Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

METODOLOGI PENDIDIKAN SAINS MENURUT ISLAM KAJIAN EPISTIMOLOGI Safran, Safran
Anatesa : Kajian Pendidikan, Sosial dan Keagamaan Vol. 15 No. 1 (2025): Kajian Pendidikan, Sosial dan Keagamaan
Publisher : STIT Muhammadiyah Aceh Barat Daya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Epistimologi membahas mengenai bagaimana cara memperoleh atau mendapatkan ilmu pengetahuan sehingga epistimologi ini berkaitan erat dengan persoalan metode untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan kian pesat seiring dengan dinamika peradaban manusia. Dalam Islam, ilmu agama (naqiyah) merupakan sumber ilmu pengetahuan lain karena ilmu Agama bersifat mutlak. Ilmu agama bersifat normatif tekstual teological khlasik yang meyakini sebagai kebenaran tuhan tidak tiragukan lagi. Berbeda hal nya dengan sains, kepada apa yang dilihat, di ukur dan dapat dibuktikan. Sains bersifat fositifis, empiris dan rasionalis. Sain berpihak pada rasio manusia pada saat itu sehingga kebenaranya bersifat relatif. Namun demikian baik ilmu agama maupun sains, keduanya berkembang untuk tujuan yang sama yaitu meningkatkan harkat dan martabat manusia sebagai khalifah di alam semesta ini. Untuk menganalisis metode pembelajaran sains pendekatan yang digunakan adalah pengkajian sains yang sesuai dengan epistimologi Islam. Metode tersebut melahirkan proses pembelajaran yang integratif antara narasi wahyu dan fakta empiris alam semesta. Model pembelajarn tersebut sanggat dibutuhkan agar sains yang dikembangkan umat Islam bernilai spritual dan material sekaligus serta terhindar dari ataisme dan sekularisme.
Ethical Review and Scientific Originality in the Use of Artificial Intelligence from the Perspective of Islamic Cultural History Teachers Lubis, Reza Noprial; Saputra, Anri; Safran, Safran; Siregar, Pamonoran
Jurnal Pendidikan Islam Vol 15 No 2 (2025): November
Publisher : Research Departement of Darullughah Wadda'wah International Islamic University Bangil, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38073/jpi.v15i2.3091

Abstract

The rapid development of Artificial Intelligence (AI) has penetrated the world of education, including madrasahs; however, its use is often not accompanied by ethical awareness and scholarly originality. This study aims to analyze the ethical dimension and originality of thought in the use of AI by madrasah students, based on the perspective of Islamic Cultural History teachers at MTs Al-Ittihadiyah Medan. Using a qualitative approach with in-depth interview techniques, classroom observation, and document study, the research found that AI is used by students to complete assignments instantly, without critical thinking or spiritual reflection. This action weakens the values of academic honesty, learning responsibility, and reduces the meaning of Islamic education as a process of internalizing values. In addition, the absence of regulations and process-based assessment instruments makes it difficult for teachers to control and evaluate the authenticity of student assignments. This study contributes to the development of an Islamic digital ethics framework and emphasizes the importance of repositioning AI as an educational aid, not a substitute for the learning process. Madrasahs need to redesign policies, curriculum, and evaluation methods to maintain scholarly integrity and cultivate ethical thinking in the technological era.