MENDUKUNG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BERDASARKAN NILAI KEPASTIAN HUKUM Riana, Rati; Junaidi, Muhammad
Proceeding SENDI_U 2017: SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU DAN CALL FOR PAPERS
Publisher : Proceeding SENDI_U

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.6 KB)

Abstract

Sejak Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- Undangandiundang, peran peraturan perundang-undangan sebagai salah satu sumber hukum masih mengalami dilema dalam implementasinya. Salah satu dilema yang terjadi adalah pembentukan peraturan perundangan dalam mendukung asas kepastian hukum. Banyak tata bahasa yang masih multitafsir, sehingga perundang-undangan dianggap tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Persoalan tersebut inilah yang semestinya perlu ditinjau dari sudut pandang tata bahasa baku sebagai salah satu instrumen pembentukan peraturan perundang-undangan yang bernilai kepastian hukum. Dalam kajian yang dilakukan digunakan metode penelitian secara kualitatif. Hasil penelitian ditemukan bahwa bahasa indonesia baku menjadi salah satu instrumen yang tepat untuk mewujudkan nilai kepastian hukum dalam proses pembentukan peraturan perundang-undangan. Namun, secara normatif, hal ini bisa digunakan apabila syarat dalam pembentukan peraturan perundangan, yaitu Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 menjadikannya sebagai instrumen formil bahwa bahasa Indonesia baku, yaitu bahasa Indonesia yang baik dan benar menjadi acuan pembentukan peraturan perundang-undangan. Kata kunci: bahasa baku dan kepastian hukum
Co-Authors ., Jatmiko Ab.Rahman, Rozanah Abdul Syukur Abidin, Z Ahmad Junaidi Aini, Putri Diyan Nur Amanda, Salsabila Amri Panahatan Sihotang Amrillah, Bagas Hasbi Andre Rachmat Scabra Apriliyanti, Fisma Ardyen Saputra, Ardyen Arifin, Muhammad Rijal Asri, Yuliana Awan Dermawan Bagus Dwi Hari Setyono Baiq Hilda Astriana, Baiq Hilda Bambang Sadono Basoeki, Herwin Haryadi Cahyani, Fenny Chabib Faturrohman, Muhamad Dewi Putri Lestari, Dewi Putri Dewi Rosaria, Stefani Diah Sulistyani Ratna Sediati, Diah Sulistyani Diana Sawen Diniariwisan, Damai Dwiyanti, Septiana Ekowati, Nur Endira, Bramedika Kris Entianopa, Entianopa Fadillah, Hayatun Fariq Azhar Faturrahman Fitria, Dini Fridatien, Ericke Gigentika, Soraya Hadijah Haerudin Hafizi, Auliyan Hamdan Hapizah, Imro'atul Harmono, Dwi Hasim, Muhammad Hendro Widodo Heri Kiswanto Heryati, B. Rini Himmah, Asmi Faiqatul Irawan, Dandi Jayusri, Jayusri Kahono, Sidik Karyanto, Karyanto Kasmi, Kasmi Kaswadi, Hendri Khairul Umam Khikmah, Khikmah Kristiyawan, Aga Gumilang Laily Fitriani Mulyani Laksono Trisnantoro Lambyombar, Yustinus Latif, Danu Abian Linda Linda Lubis, Adelia Maisyaroh Lumbessy, Salnida Yuniarti Luthfie Lufthansa Lyandova, Vanka Mahendrayana, Indra Ashoka Mahmud, Bahrudin Malikah, Umu Manurung, Mangaraja Marliasari, Marliasari Marthin, Marhin Martiah, Anisa Mau'ud, Mohamad Meidianto, Gunawan Miftah Arifin Misbakhul Munir Muhaiminin, Haikal Muhammad Marzuki Muhammad Sumsanto Mulyani, Laily Fitriani Mulyanto, Wiwit Munte, Aini Mushofi, Yuskhil Mustika Raodatul Jannah Nababan, Agung Kristyanto Nanda Diniarti ningtyas, atiasyifa kusuma Nunik Cokrowati Nur Fadilla, Nur Nur Fitri Amalia Nurhasanah Nurhasanah Nuri Muahiddah Nurkholis Nurkholis Nuryatin, Nuryatin Nuswanto, A Heru Nuswanto, A. Heru Nuswantoro, A Heru Osman, Ahmed Kheir Partayasa, Ketut Perdana, Rizky Nanda Pramana, Setiya Pratiwi, Lutfah Yunata Priyadi, Herman Puteri, Rizqi Purnama Putra, Aryan Perdana Putri Lestari, Dewi Putri Sahara Harahap Qurani, Qorinil R S, Diah Sulistiyani Rafandi, Muhammad Tezar Rafiah, Siti Rahayu, Lusia Septia Eka Esti Rahmadani, Thoy Batun Citra Rahman, Ibadur Rangga Idris Affandi Rasid, Muhammad Ratulangi, Ratulangi Riana, Rati Riana, Rati Rianti Rinaldi, Lalu Aan Okta Rizal, Arief Rizka Rizka, Rizka Rohmah, Laila Nur Royani, Ahmad RS, Diah Sulistyani Said, Mochamad Septiandani, Dian Setyoko Setyoko Sirait, Paulus Siti Fatimah Soegianto, Soegianto Sofyan, Syafran Sri Jayanthi, Sri Sudarmanto, Kukuh sukarna, kadi Sukarna, Kadi Sukartono Sukimin Sulaimawan, Deddy Sulistyani Ratna Sediati, Diah Sulistyani, Diah Supriyadin, Muhammad Suratman, Sukadi Susanto, Yoghi Arief Susilo, Hendri Sutaryono, Yusuf Akhyar Suwandi Suwandi Suwandi, Dedi Suwandi, Dedy Syahrullah, Moh Syarif Husni Syawalina Fitria Tajidan, Tajidan Tanaya, I Gusti Lanang Parta Tanggono, Claustantianus Wibisono tias, sherina aulia ningtias Tri Wibowo Wahyuningrum, Nunuk Wahyuningsih, Yusminar Winarno Winarno Wulandari, Rahajeng Wulandari, Tati Yana, Yeni Dwi Yansahrita, Yansahrita Yuliana Yuliana Yulistyowati, Efi Yusrin, Yusrin Zaenal Arifin Zaenal Arifin Zahroni, Moh Zain, Yusrina Ghina Zamzami, Ahmad Rifqi Zulianto, Zulianto