Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesahatan Kerja di Unit Laboratorium Rumah Sakit Ibnu Sina Bukittinggi Yarsi Sumatera Barat Nengcy, Silvia; Muslim, Fluorina Oryza; Aulia, Astrina; Fitri, Miftahurrahmi; Adjrin, Farhan Ahsani
Menara Ilmu : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Vol 19, No 1 (2025): Vol 19 No. 01 JANUARI 2025
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v19i1.6232

Abstract

Manajemen laboratorium merupakan  proses dalam perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dan tidak langsung dipergunakan untuk menunjang alur pendidikan untuk pengajaran, penelitian, pengamatan, pelatihan serta pengujian ilmiah (Nurhadi, 2018). Sasaran kegiatan pekerjaan laboratorium yang ditujukan untuk menunjang pelayanan kesehatan, pemberian pengobatan dan penegak diagnosis.  Laboratorium Rumah Sakit Ibnu Sina telah menerapkan Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang mendorong terlaksananya perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang efektif dan efisien terhadap petugas Rumah Sakit. Tujuan dari Penelitian ini adalah mengetahui manajemen risiko keselamatan dan kesehatan kerja Rumah Sakit (K3RS) di Unit Laboratorium Ibnu Sina Bukittinggi Yarsi Sumatera Barat. Metode : jenis penelitian kualitatif dengan desain studi deskriptif analitik. informan penelitian ini berjumlah 6 orang dari 6 orang yaitu Ketua Komite K3RS, Kepala Unit Laboratorium, 2 orang petugas laboratorium dan 1 orang perawat. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil : dari hasil wawancara yang dilakukan dari penelitian yaitu Penetapan Kebijakan Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja , Perencanaan Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Pelaksanaan Rencana Manajemen Risiko Keselamatan d an Kesehatan Kerja, Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Simpulan : Penerapan Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Unit Laboratorium Rumah Sakit Ibnu Sina Bukittinggi sesuai memakai Permenkes No.66 Tahun 2016, dengan kebijakan ditentukan oleh Direktur Rumah Sakit,  SDM yang berkompeten, memiliki keamanan yang baik, pengelolaan limbah B3 yang baik, dan terdapat APAR yang layak. Kata Kunci: Manajemen Risiko, Kesehatan Kerja, Laboratorium)   
HUBUNGAN KEBISINGAN DENGAN STRES KERJA KARYAWAN DI AREA RAWMIL INDARUNG VI PT. SEMEN PADANG Aulia, Astrina; Putri, Vira Amelia; Nengcy, Silvia; Fitri, Miftahurrahmi; Muslim, Fluorina Oryza; Efendi, Marhadi
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.41001

Abstract

Saat ini, sektor industri mengalami perkembangan yang sangat pesat. Namun, penerapan sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K3) masih belum berjalan secara efektif, sehingga menimbulkan berbagai masalah, termasuk gangguan kesehatan seperti stres kerja. Salah satu faktor yang berkontribusi pada stres kerja namun jarang menjadi perhatian yaitu kebisingan. Kebisingan selain menimbulkan gangguan pendengaran, juga dapat menyebabkan penurunan performa kerja sekaligus menjadi penyebab stres. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kebisingan dan stres kerja pada karyawan di area Raw Mill Indarung VI PT. Semen Padang. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan desain cross-sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 45 pekerja di area Raw Mill Indarung VI PT. Semen Padang, yang dipilih menggunakan teknik total sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner DASS-42 (Depression, Anxiety, Stress Scale 42) dan dianalisis menggunakan uji statistik chi-square. Hasil uji univariat menunjukkan, sebagian besar responden terpajan kebisingan > 85 dBA /8 jam sebanyak 25 orang (55,6%) dan sebagian besar responden mengalami Stres kerja berat sebanyak 25 orang (55,6%). Pada uji bivariat menunjukkan hubungan signifikan antara kebisingan dan stres kerja dengan nilai p=0,013. Ini menunjukkan bahwa semakin tinggi intensitas kebisingan, semakin besar pengaruhnya terhadap stres kerja. Salah satu penyebab stres kerja adalah tingginya intensitas kebisingan, sehingga diperlukan manajemen pengendalian risiko, seperti penggunaan alat pelindung telinga untuk mengurangi dampak kebisingan.
Hubungan Beban Kerja Fisik Terhadap Keluhan Musculoskeletal Disordes (Msd’s) Pada Pekerja Di Pt. Fachri Purna Graha 2025 Efendi, Marhadi; Rohmi, Diyatul; Muslim, Fluorina Oryza; Nengcy, Silvia; Aulia, Astrina; Fitri, Miftahurrahmi; Faradisha, Jihan
Menara Ilmu : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Vol 19, No 2 (2025): Vol 19 No. 02 JULI 2025
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v19i2.6925

Abstract

Beban kerja fisik pekerja pada proses assembly manual berdasarkan nilai pengeluaran energi pada waktu kerja tertentu menunjukkan kategori kerja sedang. Salah satu yang dapat ditimbulkan dari proses kerja adalah timbulnya keluhan Musculoskeletal Disorders atau bentuk nyeri, cidera, atau kelainan pada otot rangka. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan beban kerja fisik terhadap keluhan Musculoskeletal Disorders pada pekerja di PT. Fachri Purna Graha tahun 2025. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif analitik menggunakan cross sectional study. sampel terdiri dari 40 pekerja lapangan di PT. Fachri Purna Graha yang di ambil dengan teknik total sampling. Data di kumpulkan melalui pengukuran denyut nadi dan kusioner Nordic Body Map, perilaku Merokok. Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Ditemukan hubungan signifikan antara umur (p=1,000), masa kerja (p=1,000), namuan kebiasaan merokok (p=0,043), beban kerja fisik (p=0,016) memiliki hubungan signifikan dengan MSD’s (p 0,05). Kebiasaan merokok yang berat dan proses kerja yang berat mempengaruhui keluhan MSD’s. Kebiasaan merokok dan beban kerja fisik yang berat dapat menjadi timbulnya PAK maupun keluhan yang lainya sehingga MSD’s dapat terasa oleh pekerja dalam jangka waktu yang lama.Kata Kunci: Beban Kerja, Masa Kerja, Kerja Fisik,Nyeri Otot
Hubungan Penilaian Postur Kerja Dengan Metode Reba (Rapid Entire Body Assessment) Terhadap Keluhan Msd's Di Pt X Muslim, Fluorina Oryza; Putri, Liza; Aulia, Astrina; Nengcy, Silvia; Fitri, Miftahurrahmi; Efendi, Marhadi
Menara Ilmu : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Vol 19, No 1 (2025): Vol 19 No. 01 OKTOBER 2025
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v19i1.7109

Abstract

Gangguan muskuloskeletal merupakan salah satu masalah kesehatan kerja utama yang banyak dialami pekerja industri. Faktor risiko utama terjadinya MSD’s adalah postur kerja yang tidak ergonomis dan aktivitas manual material handling yang berulang. Penilaian postur kerja menggunakan metode REBA (Rapid Entire Body Assessment) penting dilakukan untuk mengidentifikasi tingkat risiko dan mencegah keluhan MSD’s pada pekerja.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional. Data dikumpulkan melalui observasi langsung postur kerja menggunakan metode REBA serta kuesioner Nordic Body Map untuk mengidentifikasi keluhan MSD’s pada pekerja PT X. Analisis statistik dilakukan untuk mengetahui hubungan antara skor REBA dengan tingkat keluhan MSD’s. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pekerja memiliki skor REBA pada kategori risiko sedang hingga tinggi. Keluhan MSD’s paling banyak ditemukan pada area punggung bawah, leher, dan bahu. Analisis statistik menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara penilaian postur kerja dengan metode REBA terhadap keluhan MSD’s pada pekerja (p 0,05).Terdapat hubungan yang signifikan antara postur kerja yang dinilai dengan metode REBA dan keluhan MSD's pada pekerja PT X. Diperlukan intervensi ergonomi dan perbaikan postur kerja untuk menurunkan risiko MSD's dan meningkatkan kesehatan serta produktivitas pekerja. Kata Kunci: Ergonomi, kesehatan kerja, masa kerja, pendidikan, umur.