Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Formulasi Emulgel Antiinflamasi Ekstrak Kulit Batang Jambu Mete (Anacardium occidentale L.) DAUD, NUR SAADAH; Angraeni, Ni Kadek Ayu; ., Karmilah; Fauziah, Yulianti
E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 7 (2023): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2023.V12.i07.P17

Abstract

Inflamasi merupakan suatu respons protektif normal terhadap luka jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak atau zat-zat mikrobiologik. Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai antiinflamasi yang berasal dari alam adalah jambu mete (Anacardium occidentale L.). Kulit batang jambu mete mengandung senyawa fenolik menghambat inflamasi dengan mekanisme penangkapan radikal bebas dan menghambat enzim siklooksigenase. Ekstrak kulit batang jambu mete dapat diformulasi menjadi sediaan emulgel untuk memudahkan pemanfaatannya sebagai antiinflamasi topikal. Carbomer 980 0,5% digunakan sebagai gelling agent dengan beberapa varian konsentrasi ekstrak yaitu 2,5 % (Formula A), 5 % (Formula B) dan 7,5 % (Formula C). Bahan tambahan lain terdiri atas parafin cair, span 80, tween 80, propilenglikol, nipagin, nipasol, trietanolamin dan akuades. Evaluasi fisik sediaan dilakukan setiap 3 hari sekali sebanyak 4 kali pengujian. Hasil evaluasi fisik menunjukkan ketiga formula menghasilkan sediaan berbentuk massa emulgel yang berwarna coklat muda, bau khas, homogen, rata-rata pH 5,0 dan daya sebar berkisar antara 5,15 - 5,56 cm. Sedangkan hasil uji stabilitas, formula A dengan konsentrasi ekstrak 2,5 % adalah yang paling stabil setelah dilakukan uji sentrifugasi dan cycling test.
Aktivitas Antibakteri Rimpang Meistera chinensis terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25023 dan Eschericia coli ATCC 35218 Secara Difusi Agar Karmilah; Reymon; Daud, Nur Saadah; Badia, Esti; Yodha, Agung Wibawa Mahatva; Setiawan, Muh. Azdar; Tee, Selfyana Austin; Musdalipah
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 8, No 1 (2023): February 2023
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v8i1.5651

Abstract

Meistera chinensis merupakan generasi baru famili Zingiberaceae yang tumbuh di Sulawesi Tenggara. Ekstrak buah mengandung metabolit sekunder seperti flavonoid, terpenoid, alkaloid, steroid, dan tanin yang memiliki efektivitas sebagai antioksidan dan antibakteri. Namun, belum ada laporan tentang antibakteri pada bagian rimpang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dan aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang M. chinensis. Serbuk kering rimpang M. chinensis diekstraksi dengan maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak dipekatkan menggunakan rotary vacuum evaporator. Metode analisis aktivitas antibakteri menggunakan difusi agar dengan konsentrasi ekstrak 10%, 20%, 30%, dan kontrol positif (Ciprofloxacin 30µg) terhadap Staphylococcus aureus ACTT 25023 dan Escherichia coli ACTT 35218 selama 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol rimpang M. chinensis mengandung flavonoid, saponin, alkaloid, steroid, dan fenol, Ekstrak terbukti menghambat pertumbuhan E. coli dengan diameter zona hambat rata-rata secara berturut-turut pada konsentrasi 10%, 20%, dan 30% sebesar 6,08±1,79; 8,16±0,11 dan  10,57±1,34 mm. Pada S. aureus, zona hambat masing-masing konsentrasi 10%, 20%, dan  30% sebesar 5,02±0,79; 6,01±0,69; 8,03±0,76. Analisis One Way ANOVA menunjukkan perbedaan aktivitas antibakteri yang signifikan antar konsentrasi ekstrak pada E. coli dan S. aureus. Dapat disimpulkan rimpang M. chinensis memiliki aktivitas sebagai antibakteri. 
Antioxidant and Anti-inflammatory Activities of Diarylheptanoid from Etlingera calophrys Fruit Karmilah, Karmilah; Yodha, Agung Wibawa Mahatva; Hamsidi, Rini; Daud, Nur Saadah; Malaka, Muhammad Hajrul; Musdalipah, Musdalipah; Sahidin, Sahidin
Molekul Vol 19 No 3 (2024)
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jm.2024.19.3.12413

Abstract

Diarylheptanoids compounds from the genus Etlingera have attracted widespread attention due to their various structural diversity and potential pharmacological effects. This is certainly an important part to continue to study, especially from Sulawesi endemic species, one of which is Etlingera calophrys. The fruit of E. calophrys is widely utilized in the Sulawesi community. The lack of information on the content of chemical compounds and their pharmacological activities, so the study is very important. Diarylheptanoid compounds were obtained by chromatography technique, molecular structure interpretation by spectroscopy technique while pharmacological activity was tested against radical scavenging as antioxidant and inhibition of protein denaturation as anti-inflammatory. Two diarylheptanoid compounds were successfully isolated from E. calophrys fruit namely 1-(3'-methoxy-4'- hydroxyphenyl)-7-phenyl- 3-heptanone and 1-(3'-methoxy-4'- hydroxyphenyl)-7-(4"-hydroxyphenyl)- 3-heptanone. Antioxidant properties showed very strong ability with IC50 values of 32.21 ± 0.42 and 21.64 ± 0.63 µg/mL, respectively, while anti-inflammatory properties were strongly shown by the compound with IC50 values of 25.71 ± 0.54 and 15.28 ± 0.66 µg/mL, respectively. The presence of diarylheptanoid content that has good pharmacological activity can support the used of E. calophrys as a nutraceutical source. Keywords: Anti-inflammatory, antioxidant, diarylheptanoid, Etlingera calophrys, fruit
PENINGKATAN PENGETAHUAN SISWA SMA NEGERI 1 KENDARI TENTANG SWAMEDIKASI DENGAN METODE CBIA (CARA BELAJAR INSAN AKTIF) Musdalipah, Musdalipah; Daud, Nur Saadah; Fauziah, Yulianti; Karmilah, Karmilah; Yusuf, Muh. Ilyas; Rusli, Nirwati; Setiawan, Muh. Azdar; Wulaisfan, Randa; Ado, Moldefya Wahid; Audina, Fina
JMM - Jurnal Masyarakat Merdeka Vol 1, No 1 (2018): NOVEMBER
Publisher : Universitas Merdeka Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.773 KB) | DOI: 10.51213/jmm.v1i1.3

Abstract

Swamedikasi adalah pengobatan dilakukan oleh masyarakat tanpa menggunakan resep dokter. Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) menunjukkan lebih dari 66% masyarakat melakukan pengobatan sendiri (swamedikasi). Siswa (i) SMA merupakan kelompok masyarakat yang masih labil dan mempunyai pengetahuan yang terbatas dalam menggunakan obat. Metode Cara Belajar Insan Aktif (CBIA) adalah model edukasi pemberdayaan siswa agar lebih terampil memilih obat sehingga swamedikasi menjadi lebih efektif, aman, dan hemat biaya. Tujuan kegiatan ialah untuk mengetahui peningkatan pengetahuan siswa (i) SMA Neg.1 Kendari tentang swamedikasi dengan metode CBIA. Kegiatan dilakukan di SMA Negeri 1 Kendari pada bulan April 2017 dengan desain pra-experimental one-group pretest-posttest. Kegiatan menggunakan kuesioner dengan analisis data menggunakan uji T-test. Berdasarkan hasil analisis uji sample paired T-test 0,026<0,05) menunjukkan pengaruh yang bermakna pemberian metode CBIA terhadap peningkatan pengetahuan siswa (i) SMA Negeri 1 Kendari tentang swamedikasi.Kata Kunci : Swamedikasi, Pengetahuan, CBIA
Formulasi dan Evaluasi Produk Gigi Mouthwash Ekstrak Rimpang Walay (Zingiberaceae) untuk Pengobatan Plak dan Karies Gigi Jumain, Muhammad Asman Setiawan; Sofyan, Suhikma; Daud, Nur Saadah; Setiawan, Muhammad Azdar; Tee, Selfyana Austin; Nurhikmah, Eny; Fauziah, Yulianti; Musdalipah, Musdalipah
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 11 No. 1 (2025): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v11i1.693

Abstract

Zingiberaceae merupakan salah satu family tumbuhan terbesar yang diyakini memiliki potensi aktivitas biologis yang tinggi untuk mengatasi berbagai penyakit. Beberapa generasi Zingiberaceae, seperti Cinnamomum, Meistera, dan Wurfbainia, telah diidentifikasi. Tumbuhan walay (Zingiberaceae) merupakan salah satu tanaman endemik Sulawesi Tenggara yang memiliki khasiat sebagai pengobatan. Skrining fitokimia rimpang walay menunjukkan kandungan senyawa fenolik, flavonoid, alkaloid dan terpenoid dan memiliki aktivitas sebagai antibakteri pada Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans dan Bacillus subtilis. Formulasi produk gigi menggunakan bahan dasar herbal sedang menjadi sorotan utama dalam upaya mengurangi peradangan gusi. Oleh karena itu, penting untuk menyesuaikan perawatan gigi dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan gigi, termasuk dalam pemilihan bentuk produk gigi yang sesuai. Salah satu produk yang digunakan ialah mouthwash. Penelitian ini bertujuan untuk formulasi mouthwash berbasis herbal rimpang walay dan efektivitasnya sebagai antibakteri penyebab plak dan karies gigi. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Ekstrak rimpang walay dibuat dalam bentuk Mouthwash dengan tiga formula konsentrasi A(10%), B(20%) dan C(30%). Pengujian evaluasi sediaan dilakukan dengan parameter pengujian yaitu uji organoleptik, homogenitas, pH, dan kejernihan. Selanjutnya sediaan dilakukan pengujian antibakteri pada Streptococcus mutans ATCC 25175. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak rimpang walay pada formula A, B, C dapat dibuat sediaan mouthwash dan memenuhi persyaratan evaluasi sediaan, yaitu sediaan memiliki aroma mentol, berwarna bening kecoklatan, tekstur cair, homogen, pH berkisar 6-7. Aktivitas antibakteri pada bakteri Streptococcus mutans ATCC 25175 memiliki daya hambat dengan diameter zona bening secara berturut-turut pada konsentrasi 10%, 20%, dan 30% sebesar 6,47 mm, 9,3 mm dan 12,57 mm serta kontrol positif (moutwash herbal x) sebesar 1,49 mm. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan sediaan mouthwash dapat digunakan sebagai produk gigi untuk pengobatan plak dan karies gigi.
Steroidal and Potential Anti-inflammatory Properties of Carteriospongia sp from the Southeast Sulawesi Sea Coast Daud, Nur Saadah; Yodha, Agung Wibawa Mahatva; Musdalipah, Musdalipah; Fusvita, Angriani; Firdayanti, Firdayanti; Sahidin, Sahidin; Arfan, Arfan; Fristiohady, Adryan; Sadarun, Baru
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 30, No 3 (2025): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ik.ijms.30.3.453-464

Abstract

Marine sponges are an abundant yet underutilized resource in Southeast Sulawesi, Indonesia, despite their ecological roles and pharmacological potential. Steroidal metabolites are dominant in many sponge species and have been widely recognized for their strong anti-inflammatory activity. However, the chemical composition and biological potential of Carteriospongia sp from Indonesian waters remain unexplored. Carteriospongia sp was extracted using the Soxhlet method, and the chemical profile was analyzed by Gas Chromatography–Mass Spectrophotometry (GC-MS). Anti-inflammatory activity was evaluated in vitro using the Bovine Serum Albumin (BSA) protein denaturation assay, with methylprednisolone as the positive control. Molecular docking studies were performed to assess the interactions between steroidal compounds and BSA protein. GC-MS analysis identified eight steroidal compounds such as 2-methylenecholestan-3-ol (S1), stigmasterol (S2), 4,4-dimethyl-cholesta-8,24-dien-3-ol (S3), 8,14-seco-3,19-epoxyandrostane-8,14-dione, 17-acetoxy-3ß-methoxy-4,4-dimethyl (S4), cholic acid ethyl ester (S5),  (3ß,5Z,7E)-9,10-secocholesta-5,7,10(19)-triene-3,24,25-triol (S6), stigmastan-3-en-6-ol (S7), ß-sitosterol (S8). The extract demonstrated concentration-dependent inhibition of protein denaturation, achieving 84.81% inhibition at 128 mg.L-1. The IC50 value was 3.71 mg.L-1, comparable to methylprednisolone (IC50 4.45 mg.L-1). Molecular docking revealed that compound S1 and S4 exhibited lower binding energies than other steroids, suggesting stronger stabilization of BSA protein. The findings demonstrate that Carteriospongia sp extract possesses significant anti-inflammatory potential, comparable to methylprednisolone. This study provides novel insights into the bioactive potential of Indonesian marine sponges and emphasizes the importance of further pharmacological and molecular studies to develop sponge-derived steroidal compounds as alternative or complementary anti-inflammatory therapeutics.
Aktivitas Antibakteri Rimpang Meistera chinensis terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25023 dan Eschericia coli ATCC 35218 Secara Difusi Agar Karmilah; Reymon; Daud, Nur Saadah; Badia, Esti; Yodha, Agung Wibawa Mahatva; Setiawan, Muh. Azdar; Tee, Selfyana Austin; Musdalipah
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 8, No 1 (2023): February 2023
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v8i1.5651

Abstract

Meistera chinensis merupakan generasi baru famili Zingiberaceae yang tumbuh di Sulawesi Tenggara. Ekstrak buah mengandung metabolit sekunder seperti flavonoid, terpenoid, alkaloid, steroid, dan tanin yang memiliki efektivitas sebagai antioksidan dan antibakteri. Namun, belum ada laporan tentang antibakteri pada bagian rimpang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dan aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang M. chinensis. Serbuk kering rimpang M. chinensis diekstraksi dengan maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak dipekatkan menggunakan rotary vacuum evaporator. Metode analisis aktivitas antibakteri menggunakan difusi agar dengan konsentrasi ekstrak 10%, 20%, 30%, dan kontrol positif (Ciprofloxacin 30µg) terhadap Staphylococcus aureus ACTT 25023 dan Escherichia coli ACTT 35218 selama 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol rimpang M. chinensis mengandung flavonoid, saponin, alkaloid, steroid, dan fenol, Ekstrak terbukti menghambat pertumbuhan E. coli dengan diameter zona hambat rata-rata secara berturut-turut pada konsentrasi 10%, 20%, dan 30% sebesar 6,08±1,79; 8,16±0,11 dan  10,57±1,34 mm. Pada S. aureus, zona hambat masing-masing konsentrasi 10%, 20%, dan  30% sebesar 5,02±0,79; 6,01±0,69; 8,03±0,76. Analisis One Way ANOVA menunjukkan perbedaan aktivitas antibakteri yang signifikan antar konsentrasi ekstrak pada E. coli dan S. aureus. Dapat disimpulkan rimpang M. chinensis memiliki aktivitas sebagai antibakteri.