Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

ANALISIS TITIK IMPAS USAHA PEMBUATAN GULA SEMUT DI KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG Millaty, Marosimy; Salehawati, Nurul
Surya Agritama : Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Vol 8, No 2 (2019): SURYA AGRITAMA
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.509 KB)

Abstract

ABSTRAK Gula semut merupakan salah satu komodi unggulan masyarakat Indonesia yang dibuat menggunakan bahan dasar nira dari pohon kelapa. Rasa gula semut yang khas serta praktis dalam penyajian, membuat produk gula semut digemari oleh berbagai kalangan, hingga diekspor ke mancanegara. Diketahui jika permintaan pasar untuk produk gula semut Indonesia mencapai 400 ton per bulan. Lebih lanjut, peneliti merasa perlu mengetahui gambaran umum industri gula semut sehingga dilakukan analisis titik impas atau Break Even Point  (BEP). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui titik impas atau Break Even Point (BEP), baik BEP harga, BEP produksi, maupun BEP penerimaan dari usaha pembuatan gula semut di Kecamatan Candimunlyo Kabupaten Magelang. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuisioner secara langsung kepada 60 responden terpilih dengan metode Simple Random Sampling (sampel acak sederhana). Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive) di Kecamatan Candimulyo dengan pertimbangan kecamatan tersebut merupakan sentra pembuatan gula semut di Kabupaten Magelang. Perhitungan BEP dilakukan dengan menggunakan rata-rata biaya variabel total yang terdiri dari biaya eksplisit dan implisit. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bila produksi gula semut di Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang memiliki BEP produksi sebesar 3,63 kg, BEP penerimaan sebesar  Rp 21.101,17, dan BEP harga sebesar Rp 7.979,84 per kg. Kata kunci: gula semut, titik impas, sampel acak sederhana
RANTAI PASOKAN JAMUR KUPING DI YOGYAKARTA Salehawati, Nurul; Millaty, Marosimy
Surya Agritama : Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Vol 8, No 2 (2019): SURYA AGRITAMA
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.64 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan harga jamur kupingkuping cukup besar di tingkat konsumen akhir dengan harga yang di tingkat petani, serta adanya dugaan peran beberapa pedagang dalam pemasaran jamur kuping di Yogyakarta. Berdasarkan kondisi tersebut, maka tujuan penelitian: (1) mengidentifikasi saluran dan fungsi pemasaran jamur kuping di Yogyakarta; (2) Mengetahui biaya, keuntungan, margin, efisiensi teknis dan ekonomis, farmer share dan faktor ? faktor yang mempengaruhi rantai pasok jamur kuping di Yogyakarta. Metode penentuan lokasi penelitian adalah purposive. Selanjutnya, penentuan sampel penelitian mengambil responden 50 petani jamur kuping, dan pedagang dan responden menggunakan metode snowball sampling. Jamur kuping yang dijual dalam 2 bentuk yaitu jamur kuping segar dan jamur kuping kering. Lembaga pemasaran jamur kuping di Yogyakarta terdiri 6 lembaga yaitu produsen, pengepul, pedagang menengah, supplier, pengecer, dan supermarket. Saluran pemasaran jamur kuping di Yogyakarta memiliki 5 saluran pemasaran yaitu (1) produsen ? konsumen, (2) produsen ? pengecer ? konsumen, (3) produsen ? pengepul ? pedagang menengah ? pengecer ? konsumen, (4) produsen ? pengepul ? pengecer ? konsumen, (5) produsen ? supplier ? supermarket - konsumen. Saluran yang melakukan kegiatan fungsi-fungsi pemasaran paling lengkap pada saluran 5 dan yang paling sedikit melakukan fungsi ? fungsi pemasaran terletak pada saluran 1. Total margin pemasaran terbesar terletak pada saluran 5, sedangkan Farmer share terbesar terletak pada saluran 1. Saluran 5 memiliki efisiensi secara teknis dan saluran 1 memiliki efisiensi secara ekonomis. Faktor Faktor yang mempengaruhi marjin pemasaran adalah harga ditingkat petani, jumlah saluranpemasaran dan biaya. Aliran rantai pasok jamur kuping lebih dari 70% menyatakan lancar dan sangat lancar. Kara Kunci : Saluran pemasaran, Fungsi Pemasaran, Margin, Jamur kuping, Yogyakarta
POTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI GULA SEMUT DI DESA TRENTEN KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG Millaty, Marosimy
Berkala Ilmiah AGRIDEVINA Vol 7, No 1 (2018): Berkala Ilmiah Agribisnis Agridevina
Publisher : UPN VETERAN JAWA TIMUR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/adv.v7i1.1130

Abstract

Tanaman kelapa merupakan tanaman perkebunan yang dapat dijumpai di hampir seluruh wilayah Indonesia. Salah satu sentra pohon kelapa di Indonesia terletak di Provinsi Jawa Tengah yang tersebar di berbagai kabupaten, salah satunya di Kabupaten Magelang dengan luas lahan yang sudah ditanami kelapa seluas 5.023 hektar di tahun 2015. Kelapa dikenal pula dengan tanaman kehidupan karena semua bagian dari tanaman ini dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomis. Salah satu olahan yang berasal dari pohon kelapa dengan nilai jual cukup tinggi adalah gula semut yang dibuat dari nira pohon kelapa. Di Kabupaten Magelang, sentra pembuatan gula semut dapat dijumpai di beberapa daerah, salah satunya terletak di Desa Trenten Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Tujuan dilaksanakan penelitian ini yaitu untuk mengetahui potensi pengembangan industri gula semut di Desa Trenten Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang selanjutnya dianalisis menggunakan analisis kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui jika harga gula semut di tingkat petani sebesar Rp 18.000,00 per kilogram, lebih tinggi dibandingkan gula cetak yang dihargai sebesar Rp 13.000,00 per kilogram. Hal ini membuat sebagian petani gula kelapa beralih dari memproduksi gula cetak menjadi pengrajin gula semut. setiap bulan, rata-rata produksi gula semut di Desa Trenten sebesar 1.439,07 kg. Melihat kondisi Desa Trenten yang subur, keberadaan pohon kelapa yang melimpah, serta masih ada pengrajin yang belum memanfaatkan nira miliknya menjadi gula semut, menghasilkan kesimpulan bahwa Desa Trenten masih memiliki potensi yang besar untuk pengembangan industri gula semut. DOI : http://doi.org/10.33005/adv.v7i1.1130
ANALISIS STUDI KELAYAKAN INDUSTRI GULA SEMUT (STUDI KASUS DI DESA KEBONREJO KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG) Marosimy Millaty; Liana Fatma Leslie Pratiwi
Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi Vol 21, No 1 (2020): Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi
Publisher : Agribusiness Department, Faculty of Agriculture, UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jdse.v21i1.4189

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ketersediaan faktor produksi dan untuk mengetahui kelayakan usaha pengolahan nira kelapa menjadi gula semut di Desa Kebonrejo Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Penelitian ini dilakukan di Desa Kebonrejo, dengan pertimbangan bahwa Desa Kebonrejo merupakan sentra industri gula semut di Kabupaten Magelang. Sampel penelitian diambil secara simple random sampling (sampel acak sederhana) sebanyak 30 orang. Analisis yang digunakan pada penelitian ini, menggunakan metode deskriptif, dengan mengamati sejauh mana ketersediaan faktor produksi di daerah penelitian. Faktor produksi yang diamati pada penelitian ini yaitu penguasaan pohon kelapa, bahan baku, dan tenaga kerja. Untuk analisis kelayakan usaha, digunakan analisis BEP (Break Even Point) produksi, BEP harga, dan analisis R/C. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui ketersediaan faktor produksi di lokasi penelitian tersedia dengan baik, sehingga industri ini memiliki prospek untuk dikembangkan. Selain itu, diketahui jika rata-rata produksi gula semut di lokasi penelitian sebesar 7,89, lebih tinggi dibandingkan BEP produksi sebesar 2,23 (jika biaya variabel implisit tidak dihitung) dan sebesar 3,17 (jika biaya variabel implisit ikut dihitung). Untuk BEP harga diperoleh hasil sebesar Rp 2.406,13 per kg jika biaya variabel implisit ikut diperhitungkan dan sebesar Rp 6.655,22 per kg jika biaya variabel implisit tidak ikut diperhitungkan. Nilai BEP harga lebih kecil dibandingkan harga jual gula semut di tingkat pengrajin yaitu sebesar Rp 18.500,00, artinya usaha ini layak untuk dijalankan. Berdasarkan analisis R/C diketahui jika nilai R/C sebesar 7,69. Nilai R/C lebih besar dari 1 yang berarti usaha ini layak untuk dijalankan.Kata kunci: titik impas, gula semut, kelayakan
Atribut yang Menjadi Pertimbangan Konsumen Terhadap Minuman Kemasan Mengandung Ekstrak Jahe (Zingiber afficanate) di Kabupaten Sleman Hidayatus Shohimah Achmad; Marosimy Millaty
Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi Vol 22, No 2 (2021): Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi
Publisher : Agribusiness Department, Faculty of Agriculture, UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jdse.v22i2.6442

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atribut apa saja yang menjadi pertimbangan konsumen terhadap minuman kemasan yang mengandung ekstrak jahe. Pengambilan data dilakukan selama tiga bulan, yakni bulan Juni-Agustus 2021. Responden penelitian adalah masyarakat Kabupaten Sleman yang mengkonsumsi minuman kemasan mengandung ekstrak jahe. Jumlah sampel penelitian sebanyak 96 orang, dimana jumlah sampel diperoleh dengan menghitung menggunakan rumus Lemeshow. Sumber data berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung kepada responden terpilih sedangkan data sekunder diperoleh dari beberapa sumber referensi seperti buku dan jurnal. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui karakteristik responden. Sedangkan untuk mengetahui atribut yang menjadi pertimbangan konsumen, dilakukan analisis uji binomial yang diolah menggunakan alat bantu SPSS.Berdasarkan hasil penelitian, diketahui jika konsumen memperoleh minuman kemasan yang mengandung ekstrak jahe dengan cara membeli di swalayan (17%), mini market (26%), toko kelontong (41%), online (5%), lain-lain (13%). Selain itu, mayoritas konsumen menyukai membeli minuman kemasan mengandung ekstrak jahe dalam bentuk kemasan sachet, yakni sebanyak 84%. Selanjutnya dilakukan uji binomial untuk mengetahui atribut yang menjadi pertimbangan konsumen. Berdasarkan hasil uji binomial, diketahui jika atribut harga, rasa, kemasan, informasi produk, kadaluarsa, merek, promosi dan kemudahan didapat merupakan atribut yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memutuskan untuk membeli minuman kemasan yang mengandung ekstrak jahe.
Analisis Titik Impas Usaha Pembuatan Gula Semut di Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang Marosimy Millaty; Nurul Salehawati
Surya Agritama: Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Vol. 8 No. 2 (2019)
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gula semut merupakan salah satu komodi unggulan masyarakat Indonesia yang dibuat menggunakan bahan dasar nira dari pohon kelapa. Rasa gula semut yang khas serta praktis dalam penyajian, membuat produk gula semut digemari oleh berbagai kalangan, hingga diekspor ke mancanegara. Diketahui jika permintaan pasar untuk produk gula semut Indonesia mencapai 400 ton per bulan. Lebih lanjut, peneliti merasa perlu mengetahui gambaran umum industri gula semut sehingga dilakukan analisis titik impas atau Break Even Point (BEP). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui titik impas atau Break Even Point (BEP), baik BEP harga, BEP produksi, maupun BEP penerimaan dari usaha pembuatan gula semut di Kecamatan Candimunlyo Kabupaten Magelang. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuisioner secara langsung kepada 60 responden terpilih dengan metode Simple Random Sampling (sampel acak sederhana). Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive) di Kecamatan Candimulyo dengan pertimbangan kecamatan tersebut merupakan sentra pembuatan gula semut di Kabupaten Magelang. Perhitungan BEP dilakukan dengan menggunakan rata-rata biaya variabel total yang terdiri dari biaya eksplisit dan implisit. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bila produksi gula semut di Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang memiliki BEP produksi sebesar 3,63 kg, BEP penerimaan sebesar Rp 21.101,17, dan BEP harga sebesar Rp 7.979,84 per kg.
Rantai Pasokan Jamur Kuping di Yogyakarta Nurul Salehawati; Marosimy Millaty
Surya Agritama: Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Vol. 8 No. 2 (2019)
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan harga jamur kupingkuping cukup besar di tingkat konsumen akhir dengan harga yang di tingkat petani, serta adanya dugaan peran beberapa pedagang dalam pemasaran jamur kuping di Yogyakarta. Berdasarkan kondisi tersebut, maka tujuan penelitian: (1) mengidentifikasi saluran dan fungsi pemasaran jamur kuping di Yogyakarta; (2) Mengetahui biaya, keuntungan, margin, efisiensi teknis dan ekonomis, farmer share dan faktor – faktor yang mempengaruhi rantai pasok jamur kuping di Yogyakarta. Metode penentuan lokasi penelitian adalah purposive. Selanjutnya, penentuan sampel penelitian mengambil responden 50 petani jamur kuping, dan pedagang dan responden menggunakan metode snowball sampling. Jamur kuping yang dijual dalam 2 bentuk yaitu jamur kuping segar dan jamur kuping kering. Lembaga pemasaran jamur kuping di Yogyakarta terdiri 6 lembaga yaitu produsen, pengepul, pedagang menengah, supplier, pengecer, dan supermarket. Saluran pemasaran jamur kuping di Yogyakarta memiliki 5 saluran pemasaran yaitu (1) produsen – konsumen, (2) produsen – pengecer – konsumen, (3) produsen – pengepul – pedagang menengah – pengecer – konsumen, (4) produsen – pengepul – pengecer – konsumen, (5) produsen – supplier – supermarket - konsumen. Saluran yang melakukan kegiatan fungsi-fungsi pemasaran paling lengkap pada saluran 5 dan yang paling sedikit melakukan fungsi – fungsi pemasaran terletak pada saluran 1. Total margin pemasaran terbesar terletak pada saluran 5, sedangkan Farmer share terbesar terletak pada saluran 1. Saluran 5 memiliki efisiensi secara teknis dan saluran 1 memiliki efisiensi secara ekonomis. Faktor Faktor yang mempengaruhi marjin pemasaran adalah harga ditingkat petani, jumlah saluranpemasaran dan biaya. Aliran rantai pasok jamur kuping lebih dari 70% menyatakan lancar dan sangat lancar.
Bread Business Development Strategy in Increasing Sales at Al Mumtaz Bread (Rotaz) Nurlina H; Marosimy Millaty
Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi Vol 23, No 1 (2022): Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi
Publisher : Agribusiness Department, Faculty of Agriculture, UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jdse.v23i1.6779

Abstract

Sweet bread producers can be found easily to fulfill the wishes of consumers who want sweet bread to be present in their daily life. The large number of sweet bread producers makes business competition increasingly fierce, so that the selection of the right strategy is needed to increase sales. This study aims to identify and describe the business strategy that must be carried out by the Rotaz business so that the business can develop and increase sales. The research was conducted at the Rotaz business owned by the Islamic Boarding School (BUMPES), Al Mumtaz Islamic Boarding School. The data sources were primary data and secondary data. Respondents to the questionnaire are management who are relatively understanding and interested in choosing Rotaz's marketing strategy and consumers who choose it by purposive sampling. The data analysis technique is the Analytical Hierarchy Process (AHP). The AHP stage is carried out by the steps of compiling a hierarchy and determining the priority of criteria with the stages of synthesizing, measuring consistency, calculating consistency index (CI), and calculating consistency ratio (CR). Based on the research results, it is known that from four criteria and three alternatives that have been determined, the best recommendation for Rotaz business development is to increase concentration on consumer behavior, followed by marketing and the lowest is advertising. Keywords : Analytical Hierarchy Process, bread, strategy
ANALISIS PROFITABILITAS PADA KOPERASI PENGOLAHAN SUSU SAPI DI KABUPATEN SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Meita Puspa Dewi; Marosimy Millaty; Dewi Masitoh
Agros Journal of Agriculture Science Vol 24, No 3 (2022): Edisi Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v24i3.2189

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis profitabilitas koperasi susu sapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2022 di Koperasi Peternakan Sarono Makmur, Kecamatan Cangkringan. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu dimana pengambilan sampel didasarkan wilayah produksi susu terbanyak di Kabupaten Sleman. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengurus dan karyawan Koperasi Peternakan Sarono Makmur di Cangkringan. Sumber data yang diperoleh pada penelitian ini yaitu data primer dan sekunder. Analisis data pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif dengan metode pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total biaya tetap susu murni perbulan Rp 76.760.980,00 dan susu pasteurisasi Rp 11.210.100,00. Biaya variabel unit usaha susu murni Koperasi Peternakan Sarono Makmur per bulan yaitu Rp 981.041.439,00 dan biaya variable susu murni Rp 3.161.225,00. Biaya total susu murni yaitu Rp. 1.057.802.419,00 dan susu pasteurisasi Rp 14.371.321,00. Penerimaan susu murni dan susu pasteurisasi di Koperasi Peternakan Sarono Makmur 241.025 liter dengan penerimaan Rp. 1.185.619.041,00. Analisis profitabilitas susu murni sebesar 9,6% lebih besar dibandingkan susu pasteurisasi sebesar 7,24%. Hal ini menunjukkan bahwa analisis profitabilitas susu murni lebih tinggi dibandingkan dengan susu pasteurisasi.
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BAKPIA (Studi Kasus Bakpia Istana Al Mumtaz Yogyakarta) Melinda Melinda; Marosimy Millaty
Agros Journal of Agriculture Science Vol 24, No 3 (2022): Edisi Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v24i3.2206

Abstract

Industri makanan merupakan salah satu industri yang terus berkembang di berbagai penjuru, termasuk Indonesia. Salah satu daerah di Indonesia dengan pertumbuhan industri pengolahan makanan yang cukup pesat adalah Daerah Istimewa Yogyakarta. Banyak makanan yang istimewa, salah satu yang dimiliki Daerah Istimewa Yogyakarta adalah bakpia. Terdapat salah satu tempat yang memproduksi bakpia yaitu terletak di Desa Beji Kecamatan Patuk Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta tepatnya di Pondok Pesantren Al Mumtaz yang diberi nama dengan Bakpia Istana. Penelitian ini dilakukan di Badan Usaha Milik Pesantren Al Mumtaz khususnya pada unit usaha bakpia yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik konsumen dan mengetahui preferensi konsumen. Peneliti melakukan penelitiannya pada bulan April hingga September 2022. Peneliti menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan data multiatribut fishbein. Hasil penelitian dari analisis Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Bakpia Istana di Pondok Pesantren Al Mumtaz menunjukkan bahwa produk Bakpia Istana terinterpretasi baik untuk dikonsumsi oleh para konsumen, hal ini ditunjukkan oleh jumlah evaluasi (ei) dan kepercayaan (bi) adalah 49,49. Jika jumlah berada pada kisaran 20-60 maka produk terinterpretasi baik. InterpretasiB(baik) merupakan suatu tolak ukur bagi produsen untuk senantiasa mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas dan kuantitas produk bakpia untuk mencapai kepuasan konsumen yang maksimal.