Articles
HUBUNGAN PERILAKU PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA USIA 6-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAARA TAHUN 2019
Sundari, Rina;
junaid, Junaid;
Fithria, Fithria
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 4, No 4 (2019): JIMKesmas (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat)
Publisher : Universitas Halu Oleo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37887/jimkesmas.v4i4.11438
Abstrak Status gizi balita merupakan salah satu indikator penentu yang menggambarkan keadaan tingkatkesejahteraan kesehatan masyarakat. Masalah gizi menjadi salah satu faktor penyebab terjadinnya kesakitandan penyebab terjadinya kematian paling sering pada anak diseluruh dunia. Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui hubungan perilaku pemberian makanan pendamping ASI dengan status gizi pada balita usia6-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Waara tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatifdengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang mempunyai balita usia 6-59bulan. Besar sampel pada penelitian adalah 86 orang yang diambil dari bagian populasi yang menggunakansimple random sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan pemberianinstrumen penelitian berupa kuesioner tentang pengetahuan ibu, dan frekuensi pemberian makananpendamping ASI. Alat dokumentasi berupa kamera atau handphone berkamera, komputer dan kalkulator, alattulis, dan software program pengolahan data. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primerdan data sekunder Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei. Data dianalisis secara univariat dan bivariat denganmenggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian pada tingkat pendapatan menunjukkan bahwa, ada hubunganantara pendapatan dengan status gizi balita (pValue = 0,008), ada hubungan antara pengetahuan denganstatus gizi balita (pValue = 0,009) dan ada hubungan frekuensi pemberian makanan pendamping ASI denganstatus gizi balita (pValue = 0,004) di wilayah kerja Puskesmas Waara tahun 2019. Kata Kunci : Status Gizi, Pendapatan, Pengetahuan, Frekuensi Pemberian Makanan Pendamping ASIÂ
PERSEPSI GENERASI MILENIAL TERHADAP PAYLATER DALAM JUAL BELI ONLINE SHOPPING MENURUT PERSPEKTIF ISLAM
Sundari, Rina
Jurnal Ekonomi Bisnis Kompetif Vol 2 No 1 (2023)
Publisher : Komunitas Manajemen Kompetitif
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35446/bisniskompetif.v2i1.1416
Perkembangan teknologi telah memberikan kemudahan bagi masyarakat, sistem jual beli pun semakin canggih. Hal ini dibuktikan dengan adanya metode pembayaran paylater atau bayar setelah barang diterima dengan cara diangsur plus bunga. Dalam menggunakan paylater ada pilar jual beli yang harus diperhatikan. Islam memandang bahwa jika suatu pinjaman ada bunganya, maka bisa dikatakan haram karena termasuk riba. Penelitian ini menggunakan survei deskriptif yang mengambil data atau menggunakan kuesioner sebagai alat untuk mengumpulkan data dari hasil penelitian. Dari hasil penelitian terdapat 60 responden yang mengisi kuesioner. Paylater memang terlihat lebih memudahkan konsumen. Sisi positif paylater perlu diimbangi dengan pemahaman akan potensi risiko yang dapat ditimbulkannya. Seperti konsumtif dan resiko utang jika tidak digunakan secara bijak dan hati-hati. Terkadang menggunakan paylater bisa membingungkan ketika konsumen menggunakan lebih dari satu platform dan pada akhirnya sulit untuk membayarnya. Daripada menggunakan fitur ini dan akhirnya membuat keuangan berantakan, lebih baik menabung. Dengan menabung maka berbagai barang yang dibutuhkan dapat dibeli secara tunai tanpa bunga dan biaya tambahan lainnya.Perkembangan teknologi telah memberikan kemudahan bagi masyarakat, sistem jual beli pun semakin canggih. Hal ini dibuktikan dengan adanya metode pembayaran paylater atau bayar setelah barang diterima dengan cara diangsur plus bunga. Dalam menggunakan paylater ada pilar jual beli yang harus diperhatikan. Islam memandang bahwa jika suatu pinjaman ada bunganya, maka bisa dikatakan haram karena termasuk riba. Penelitian ini menggunakan survei deskriptif yang mengambil data atau menggunakan kuesioner sebagai alat untuk mengumpulkan data dari hasil penelitian. Dari hasil penelitian terdapat 60 responden yang mengisi kuesioner. Paylater memang terlihat lebih memudahkan konsumen. Sisi positif paylater perlu diimbangi dengan pemahaman akan potensi risiko yang dapat ditimbulkannya. Seperti konsumtif dan resiko utang jika tidak digunakan secara bijak dan hati-hati. Terkadang menggunakan paylater bisa membingungkan ketika konsumen menggunakan lebih dari satu platform dan pada akhirnya sulit untuk membayarnya. Daripada menggunakan fitur ini dan akhirnya membuat keuangan berantakan, lebih baik menabung. Dengan menabung maka berbagai barang yang dibutuhkan dapat dibeli secara tunai tanpa bunga dan biaya tambahan lainnya.
PREFERENSI KONSUMEN DALAM MEMBELI PRODUK MAKANAN BEKU / FROZEN FOOD DIKOTA PEKANBARU (STUDI KASUS COMEL FROZEN FOOD)
Sundari, Rina
Jurnal Ekonomi Bisnis Kompetif Vol 2 No 3 (2023)
Publisher : Komunitas Manajemen Kompetitif
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35446/bisniskompetif.v2i3.1629
Frozen food (Makanan beku) adalah makanan yang diolah lalu dikemas ke dalam kemasan dengan keadaan setengah matang dan apabila di konsumsi harus melalui proses pengolahan kembali yaitu dengan cara memanaskan di penggorengan. Frozen Food merupakan suatu proses penyimpanan sebelum pengolahan. Frozen food atau makanan beku olahan merupakan hasil dari metode pengawetan makanan yang dilakukan dengan cara menurunkan suhu hingga titik beku, hal ini bertujuan untuk memperlambat proses pembusukkan dan mengawetkan makanan sampai berbulan-bulan tergantung jenis makanannya. Makanan beku juga didefenisikan sebagai makanan yang di bekukan dengan tujuan untuk mengawetkan makanan hingga siap untuk dimakan. Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan responden yang berjumlah 56 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen rela mengeluarkan uang yang banyak untuk suatu produk yang ternama dengan kualitas yang baik dibanding dengan harga murah tapi kualitas biasa saja. Kemasan dalam frozen harus berkualitas bahannya karena kemasan frozen harus bisa melindungi isi produk tersebut, karena kemasan untuk frozen harus bisa ditempatkan di suhu tertentu.
PERSEPSI MAHASISWA TENTANG REGULASI SERTIFIKASI HALAL JALUR SELF DECLARE PADA UMKM DI PEKANBARU
Sundari, Rina
Diklat Review : Jurnal manajemen pendidikan dan pelatihan Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : Komunitas Manajemen Kompetitif
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Halal certification is the process of obtaining halal certification in accordance with Islamic law, the aim of which is to provide legal certainty about the halalness of a product so that it can reassure the minds of those who consume it. Researchers are interested in knowing how business actors can make implementing Halal Certification using the Self-Declaration Route easier or more difficult for MSMEs. And also, the self-declare route will only be available in 2022, so there is already quite a lot of research on halal certification, but there is no or not too much for the self-declare route, therefore researchers want to know more about self-declare. After the online questionnaire was distributed to 36 students, the results were regarding the halal application of 36 students, 47.2% said they didn't know, 41.7% said they knew and 11.1% said they were doubtful. Because this concerns technological advances, there is a need to socialize the Indonesian Ministry of Religion's Halal Product Guarantee Agency (BPJPH) in the context of implementing the Sihalal Application in the Regional Halal Services Task Force for MSMEs in Pekanbaru.
DEMONSTRASI PEMBUATAN KONTEN KREATIF PADA MEDIA SOSIAL DALAM PROMOSI PRODUK UMKM
Novita, Novita;
Sundari, Rina
Jurnal Pengabdian Kompetitif Vol. 2 No. 2 (2023)
Publisher : Komunitas Manajemen Kompetitif
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35446/pengabdian_kompetif.v2i2.1630
Konten kreatif memainkan peran yang sangat penting dalam usaha karena dapat memberikan banyak manfaat bagi brand atau bisnis. Konten kreatif cenderung lebih menarik dan memikat perhatian pelanggan. Dalam dunia yang penuh dengan informasi dan iklan, konten yang kreatif dapat membantu bisnis untuk standout dan menjadi lebih mudah diingat oleh konsumen. Pada UMKM kemampuan pengelola usaha dalam menarik konsumen masih mengalami kendala, dalam era digitalisasi media sosial saat ini konten kreatif yang dipublis pada media sosial memainkan peranan penting menarik minat konsumen. Pada pengabdian ini tim memberikan demonstrasi dalam membuat konten kreatif yang dapat dipublish ke media sosial. Melalui metode demonstrasi kepada anggota kelompok usaha bersama graha permai diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa adanya perubahan yang nyata setelah diberikannya demonstrasi dalam membuat konten kreatif. Kreasi para anggota meninggkat untuk menyampaikan ide konten dan mencobanya dalam konten kreatif usaha mereka.
INOVASI PRODUK MAKANAN PADA KELOMPOK USAHA BERSAMA GRAHA PERMAI DI KELURAHAN TUAH MADANI
Novita, Novita;
Sundari, Rina
Jurnal Pengabdian Kompetitif Vol. 3 No. 1 (2024)
Publisher : Komunitas Manajemen Kompetitif
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35446/pengabdiankompetif.v3i1.1827
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menghadapi berbagai tantangan dalam hal inovasi. Meskipun inovasi sangat penting untuk kelangsungan dan pertumbuhan bisnis, UMKM sering kali memiliki keterbatasan yang dapat menghambat upaya inovatif mereka. Pemilik dan karyawan UMKM mungkin kekurangan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk berinovasi. Terbatasnya akses ke pelatihan dan pendidikan tentang inovasi dan teknologi terbaru. Beberapa pemilik UMKM mungkin enggan melakukan perubahan atau mencoba hal-hal baru karena takut akan risiko atau kegagalan. Melalui pengabdian masayarakat yang dilakukan dosen STIE Riau dengan memberikan solusi yakni pelatihan inovasi produk makanan dengan melatih memahami masalah dan memberikan solusi dari masalah yang dihadapi menjadi sebuah inovasi. Pengabdian dilaksanakan pada kelompok usaha bersama graha permai dengan dihadiri 9 orang anggota kelompok yang memiliki produk makanan jajanan pasar. Hasil yang diperoleh adanya perubahan pemahaman dan kemampuan anggota kelompok dalam menghasilkan inovasi produk makanan dengan memahami keluhan yang disampaikan pelanggan lalu memberikan solusi dari keluhan tersebut menjadi sebuah produk inovatif.
PERANAN DIGITAL MARKETING DALAM MENCAPAI EFISIENSI USAHA PELAKU USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
Sundari, Rina
Jurnal Ekonomi Bisnis Kompetif Vol 3 No 3 (2024)
Publisher : Komunitas Manajemen Kompetitif
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35446/bisniskompetif.v3i3.2040
Digital marketing merupakan strategi pemasaran barang atau jasa yang bersifat terarah, terukur, dan interaktif dengan memanfaatkan teknologi digital. Tujuan utama dari digital marketing adalah mempromosikan merek, membangun preferensi konsumen, serta meningkatkan lalu lintas penjualan melalui berbagai teknik pemasaran digital. Digital marketing juga dikenal dengan istilah online marketing atau internet marketing dan memiliki prinsip yang serupa dengan pemasaran konvensional, namun dibedakan oleh penggunaan perangkat dan teknologi digital yang lebih canggih. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menganalisis peran digital marketing dalam meningkatkan efisiensi usaha pada pelaku UMKM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan media sosial sebagai salah satu strategi digital marketing berperan signifikan dalam memperluas jaringan pasar dan meningkatkan volume penjualan. Dari 28 pelaku UMKM yang menjadi objek penelitian, mayoritas merasakan dampak positif dalam pemasaran produk mereka melalui digital marketing, baik dalam aspek jangkauan pelanggan maupun efisiensi biaya promosi.
PENGEMBANGAN POTENSI KUB GRAHA PERMAI MELALUI KREASI JAJANAN PASAR DI KOTA PEKANBARU
Novita, Novita;
Sundari, Rina
Jurnal Pengabdian Kompetitif Vol. 3 No. 2 (2024)
Publisher : Komunitas Manajemen Kompetitif
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35446/pengabdiankompetif.v3i2.2042
Kelompok Usaha Bersama (KUB) memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui usaha berbasis komunitas. Salah satu KUB yang memiliki potensi besar adalah KUB Graha Permai di Kota Pekanbaru, yang bergerak dalam produksi jajanan pasar. Namun, tantangan yang dihadapi meliputi kurangnya inovasi produk, keterbatasan strategi pemasaran, serta rendahnya pemahaman dalam pengelolaan usaha secara profesional. Oleh karena itu, program pengabdian ini bertujuan untuk mengembangkan potensi KUB Graha Permai melalui inovasi jajanan pasar dan penerapan strategi pemasaran digital. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi pelatihan dan pendampingan dalam inovasi produk, pengemasan, serta pemasaran berbasis media sosial. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa setelah mendapatkan pelatihan, anggota KUB mampu menghasilkan produk dengan tampilan yang lebih menarik dan meningkatkan daya saing usaha mereka. Selain itu, pemanfaatan media sosial sebagai strategi pemasaran juga membantu memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan penjualan. Dengan adanya program ini, diharapkan KUB Graha Permai dapat terus berkembang sebagai unit usaha mandiri yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi lokal di Kota Pekanbaru.
PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK PANGAN OLAHAN JAJANAN PASAR BERBAHAN LOKAL
Novita, Novita;
Sundari, Rina
Jurnal Pengabdian Kompetitif Vol. 4 No. 1 (2025)
Publisher : Komunitas Manajemen Kompetitif
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35446/pengabdiankompetif.v4i1.2308
Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Kelompok Usaha Bersama (KUB) Graha Permai yang berlokasi di Jalan Suka Karya, Kelurahan Tuah Karya, Kecamatan Tuah Madani, Kota Pekanbaru. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk pangan olahan jajanan pasar berbahan lokal melalui inovasi produk dan pengemasan yang lebih menarik dan higienis. Selama ini, sebagian besar anggota KUB masih memproduksi jajanan pasar secara konvensional dengan sentuhan inovasi yang terbatas, sehingga daya saing dan nilai ekonomis produk belum optimal. Metode pelaksanaan kegiatan meliputi penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan. Penyuluhan difokuskan pada pentingnya nilai tambah produk dalam aspek ekonomi dan keberlanjutan usaha. Pelatihan diberikan dalam bentuk praktik langsung inovasi olahan berbasis bahan lokal seperti labu kuning, ubi, dan pisang, serta teknik pengemasan modern yang menarik dan sesuai standar keamanan pangan. Pendampingan dilakukan secara intensif selama proses produksi untuk memastikan penerapan keterampilan baru secara konsisten. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman anggota KUB terhadap pentingnya inovasi produk dan pengemasan. Beberapa anggota mulai menerapkan teknik baru dalam pembuatan dan penyajian jajanan pasar, serta menunjukkan peningkatan minat dalam menjangkau pasar yang lebih luas melalui media sosial. Kegiatan ini diharapkan dapat berkontribusi pada pemberdayaan ekonomi masyarakat, khususnya perempuan, melalui penguatan usaha berbasis potensi lokal yang berkelanjutan.
Comparison of Sensitivity and Specificity between Tuberculin Skin Test (TST) and Interferon-Gamma Release Assays (IGRA) for Latent TB Infection (LTBI) in Household Contacts of Drug-Sensitive TB Patients in Medan
Sundari, Rina;
Sinaga, Bintang Yinke Magdalena;
Sormin, Delores Elisabeth;
Wahyuni, Arlinda Sari
Jurnal Impresi Indonesia Vol. 4 No. 8 (2025): Indonesian Impression Journal (JII)
Publisher : Riviera Publishing
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.58344/jii.v4i8.6926
Latent Tuberculosis Infection (LTBI) is a condition characterized by the absence of clinical symptoms of active disease, yet it carries the risk of progressing to active tuberculosis (TB), particularly within the first two years following infection. The diagnosis of LTBI relies on immunological tests, such as the Tuberculin Skin Test (TST) and Interferon-Gamma Release Assays (IGRA), each with its own strengths and limitations. To compare the sensitivity and specificity of TST and IGRA in the diagnosis of LTBI in household contacts of drug-sensitive TB patients in Medan. This study is an analytical observational study with a cross-sectional design involving 105 subjects who were household contacts of drug-sensitive TB patients. All subjects underwent chest X-ray, TST, IGRA, and Xpert MTB/RIF examination when indicated. Data were statistically analyzed using the Chi-Square test. Among 105 participants, 93 did not have pulmonary TB. Of 93 subjects, 24.7% tested positive by TST and 32.3% by IGRA. TST's calculated sensitivity and specificity compared to IGRA were 76.7% and 63.5%, respectively. TST demonstrates lower sensitivity and specificity than IGRA in diagnosing LTBI. However, TST remains a valuable screening tool, particularly in resource-limited settings.