Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan Sanksinya dalam Hukum Islam Kadarisman, Ali
De Jure: Jurnal Hukum dan Syari'ah Vol 9, No 2: Desember 2017
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1055.822 KB) | DOI: 10.18860/j-fsh.v9i2.6905

Abstract

Penelitian ini ditujukan untuk memberikan gambaran tentang bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga dan sanksi terhadap pelaku kekerasan dalam rumah tangga baik yang dilakukan suami maupun istri. Penelitian ini adalah penelitian normatif, yaitu dengan menelusuri ketentuan-ketentuan hukum baik yang ada dalam al-Quran, hadits, maupun pendapat para fuqaha’. Hasil dari penelitian ini adalah: pertama, setiap perbuatan yang menyebabkan terkuranginya atau hilangnya hak dari masing-masing suami atau istri adalah termasuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) baik dalam bentuk kekerasan seksual, fisik, psikis, dan finansial. Kedua, Terhadap KDRT yang dilakukan oleh masing-masing suami atau istri hukum Islam memberikan sanksi (‘uqubah) berupa hukuman di akhirat (dosa), kaffarat atau ta’zir.This research is aimed to provide an overview regarding the forms of domestic violence and sanctions against perpetrators of domestic violence both by husbands and wives. This research is normative research by tracing the legal provisions both in the Koran, hadith, and the opinions of the jurists. The results of this study are: first, every action that causes or diminishes the rights of each husband or wife includes domestic violence in the form of sexual, physical, psychological and financial violence. Second, Islamic law gives sanctions (‘uqubah) for any domestic violence committed by each husband or wife in the form of punishment in the hereafter (sin), kaffarat or ta'zir.
THE BEGINNING OF ISLAMIC MONTHS DETERMINATION IN INDONESIA AND MALAYSIA: Procedure and Social Condition Wahidi, Ahmad; Yasin, Noer; Kadarisman, Ali
ULUL ALBAB Jurnal Studi Islam Vol 20, No 2 (2019): Islamic Politics and Society
Publisher : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.998 KB) | DOI: 10.18860/ua.v20i2.5913

Abstract

Determination procedure of the beginning of Islamic months in Indonesia is done through isbat convened by Ministry of Religious Affairs. The result is considered as the official decision of government. In Malaysia, the determination is preceded by the execution of ru’yah set by the officials of Keeper of the Rulers’ Seal. The falak data are prepared by the Falak Unit at the Department of Islamic Development, the Mufti Members of the States of Malaysia as the practitioners. The results are announced by appointed officers from Mufti and Falak experts. The effort of the Indonesian Government on the unification of beginning of Islamic months determination is by establishing the Organization of Ḥisâb Ru’yah. One of its tasks and functions is to seek the unification of the beginning of Islamic months’ determination through several programs. Whereas Malaysian Government does it by synchronizing understanding about the beginning of Islamic months’ determination and after that relying on King’s decision whether there will be strict sanction related to dissimilarity of the beginning of Islamic months’ determination.
Bagian Tirkah Anak Mupu Perspektif Teori Double Movement Fazlur Rahman Nada, Azka Izzatun; Kadarisman, Ali
Sakina: Journal of Family Studies Vol 8 No 1 (2024): Sakina: Journal of Family Studies
Publisher : Islamic Family Law Study Program, Sharia Faculty, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/jfs.v8i1.6575

Abstract

Anak mupu merupakan istilah bagi anak angkat dalam bahasa Jawa, khususnya di Desa Sumberagung anak angkat lebih banyak dikenal dengan sebutan anak mupu. Dalam ketentuannya anak angkat hanya dapat memperoleh waris berupa wasiat wajibah paling banyak 1/3 harta peninggalan orang tua angkatnya. Namun di Desa Sumberagung Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung anak mupu yang merupakan anak angkat memperoleh tirkah dari orang tua angkatnya yang dikenal dengan waris lebih dari 1/3 bagian. Tujuan artikel ini 1.) Untuk mendeskripsikan pandangan tokoh dan masyarakat Desa Sumberagung terhadap bagian tirkah anak mupu 2.) Untuk menganalisis tinjauan teori double movement terhadap pembagian tirkah anak mupu. Artikel ini merupakan penelitian empiris dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data diperoleh dari hasil wawancara. Jenis dan sumber data dalam artikel ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Sedangkan pengolahan data terdiri dari lima tahap yakni edit, klasifikasi, verifikasi, analisis dan kesimpulan. Hasil dari artikel ini adalah, 1.) pandangan tokoh dan masyarakat Desa Sumberagung terhadap tirkah anak mupu yang selama ini berlaku dianggap boleh, hal itu karena mereka menganggap waris tersebut sebagai bentuk imbalan bagi anak mupu, pemberian bagian wasiat tersebut berdasarkan kebiasaan atau adat masyarakat setempat. 2.) Pembagian tirkah anak mupu perspektif teori double movement Fazlur Rahman berdasarkan analisis artikel ini dianggap boleh.
Examining Self-Compassion, Social Support, And Mental Well-Being Among Fast Track Students at UIN Malang Ahyani, Shidqi; Arifa, Laily Nur; Sari, Sulistya Umie Ruhmana; Kadarisman, Ali
Al Ulya: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 9 No. 2 (2024): Al Ulya: Jurnal Pendidikan Islam (Oktober)
Publisher : Fakultas Tarbiyah - Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32665/alulya.v9i2.3242

Abstract

This study explores the relationship between self-compassion, perceived social support, academic stress, and mental well-being among Fast Track students at UIN Malang. Adopting a quantitative approach, the research employs a correlational design to examine the interactions of these variables in a high-pressure academic environment. Data were collected from a 61% sample of Fast Track students using a structured questionnaire, incorporating validated scales for self-compassion, social support, academic stress, and mental well-being.  The findings reveal that Fast Track students generally exhibit high self-compassion, significantly correlated with their mental well-being. High levels of self-kindness, mindfulness, and an awareness of shared humanity were prominent among the students, suggesting a solid psychological resilience. Perceived social support from family and friends significantly impacted overall well-being, though its direct influence on academic stress was more complex. The research did not find a significant direct relationship between self-compassion and academic stress, indicating that self-compassion aids in managing emotional responses to stress rather than reducing it.The study underscores the need for a holistic approach to supporting students in accelerated academic programs. The findings suggest that enhancing self-compassion and strengthening social support networks can improve students' academic performance and mental well-being. This research contributes to understanding students' psychological dynamics in high-pressure academic settings. It provides insights for developing targeted interventions and support systems to foster a balanced and supportive educational environment.
Reaktualisasi dan Relevansi Konsep Kafa'ah Perspektig Generasi Muda Ormas Keagamaan Karim, Lelyana Rozaqul; Kadarisman, Ali
Sakina: Journal of Family Studies Vol 6 No 3 (2022): Sakina: Journal of Family Studies
Publisher : Islamic Family Law Study Program, Sharia Faculty, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/jfs.v6i3.1974

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang reaktualisasi konsep kafa’ah, yaitu adanya perubahan pemaknaan terkait kriteria konsep kafa’ah pada transformasi sosial dan keagamaan yang difokuskan pada generasi muda ormas keagamaan serta menganalisis relevansi konsep kafa’ah di era modern. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dan menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam hukum Islam, secara umum unsur-unsur kafa’ah yaitu; Agama, nasab atau keturunan, kemerdekaan, pekerjaan, harta atau kekayaan, dan tidak cacat. Namun adanya perubahan sosial dan keagamaan tersebut yang akhirnya mendorong terjadinya reaktualisasi konsep kafa’ah. Adapun komponen serta perubahan makna yang terjadi pada generasi muda ormas keagamaan yaitu pertama, adanya perbedaan pemaknaan reaktualisasi konsep kafa’ah, misalnya dalam hal agama terdapat perbedaan makna yaitu pada tingkat ilmu agama dan beragama Islam, selanjutnya dalam hal nasab yaitu dianggap sekufu’ apabila calon pasangan dan keluarganya berasal dari keluarga yang baik hingga pada background orangtua yang masih utuh. Kemudian dalam hal kemerdekaan dimaknai dengan bebas berpendapat, bebas berkarir bagi perempuan dan bebas tanggungan (hutang), serta penambahan kriteria pada ormas tertentu yaitu se-aliran atau berasal dari satu ormas. Kedua, adanya reaktualisasi konsep kafa’ah dengan pembaharuan makna serta kriteria yang dinilai masih sangat relevan apabila dijadikan acuan pada era modern.
Tradisi Nuntu Co’i Pada Perkawinan Masyarakat Desa Sakuru Kecamatan Monta Kabupaten Bima Perspektif Urf Ramdhani, M.; Kadarisman, Ali
Sakina: Journal of Family Studies Vol 6 No 4 (2022): Sakina: Journal of Family Studies
Publisher : Islamic Family Law Study Program, Sharia Faculty, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi dan budaya yang unik dan berbeda-beda mengenai masalah mahar dalam perkawinan. Di daerah Bima khususnya desa Sakuru ada yang namanya tradisi Nuntu Co’i sebelum dilaksanakannya acara perkawinan. Nuntu Co’i ini merupakan kegiatan dimana pihak calon pengantin laki-laki berkunjung di kediaman calon pengantin wanita yang melibatkan tokoh masyarakat yang bertujuan untuk membicarakan masalah mahar, maskawin dan Piti Ka’a (uang untuk biaya pernikahan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk tradisi Nuntu Co’i pada perkawinan masyarakat Bima dan bagaimana perspektif Urf terhadap tradisi Nuntu Co’i. Penelitian ini merupakan penelitian empiris atau penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Adapun sumber data yang digunakan melalui wawancara. Sedangkan proses pengolahan data menggunakan metode editing, klasifikasi, verifikasi, analisis, dan pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian bentuk kegiatan dalam tradisi Nuntu Co’i meliputi: Pertama, silaturahmi kedua belah pihak keluarga dan tokoh masyarakat. Kedua, pembahasan tawar menawar mengenai masalah mahar, maskawin dan Piti Ka’a. Ketiga, Ngaha sama atau makan bersama. Kemudian dalam perspektif Urf, tradisi ini dianggap sebagai tradisi yang baik karena dapat membantu kedua belah pihak calon pengantin mengenai masalah mahar dalam perkawinan. Secara umum Nuntu Co’i tidak bertentangan dengan Urf karena memenuhi syarat- syarat yang ditetapkan dalam Urf.