Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

SEKSUALITAS KAUM SODOM DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN Aletmi, Aletmi; Rofiah, Nur; Yani, Ahmad
Islamika : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol 19 No 02 (2019): Jurnal Islamika Volume 19 No 02
Publisher : Pusat Penelitian dan Pegabdian pada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci, Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.858 KB) | DOI: 10.32939/islamika.v19i02.481

Abstract

Dalam banyak tulisan LGBT sering diidentikkan dengan homoseksual, untuk mendiskriminasi homoseksual pemuka agama berdalil dengan kisah kaum Sodom dalam Al-Qur?an. Revitalisasi penafsiran kisah kaum Sodom di abad modern merupakan suatu keniscayaan mengingat Asosiasi Psikiater Amerika (APA) telah menghapus homoseksual dari daftar resmi kekacauan jiwa dan emosional. Begitu juga dengan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III tahun 1993 sudah tidak lagi memasukkan homoseksual sebagai gangguan jiwa. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap bagaimana sesungguhnya seksualitas kaum Sodom dalam perspektif Al-Qur?an dengan pendekatan tafsir ilmi psikologi seksual. Hasilnya nanti adalah pembuktian konsep/paradigma tentang homoseksualitas yang dinisbahkan kepada kaum Sodom. Penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research) dengan menggunakan metode kualitatif melalui pendekatan tafsir maudhu?i (kualitatif-tematik). Teknik analisis data dengan menggunakan deskriptif-analitis. Hasil penelitian menunjukan bahwa kaum Sodom yang dikisahkan dalam Al-Qur?an tidaklah berperilaku maupun berorientasi homoseksual. Kaum Sodom memiliki orientasi biseksual dengan mempraktikkan perilaku seks abnormal sodomi (liwath) kepada istri mereka (heteroseksual) dan kepada sesama laki-laki (homoseksual). Implikasi dari hasil penelitian ini akan merubah konsep/paradigma masyarakat terhadap kaum homoseksual yang disandarkan kepada kisah kaum Sodom dalam Al-Qur?an.
The Traces of Qur’anic Women’s Hakiki Justice Interpretation in KUPI's Fatwas Rofiah, Nur; Nikmatullah, Nikmatullah; Mufidah, Zakiyatul
PALASTREN: Jurnal Studi Gender Vol 17, No 1 (2024): PALASTREN
Publisher : IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/palastren.v17i1.26496

Abstract

Mainstream Islamic epistemologies are gender biased due to two primary reasons. First, women are often seen as men’s sexual tools and reproductive machinery, making them sexual objects. Second, legalistic interpretations of the Qur’an require formal interpretation. The Indonesian Women Ulama Congress (KUPI) proposes an alternative Qur'anic women's Hakiki Justice interpretation. In this context, women are respected as whole persons with physical, intellectual, and spiritual qualities deserving of respect as complete subjects. Islamic welfare ideals are shaped by their unique bodily and social human experiences. Islamic teaching system consists of vision, moral foundation, and method verses. As a process of transformation, the verses comprise the starting point, intermediate, and final goals verses. KUPI’s fatwas are examined for Qur'anic women's hakiki justice interpretation. The library research method is employed using credible books and online resources. The key texts are Nalar Kritis Muslimah, Metodologi Fatwa KUPI books, and KUPI's fatwas documents on the Kupipedia website. The results highlight that the traces of Qur'anic women's hakiki justice interpretation in KUPI's fatwas are indicated by how KUPI integrated women's bodily and social experiences in understanding the issues and the Qur'an. 
Nilai-Nilai Keikhlasan dalam Al-Qur'an untuk Pengembangan Etos Kerja: Perbandingan dengan Teori Self-Determination Ahmad, Naufal Hafiid; Rofiah, Nur; Tamam, Badru
Al Furqan: Jurnal Ilmu Al Quran dan Tafsir Vol. 7 No. 2 (2024): Al Furqan: Jurnal Ilmu Al Quran dan Tafsir
Publisher : Program Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah (IAI TABAH)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58518/alfurqon.v7i2.2865

Abstract

This study aims to analyze the values of sincerity (ikhlas) in the Qur'an and their contribution to the development of work ethics by comparing them with the Self-Determination Theory (SDT) from Western psychology. The research employs a qualitative approach with a descriptive-analytical method, involving the interpretation of Qur'anic verses about sincerity and an analysis of SDT, which emphasizes autonomy, competence, and relatedness as key aspects of motivation. The findings reveal that the Qur'an provides a spiritual foundation through the values of sincerity, where pure intention to seek Allah's pleasure serves as the primary basis for all actions. This concept focuses on selfless contribution, surpassing material orientation. In contrast, SDT highlights intrinsic motivation derived from individuals' psychological needs, such as autonomy and competence. While both share similarities in terms of internal motivation, the values of sincerity in the Qur'an offer a deeper spiritual dimension, making it a holistic approach to fostering meaningful work ethics. This study concludes that implementing the values of sincerity can significantly enhance work motivation with a higher orientation toward spiritual goals, surpassing secular approaches. These findings contribute significantly to the development of more holistic work ethics in the context of Islam.
Kontroversi Hermeneutika Al-Qur’an Sebagai Metodologi Menafsirkan Al-Qur’an Arrasyid, Ahmad Roisy; Nawawi, Abd Muid; Rofiah, Nur
Blantika: Multidisciplinary Journal Vol. 2 No. 5 (2024): Special Issue
Publisher : PT. Publikasiku Academic Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57096/blantika.v2i5.143

Abstract

Perdebatan tentang kemungkinan pengembangan ‘ulum Al-Qur’an melalui hermeneutika dan tentang penerapan hermeneutika dalam penafsiran Al-Qur’an hingga saat ini masih dimunculkan di kalangan para ulama dan sarjana Islam. Pro dan kontra pun terjadi dan tidak dapat dihindari. Sebagian dari mereka menolak hermeneutika secara totalitas. Sebagian yang lain menerimannya secara keseluruhan dan sebagian yang lain lagi berusaha menengahi perbedaan pendapat tersebut dengan mengatakan bahwa sebagian teori hermeneutika dipandang acceptable (diterima) dalam kajian keislaman. Penelitian ini setidaknya dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu-ilmu keislaman. Pertama, penelitian ini membuktikan adanya sejumlah pemahaman baru yang berbeda dengan tradisi ilmu tafsir dan Al-Qur’an sebelumnya. Metode penafsiran yang lebih memberikan peran berimbang antara teks, pengarang, dan penafsir. Kedua, semangat zaman yang melatarbelakangi gagasan penerapan hermeneutika antara lain semangat untuk memecahkan kebuntuan pemikiran Islam, guna merespon tantangan modernesisasi dan globalisasi. Sementara itu penolakan terhadap hermeutika dilatarbelakangi oleh semangat menentang hegemoni Barat dalam tradisi pemikiran Islam dan keinginan untuk mempertahankan tradisi keilmuan Islam yang telah mapan. Dan dalam penelitian ini, penulis mengambil langkah metodologis berupa analisis filosofis.Integrasi heremenutika terbukti memberikan dampak perkembangan bagi kajian ilmu Al-Qur’an  dan tafsir. Terbukti dari banyaknya penelitian lahir yang membahas tentang hermeneutika. Baik yang pro ataupun yang kontra, keduanya sama-sama mendapatkan keuntungan daripada integrasi hermeneutika. Untuk mendukung gagasan penerapan hermeneutika dalam penafsiran Al-Qur’an, Sahiron Syamsuddin mengajukan tiga argumen serta memberikan juga bukti cara mengaplikasiannya.
Ayat-Ayat Tentang Kisas Dalam Perspektif Ibnu Katsir Dan Fazlur Rahman Akbar, Padil; N, Abd. Muid; Rofiah, Nur; Uzm, Bil
Jurnal Global Ilmiah Vol. 2 No. 9 (2025): Jurnal Global Ilmiah
Publisher : International Journal Labs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55324/jgi.v2i9.235

Abstract

This study examines the concept of kisas (reciprocal retribution) in the Qur'an, seen from the perspective of two prominent commentators: Ibn Katsir (a classical commentator) and Fazlur Rahman (a contemporary commentator). This research aims to understand the similarities and differences in their interpretation of the Qur'anic verses about the kisas. This study uses the maudhu'i (thematic) tafsir method with an analytical-comparative approach. The research data is in the form of Qur'anic verses related to Kisas interpreted by Ibn Kathir in the book Tafsir Ibn Kathir and Fazlur Rahman in his double movement thinking method. This research is motivated by the existence of pros and cons in society regarding the punishment of kisas (commensurate retribution). This research is intended to answer questions about the law and interpretation of the kisas in the Qur'an, also explain the comparative analysis of Ibn Kathir and Fazlur Rahman's interpretation of the verses of the kisas, as well as to find out the text and context of the verses about the laws of kisas by using the double movement method to analyze the comparative interpretation of Ibn Kathir and Fazlur Rahman. The results of this research are expected to provide an overview of the interpretation of Kisas in the treasures of Islamic interpretation. It is also hoped that it can bring out a more comprehensive and contextual understanding of the application of Kisas in the modern era.
An Analysis of the Meaning of the Word Auliyā’ in the 2019 Edition of the Indonesian Ministry of Religious Affairs' Qur’anic Translation: A Critical Discourse Perspective Fajri, Ahmad; Rofiah, Nur; Ismail, Azmi
Al Furqan: Jurnal Ilmu Al Quran dan Tafsir Vol. 8 No. 1 (2025): Al Furqan: Jurnal Ilmu Al Quran dan Tafsir
Publisher : Jawa Timur: Prodi. Ilmu Al Quran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin IAI Tarbiyatut Tholabah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58518/alfurqon.v8i1.3543

Abstract

The translation of key Qur’anic terms plays a crucial role in shaping public religious understanding, particularly in multicultural societies like Indonesia. One such term is auliyā’, whose interpretation can carry significant theological and sociopolitical implications. This study analyzes the translation of auliyā’ in the 2019 edition of the Qur’an published by the Indonesian Ministry of Religious Affairs, aiming to identify shifts in its meaning and explore how these reflect national and social values. Employing a qualitative method within the framework of Critical Discourse Analysis (CDA), the research draws on Teun A. van Dijk’s model, integrating literature review, textual analysis, and interviews with translators and policymakers. The findings indicate that the term auliyā’ is rendered as "faithful friends," which narrows its meaning from the broader classical interpretations such as "allies," "leaders," or "guardians." This choice appears to be a deliberate domestication strategy aimed at fostering interreligious harmony and minimizing sectarian tension. It aligns with Indonesia’s Pancasila values, emphasizing unity, tolerance, and pluralism. The study concludes that translation is not merely a linguistic act but also a socio-political engagement that can reinforce national ideology. This research contributes to the field of Qur’anic translation studies by highlighting the role of localized interpretations in promoting inclusive religious discourse within diverse national contexts.  
Pemahaman Masyarakat Desa Rato Kecamatan Lambu Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat Tentang QS. Al-Ikhlas/112 dalam Tradisi Zikir Peta Kapanca Rodatul, Gina; Rofiah, Nur; Nurbaiti
Rahmad : Jurnal Studi Islam dan Ilmu Al-Qur'an Vol 3 No 1 (2025): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71349/rahmad.v3i1.34

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang Pemahaman Masyarakat Desa Rato Kecamatan Lambu Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat Tentang QS. Al-Ikhlas/112 dalam Tradisi Zikir Peta Kapanca. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi sosiologis. Sumber data primer berasal dari dokumen-dokumen penting yang dimiliki oleh lembaga kemasyarakatan, sekaligus jawaban dari pihak-pihak terkait yang diwawancarai. Sumber sekunder berasal dari berbagai referensi ilmiah yang berkaitan dengan pembahasan. Studi tentang tafsir Qur`an tidak hanya memberikan gambaran deskriptif tentang praktik-praktik keagamaan, tetapi juga mengeksplorasi dinamika kompleks di balik interaksi manusia dengan Al-Qur`an. Masyarakat Desa Rato memiliki pemahaman yang kuat terhadap Surah Al-Ikhlas, yang diyakini sebagai dasar iman dan takwa, terutama dalam konteks pernikahan dan kemudahan urusan pengantin. Secara Qur’anik, Surah Al-Ikhlas menegaskan keesaan Allah, sebagai tempat bergantung semua makhluk dan tidak memiliki sekutu, sebagaimana dijelaskan dalam tafsir Ibnu Katsir. Keyakinan ini tercermin dalam tradisi spiritual seperti zikir Peta Kapanca, yang meskipun dilandasi pemahaman terbatas terhadap tafsir Al-Qur’an, tetap mencerminkan ajaran Islam. Oleh karena itu, peningkatan pemahaman Al-Qur’an diharapkan dapat memperdalam makna spiritual dalam tradisi ini.
Islam dan Kearifan Lokal Menyikapi Pembacaan Surah Yasin dalam Tradisi Doa Bola Masyarakat Bima Mariyati, Ayu; Rofiah, Nur; Nurbaiti
Rahmad : Jurnal Studi Islam dan Ilmu Al-Qur'an Vol 3 No 1 (2025): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71349/rahmad.v3i1.35

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang pembacaan surah Yasin dalam tradisi Doa Bola di Bima, Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi sosiologis. Sumber data primer berasal dari dokumen-dokumen penting yang dimiliki oleh lembaga kemasyarakatan, sekaligus jawaban dari pihak-pihak terkait yang diwawancarai. Sedangkan sumber sekunder berasal dari berbagai referensi ilmiah yang berkaitan dengan pembahasan. Studi tentang living Qur`an tidak hanya memberikan gambaran deskriptif tentang praktik-praktik keagamaan, tetapi juga mengeksplorasi dinamika kompleks di balik interaksi manusia dengan Al-Qur`an. Hal ini mencakup analisis terhadap peran Al-Qur`an dalam kehidupan individu dan komunitas, serta bagaimana makna dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya diinterpretasikan dan diterapkan dalam konteks yang spesifik. Temuan penelitian ini menunjukkan juga bahwa pemaknaan sosial pembacaan surah Yasin dalam tradisi Doa Bola pada masyarakat Bima merupakan salah satu bentuk usaha atau ikhtiar masyarakat untuk mendekatkan diri dan mendapatkan ridha Allah. Selain itu juga masyarakat Bima meyakini bahwa pembacaan surah Yasin dalam tradisi Doa Bola yaitu sebagai dzikir, karena dengan membaca surah Yasin membuat hati menjadi tenang. Kemudian sebagai doa keselamatan, mengingat kematian, serta membaca Al-Qur’an dalam dalam kehidupan sehari-hari merupakan ibadah.