Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

Tipologi Ketertinggalan Wilayah pada Kabupaten Sampang Ketut Dewi Martha Erli Handayeni; Fajrii Audrina Majida
Jurnal Penataan Ruang Vol 14, No 1 (2019): Jurnal Penataan Ruang 2019
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v14i1.7150

Abstract

Kabupaten Sampang adalah salah satu daerah tertinggal di Provinsi Jawa Timur. Misi Provinsi Jawa Timur tentang Rencana Tata Ruang Wilayah adalah keseimbangan pemerataan pembangunan antar wilayah dan pertumbuhan ekonomi. Ditanggapi oleh RPJMD Provinsi Jawa Timur tahun 2014-2019 dengan memprioritaskan pembangunan kawasan tertinggal yang diarahkan pada wilayah selatan Jawa Timur dan Kepulauan Madura. Kabupaten Sampang merupakan salah satu prioritas penanganan daerah tertinggal berdasarkan pertimbangan bobot Indeks Ketertinggalan yang paling rendah. Potensi Kabupaten Sampang selain lokasi yang berdekatan dengan jembatan Suramadu juga potensi pada sektor pertanian, peternakan, perkebunan dan pariwisata. Jika memanfaatkan potensi Kabupaten Sampang secara maksimal maka mampu mengeluarkan Kabupaten Sampang dari daerah tertinggal. Untuk memaksimalkan potensi tersebut maka diperlukan rencana strategi pula yang tepat, sesuai  dengan karakteristik ketertinggalan wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tipologi ketertinggalan wilayah dengan analisa cluster sehingga dapat memudahkan dalam menyusun rencana strategi pengembangan wilayah sehingga dapat mengentaskan Kabupaten Sampang sebagai daerah tertinggal.  Dari 186 desa dan kecamatan yang terdapat pada Kabupaten Sampang, 7 desa termasuk pada tipologi ketertinggalan wilayah rendah, 140 desa termasuk pada tipologi ketertinggalan sedang dan 75 desa termasuk pada ketertinggalan tinggi.
Arahan Peningkatan Penggunaan Moda Bus Trans Sarbagita pada Koridor 1 di Kota Denpasar Ketut Dewi Martha Erli Handayeni; Putu Audrina Utama
Jurnal Penataan Ruang Vol 14, No 1 (2019): Jurnal Penataan Ruang 2019
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v14i1.7147

Abstract

Kemacetan terjadi akibat meningkatknya jumlah kendaraan pribadi, sedangkan pertambahan dan pelebaran ruas jalan meningkat dalam jumlah kecil. Dalam mengatasi persoalan kemacetan, Provinsi Bali menyediakan angkutan umum Bus Trans Sarbagita sejak tahun 2011. Namun pada tahun 2016, tingkat penggunaan kendaraan pribadi masih tinggi sebesar 91,2%, sedangkan pengguna angkutan umum hanya sebesar 8,8%. Rata-rata load factor Bus Trans Sarbagita tahun 2012 – 2017 adalah sebesar 28,95%. Hal ini menunjukkan rendahnya tingkat penggunaan Bus Trans Sarbagita, khususnya pada Koridor 1. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan penggunaan moda Bus Trans Sarbagita. Tahapan yang dilakukan untuk mencapai tujuan ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan moda pada Koridor 1 dengan menggunakan analisis Cross Tab dan merumuskan arahan peningkatan dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil studi menunjukkan terdapat 3 variabel yang memiliki pengaruh kuat, yaitu waktu tunggu, biaya, dan keandalan. Berdasarkan hasil studi, terbentuk 6 arahan utama dan 11 arahan pendukung.
Pemodelan Kepuasan Pengguna BRT Trans Jateng Koridor 1 Purwokerto - Purbalingga Dengan Metode Structural Equation Modelling Faiq Muhammad Azka; Ketut Dewi Martha Erli Handayeni
Jurnal Penataan Ruang Vol 16, No 2 (2021): Jurnal Penataan Ruang 2021
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v16i2.8618

Abstract

Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng Koridor 1 Purwokerto - Purbalingga mulai beroperasi pada Agustus 2018. Angkutan ini memiliki rata-rata 70% untuk angka keterisian (load factor). Melihat data tersebut, menjadikan BRT Trans Jateng Koridor 1 Purwokerto – Pubalingga sebagai transportasi umum yang memiliki potensi besar untuk dapat melayani perjalanan masyarakat di Kabupaten Banyumas dan Purbalingga. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi penyediaan layanan BRT Trans Jateng Koridor 1 Purwokerto – Purbalingga berdasarkan kepuasan pengguna. Metode analisis yang digunakan adalah SEM (Structural Equation Modelling) untuk mengevaluasi pengaruh aspek-aspek pelayanan BRT terhadap kepuasan pengguna. Hasil studi menunjukkan bahwa aspek operasional BRT serta aspek informasi dan komunikasi memiliki pengaruh positif yang siginifikan terhadap kepuasan pengguna. Aspek operasional BRT mencakup atribut kecepatan bus, pemungutan tarif, dan frekuensi layanan. Aspek informasi dan komunikasi mencakup atribut branding dan informasi penumpang. Pengembangan model kepuasan pengguna BRT dapat dimanfaatkan sebagai instrumen untuk mengevaluasi pelayanan BRT yang sesuai dengan harapan pengguna.
PENERAPAN KONSEP TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN JEMBATAN MERAH SURABAYA Alethea Jihan Masyithah; Sardjito -; Ketut Dewi Martha Erli Handayeni
Desa-Kota: Jurnal Perencanaan Wilayah, Kota, dan Permukiman Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Urban and Regional Planning Program Faculty of Engineering Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/desa-kota.v3i2.43892.148-161

Abstract

Kawasan Jembatan Merah Surabaya merupakan kawasan Kota Lama Surabaya yang masih mempunyai banyak bangunan cagar budaya. Fungsi utama kawasan ini adalah perdagangan dan jasa, serta akan direncanakan menjadi salah satu kawasan pariwisata sejarah di Kota Surabaya. Kawasan ini memiliki titik transit berupa terminal yang melayani moda transportasi angkutan kota (lyn) dan bus kota untuk tujuan dalam maupun luar kota Surabaya. Dalam kebijakan transportasi Surabaya, kawasan ini akan dijadikan sebagai satu dari beberapa kawasan yang akan dikembangkan konsep Transit Oriented Development (TOD). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan prioritas pengembangan Kawasan Jembatan Merah Surabaya berdasarkan konsep TOD dengan mempertimbangkan kesesuaian karakteristik kawasan sebagai kawasan Kota Lama Surabaya. Tujuan tersebut dilakukan melalui tiga sasaran. Pertama, menentukan kriteria, indikator dan variabel konsep TOD sesuai dengan karakteristik kawasan Jembatan Merah Surabaya dengan analisis Delphi. Kedua, menentukan prioritas pengembangan kawasan Jembatan Merah berdasarkan konsep TOD dengan Analytical Hierarchy Process (AHP). Ketiga, identifikasi karakteristik kawasan Jembatan Merah Surabaya sesuai dengan kriteria kawasan TOD menggunakan analisis deskriptif statistik. Adapun output dari penelitian ini adalah Prioritas Pengembangan Kawasan Jembatan Merah Surabaya berdasarkan Konsep TOD. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh sebelas variabel yang berpengaruh terhadap pembentukan kawasan Jembatan Merah Surabaya berdasarkan konsep TOD. Urutan variabel berpengaruh menurut prioritas pengembangannya, yakni: Penggunaan Lahan Non-Residensial; Ketersediaan Jalur Pedestrian; Kondisi Jalur Pedestrian; Kondisi Bangunan; Konektivitas Jalur Pedestrian; Dimensi Jalur Pedestrian; Ketersediaan Penyebrangan Pedestrian; KLB (Koefisien Lantai Bangunan); KDB (Koefisien Dasar Bangunan); Kepadatan Bangunan dan Penggunaan Lahan Residensial. Dengan mengacu pada hasil tersebut, diidentifikasi pula tingkat kesesuaian dari karakteristik kawasan Jembatan Merah Surabaya dengan kriteria TOD.
Pola Spasial Tingkat Aksesibilitas Suroboyo Bus dengan Metode PTAL (Public Transport Accessibility Levels) di Kota Surabaya Syahrul Fathoni; Ketut Dewi Martha Erli Handayeni
Jurnal Teknik ITS Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v11i2.97645

Abstract

Pemerintah Kota Surabaya meresmikan layanan moda transportasi massal berbasis bus dengan nama “Suroboyo Bus” pada tanggal 7 April 2018. Pada tahun 2022 terdapat 4 rute yang melayani masyarakat Kota Surabaya. Rute Suroboyo Bus tersebut diantaranya yaitu Terminal Purabaya - Rajawali (PP), Gunung Anyar – Kenjeran Park (PP), Terminal Intermoda Joyoboyo – Jono Soewojo (PP), dan Terminal Purabaya – Tembaan (PP). Namun, pemanfaatan Suroboyo Bus sebagai moda transportasi utama belum optimal dilihat dari rata-rata angka keterisian (load factor) kurang dari 50% pada Tahun 2021 - 2022. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor penting seperti kondisi aksesibilitas dan pola spasial terkait keterjangkauan jarak tempuh dengan berjalan kaki yang masih cukup terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial tingkat aksesibilitas Suroboyo Bus di Kota Surabaya. Metode analisis yang digunakan adalah metode PTAL (Public Transport Accessibility Levels) untuk mengukur tingkat aksesibilitas Suroboyo Bus berdasarkan indeks Accessibility Levels di Kota Surabaya. Setelah mengetahui nilai indeks aksesibilitas tersebut, dilanjutkan dengan menganalisis pola spasial dengan metode interpolasi Inverse Distance Weighted (IDW), selanjutnya dikaitkan dengan sistem kegiatan melalui metode overlay peta penggunaan lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 93,34% dari luas Kota Surabaya tidak terjangkau (worst accessibility) layanan Suroboyo Bus berdasarkan jarak tempuh berjalan kaki secara ideal sejauh 400 meter dari halte dan 85,46% tidak terjangkau berdasarkan jarak tempuh maksimal dengan berjalan kaki 800 meter dari halte. Selain itu, 6 – 15% area lainnya mempunyai tingkat aksesibilitas dengan kategori sangat kurang terjangkau dan kurang terjangkau. Jika dikaitkan dengan sistem kegiatan, penggunaan lahan untuk fasilitas umum, perdagangan dan jasa, perkantoran serta perumahan memiliki kategori aksesibilitas yang tidak terjangkau mencapai 60 – 95% dari luas total setiap penggunaan lahan tersebut. Oleh karena itu, peningkatan aksesibilitas Suroboyo Bus sangat diperlukan melalui integrasi sistem jaringan angkutan umum dengan sistem kegiatan untuk meningkatkan pola mobilitas berbasis transit di Kota Surabaya.
Kajian Preferensi Pengguna Park And Ride Terminal Intermoda Joyoboyo Pada Tatanan Normal Baru Kemal Arya Widigda; Ketut Dewi Martha Erli Handayeni
Jurnal Penataan Ruang Vol 17, No 2 (2022): Jurnal Penataan Ruang 2022
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v17i2.11567

Abstract

Park and Ride merupakan sistem parkir yang menggunakan fasilitas ruang parkir dengan memarkirkan kendaraan pribadi, setelah itu beralih ke moda transportasi umum. Tujuan Park and Ride Terminal Intermoda Joyoboyo diperuntukkan memudahkan masyarakat untuk beralih dari transportasi pribadi ke transportasi umum, sehingga penggunaan transportasi pribadi dan kemacetan bisa dikurangi. Pada awal pembukaan Park and Ride Terminal Intermoda Joyoboyo di bulan Desember tahun 2019 mecapai penggunaan sebesar 1416 kendaraan roda 4 dan 727 kendaraan roda 2. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, analisis Conjoint dan Crosstab. Berdasarkan hasil analisis Conjoint menunjukkan bahwa preferensi yang diharapkan pengguna Park and Ride Terminal Intermoda Joyoboyo adalah biaya progresif, kemudahan ditingkatkan, kenyamanan ditingkatkan, keamanan ditingkatkan, menerapkan seluruh protokol kesehatan, mengurangi daya tampung moda transportasi dan pembayaran tunai. Adapun tingkat kepentingan atribut menurut preferensi pengguna secara berurutan adalah Biaya (42.878%), Kenyamanan (18.171%), Sistem Pembayaran (10.168%), Kemudahan (10.139%), Protokol kesehatan (7.473%), Keamanan (5.678%) dan Daya Tampung (5.493%). Kombinasi pilihan atribut Park and Ride Terminal Intermoda Joyoboyo memiliki keterkaitan signifikan dengan karakteristik sosio-ekonomi pengguna serta pola perjalanannya.
Evaluasi Kinerja Koridor Ruas Jalan Dr. Ir. H. Soekarno, Surabaya Berdasarkan Elemen Rancang Complete Street Taqy Satriaji Santoso; Ketut Dewi Martha Erli Handayeni
Jurnal Teknik ITS Vol 11, No 3 (2022)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v11i3.98087

Abstract

Jalan Dr. Ir. H. Soekarno / MERR merupakan salah satu jalan dengan tingkat kecelakaan tertinggi di Kota Surabaya. Sepanjang periode 2017-2021, terjadi 273 kali kecelakaan pada ruas Jalan Dr. Ir. H. Soekarno. Statistik tersebut memiliki arti bahwa setidaknya, satu minggu sekali terjadi kecelakaan. Lebih jauh lagi, diketahui bahwa terdapat 73 orang pejalan kaki terlibat dalam kecelakaan di ruas Jalan Dr. Ir. H. Soekarno pada periode 2013-2021. Akibatnya, diperlukan adanya suatu konsep pengembangan untuk menjamin koridor yang aman untuk bermobilisasi, yaitu konsep complete street. Complete street adalah sebuah konsep dimana siapapun itu, terlepas dari kemampuan fisik dan moda yang digunakan, berkesempatan untuk bermobilitas dengan aman dan nyaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami seberapa baik kinerja elemen rancang koridor eksisting yang dilihat berdasarkan variabel konsep complete street untuk meningkatkan rasa aman dan nyaman bagi pengguna jalan. Penelitian ini menggunakan Analisis Delphi untuk mendapatkan variabel elemen rancang yang relevan dan aplikatif pada koridor Jalan Dr. Ir. H. Soekarno, dilanjutkan dengan Analisis IPGA (Importance-Performance Gap Analysis) guna mengetahui tingkat kepuasan pengguna jalan terhadap variabel dilihat dari sisi kinerja dan kepentingannya. Hasilnya, ditemukan bahwa kinerja seluruh variabel complete street masih jauh dibawah harapan pengguna jalan, dimana variabel elemen rancang complete street yang dimaksud adalah kamera kecepatan, pita penggaduh, separasi lajur, material trotoar, jalur penyeberangan, pulau penyeberangan, bollards, penerangan, kontinuitas trotoar, lebar trotoar, landscaping, seating, ubin pemandu, pelandaian kereb, wayfinding signage, street vending, lajur khusus bus, tempat pemberhentian bus, jalur sepeda, marka jalur sepeda, separator jalur sepeda, dan toucan crossing.
Faktor Kerentanan COVID-19 pada Permukiman Kumuh di Keluraan Ciptomulyo, Kota Malang Risvi Surya Noviyanto; Ketut Dewi Martha Erli Handayeni
Jurnal Teknik ITS Vol 11, No 3 (2022)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v11i3.101160

Abstract

Kota Malang memiliki daerah dengan indikasi kumuh, salah satunya Kelurahan Ciptomulyo dengan luasan kumuh 59,85 ha sekaligus merupakan permukiman kumuh terbesar di Kota Malang. Kelurahan Ciptomulyo memiliki penduduk 12.767 jiwa dan kepadatan penduduk tinggi yaitu 15.382 jiwa/km2. Kondisi tersebut diperparah dengan muncul-nya COVID-19 di Indonesia, di mana transmisinya berkaitan dengan faktor lingkungan dan perilaku masyarakat. Permu-kiman kumuh di Kelurahan Ciptomulyo tidak menunjukkan perbaikan berarti dari tahun 2016 hingga 2018 yaitu 62,60 ha pada tahun 2016 dan 59,80 ha permukiman kumuh pada 2018, hal tersebut dapat memicu transmisi COVID-19 di Kelurahan Ciptomulyo. Hal ini dibuktikan dengan adanya penambahan kasus COVID-19 hingga mencapai kasus 417 positif dan 26 meninggal dunia. Karena itu diperlukan pengkajian lanjut terkait bagaimana faktor kerentanan kawasan permukiman kumuh di Kelurahan Ciptomulyo terhadap transmisi COVID-19. Metode yang digunakan memiliki dua tahapan. Tahapan pertama menentukan faktor yang berpengaruh terhadap keren-tanan COVID-19 pada permukiman kumuh di Kelurahan Ciptomulyo dengan analisis Likert. Tahap kedua adalah menga-nalisis tingkat pengaruh faktor kerentanan COVID-19 pada permukiman kumuh di Kelurahan Ciptomulyo dengan meng-gunakan analisis AHP. Stakeholder yang digunakan memiliki pengaruh terhadap transmisi COVID-19 di Ciptomulyo. Hasil analisis likert dan AHP diperoleh luaran faktor yang berpe-ngaruh serta tingkatannya terhadap transmisi COVID-19 di Kelurahan Ciptomulyo. Faktor yang memiliki pengaruh tinggi adalah kepadatan penduduk, kebiasaan menerapkan kebijakan isolasi dan pembatasan sosial, budaya menggunakan alat pro-tektif diri. Faktor yang memiliki pengaruh sedang adalah rerata jumlah keluarga dalam satu KK, angka penderita ISPA, kepa-datan bangunan, dan fasilitas kesehatan. Faktor yang memiliki pengaruh rendah adalah ketersediaan dan kualitas air, keter-sediaan dan kondisi sanitasi, ruang terbuka, dan kemiskinan.
Penerapan E-Commerce untuk Penguatan UMKM Berbasis Konsep One Village One Product di Kabupaten Karangasem I Ketut Eddy Purnama; Putu Gde Ariastita; Ketut Dewi Martha Erli Handayeni; Supeno Mardi Susiki Nugroho
Sewagati Vol 2 No 2 (2018)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.77 KB)

Abstract

Pendekatan OVOP (One Village One Product) merupakan konsep dalam pengembangan ekonomi wilayah yang mengarahkan suatu wilayah/desa mampu menciptakan suatu produk khas yang bercirikan lokal dengan memanfaatkan segala potensi sumberdaya lokal yang dimilikinya serta berdaya saing global. Dalam mendorong implementasi OVOP di Indonesia, kebijakan dan program yang mendukungnya ditetapkan oleh Kementerian Perindustrian sejak tahun 2008. Pendekatan OVOP mengandalkan peran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta koperasi sebagai ujung tombak dalam menghasilkan produk unggulan desa/wilayah. Namun, hingga kini implementasi OVOP di daerah masih sering menemukan kendala, terutama pada penguatan kapasitas pelaku usaha dalam menciptakan produk unggul yang berdaya saing global. Pada tahun 2017 telah dilaksanakan kegiatan pengabdian masayrakat melalui identifikasi komoditas unggulan dengan pendekatan OVOP di Kabupaten Karangasem. Hasilnya adalah terdapat 11 jenis produk unggulan yang diproduksi oleh UMKM yang tersebar di 8 kecamatan yang hanya memiliki skala pemasaran sebagian lokal. Kegiatan perekonomian di Kabupaten Karangasem didominasi oleh kegiatan UMKM ini dengan karakteristik modal kecil, tenaga kerja sedikit, manajemen/pengelolaan yang sederhana, serta teknologi yang juga masih sederhana. Sektor ini mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 27.709 orang. Peran UMKM ini strategis sebagai penopang perekonomian wilayah dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Karangasem. Namun, kendala promosi dan strategi pemasaran produk menjadi hambatan utama sektor UMKM ini. Oleh karena itu, perlunya penguatan sektor UMKM terutama dalam hal pemasaran produk melalui penerapan E-Commerce. E-Commerce adalah platform aktifitas jual-beli barang atau jasa melalui komputer dan jaringan internet. Penerapan e-commerce dilakukan di banyak negara-negara berkembang dan berhasil meningkatkan produktifitas, menjangkau pasar lebih luas, dan kesempatan penjualan yang lebih baik sehingga juga meningkatkan daya saing global. Implementasi OVOP di Karangasem dapat diperkuat dengan sebuah platform Information and Communication Technology (ICT) berupa e-commerce atau perdagangan elektronik. Beberapa manfaat e-commerce diantaranya dapat menambah jangkauan pemasaran dan jumlah konsumen, mempermudah promosi produk, mengurangi rantai distribusi pemasaran barang, mempermudah interaksi antara penjual dan pembeli termasuk mendapat saran dari pembeli, dan pada akhirnya dapat meningkatkan produksi. Dengan penerapan e-commerce, maka sektor UMKM diharapkan dapat mengaplikasikan bisnis/usaha yang berkelanjutan dan bersaing secara global berdasarkan prinsip-prinsip OVOP.
Pengolahan Data Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) Untuk Kebutuhan Penyusunan Profil di Kecamatan Sukolilo Ummi Fadlilah Kurniawati; Ketut Dewi Martha Erli Handayeni; Siti Nurlaela; Hertiari Idajati; Fendy Firmansyah; Nursakti Adhi Pratomoadmojo; Riswan Sianturi Septriadi
Sewagati Vol 4 No 3 (2020)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.244 KB)

Abstract

Sistem Informasi Geografis atau SIG merupakan sistem geospasial yang berperan penting dalam perencanaan pembangunan. SIG sebagai sistem yang mampu mengakomodasi data spasial dengan data atribut menjadi sebuah tampilan yang mampu memberikan analisis keruangan, dapat digunakan untuk memberikan informasi dalam perencanaan. Namun pemanfaatan SIG belum optimal, terutama pemanfaatan pada tingkat kecamatan karena data yang tersedia memiliki format yang kurang mendukung. Basis data di kecataman pada umumnya masih berupa data statistik, tidak bereferensi geografis, belum tersistem, dan belum terintegrasi. Salah satu kecamatan yang belum mempunyai data berbasis SIG adalah Kecamatan Sukolilo yang berlokasi di area sekitar Kampus ITS Surabaya. Kecamatan Sukolilo, di mana banyak perguruan tinggi berada, mempunyai data yang cukup dinamik karena terdapat banyak mahasiswa dari perguruan tinggi yang tinggal di sana. Oleh karena itu, diperlukan konsep pengolahan data berbasis SIG untuk Kecamatan Sukolilo. Pada penelitian ini, pengolahan data berbasis SIG dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu studi literatur, pengumpulan data, pengolahan data, pembuatan peta dan penarikan kesimpulan. Melalui pengolahan data ini diharapkan dapat membantu mempermudah pemerintah untuk mengetahui gambaran kondisi Kecamatan Sukolilo dan mendukung proses perencanaan pembangunan.