Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Formulasi dan Karakteristik Fisik Soothing Gel Kombinasi Lidah Buaya dan Buah Naga Dyah Aryantini; Lia Agustina; Ida Kristianingsih; Evi Kurniawati; Ilham Khawarizmy
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 4, No 1 (2020): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v4i1.51

Abstract

Sediaan yang sedang digemari oleh masyarakat dalam mengembalikan hidrasi kulit adalah soothing gel. Soothing merupakan sediaan yang lazim disebut hydrogel dibuat dengan bahan aktif berkonsentrasi tinggi yang  diharapkan dapat bekerja maksimal dalam mengembalikan kelembapan kulit. Lidah buaya telah banyak dimanfaatkan untuk melembabkan kulit. Kombinasi lidah buaya dan buah naga diharapkan bahwa kandungan kimia dari golongan flavonoid dalam buah naga dapat memberikan kontribusi sebagai antioksidan alami. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data sifat fisik Formula I (FI) dan Formula II (FII) soothing gel dengan bahan aktif kombinasi lidah buaya dan buah naga konsentrasi 85% dan 95% yang meliputi  organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, dan daya lekat. Penelitian ini juga diujikan terhadap panelis untuk mengetahui responnya terhadap formula yang disukai. Metode yang dilakukan untuk mendapatkan data yakni dengan penapisan fitokimia untuk mengetahui kandungan kimia masing-masing zat aktif, evaluasi sifat fisik untuk mengetahui bahwa sediaan yang dibuat memenuhi syarat sediaan setengah padat. Selanjutnya data dianalisa secara kualitatif  dan kuantitatif secara statistik melalui uji T. Uji kesukaan terhadap sediaan oleh panelis dilakukan terhadap 10 orang panelis berusia 18-25 tahun. Hasil dari penapisan kimia menunjukkan bahwa lidah buaya positif mengandung flavonoid dan saponin, sedangkan buah naga positif mengandung flavonoid, alkaloid, terpenoid, saponin. Evaluasi sifat fisik terhadap organoleptik, homogenitas, daya sebar, daya lekat, dan pH menunjukkan bahwa FI dan FII memiliki sifat yang memenuhi persyaratan sediaan setengah padat. Berdasarkan kesukaan panelis  menunjukkan bahwa FI lebih disukai yakni oleh 80% responden  dan FII sebanyak 20%.
Kadar Vitamin C Buah Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) Tiap Fase Kematangan Berdasar Hari Setelah Tanam Lega Dwi Asta Sari; Evi Kurniawati; Riska Surya Ningrum; Aisyah Hadi Ramadani
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 8 No. 1 (2021): JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfiki.v8i12021.74-82

Abstract

Pendahuluan: Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) mengandung beragam vitamin dan mineral yang bermanfaat untuk meningkatkan sistem imun tubuh manusia. Vitamin C merupakan salah satu antioksidan yang berharga dalam buah ini. Kandungan vitamin C pada buah tomat segar secara dinamis dipengaruhi oleh faktor fisiologis selama fase pertumbuhannya. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengevaluasi profil kadar vitamin C pada tiap fase kematangan buah yang diukur berdasar hari setelah tanam sebagai acuan waktu panen yang tepat untuk mendaptkan kadar vitamin C yang optimal. Metode: Evaluasi vitamin C dilakukan secara kualitatif menggunakan reagen KMnO4, FeCl3, dan AgNO3, sedangkan nilai kuantitatif diukur dengan metode titrasi iodimetri untuk tiga replikasi. Buah tomat segar sebanyak 100 g digunakan sebagai sampel, untuk tiap fase kematangan dipanen pada hari ke 45 dengan interval 3 hari hingga 72 hari setelah tanam. Hasil: Uji kualitatif mengindikasikan keberadaan vitamin C pada tiap sampel penelitian. Hasil uji kuantiatif menunjukkan bahwa kadar vitamin C mulai meningkat pada 45 hingga 63 hari setelah tanam, kemudian menurun hingga 72 hari setelah tanam. Sampel tomat yang diambil pada 63 hari setelah tanam mengandung vitamin C tertinggi sebesar 21,29 mg/100g. Fluktuasi vitamin C pada tomat segar dipengaruhi oleh tingkat kematangan buah dan faktor lain seperti iklim dan kondisi lingkungan selama masa pertumbuhan buah. Kesimpulan: Vitamin C buah tomat segar mencapai kadar optimum merespon proses pematangan dan kondisi iklim selama masa pertumbuhannya. Untuk mendapatkan asupan vitamin C terbaik dari konsumsi buah tomat segar, direkomendasikan agar buah tomat dipanen pada 63 hari setelah tanam yang menunjukkan puncak kadar vitamin C.
Sosialisasi dan Pelatihan Pembuatan Hand Body Lotion Dengan Memanfaatkan Lidah Buaya Untuk Pelembab Kulit Ida Kristianingsih; Evi Kurniawati; Tri Puji Lestari
Journal of Community Engagement and Empowerment Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Institut Ilmu Kesehatah Bhakti Wiyata Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan tentang perawatan kecantikan ini terjadi pada Santriwati yang ada di Pondok pesantren Trisakti. Mereka tidak cukup waktu untuk harus berlama-lama di klinik kecantikan. Kulit kering akibat kurang kelembaban menjadi permasalahan di antara mereka. Faktor lingkungan yang buruk dan kondisi stress dapat merusak kesehatan kulit, termasuk faktor alami yang berasal dari dalam tubuh seperti pertambahan usia. Salah satu upaya untuk menjaga kecantikan dan kesehatan kulit dengan menggunakan hand body lotion. Fungsi utama dari pelembab, khususnya hand body lotion adalah menjaga kelembaban kulit. eperti diketahui mandi dan memakai sabun dapat menghilangkan kelembaban alami kulit. Pemakaian hand body lotion setelah mandi akan mengganti kelembaban yang hilang sekaligus membantu menjaga kelembabankulit sepanjang hari. Tujuan : Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi remaja Putri di pondok pesantren Tri Sakti tentang cara pembuatan hand body lotion dengan memanfaatkan lidah buaya. Saat ini sangat penting untuk seorang Wanita bisa merawat dan memelihara kesehatan kulit mereka dengan memanfaatkan bahan alam yang ada disekitar mereka. Metode: Kegiatan yang digunakan untuk pengabdian ini dimulai dengan pemberian kuisioner yang digunakan sebagai pretest kepada para peserta, dilanjutkan dengan presentasi oleh pemateri, demontrasi cara pembuatan hand sanitizer dan di akhiri dengan post test. Hasil: Kegiatan ini memberiakan dampak yang positif terlihat terlihat dari antusiasme peserta dan terlihat dari peningkatan nilai hasil post test. Kegiatan ini bisa memberikan dampak ekonomi dengan mengurangi biaya pengeluaran untuk kosmetik.
Pengaruh Metode Ekstraksi Terhadap Aktivitas Antioksidan Kentos Kelapa (Cocos nucifera L.) Dengan Metode DPPH Evi Kurniawati; Faizatul Fitria; Catur Adi Saputra
Jurnal Dunia Farmasi Vol 7, No 3 (2023): Edisi Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v7i3.5785

Abstract

Pendahuluan: Cocos nucifera L. Merupakan salah satu tanaman yang mempunyai daya antioksidan alami yang diketahui mampu menghambat radikal bebas. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengukur aktivitas antioksidan kentos kelapa yang didapatkan dari metode ekstraksi yang berbeda, yaitu ekstraksi maserasi, perkolasi dan sokhletasi. Metode: Identifikasi skrining fitokimia kentos kelapa mengandung senyawa flavonoid, tanin, terpenoid, alkoloid dan saponin. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH sebagai radikal bebas dan vitamin C sebagai pembanding. Hasil: Hasil nilai IC50 menunjukkan aktivitas antioksidan kentos kelapa secara maserasi, perkolasi dan sokhletasi berturut-turut sebesar 39,803 ± 0,415 ppm, 69,714 ± 0,215 ppm dan 10,969 ± 0,027 ppm, sedangkan vitamin C sebagai pembanding didapatkan nilai IC50 4,064 ± 0,091 ppm. Kesimpulan: ada perbedaan aktivitas antioksidan kentos kelapa (Cocos nucifera L.) Metode maserasi, perkolasi dan sokhletasi. Aktivitas antioksidan paling kuat dihasilkan oleh ekstrak sokhletasi dengan nilai IC50 10,969 ppm.
Sifat Fisik dan Uji Iritasi Akut Dermal Soothing Gel Kombinasi Lidah Buaya dan Buah Naga Dyah Aryantini; Ida Kristianingsih; Evi Kurniawati; Amalia Ralita Lanuru
Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2020): Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/pjif.v9i1.1671

Abstract

Soothing gel merupakan kosmetika yang banyak digemari oleh masyarakat yang berfungsi untuk mengatasi kulit kering. Sediaan ini mengandung bahan aktif dengan konsentrasi tinggi dalam formula gel yang dianggap mampu melembabkan kulit. Bahan aktif terdiri dari lidah buaya (Aloe vera L.) dan buah naga (Hylocereus polyrhizus (Weber) BrittonRose) dengan konsentrasi total Formula I 85% dan Formula II 95%. Penelitian ini bertujuan menguji sifat fisik sediaan soothing gel dan iritasi akut dermal kelinci (Lepus Sp.). Metode penelitian ini meliputi pengujian sifat fisik gel yaitu, organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, daya lekat, viskositas. dan uji iritasi akut dermal. Analisa data statistik dengan SPSS 24.0. Hasil skrining bahan aktif lidah buaya positif mengandung alkaloid, fenolik, flavonoid dan saponin. Sedangkan sari buah naga positif mengandung alkaloid, fenolik, antosian, flavonoid dan terpenoid. Sediaan memiliki bau khas buah naga, langu, warna magenta tua khas warna buah naga. Kedua formula homogen dengan pH pada formula I dan II (5,3 dan 5.9), daya sebar 5,7cm dan 5,8cm, daya lekat 3,8 detik dan 2detik, viskositas 281 cP dan 142 cP. Sedangkan pada uji iritasi akut dermal diperoleh rerata nilai 0,3. Dapat disimpulkan bahwa daya lekat dan viskositas sediaan tidak memenuhi syarat dan uji iritasi akut dermal masuk dalam kategori iritasi sangat ringan.Kata kunci— uji sifat fisik, soothing gel, lidah buaya, buah naga, iritasi akut dermal