Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

AGRESI KULTUR DIGITAL DAN KONSUMERISME PADA IDENTITAS URANG BANJAR DI ERA PASCAMODERN Supriansyah, Supriansyah
Al-Banjari : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Keislaman Vol 18, No 1 (2019)
Publisher : Pascasarjana UIN ANTASARI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.316 KB) | DOI: 10.18592/al-banjari.v18i1.2544

Abstract

This article examines the identity of the Banjar people who have been trapped in issues of ethnicity, religion and culture. The social construction of the identity of contemporary or urban Banjar people is still not touched by many researchers. Known as a religious and obedient society, the urban Banjar people cannot avoid contact with the clash of differences, where the presence of the internet makes it easy to clash or friction with various things. Living in the postmodern era, the Banjar community met with digital culture and consumerism. Both are very susceptible to coloring Islam, which is also happened in forming the identity of the Banjar people itself. Two important questions in this article, namely what do the Banjar people face in the postmodern era? And what is the effect on the construction of the identity of the Banjar people? In fact, the spirituality of the Banjar community which is touched by digital culture and consumerism is transformed by infecting the secular side and the melting of traditionalism in Banjar's public life. The culture of Ahlussunnah wal jamaah of the Banjar community is no longer rigid but mingles with several different ideologies or ideologies. The Islamic identity of the Banjar people is no longer dominated by the ideology of Aswaja. At the same time, political conditions play an active role, so there is silence on the worship side because it is intertwined with consumerism, digital culture and the strengthening of the flow of Islamic populism in society. Artikel ini mengulik identitas masyarakat Banjar yang selama ini masih terjebak dalam persoalan etnisitas, keberagamaan dan kebudayaan. Konstruksi sosial atas identitas urang Banjar kontemporer atau urban masih belum banyak disentuh oleh banyak peneliti. Dikenal sebagai masyarakat yang religious dan taat beribadah, urang Banjar urban tidak bisa mengelak bersentuhan dengan benturan berbagai perbedaan, di mana dengan kehadiran internet memudahkan terjadi benturan atau gesekan dengan berbagai hal. Hidup di era pascamodern, masyarakat Banjar berjumpa dengan kultur digital dan budaya konsumerisme. Dua kultur yang sangat rentan mewarnai keberislaman, yang mana juga sebagai identitas urang Banjar itu sendiri. Dua pertanyaan penting dalam artikel ini, yaitu apa saja yang dihadapi dalam kehidupan masyarakat Banjar di era pascamodern? Dan apa pengaruhnya terhadap konstruksi identitas urang Banjar? Spritualitas masyarakat Banjar yang dijamah kultur digital dan konsumerisme bertransformasi dengan menjangkiti sisi sekuler dan mencairnya tradisionalisme di kehidupan publik Banjar. Kultur Ahlussunnah wal Jamaah masyarakat Banjar tidak lagi rigid dan berbaur cair dengan beberapa paham atau ideologi yang berbeda. Identitas Keberislaman urang Banjar tidak lagi didominasi dibatasi ideologi Aswaja. Di saat yang sama kondisi politik turut memainkan peran aktif, sehingga terjadi pendangkalan pada sisi peribadatan karena berkelindan dengan konsumerisme, kultur digital dan menguatnya arus populisme Islam di masyarakat.
REPRESENTASI LIQUID RELIGION KELAS MENENGAH MUSLIM DALAM FILM ISLAMI PASCA ORDE BARU Supriansyah, Supriansyah
Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora Vol 17, No 1 (2019)
Publisher : UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (573.01 KB) | DOI: 10.18592/khazanah.v17i1.2689

Abstract

The main focus of this article is the construction of the middle class Muslims through representation and images in the form of Islamic films. Representations and simulations are used to maintain and strengthen the position of the middle class in Muslim societies. In the era of liberal capitalism, spectacle media is the most popular medium of society. The image is the main value in the media, which disturbs the society of capitalism to smooth the agenda of capitalism and consumerism. The main question in this article is how the representation and simulation of Islam is from the middle class Muslims in Indonesian Islamic films in post-new Order era? This article reveals the position of Islamic films as a medium of preservation of the religious values of the middle class that are displayed through film framing such as economic ability, education qualifications and political choice. The identity of the middle class is a value that is not only illustrated without ideological battles and the struggle for space in films, but at the same time becomes a religious ideological medium, especially the closed middle class Muslims ideology.
Pengaruh Model Pembelajaran Auditory, Intellectualy, Repetition (AIR) Berbantu Media Audio Visual Terhadap Rasa Percaya Diri Siswa Sekolah Dasar Hasanah, Vebi; Supriansyah, Supriansyah
Jurnal Basicedu Vol. 6 No. 4 (2022)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i4.3411

Abstract

Upaya kecerdasan masyarakat dapat ditempuh dengan melanjutkan pendidikan. Di Indonesia sudah sangat canggih bagi pendidik dalam memilih model dan media pembelajaran yang kreatif dan efektif. Media yang dapat dimanfaatkan yaitu media audio visual dan model pembelajaran auditory, intellectually, repetition (AIR). Tujuan studi kasus ini ialah untuk mengetahui pengaruh model dan media ini terhadap rasa percaya diri siswa kelas IV Sekolah Dasar. Model pembelajaran auditory, intellecually, repetition (AIR) ini memberikan dampak positif bagi rasa percaya diri siswa melewati media audio visual dalam bentuk vidio dan power point karna terdapat pengaruh yang signifikan pada pembelajaran ips yang menggunakan model dan media ini. Tingkat rasa percaya diri siswa yang menggunakan Model pembelajaran auditory, intellecually, repetition (AIR) lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran yang konvensional.
Pengaruh Pendekatan Iceberg Berbantu Media Sempoa terhadap Hasil Belajar pada Siswa Sekolah Dasar Hastari, Najwa Rini; Supriansyah, Supriansyah
Jurnal Basicedu Vol. 6 No. 4 (2022)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i4.3501

Abstract

 Pembelajaran matematika sering dianggap sulit oleh siswa sehingga minat untuk belajar menurun, terutama dalam berhitung. Akibatnya hasil belajar matematika sangatlah rendah dibandingkan mata pelajaran lain. Hasil belajar matapelajaran matematika  pada nilai PTS dikelas II SDN Kebayoran Lama Selatan 03 masih banyak siswa dengan nilai dibawah KKM, hal ini terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhi. Faktor utama yang terjadi  pada motode dalam proses pembelajaran yang kurang tepat dan efesien. Maka penelitian ini bertujuan untuk menguji seberapa berpengaruhnya metode pendekatan iceberg berbantu media sempoa pada matapelajaran matematika. Dengan tujuan penelitian tersebut, maka jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode posttest nonequivalen control group di SDN Kebayoran Lama Selatan 03. Kelompok yang diteliti adalah seluruh siswa kelas II dengan masing-masing kelas berjumlah 30 orang siswa. Tehnik pengumpulan data dengan memberikan beberapa soal hitungan berbentuk uraian cerita. Dengan adanya pendekatan iceberg berbantu media sempoa terdapat pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Selain itu, penggunaan pendekatan ini dapat meningkatkan minat dan semanagat dalam belajar siswa,. Hal ini terbukti dalam data yang diperhitungkan menggunakan software SPSS.
Pengaruh Model Pembelajaran Word Square Berbantu Video Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Kognitif pada Siswa Sekolah Dasar Khairunnisa, Dea Putri; Supriansyah, Supriansyah
Jurnal Basicedu Vol. 6 No. 4 (2022)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i4.3539

Abstract

Latar belakang dari penelitian ini yaitu  kurangnya antusias dan ketertarikan siswa serta pemahaman materi pada mata pelajaran IPS, hal ini dapat mengakibatkan rendahnya hasil belajar kognitif pada siswa SD. Penelitian ini bertujuan agar dapat membantu para pendidik dalam menerapkan model word square berbantu video pembelajaran pada mata pelajaran IPS, sehingga dapat melihar respon siswa dalam penerapan model dan media tersebut. Penelitian ini menggunakanmetode kuanti eksperimen dengan populasi siswa kelas IV SDN Sukamaju Baru 2. Model word square memberikan dampak yang sangat baik dalam proses pembelajaran IPS, karena dianggap membuat proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efesien. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar kognitif pada kelas control dan kelas eksperimen.
Konstruksi Remaja Perempuan Urban di Film Indonesia Kontemporer: Antara Gender, Seksualitas, dan Agama Supriansyah, Supriansyah
Muadalah Vol. 11 No. 1 (2023)
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/muadalah.v11i1.9304

Abstract

Artikel ini mengulik diskursus gender di ranah film, yang akan difokuskan pada film “Dear David,” yang merekam kehidupan perempuan urban. Anggapan bahwa film adalah cerminan dinamika sosial di masyarakat Indonesia telah dianggap final. Menariknya, irisan antara agama, moral, dan perempuan cukup dominan dalam film-film bertema perempuan. Akan tetapi, beberapa tahun terakhir ini dunia sinema Indonesia bermunculan film tentang kehidupan perempuan yang mencoba keluar dari pakem tersebut. “Dear David” adalah salah satu film yang mengangkat sosok dan persoalan perempuan di tengah kehidupan modern, namun di saat bersamaan juga mencoba mendiskusikan ulang relasi antara moralitas, narasi agama, dan diskursus gender sekaligus. Pertanyaan utama artikel ini adalah Bagaimana citra dan visual perempuan di film Indonesia? Dan Bagaimana film Dear David dalam diskursus gender? Artikel ini didasarkan pada menganalisa visual, narasi, dan citra yang dibangun dalam film Dear David, dan juga mendalami beragam kritik, komentar, dan diskusi yang ditujukan pada film tersebut. Artikel ini mendapati bahwa diskursus gender dalam kehidupan perempuan yang divisualisasi lewat film Indonesia, mulai digambarkan selaras dengan realitas kehidupan sehari-hari para perempuan urban, seperti diskursus soal kesehatan mental, reproduksi, pendidikan seks, hingga kehidupan pribadi. Selain itu, faktor-faktor seperti agama, keluarga, lingkungan, hingga nilai-nilai tradisional mulai dicoba untuk didiskusikan ulang.
Persinggungan Agama, Pengasuhan Anak, dan Media Sosial: Penelusuran Dunia Digital Perempuan Muda Supriansyah, Supriansyah; Hasan, Alfin Nor
Muadalah Vol. 12 No. 1 (2024)
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/muadalah.v12i1.12741

Abstract

Artikel ini berfokus pada proses berbagi, distribusi, hingga pembentukan pengetahuan terkait agama dan pola asuh anak di kalangan perempuan muda. Kemunculan internet, khususnya media sosial, jelas memberikan pengaruh pada bagaimana penerimaan dan persebaran pengetahuan. Agama dan pola asuh anak adalah diskursus paling populer di kalangan perempuan muda hari in. Menariknya, para perempuan muda, populer hari ini dengan sebutan Mahmud (Mamah Muda) ini memiliki cara mendapatkan, membentuk, hingga mengonsumsi pengetahuan dengan generasi sebelumnya. Artikel ini berbasis pada pengamatan atas aktifitas media sosial para perempuan muda terkait tema agama dan pola asuh anak. Pertanyaan utama artikel ini adalah bagaimana proses pengumpulan, distribusi, berbagi, pembentukan, hingga konsumsi pengetahuan agama dan pola asuh anak di kalangan perempuan muda? Dengan menggunakan etnografi digital, artikel ini mengamati seluruh aktifitas media sosial sepuluh perempuan muda yang baru saja menjadi ibu. Artikel ini mendapati bahwa perempuan muda ini sudah lebih banyak menyeleksi atau meninggalkan pola asuh anak, yang mereka dapatkan dari para perempuan dari generasi sebelumnya. Selain itu, mereka juga memiliki sumber-sumber pengetahuan lain yang dianggap lebih otoritatif dalam menjelaskan tema agama dan pola asuh anak. Terakhir, para perempuan muda ini juga lebih banyak menolak atau meninggalkan beragam tradisi keagamaan yang berkelindan dengan Islam lokal, karena beragam alasan.
Motivasi Belajar Mahasiswa Berkebutuhan Khusus Selama Pembelajaran Daring Mirnawati, Mirnawati; Supriansyah, Supriansyah
Jurnal ORTOPEDAGOGIA Vol 8, No 1 (2022): July
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um031v8i12022p69-73

Abstract

Tujuan penelitian dilakukan untuk mengetahui motivasi belajar mahasiswa berkebutuhan khusus terhadap pembelajaran daring di Universitas Lambung Mangkurat. Desain penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan memakai metode survei. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa berkebutuhan khusus yang berjumlah 24 responden mahasiswa dengan berbagai hambatan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menyediakan kuesioner yang sudah dibuat dan dibagikan ke 24 responden mahasiswa berkebutuhan khusus melalui google form serta adanya dokumentasi. Penelitian tersebut memakai teknik analisis data ialah statistik dengan adanya suatu penyajian yang mengunakan rumus mean dan grand mean. Mean ini digunakan peneliti untuk menghitung rata-rata dari unsur motivasi belajar mahasiswa bekebutuhan khusus sedangkan grand mean digunakan untuk menghitung rata-rata total. Maka dari itu, berdasarkan dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa motivasi belajar terdapat dua unsur yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Hasil analisis motivasi intrinsik memilki rata-rata 2,68 dengan kategori tinggi dan motivasi ekstrinsik memilki 2,45 dengan kategori sedang. Dari kedua unsur motivasi intrinsik dan ekstrinsik dalam Motivasi Belajar Mahasiswa Berkebutuhan Khsusus Terhadap Pembelajaran Daring Di Universitas Lambung Mangkurat memiliki rata-rata 2,56 dengan kategori sedang. Berdasarkan kedua unsur motivasi belajar bahwa motivasi intrinsik lebih besar dari pada motivasi ekstrinsik. Sehingga motivasi ekstrinsik yang menjadi permasalahan pada motivasi belajar Mahasiswa Berkebutuhan Khusus. Maka, dengan demikian motivasi ekstrinsik yang perlu ditingkatkan Mahasiswa Berkebutuhan Khusus
WHEN ISLAMIC COSMOPOLITANISM MEET SOCIAL MEDIA TECHNOLOGY: ONLINE/ OFFLINE COMMUNITY, AUTHORITY, AND TRADITION Supriansyah, Supriansyah
TASHWIR Vol. 10 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/jt.v10i1.7437

Abstract

Abstract: This article examines the broadcasting of religious activities via social media accounts "Aswajanet" and social dynamics in the community, from November 2019 until August 2020. Aswajanet is the official social media accounts of a young people community in Banjarmasin, which did the broadcasting regularly various online Pengajian (Sermon) or Haul using social networking services. Activities social media Aswajanet does not build the image of Majelis Taklim or Preacher or disseminate information on religious activities only. According to them, broadcasting Haul and Pengajian (Sermon) live via social media does not diminish the meaning contained in this religious ritual. They consider these activities to be part of their efforts to maintain memory and relations with the Ulama, an essential tradition of Islamic traditionalist or Islamic Traditionalist. Using the Ethnographic Digital method, this article collects entire upload status and direct broadcasting religious activity in the interface of social media in the "Aswajanet" account and observing them offline activities. I formally or informally conduct interviews with several of Aswajanet’s activists and some influencer other social media in Banjarmasin. In this article, I ask two primary questions: How is the interaction and articulation of young people in the community Aswajanet with communications technology and the internet? How does social media technology affect authority, collective memory, and Islamic identity in Banjar? As a result, this article has found that majority activity accounts of social media the young Muslim Traditionalist still at rites and religious traditions, such as Pengajian, Haul, and other major religious practices that mediated the computer uploaded online. Besides, through new media, they also carry out discussions, friendships, and support that combine local and online resources, practices, and connections, offering spiritual experiences and new social ties. They emphasize the old identity and tradition, Islam Traditionalistism, among young people rather than replacing it.Keywords: Aswajanet; Islamic Traditionalism; Youth.
Pengaruh Model Pembelajaran Auditory, Intellectualy, Repetition (AIR) Berbantu Media Audio Visual Terhadap Rasa Percaya Diri Siswa Sekolah Dasar Hasanah, Vebi; Supriansyah, Supriansyah
Jurnal Basicedu Vol. 6 No. 4 (2022)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i4.3411

Abstract

Upaya kecerdasan masyarakat dapat ditempuh dengan melanjutkan pendidikan. Di Indonesia sudah sangat canggih bagi pendidik dalam memilih model dan media pembelajaran yang kreatif dan efektif. Media yang dapat dimanfaatkan yaitu media audio visual dan model pembelajaran auditory, intellectually, repetition (AIR). Tujuan studi kasus ini ialah untuk mengetahui pengaruh model dan media ini terhadap rasa percaya diri siswa kelas IV Sekolah Dasar. Model pembelajaran auditory, intellecually, repetition (AIR) ini memberikan dampak positif bagi rasa percaya diri siswa melewati media audio visual dalam bentuk vidio dan power point karna terdapat pengaruh yang signifikan pada pembelajaran ips yang menggunakan model dan media ini. Tingkat rasa percaya diri siswa yang menggunakan Model pembelajaran auditory, intellecually, repetition (AIR) lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran yang konvensional.