Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PELATIHAN PENGGUNAAN BUKU TEKS BERMUATAN HOTS PADA MATERI MULTIKULTUR BAGI GURU SEJARAH SMA KOTA JAYAPURA Handoko, Susanto T.; Hasirun, La Ode; Kulyasin; Loppies, Megiridha
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract This training is motivated by the demands of 21st Century Learning, namely learning that is innovative, creative and fun for students by carrying the spirit of independent learning. Understanding and awareness of Indonesianness must be known by all Indonesians, especially history teachers and students. This awareness is important because Indonesia is a pluralistic country consisting of various ethnic groups, regional languages, religions, and belief groups. This training aims to equip history teachers in the use and internalization of HOTS content history text books on multicultural material. The training methods are in the form of: lectures, questions and answers, discussions, making teaching modules, and teaching practice. The results of the training show that history teachers in implementing the independent curriculum are able to develop innovations in learning history that integrate high-order thinking skills in multicultural material at the senior high school level. Multicultural material in history textbooks can be implemented on the concepts of: culture, multicultural values, social and cultural conflict, race, ethnicity, religion and beliefs, and national identity. Abstrak Pelatihan ini dilatarbelakangi oleh adanya tuntutan Pembelajaran Abad Ke-21 yaitu pembelajaran yang inovatif, kreatif dan menyenangkan bagi peserta didik dengan mengusung semangat merdeka belajar. Pemahaman dan kesadaran mengenai Keindonesiaan wajib diketahui oleh segenap bangsa Indonesia, terutama guru mata pelajaran sejarah dan peserta didik. Kesadaran ini penting karena Indonesia adalah negara majemuk yang terdiri dari beragam suku bangsa, bahasa daerah, agama, dan kelompok penghayat kepercayaan. Pelatihan ini bertujuan untuk membekali guru sejarah dalam penggunaan dan internalisasi buku teks mata pelajaran sejarah bermuatan HOTS pada materi multikultur. Metode pelatihan berupa: ceramah, tanya jawab, diskusi, pembuatan modul ajar, dan praktik mengajar. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa guru sejarah dalam implementasi kurikulum merdeka mampu mengembangkan inovasi pembelajaran sejarah yang mengintegrasikan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada materi multikultur di jenjang sekolah menengah atas. Materi multikultur dalam buku teks mata pelajaran sejarah dapat diimplementasikan pada konsep: kultural, nilai-nilai multikultural, konflik sosial dan budaya, ras, etnis, agama dan kepercayaan, dan identitas nasional.
Identifikasi Situs-Situs Peninggalan Belanda di Kota Tua Abepura Loppies, Megiridha; Hasirun, La Ode; Kulyasin; Wetipo, Meki
J-Abdimas Cenderawasih Vol. 2 No. 1 (2024): Volume 2 Nomor 1 Tahun 2024
Publisher : Universitas Cenderawasih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/jabdimascenderawasih.v2i1.3884

Abstract

This community service aims to identify buildings and historical sites left by the Dutch government (Nederlands Nieuw Guinea) in the old city of Abepura so that the historical heritage of Abepura City's past can be preserved for future generations. The methods used in this service are (1) Field survey, conducting surveys in the field to find potential locations that are suspected to be Dutch heritage sites in Abepura; (2) Documentation: Documenting the sites discovered through collecting information and photographs; (3) Identification and reflection: Identifying the sites discovered by comparing them with historical data and information regarding Dutch heritage in the Abepura area; (5) Reporting: report the results of identifying historical sites in Abepura in the form of a written report which will be submitted to the Jayapura City Culture and Tourism Office. The results of the service found several identified Dutch heritage buildings, namely the Harapan Abepura church building, half-round houses, houses that used to live by Dutch employees, former administrative office buildings (transistors), the GKI I. S. Kijne Theological College (STT) building and housing of Lecturer at the STT complex. These buildings need to be designated as historical sites so that the history of Abepura City is maintained and preserved for future generations.
IDENTIFIKASI PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS KONTEKSTUAL PAPUA DI SMA NEGERI 1 JAYAPURA Loppies, Megiridha; Hasirun, La Ode; Kulyasin, Kulyasin; Payangan, Meilyani
Phinisi Integration Review Vol 8, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pir.v8i1.70667

Abstract

Pentingnya sejarah sebagai elemen pembentukan kesadaran budaya dan identitas bangsa, namun dalam kurikulum nasional materi tentang konteks Papua cenderung terabaikan. Hal ini menyebabkan pembelajaran sejarah di Papua, khususnya di Kota Jayapura tidak relevan dengan kondisi sosial budaya dalam kehidupan nyata siswa. Penelitian ini mengkaji tentang identifikasi problematika pembelajaran sejarah berbasis kontekstual Papua di SMA Negeri 1 Jayapura. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian mengidentifikasi beberapa problematika dalam implementasi pembelajaran berbasis kontekstual Papua, antara lain: 1). ketiadaan materi sejarah Papua dalam kurikulum nasional, 2). sulitnya mendapatkan bahan ajar tentang sejarah lokal, 3). kurangnya kompetensi guru dalam mengembangkan materi lokal, dan 4). terbatasnya fasilitas pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk mengembangkan pembelajaran sejarah yang inovatif. Problematika tersebut membuat guru sering kesulitan dalam mengimplementasikan pembelajaran sejarah berbasis kontekstual Papua di SMA Negeri 1 Jayapura. Hasil penelitian ini merekomendasikan adanya peningkatan sumber daya berupa bahan ajar sejarah lokal Papua, pelatihan bagi guru, dan peningkatan fasilitas pembelajaran di sekolah.The importance of history as an element in the formation of cultural awareness and national identity, but in the national curriculum, material about the Papuan context tends to be neglected. This causes history learning in Papua, especially in Jayapura City, to be irrelevant to the socio-cultural conditions in students' real lives. This study examines the identification of problems in Papuan contextual-based history learning at SMA Negeri 1 Jayapura. The research method used is descriptive qualitative with a case study approach. The results of the study identified several problems in the implementation of Papuan contextual-based learning, including: 1). the absence of Papuan history material in the national curriculum, 2). the difficulty of obtaining teaching materials about local history, 3). lack of teacher competence in developing local materials, and 4). limited learning facilities that can be used by teachers to develop innovative history learning. These problems often make it difficult for teachers to implement Papuan contextual-based history learning at SMA Negeri 1 Jayapura. The results of this study recommend increasing resources in the form of local Papuan history teaching materials, training for teachers, and improving learning facilities in schools.
Team Games Tournament: Peningkatan Pemahaman Materi dan Keaktifan Siswa pada Mata Pelajaran IPS Nuswantari, Nuswantari; Sari, Maya Kartika; Hasirun, La Ode; Tyas, Pingky
Konstruktivisme : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol 17 No 2 (2025): Juli 2025
Publisher : Universitas Islam Balitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35457/konstruk.v17i2.4624

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi dan keaktifan siswa pada mata pelajaran IPS melalui metode Team Games Turnamen di kelas 8b SMPN 6 Madiun. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart, yang direalisasikan melalui dua siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini 30 orang siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, wawancara, dan pengamatan langsung selama proses pembelajaran. Indikator keberhasilan yakni 75%. Hasil pengamatan menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam keaktifan siswa. Keaktifan siswa pada pra-siklus mencapai 30%, siklus I meningkat hingga 53%, dan siklus II meningkat hingga 80%. Dari penelitian ini, menjelaskan hasil yang dapat disimpulkan bahwa direalisasikannya metode Teams Games Tournament (TGT) berhasil menciptakan keaktifan siswa dalam pembelajaran di kelas 8B SMPN 6 Madiun.
Snowball Throwing Berbasis Media Eduplay: Peningkatan Partisipasi Belajar Siswa Pelajaran IPS Bagi Siswa Sekolah Menengah Pertama Sari, Maya Kartika; Hasirun, La Ode; Budiyono, Budiyono; Agustin, Tina
Journal of Instructional and Development Researches Vol. 5 No. 5 (2025): October
Publisher : Yayasan Indonesia Emerging Literacy Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53621/jider.v5i5.548

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui peningkatan partisipasi belajar siswa SMP Negeri 4 Madiun kelas 8 melalui penerapan metode Snowball Throwing berbasis media Eduplay pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian berjumlah 32 siswa, yang terdiri dari 16 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, wawancara, dan pengamatan langsung selama proses pembelajaran. Indikator keberhasilan yakni 78%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi pada pra siklus mencapai 24,39% siklus I meningkat hingga 54,83% dan siklus II meningkat hingga 82,45%. Berdasarkan analisis data dari observasi pada siswa dan wawancara dengan guru ditemukan peningkatan yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Snowball Throwing terbukti efektif dalam meningkatkan keterlibatan siswa selama pembelajaran berlangsung.
PKM Edukasi Riset Peneliti Belia Tentang Sejarah Dan Budaya Lokal Papua Bagi Siswa SMA Negeri 7 Jayapura Hasirun, La Ode; Loppies, Megiridha; Kulyasin, Kulyasin; Aqil, Muhammad; Achmad S, Tb. Noer Iman
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 6 No. 4 (2025): Edisi Oktober - Desember
Publisher : Lembaga Dongan Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v6i4.7705

Abstract

Program pengabdian kepada masyarakat (PKM) edukasi riset peneliti belia tentang sejarah dan budaya lokal Papua bagi siswa SMA Negeri 7 Jayapura ini bertujuan untuk membekali siswa dengan keilmuan tentang konsep dasar penelitian sejarah serta mengembangkan keterampilan riset peneliti belia tentang sejarah dan budaya lokal Papua. Kegiatan ini berangkat dari pentingnya pemahaman sejarah dan budaya lokal sebagai bagian dari identitas dan jati diri generasi muda Papua. Dengan membekali siswa dengan keterampilan riset dasar, mereka diharapkan siswa mampu menggali, menganalisis, dan mendokumentasikan sejarah serta budaya lokal secara mandiri. Metode pelaksanaan PKM meliputi tahap persiapan, tahap implementasi (penyampaian materi dan diskusi dan simulasi), dan tahap evaluasi. Materi yang diberikan mencakup konsep dasar penelitian sejarah, langkah-langkah penelitian sejarah, teknik wawancara dan dokumentasi sumber sejarah (lisan, tulisan dan benda/artefak) serta metode analisis data sederhana. Selama kegiatan, siswa dibimbing untuk melakukan penelitian sederhana terkait sejarah dan budaya lokal di lingkungan mereka. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep dasar penelitian sejarah, kemampuan melakukan riset sederhana tentang sejarah dan budaya lokal Papua, serta kepuasan yang sangat baik terhadap kegiatan PKM yang meliputi isi materi, manfaat, metode penyampaian, dan penyelenggaraan kegiatan PKM. Hasil evaluasi kegiatan PKM menunjukkan adanya minat dan ketertarikan siswa untuk menjadi periset belia yang peduli akan sejarah dan budaya lokal daerahnya. Diharapkan kegiatan PKM ini dapat direplikasikan juga pada sekolah-sekolah menengah atas lainnya di Papua.