Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

STUDI DESKRIPTIF PERMASALAHAN GERAK DAN FUNGSI PADA WANITA MENOPAUSE Faj'ri Romadhona, Nurul; Fauziah, Enny; Khairunnisa
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 3 No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v3i1.21738

Abstract

Latar Belakang : Menopause dipicu oleh perubahan kadar hormon (estrogen dan progesteron). Penurunan tingkat sirkulasi estrogen menginduksi sindrom pramenopause, yang meliputi tanda, gejala, dan perubahan fisiologis yang terkait dengan menopause. Hot flashes (gelombang panas yang menjalar dari dada ke wajah), keringat malam, kekeringan vagina, inkontinensia urin, dan ketidakteraturan siklus menstruasi adalah beberapa gejala fisik yang mungkin menyertai menopause. Gejala menopause dapat berkisar dari ringan hingga berat, dan dapat berlangsung dalam waktu singkat atau lama. Tujuan : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui permasalahan gerak dan fungsi yang dihadapi oleh wanita menopause. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analisis deskriptif dengan pendekatan observasional, dengan pengumpulan data melalui kuesioner. Teknik pengambilan sampel sejumlah 45 wanita menopause di lima wilayah kota di Indonesia.. Hasil : Hasil penelitian ini didapatkan wanita mengalami menopause sebagian besar pada usia 52-60 tahun. Terdapat permasalahan gerak dan fungsi sebagian besar terjadi pada wanita dengan keluhan nyeri pada sendi-sendi dan otot. Kesimpulan : Fase menopause mengakibatkan terjadinya perubahan emosional pada wanita dengan usia 46-50 tahun, wanita menikah, wanita berpendidikan non perguruan tinggi, wanita dengan pekerjaan tak terkategori dan pegawai swasta.
Correlation Analysis Between Cardiovascular Load and Lung Function Disorders Based On FVC Values In Construction Workers Nazhira, Fidyatul; Putri, Fadma; Fauziah, Enny; Afriani, Dini; Zahra, Siti Halwa Khoirinnisa; Lazuardi, Ghifari Theo
FISIO MU: Physiotherapy Evidences Vol. 6 No. 1 (2025): Physiotherapy in Management and Prevention
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/fisiomu.v6i1.7390

Abstract

Introduction: Construction work environments, often characterized by exposure to dust and chemicals, pose significant risks to workers' respiratory and cardiovascular health. While much research has focused on the impact of dust on lung function, the role of cardiovascular load in contributing to these health issues remains underexplored. This study aimed to analyze the correlation between cardiovascular load (%CVL) and pulmonary function impairment based on forced vital capacity (FVC) in construction workers. Methods: This observational cross-sectional study involved 37 construction workers in Central Jakarta, selected through purposive sampling. Data were collected via spirometry and heart rate measurements before, during, and after work. Results: The results showed that 79% of respondents had restrictive disorders, while 21% had obstructive disorders. Statistical analysis revealed a significant negative correlation between %CVL and FVC values (p < 0.001; r = -0.550). These findings indicate that increased cardiovascular load is associated with decreased lung function, particularly in workers with long-term exposure to dust and extended work durations. Conclusion: Managing physical workload and controlling workplace environments are crucial to preventing pulmonary function decline in construction workers.
STUDI DESKRIPTIF PERMASALAHAN GERAK DAN FUNGSI PADA WANITA MENOPAUSE Faj'ri Romadhona, Nurul; Fauziah, Enny; Khairunnisa
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 3 No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v3i1.21738

Abstract

Latar Belakang : Menopause dipicu oleh perubahan kadar hormon (estrogen dan progesteron). Penurunan tingkat sirkulasi estrogen menginduksi sindrom pramenopause, yang meliputi tanda, gejala, dan perubahan fisiologis yang terkait dengan menopause. Hot flashes (gelombang panas yang menjalar dari dada ke wajah), keringat malam, kekeringan vagina, inkontinensia urin, dan ketidakteraturan siklus menstruasi adalah beberapa gejala fisik yang mungkin menyertai menopause. Gejala menopause dapat berkisar dari ringan hingga berat, dan dapat berlangsung dalam waktu singkat atau lama. Tujuan : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui permasalahan gerak dan fungsi yang dihadapi oleh wanita menopause. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analisis deskriptif dengan pendekatan observasional, dengan pengumpulan data melalui kuesioner. Teknik pengambilan sampel sejumlah 45 wanita menopause di lima wilayah kota di Indonesia.. Hasil : Hasil penelitian ini didapatkan wanita mengalami menopause sebagian besar pada usia 52-60 tahun. Terdapat permasalahan gerak dan fungsi sebagian besar terjadi pada wanita dengan keluhan nyeri pada sendi-sendi dan otot. Kesimpulan : Fase menopause mengakibatkan terjadinya perubahan emosional pada wanita dengan usia 46-50 tahun, wanita menikah, wanita berpendidikan non perguruan tinggi, wanita dengan pekerjaan tak terkategori dan pegawai swasta.
Kombinasi Plyometric Training Dengan Mobilization With Movement Lebih Baik Dibanding Kombinasi Plyometric Training Dengan Strain Counter Strain Dalam Meningkatkan Keseimbangan Dan Range Of Motion Ankle Joint Pada Kasus Chronic Ankle Instability Di Klinik Barito Farma Hamzah, Arfian; Fauziah, Enny; Sa’diah, Mar’atus
FISIO MU: Physiotherapy Evidences Vol.1, No.2, Juli 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/fisiomu.v1i2.4963

Abstract

Pendahuluan; Chronic Ankle Instability (CAI) merupakan suatu kondisi dimana terjadi ketidakstabilan pergelangan kaki lateral serta gejala sisa seperti nyeri dan keterbatasan luas gerak sendi setelah cedera berulang pada ligament pergelangan kaki lateral. Tujuan; Untuk membandingkan kombinasi plyometric training dengan Mobilization with Movement (MWM) dan kombinasi plyometric training dengan Strain Counter Strain (SCS) terhadap peningkatan keseimbangan, Range of Motion (ROM), dan fungsional ankle pada kasus CAI. Metode; Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan rancangan penelitian pre-test and post-test group design. Sampel berjumlah 22 orang yang terdiri dari 11 orang di setiap kelompok. Kelompok 1 diberikan plyometric training dan MWM dan kelompok 2 diberikan plyometric training dan SCS. Latihan diberikan 3x seminggu selama 6 minggu. Teknik pengambilan sampel dengan random sampling. Keseimbangan diukur dengan Star Excursion Balance Test (SEBT), ROM diukur dengan Dorsiflexion Range of Motion (DFROM), fungsional ankle diukur dengan Foot and Ankle Ability Measure (FAAM). Hasil; Uji Paired sample t-test pada kedua kelompok didapatkan hasil signifikan untuk SEBT, DFROM, FAAM (p=0,001). Hasil sama pada uji Independent sample t-test nilai SEBT dan DFROM (p=0,001), namun nilai FAAM (p lebih dari 0,05). Simpulan; Kombinasi plyometric training dengan MWM dan kombinasi plyometric training dengan SCS sama-sama meningkatkan keseimbangan, ROM, dan fungsional ankle. Namun, untuk meningkatkan keseimbangan dan ROM kombinasi plyometric training dengan MWM lebih baik.
Penatalaksanaan Fisioterapi untuk Meningkatkan Keseimbangan Dinamis Lansia dengan Teknik Core Stability Exercise dan Tandem Walking Exercise Fauziah, Enny; Zulfah, Khairina; Oktaviani, Yulisha Eva
FISIO MU: Physiotherapy Evidences Vol.3,No.1 Januari 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/fisiomu.v3i2.4998

Abstract

Lansia merupakan usia yang rentan akan mengalami jatuh. Hal tersebut disebabkan karena terjadinya penurunan kekuatan otot, rentang gerak sendi, sistem vestibular dan sistem visual. Semua permasalahan tersebut akan menyebabkan terjadinya gangguan keseimbangan dinamis pada lansia. Maka dari itu, pasien yang memiliki permasalahan keseimbangan dinamis harus diberikan intervensi yang tepat, salah satunya dengan menggunakan intervensi core stability exercise dan tandem walking exercise. Core stability exercise merupakan intervensi yang berfungsi untuk meningkatkan kekuatan core muscle. Sedangkan tandem walking exercise merupakan intervensi yang diberikan untuk meningkatkan aktivasi input proprioseptif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan fisioterapi pada gangguan keseimbangan dinamis lansia dengan pemberian intervensi berupa core stability exercise dan tandem walking exercise. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan case study yaitu dengan melakukan pemeriksaan dan penanganan fisioterapi pada satu orang pasien. Penelitian ini dilakukan di Desa Paring Agung, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Penelitian ini dilakukan pada lansia yang memiliki masalah gangguan keseimbangan yang diukur dengan menggunakan timed up and go test. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pemberian intervensi core stability exercise dan tandem walking exercise dalam waktu 6 minggu dapat meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia
GAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKLETAL PADA PENGRAJIN SASIRANGAN DI KAMPUNG SASIRANGAN SUNGAI JINGAH KEC. BANJARMASIN UTARA Fauziah, Enny; Safitri, Khusnul; Permatasari, Dian Intan
Jurnal Kajian Ilmiah Kesehatan dan Teknologi Vol 5 No 2 (2023)
Publisher : Politeknik Unggulan Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52674/jkikt.v5i2.111

Abstract

Work craft sasirangan especially those related to human strength and endurancein carrying out their work can cause problems that have so far been ignored, includingback pain, neck pain, wrist pain, which are called musculoskeletal disorders. So thatmusculoskeletal disorders be one reason happening accident work. Objective Thisresearch is to find out musculoskeletal disorders in sasirangan craftsmen. Thisresearch was conducted in Sasirangan Sungai Jingah Village, Kec. North Banjarmasinwith the method descriptively using the Nordic Body Map questionnaire measuring tool.The results showed that the average age of the sasirangan craftsmen was 35 years,based on the gender distribution, the most experienced musculoskeletal disorders werewomen with a percentage of 56.8%, based on the distribution of the average workingperiod of 5 years, based on the distribution of average working duration. 7 hours/daywith a percentage of 45.9%, based on the distribution of the average working positionsitting on the floor with a percentage of 54.0%, and based on the distribution ofrespondents who experience musculoskeletal disoders an average of 49.3 with aninterpretation of mild complaints, usually complain of pain in the lumbar area.
OVERVIEW OF ELDERLY BALANCE AT MEDICAL REHABILITATION, ULIN HOSPITAL, BANJARMASIN Fauziah, Enny
Jurnal Kajian Ilmiah Kesehatan dan Teknologi Vol 6 No 1 (2024)
Publisher : Politeknik Unggulan Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52674/jkikt.v6i1.126

Abstract

Elderly would decreased in body physiology, especially those that affect balance control, such as decreased muscle strength, changes in posture, fat levels that accumulate in certain areas, decreased proprioception and visual impairment. This results in poor balance control for the elderly, which can increase the risk of falls in the elderly. The method used is a descriptive survey. Meanwhile, for the qualitative (random) research design, the target of the activity was aimed at the adult and elderly community at the Medical Rehabilitation of Ulin Hospital, Banjarmasin, as many as 34 people. Meanwhile, there were 11 active respondents for balance checks. Based on the results of the research that had been carried out, it was found that the average age of middle age was 52.4 years with a total of 7 people and the elderly was 63.75 years with a total of 4 people. Meanwhile, in the results of the single leg stance, it was found that the risk level for falls was in the single leg stance open eyes with an average age of 58.9 years, a total of 9 people with an average standing time of 26.3 seconds. In the single leg stance closed eyes, the level of risk of a risky fall was obtained with an average age of 57.7 years, a total of 10 people with a standing time on one leg of 2.9 seconds. Conclusion: Respondents experienced balance disorders with a risk level of risky falls based on the single leg stance open eyes test with the number 9 people with an average age of 58.9 years closed eyes with 10 respondents with an average age of 57.7 years. Keywords: Balance, Single Leg Stance Test, Elderly