Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Hubungan Beban Kerja Fisik Terhadap Keluhan Musculoskeletal Disordes (Msd’s) Pada Pekerja Di Pt. Fachri Purna Graha 2025 Efendi, Marhadi; Rohmi, Diyatul; Muslim, Fluorina Oryza; Nengcy, Silvia; Aulia, Astrina; Fitri, Miftahurrahmi; Faradisha, Jihan
Menara Ilmu : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Vol 19, No 2 (2025): Vol 19 No. 02 JULI 2025
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v19i2.6925

Abstract

Beban kerja fisik pekerja pada proses assembly manual berdasarkan nilai pengeluaran energi pada waktu kerja tertentu menunjukkan kategori kerja sedang. Salah satu yang dapat ditimbulkan dari proses kerja adalah timbulnya keluhan Musculoskeletal Disorders atau bentuk nyeri, cidera, atau kelainan pada otot rangka. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan beban kerja fisik terhadap keluhan Musculoskeletal Disorders pada pekerja di PT. Fachri Purna Graha tahun 2025. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif analitik menggunakan cross sectional study. sampel terdiri dari 40 pekerja lapangan di PT. Fachri Purna Graha yang di ambil dengan teknik total sampling. Data di kumpulkan melalui pengukuran denyut nadi dan kusioner Nordic Body Map, perilaku Merokok. Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Ditemukan hubungan signifikan antara umur (p=1,000), masa kerja (p=1,000), namuan kebiasaan merokok (p=0,043), beban kerja fisik (p=0,016) memiliki hubungan signifikan dengan MSD’s (p 0,05). Kebiasaan merokok yang berat dan proses kerja yang berat mempengaruhui keluhan MSD’s. Kebiasaan merokok dan beban kerja fisik yang berat dapat menjadi timbulnya PAK maupun keluhan yang lainya sehingga MSD’s dapat terasa oleh pekerja dalam jangka waktu yang lama.Kata Kunci: Beban Kerja, Masa Kerja, Kerja Fisik,Nyeri Otot
INSTRUMENTAL MUSIC RELAXATION TO REDUCE WORK STRESS AMONG OFFICE WORKERS AT PT X Priambodo, Prayuda Mukti; Qadrijati, Isna; Faradisha, Jihan
Kesmas Indonesia Vol 17 No 2 (2025): Jurnal Kesmas Indonesia
Publisher : Jurusan Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.ki.2025.17.2.16691

Abstract

Work stress is a common issue among employees. One non-pharmacological method to reduce stress is instrumental music relaxation. This study aimed to evaluate the effect of a 10-minute instrumental music session, conducted over three consecutive days, on reducing work-related stress among office workers at PT X. A quasi-experimental design with a control group and pre-test–post-test measurements was employed. Sixty office workers were selected through total sampling and equally assigned to intervention and control groups. The intervention group listened to piano and nature-sound music for 10 minutes during each break for three days, while the control group received no treatment. Stress levels were measured using the Stress Diagnosis Survey (SDS) before and after the intervention. Data analysis used the Wilcoxon test for within-group comparison and the Mann–Whitney test for between-group comparison. Results showed a significant reduction in stress levels in the intervention group (p = 0.000), with 87% moving from moderate to mild stress. In contrast, the control group showed no significant change (p = 0.317). The post-test comparison between groups was also significant (p = 0.000). These findings suggest that instrumental music relaxation is an effective, low-cost intervention to improve employee mental well-being in the workplace.
PENYULUHAN KESEHATAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN DETEKSI DINI TUBERKULOSIS (TB) PADA PEKERJA TEKSTIL DI SRAGEN Fauzi, Rachmawati Prihantina; Wardani, Tyas Lilia; Qadrijati, Isna; Wijayanti, Reni; Faradisha, Jihan; Harjono, Afrian Eskartya; Sari, Rizqi Kartika; Riansyah, Rici; Kinasih , Eka Ayu Putri
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 8 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i8.2716

Abstract

Tuberkulosis (TBC) masih menjadi salah satu penyakit menular yang berdampak pada produktivitas pekerja, terutama di sektor industri tekstil yang memiliki tingkat paparan terhadap debu kapas yang tinggi. Paparan debu jangka panjang akan menyebabkan kerusakan saluran pernapasan dan penurunan fungsi pertahanan paru. Penurunan  fungsi paru ini akan meningkatkan risiko pekerja terhadap berbagai penyakit infeksi paru, termasuk Tuberkulosis. Pada tahun 2021 tercatat sebanyak 969.000 kasus angka kejadian TBC di Indonesia, dan 54.800 diantaranya adalah kasus pada pekerja. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pekerja mengenai penyakit TBC, termasuk gejala, penularan, dan pencegahannya melalui program penyuluhan. Selain itu, kegiatan ini bertujuan memperkenalkan deteksi dini TBC agar kasus dapat ditemukan lebih cepat dan penularan di tempat kerja dapat dicegah. Kegiatan ini dilaksanakan melalui penyuluhan menggunakan media audio-visual, presentasi materi dan interaksi diskusi. Sasaran kegiatan ini adalah 40 pekerja bagian Spinning. Evaluasi dilakukan dengan mengukur perubahan pengetahuan sebelum (Pre-test) dan sesudah intervensi (post-test) menggunakan uji Wilcoxon. Hasil analisis menunjukkan terdapat peningkatan signifikan pengetahuan pekerja mengenai TBC setelah mengikuti penyuluhan. Nilai median pengetahuan meningkat dari 70 menjadi 80, dengan uji wilcoxon yang menunjukkan p-value 0,001 (<0,005) yang menandakan perbedaan tersebut bermakna signifikan. Peningkatan terutama terjadi pada lima aspek utama, yaitu deteksi dini TBC, pemahaman program P2TB, sikap preventif terhadap rekan kerja yang terdiagnosis TBC, tindakan saat mengalami batuk lebih dari dua minggu, dan pengetahuan tentang cara penularan penyakit. Program penyuluhan penyakit TBC terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan pekerja industri tekstil secara signifikan. Pengetahuan yang meningkat diharapkan dapat mendorong perilaku pencegahan yang lebih baik, sehingga berkontribusi pada upaya pengendalian TBC di tempat kerja secara berkelanjutan.
FAKTOR PERSONAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN NYERI LEHER PADA PEKERJA TENUN LURIK : AN OCCUPATIONAL HEALTH SURVEILLANCE Faradisha, Jihan; Vahira, Dhela
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.49060

Abstract

Pekerja tenun di industri tekstil rentan mengalami keluhan nyeri leher akibat aktivitas kerja statis, repetitif, dan postur tubuh yang tidak ergonomis. Nyeri leher merupakan salah satu keluhan muskuloskeletal yang dapat menurunkan produktivitas kerja. Nyeri leher disebabkan karena posisi leher yang menunduk dalam waktu yang cukup lama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor personal (usia, masa kerja, dan Indeks Massa Tubuh (IMT)) dengan tingkat keluhan nyeri leher pada pekerja tenun lurik. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional pada 60 responden di industri tenun lurik X Klaten, yang terbagi dalam dua kelompok. Data karakteristik responden dikumpulkan melalui kuesioner, dan keluhan nyeri leher diukur menggunakan Numeric Rating Scale (NRS). Analisis statistik menggunakan uji Chi-square dan Spearman Rank. Terdapat hubungan signifikan antara usia dan masa kerja dengan keluhan nyeri leher pada kedua kelompok (p < 0,05). Pada kelompok A tidak terdapat hubungan yang signifikan antara IMT dan keluhan nyeri leher, namun pada kelompok B terdapat hubungan yang signifikan (p value = 0,011) antara IMT dan keluhan nyeri leher. Semakin tua usia, semakin lama masa kerja, dan semakin tinggi IMT, maka semakin tinggi risiko keluhan nyeri leher. Oleh karena itu, pengendalian faktor risiko ergonomi dan promosi kesehatan kerja perlu dilakukan sebagai langkah preventif terhadap keluhan muskuloskeletal di tempat kerja.
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN MASA KERJA DENGAN GANGGUAN KAPASITAS PARU PADA PEKERJA TEKSTIL DI PT X SRAGEN Harjono, Afrian Eskartya; Qadrijat, Isna; Wardani, Tyas Lilia; Fauzi, Rachmawati Prihantina; Wijayanti, Reni; Faradisha, Jihan; Sari, Rizqy Kartika; Riansyah, Rici
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.49070

Abstract

Industri tekstil merupakan sektor vital yang berpotensi menimbulkan risiko kesehatan kerja, khususnya gangguan pernapasan, akibat paparan debu dan serat. Selain paparan lingkungan, faktor individu seperti status gizi dan masa kerja juga diduga berperan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara status gizi (IMT) dan masa kerja dengan gangguan fungsi paru pada pekerja tekstil. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional, melibatkan 51 pekerja tekstil di PT. X Sragen yang diambil secara purposive sampling. Data status gizi (IMT) diperoleh melalui pengukuran antropometri, sedangkan gangguan fungsi paru diukur dengan spirometry. Analisis data dilakukan dengan uji korelasi Spearman menggunakan SPSS. Penelitian ini telah disetujui secara etik. Analisis statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara status gizi dengan gangguan fungsi paru (p-value= 0,000). Nilai korelasi positif moderat (r=0,602) menunjukkan bahwa semakin buruk status gizi (baik obesitas maupun malnutrisi), semakin besar kemungkinan terjadinya gangguan fungsi paru. Sebaliknya, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan gangguan fungsi paru (p-value = 0,168), meskipun sebagian besar pekerja dengan masa kerja lebih singkat menunjukkan gangguan paru sedang. Temuan ini mengindikasikan bahwa status gizi menjadi faktor risiko dominan dibandingkan masa kerja dalam memengaruhi fungsi paru pada populasi ini.
re ANALISIS PENCAHAYAAN SEBAGAI PENGARUH ERGONOMI DI RUANGAN FARMASI di Rumah Sakit X (STUDI KASUS) Efendi, Marhadi; Muslim, Fluorina; Aulia, Astrina; Nengcy, Silvia; Faradisha, Jihan
Jurnal Kesehatan Lentera 'Aisyiyah Vol. 7 No. 1 (2024): Jurnal Kesehatan Lentera 'Aisyiyah
Publisher : BPPM Politeknik 'Aisyiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58170/jkla.v7i1.197

Abstract

Bersumber dari data International Labour Organization bahwa 2,78 juta pekerja di dunia meninggal setiap tahun karena kecelakaan saat bekerja dan penyakit akibat kerja. Kondisi pencahayaan yang tidak terang dapat menyebabkan keluhan yaitu mata terasa mengantuk sebagai gejala umum dari kelelahan mata. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuin intensitas pencahayaan di ruangan farmasi apakah sesuai standar Peraturan Kementrian Kesehatan nomor 7 tahun 2019. Metode penelitian adalah penilitian deskriptif kuantitatif yang menggambarkan pengukuran pencahayaan RS X yang menggunakan pendekatan kuantitatif metode bilangan. Dari hasil penelitian di dapatkan bahwa ruangan Farmasi mempunyai 7 bagian yang hanya 1 ruangan yang pencahayaanya yang cukup diatas 200 lux.
PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP DISTRES PADA PERAWAT DI RS X TEMBILAHAN Yussy Rha, Warda; Faradisha, Jihan
Jurnal Kesehatan Lentera 'Aisyiyah Vol. 7 No. 2 (2024): Jurnal Kesehatan Lentera 'Aisyiyah
Publisher : BPPM Politeknik 'Aisyiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58170/jkla.v7i2.223

Abstract

Workplace stress can be described as the result of physical and emotional responses that occur when the demands of the job and the individual's ability to meet those demands differ. One profession at risk of experiencing workplace stress is nursing. Stress is divided into two types: eustress and distress. Distress in nurses can be caused by various factors, one of which is individual characteristics (such as gender, age, employment status, and length of service). Distress can lead to illness, absenteeism, and reduced work performance. Therefore, serious attention is needed from both workers and organizations. The purpose of this study is to determine the influence of individual characteristics on distress among nurses in the treatment room at X Hospital Tembilahan. This study uses a cross-sectional design conducted from May to August 2022. The population in this study consists of all nurses working in the treatment room at X Hospital Tembilahan. Distress was measured using the COPSOQ III questionnaire and the NIOSH Generic Job Stress questionnaire. Data were analyzed using Chi-square. The results of the statistical test for the gender variable showed a p-value of 0.031, indicating a significant effect of gender on the level of distress. The conclusion of the study, it was found that gender has an influence on the level of distress.
HUBUNGAN MASA KERJA DAN BEBAN KERJA MENTAL DENGAN STRES KERJA DOSEN WANITA DI SURABAYA Prima Kartika, Ayu; Nurriwanti, Nabylla Sharfina Sekar; Rha, Warda Yussy; Sari, Rizqy Kartika; Faradisha, Jihan
Jurnal Kesehatan Lentera 'Aisyiyah Vol. 8 No. 1 (2025): Jurnal Kesehatan Lentera 'Aisyiyah
Publisher : BPPM Politeknik 'Aisyiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58170/jkla.v8i1.230

Abstract

Stres kerja merupakan kondisi psikologis yang muncul akibat ketidakseimbangan antara tuntutan pekerjaan dan kemampuan individu dalam menghadapinya. Profesi yang berisiko mengalami stres di tempat kerja salah satunya adalah dosen wanita. Stres kerja berdampak pada kesehatan mental dosen wanita, terutama dalam lingkungan kerja yang menuntut seperti perguruan tinggi. Dosen wanita sering menghadapi tekanan kerja yang tinggi akibat tuntutan profesional, tanggung jawab ganda, serta tekanan sosial, yang berpotensi meningkatkan tingkat stres. Stres pada dosen dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya masa kerja dan beban kerja mental. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan masa kerja dan beban kerja mental dengan stres kerja dosen wanita di Universitas X Surabaya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini yaitu 97 responden. Stres diukur menggunakan kuesioner stres kerja. Data dianalisis menggunakan uji contingency cramer’s v dan uji koefisien phi. Berdasarkan uji statistik pada variabel masa kerja diperoleh hasil signifikansi sebesar 0,426 dan pada variabel beban kerja mental didapatkan hasil signifikansi sebesar 0,000. Berdasarkan hasil kesimpulan, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan stres kerja akan tetapi terdapat hubungan antara beban kerja mental dengan stres kerja.
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI UNIT SAFETY HEALTH ENVIRONMENT Faradisha, Jihan; Fahira, Tata Berlian; Muslim, Fluorina Oryza; Aulia, Astrina; Nengcy, Silvia; fitri, mifftahurahmi; Efendi, Marhadi
Jurnal Kesehatan Lentera 'Aisyiyah Vol. 8 No. 1 (2025): Jurnal Kesehatan Lentera 'Aisyiyah
Publisher : BPPM Politeknik 'Aisyiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58170/jkla.v8i1.234

Abstract

Pendahuluan : Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Merupakan bagian dari sistem manajemen yang harus diterapkan oleh perusahaan yang memiliki resiko tinggi terjadinya kecelakaan kerja termasuk PT. Semen Padang yang telah menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. SMK3 dapat mendorong terlaksananya perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang efektif dan efesien terhadap pekerja. Tujuan dari Penelitian adalah untuk mengetahui persepsi pekerja tentang penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Semen Padang. Metode : Penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis penelitian desain deskriptif. Populasi penelitian ini sebanyak enam orang yaitu kepala unit SHE, kepala staff SHE, karyawan SHE, dan pekerja lapangan atau pabrik. Pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil : dari hasil wawancara yang dilakukan dari penelitian ini ada 5 langkah penerapan pedoman sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang ada di PT. Semen Padang yaitu Penetapan Kebijakan K3, Perencanaan K3, Pelaksanaan Rencana K3, Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3, Peninjauan dan Peningkatan Kinerja K3. Kesimpulan : Perusahaan sudah menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja  sesuai dengan PP No 50 Tahun 2012 Pasal 6 ayat 1. Diharapkan perusahaan dapat mempertahankan dalam penerapan SMK3.
ANALISIS FAKTOR RISIKO KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN HOTEL RKB PADANG TAHUN 2023 Aulia, Astrina; Muslim, Fluorina Oryza; Faradisha, Jihan; Nengcy, Silvia; Efendi, Marhadi; Fitri, Miftahurrahmi; Putri, Vira Amelia
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i1.25876

Abstract

Kelelahan adalah keadaan menurunnya ketahanan seseorang dalam bekerja. Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan kelelahan kerja antara lain faktor individu, faktor pekerjaan, faktor lingkungan dan faktor psikologis Faktor penyebab kelelahan di tempat kerja seperti demografi (jenis kelamin, usia, status gizi, beban kerja, ukuran tubuh) dan faktor eksternal seperti beban kerja dan kualitas tidur. Penelitian ini merupakan desain studi analitik observasional dengan pendekatan cross sectional untuk menganalisis faktor risiko kelelahan kerja (umur, masa kerja, jenis kelamin, status pernikahan, kualitas tidur) dengan kejadian Kelelahan kerja. Sampel berjumlah 30 orang karyawan Hotel yang merupakan total populasi. Kejadian Kelelahan kerja pada responden sebanyak 36,70%, umur responden terbanyak ada pada umur 20-29 sebanyak 56,70% Tahun, masa kerja 0-10 Tahun sebanyak 63,30%, jenis kelamin responden didominasi oleh laki-laki sebanyak 56,60%, status pernikahan antara yang sudah menikah dengan lajang mempunyai proporsi sama yaitu 50%, dan kualitas tidur dengan kategori terbanyak yaitu buruk sebanyak 53,30%. Terdapat hubungan signifikan antara umur (p = 0,00), masa kerja (p = 0,04), status pernikahan (p = 0,00), dan kualitas tidur (p = 0,01) dengan kejadian Kelelahan kerja. Temuan dari penelitian ini menunjukkan perlunya pendekatan yang komprehensif oleh manajemen dan mitigasi kelelahan, termasuk dukungan organisasi, perencanaan tenaga kerja kreatif.