Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Aktivitas Antibakteri Rimpang Meistera chinensis terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25023 dan Eschericia coli ATCC 35218 Secara Difusi Agar Karmilah; Reymon; Daud, Nur Saadah; Badia, Esti; Yodha, Agung Wibawa Mahatva; Setiawan, Muh. Azdar; Tee, Selfyana Austin; Musdalipah
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 8, No 1 (2023): February 2023
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v8i1.5651

Abstract

Meistera chinensis merupakan generasi baru famili Zingiberaceae yang tumbuh di Sulawesi Tenggara. Ekstrak buah mengandung metabolit sekunder seperti flavonoid, terpenoid, alkaloid, steroid, dan tanin yang memiliki efektivitas sebagai antioksidan dan antibakteri. Namun, belum ada laporan tentang antibakteri pada bagian rimpang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dan aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang M. chinensis. Serbuk kering rimpang M. chinensis diekstraksi dengan maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak dipekatkan menggunakan rotary vacuum evaporator. Metode analisis aktivitas antibakteri menggunakan difusi agar dengan konsentrasi ekstrak 10%, 20%, 30%, dan kontrol positif (Ciprofloxacin 30µg) terhadap Staphylococcus aureus ACTT 25023 dan Escherichia coli ACTT 35218 selama 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol rimpang M. chinensis mengandung flavonoid, saponin, alkaloid, steroid, dan fenol, Ekstrak terbukti menghambat pertumbuhan E. coli dengan diameter zona hambat rata-rata secara berturut-turut pada konsentrasi 10%, 20%, dan 30% sebesar 6,08±1,79; 8,16±0,11 dan  10,57±1,34 mm. Pada S. aureus, zona hambat masing-masing konsentrasi 10%, 20%, dan  30% sebesar 5,02±0,79; 6,01±0,69; 8,03±0,76. Analisis One Way ANOVA menunjukkan perbedaan aktivitas antibakteri yang signifikan antar konsentrasi ekstrak pada E. coli dan S. aureus. Dapat disimpulkan rimpang M. chinensis memiliki aktivitas sebagai antibakteri. 
Formulasi dan Evaluasi Produk Gigi Mouthwash Ekstrak Rimpang Walay (Zingiberaceae) untuk Pengobatan Plak dan Karies Gigi Jumain, Muhammad Asman Setiawan; Sofyan, Suhikma; Daud, Nur Saadah; Setiawan, Muhammad Azdar; Tee, Selfyana Austin; Nurhikmah, Eny; Fauziah, Yulianti; Musdalipah, Musdalipah
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 11 No. 1 (2025): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v11i1.693

Abstract

Zingiberaceae merupakan salah satu family tumbuhan terbesar yang diyakini memiliki potensi aktivitas biologis yang tinggi untuk mengatasi berbagai penyakit. Beberapa generasi Zingiberaceae, seperti Cinnamomum, Meistera, dan Wurfbainia, telah diidentifikasi. Tumbuhan walay (Zingiberaceae) merupakan salah satu tanaman endemik Sulawesi Tenggara yang memiliki khasiat sebagai pengobatan. Skrining fitokimia rimpang walay menunjukkan kandungan senyawa fenolik, flavonoid, alkaloid dan terpenoid dan memiliki aktivitas sebagai antibakteri pada Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans dan Bacillus subtilis. Formulasi produk gigi menggunakan bahan dasar herbal sedang menjadi sorotan utama dalam upaya mengurangi peradangan gusi. Oleh karena itu, penting untuk menyesuaikan perawatan gigi dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan gigi, termasuk dalam pemilihan bentuk produk gigi yang sesuai. Salah satu produk yang digunakan ialah mouthwash. Penelitian ini bertujuan untuk formulasi mouthwash berbasis herbal rimpang walay dan efektivitasnya sebagai antibakteri penyebab plak dan karies gigi. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Ekstrak rimpang walay dibuat dalam bentuk Mouthwash dengan tiga formula konsentrasi A(10%), B(20%) dan C(30%). Pengujian evaluasi sediaan dilakukan dengan parameter pengujian yaitu uji organoleptik, homogenitas, pH, dan kejernihan. Selanjutnya sediaan dilakukan pengujian antibakteri pada Streptococcus mutans ATCC 25175. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak rimpang walay pada formula A, B, C dapat dibuat sediaan mouthwash dan memenuhi persyaratan evaluasi sediaan, yaitu sediaan memiliki aroma mentol, berwarna bening kecoklatan, tekstur cair, homogen, pH berkisar 6-7. Aktivitas antibakteri pada bakteri Streptococcus mutans ATCC 25175 memiliki daya hambat dengan diameter zona bening secara berturut-turut pada konsentrasi 10%, 20%, dan 30% sebesar 6,47 mm, 9,3 mm dan 12,57 mm serta kontrol positif (moutwash herbal x) sebesar 1,49 mm. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan sediaan mouthwash dapat digunakan sebagai produk gigi untuk pengobatan plak dan karies gigi.
PENGARUH KONSENTRASI ISOPROPIL MIRISTAT SEBAGAI PENGIKAT SEDIAAN BLUSH ON STICK EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) rusli, Nirwati; fauziah, yulianti; tee, selfyana austin; badia, esti; nabila, putri
Jurnal Analis Kesehatan Kendari Vol. 6 No. 2 (2024): Jurnal Analis Kesehatan Kendari (JAKK) : Vol. 6 (2) Juni 2024)
Publisher : Program Study of Medical Laboratory Technology , Politeknik Bina Husada Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46356/jakk.v6i2.307

Abstract

ABSTRACT Isopropyl myristate is a binder that is commonly used for blush forms because of its adhesive properties, Isopropyl myristate can distribute the particle size of the final preparation evenly and produce a smooth skin appearance. The use of isopropyl myristate as a binder for blush stick preparations is also very good at distributing the color of the blush. Blush On is cosmetic to blush or make the shape of the cheeks perfect, solid in shape. The purpose of this research was to see the effect of isopropyl myristate as a binder and to determine the optimal concentration of isopropyl myristate as a binder on the physical properties of the preparation. This type of research is experimental research. Extraction of red dragon fruit skin using maceration method with ethanol solvent. Red dragon fruit peel extract is formulated with a concentration of 15%. The results of a physical evaluation of the red dragon fruit peel extract blush on stick showed that the blush stick had a dense texture, a distinctive aroma of strawberry oleum, pink in color, homogeneous and a pH of 6-7. The oiling power is quite good, and the cracking is good, but the stability is not good. The results of the study showed that of the three formulas A with a concentration of 3% isopropyl myristate, formula B with a concentration of 5% and formula C with a concentration of 7%, the best results were obtained from the physical properties test of the preparations and the most preferred hedonic test was formula C. Keywords : Isopropyl myristate, blush on stick ABSTRAK Isopropil miristat adalah pengikat yang lazim digunakan untuk perona pipi bentuk karena sifatnya yang dapat meningkatkan adhesivitas, Isopropil miristat dapat mendistribusikan ukuran partikel pada sediaan akhir secara merata dan menghasilkan tampilan kulit yang halus. Penggunaan isopropil miristat sebagai pengikat sediaan blush on stick juga sangat baik dalam mendistribusikan warna dari blush on. Blush On adalah kosmetik untuk meronai atau membuat bentuk pipi sempurna, berbentuk padat, Blush on berfungsi untuk memberikan rona segar pada pipi dan untuk memperjelas keindahan struktur wajah yang terfokus pada tonjolan tulang pipi. Tujuan penilitian ini adalah untuk melihat pengaruh isopropil miristat sebagai pengikat dan untuk menentukan konsentrasi isopropil miristat yang optimal sebagai pengikat sediaan terhadap sifat fisik sediaan. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Ekstraksi kulit buah naga merah menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol. Ekstrak kulit buah naga merah diformulasikan dengan konsentrasi 15%. Hasil evaluasi fisik terhadap sediaan blush on stick ekstrak kulit buah naga merah menunjukkan bahwa sediaan blush on stick bertekstur padat, aroma khas oleum strawberry, berwarna pink, homogen dan pH 6-7. Daya oles cukup baik, keretakan yang baik, namun stabilitasnya kurang baik. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ketiga formula A dengan konsentrasi isopropil miristat 3%, formula B dengan konsentrasi 5% dan formula C dengan konsentrasi 7%, didapatkan hasil uji sifat fisik sediaan yang paling baik dan uji hedonik yang paling disukai adalah formula C. Kata Kunci : Isopropil miristat, blush on stick
Aktivitas Antibakteri Rimpang Meistera chinensis terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25023 dan Eschericia coli ATCC 35218 Secara Difusi Agar Karmilah; Reymon; Daud, Nur Saadah; Badia, Esti; Yodha, Agung Wibawa Mahatva; Setiawan, Muh. Azdar; Tee, Selfyana Austin; Musdalipah
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 8, No 1 (2023): February 2023
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v8i1.5651

Abstract

Meistera chinensis merupakan generasi baru famili Zingiberaceae yang tumbuh di Sulawesi Tenggara. Ekstrak buah mengandung metabolit sekunder seperti flavonoid, terpenoid, alkaloid, steroid, dan tanin yang memiliki efektivitas sebagai antioksidan dan antibakteri. Namun, belum ada laporan tentang antibakteri pada bagian rimpang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dan aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang M. chinensis. Serbuk kering rimpang M. chinensis diekstraksi dengan maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak dipekatkan menggunakan rotary vacuum evaporator. Metode analisis aktivitas antibakteri menggunakan difusi agar dengan konsentrasi ekstrak 10%, 20%, 30%, dan kontrol positif (Ciprofloxacin 30µg) terhadap Staphylococcus aureus ACTT 25023 dan Escherichia coli ACTT 35218 selama 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol rimpang M. chinensis mengandung flavonoid, saponin, alkaloid, steroid, dan fenol, Ekstrak terbukti menghambat pertumbuhan E. coli dengan diameter zona hambat rata-rata secara berturut-turut pada konsentrasi 10%, 20%, dan 30% sebesar 6,08±1,79; 8,16±0,11 dan  10,57±1,34 mm. Pada S. aureus, zona hambat masing-masing konsentrasi 10%, 20%, dan  30% sebesar 5,02±0,79; 6,01±0,69; 8,03±0,76. Analisis One Way ANOVA menunjukkan perbedaan aktivitas antibakteri yang signifikan antar konsentrasi ekstrak pada E. coli dan S. aureus. Dapat disimpulkan rimpang M. chinensis memiliki aktivitas sebagai antibakteri.