Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

PENGGUNAAN INFUSA DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.) DAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus amarryllifolius Roxb) SEBAGAI PELURUH KALSIUM BATU GINJAL SECARA IN VITRO Kristianingsih, Ida; Wiyono, Anang Setyo
Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : LP2M IIK (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan) Bhakti Wiy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.542 KB)

Abstract

Latar belakang: Infusa daun alpukat (Persea americana Mill.) dan ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) lama digunakan oleh masyarakat sebagai obat peluruh batu ginjal dalam bentuk rebusan. Tujuan: Mengetahui pengaruh infusa daun alpukat dan ekstrak daun pandan wangi dalam meluruhkan kalsium batu ginjal menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom. Metode: Batu ginjal yang digunakan dihomogenkan kemudian di uji kualitatif kimiawi untuk mengetahui adanya kalsium. Untuk mengetahui adanya flavonoida Infusa daun alpukat dan ekstrak daun pandan wangi dengan menggunakan Wilstatter Test. Batu ginjal dibagi menjadi tujuh kelompok, masing-masing direndam dalam larutan aquades, larutan Calcusol 1,2b/v, infusa daun alpukat 5%b/v, 10%b/v, 15%b/v, 20%b/v, dan 25%b/v  sedangkan pada ekstrak daun pandan wangi konsentrasi yang digunakan 0,625% b/v, 1,25% b/v, 2,5% b/v, 5% b/v dan 10% b/v selama ±5 jam dengan suhu ±37°C. Hasil: Analisis kualitatif flavonoid dengan Wilstatter Test menghasilkan warna merah tua yang mengindikasikan adanya senyawa flavonoid. Simpulan dan saran: Infusa daun alpukat dan ekstrak daun pandan wangi positif mengandung flavonoid serta mampu melarutkan kalsium batu ginjal. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut secara in vivo untuk mengetahui kemampuan infusa daun alpukat dan ekstrak daun pandan wangi dalam melarutkan kalsium batu ginjal.
Formulasi Dan Uji Pelepasan Pada Mikroemulsi Ovalbumin Sebagai Sistem Penghantaran Protein Kristianingsih, Ida
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 2 No 02 (2015): JURNAL FARMASI GALENIKA
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.799 KB)

Abstract

Mikroemulsi merupakan suatu sistem dispersi koloid antara air dan minyak yang stabil secara termodinamika dengan stabilisator surfaktan dan kosurfaktan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan formulasi mikroemulsi sebagai sistem penghantaran protein berdasarkan pelepasan protein dengan menggunakan ovalbumin (OVA)sebagai model protein.Mikroemulsi dengan sistem w/odibuat dengan perbandingan surfaktan (Span 80-Tween 80) dan kosurfaktan (butanol) yaitu 5:1, 6:1 dan 7:1.Semua formula memiliki sifat organoleptis yang sama yaitu (berwarna kuning, transparan dan memiliki viskositas rendah). Uji pelepasan ovalbumin menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 584nm.Reagen CoomassieBrilliant Blue(CBB) digunakan untuk mendeteksi adanya ovalbumin. Franz Diffusion Cell dan membran selofan  digunakan sebagai alat uji pelepasan. Kadar ovalbumin yang telepas diukurdengan spektrofotometerUV-Vis dan dihitung sebagai presentase obat yang terlepas.  Parameter  pelepasan ovalbumin  dihitung dengan mengukur AUC dan pelepasan yang tertinggi terdapat pada formula mikroemulsi 5: 1. Berdasarkanhasil yang diperoleh menunjukkan bahwa mikroemulsidenganperbandingan5:1dapat digunakansebagai alternatifuntuksistem penghantaranprotein.
FORMULASI DAN UJI ANTIBAKTERI TOPIKAL MIKROEMULSI EKSTRAK BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) PADA BAKTERI Staphylococcus aureus Anggi Restyana; Utrujjah Ihtiramidina; Ida Kristianingsih
Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : LP2M IIK (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan) Bhakti Wiy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang : Biji pepaya mengandung senyawa alkaloid karpain dan flavonoid quersetin yang berperan sebagai antibakteri. Dalam penelitian ini, mikroemulsi digunakan sebagai sistem penghantaran secara topikal, karena ukuran partikelnya kecil, dapat meningkatkan penetrasi obat, dan bersifat stabil secara termodinamika. Tujuan : mengetahui formula terbaik untuk menghasilkan aktivitas antibakteri pada staphylococcus aureus Metode : Mikroemulsi ekstrak biji pepaya dengan sistem M/A dibuat dengan perbandingan konsentrasi surfaktan (Span 80-Tween 80) dan kosurfaktan (Propilenglikol) yaitu 7:1, 8:1 dan 9:1. Hasil : Berdasarkan hasil penelitian, mikroemulsi ekstrak biji pepaya dengan perbandingan surfaktan dan kosurfaktan 8:1 merupakan formula yang terbaik dilihat dari karakteristiknya. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram. Data aktivitas antibakteri dianalisis dengan One Way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%dan jika signifikansi p < 0,05 dilanjutkan dengan LSD. Simpulan dan saran : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mikroemulsi ekstrak biji pepayamemiliki aktivitas antibakteri dengan rata-rata daya hambat formula 7:1 mm (7,87 mm), 8:1 (8,80 mm), dan 9:1 (6,80 mm), kontrol positif (22,00 mm), dan kontrol negatif (0 mm).  Perlu dilakukan analisa kandungan senyawa terpurifikasi pada ekstrak biji pepaya yang berperan sebagai antibakteri.
Formulasi dan Karakteristik Fisik Soothing Gel Kombinasi Lidah Buaya dan Buah Naga Dyah Aryantini; Lia Agustina; Ida Kristianingsih; Evi Kurniawati; Ilham Khawarizmy
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 4, No 1 (2020): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v4i1.51

Abstract

Sediaan yang sedang digemari oleh masyarakat dalam mengembalikan hidrasi kulit adalah soothing gel. Soothing merupakan sediaan yang lazim disebut hydrogel dibuat dengan bahan aktif berkonsentrasi tinggi yang  diharapkan dapat bekerja maksimal dalam mengembalikan kelembapan kulit. Lidah buaya telah banyak dimanfaatkan untuk melembabkan kulit. Kombinasi lidah buaya dan buah naga diharapkan bahwa kandungan kimia dari golongan flavonoid dalam buah naga dapat memberikan kontribusi sebagai antioksidan alami. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data sifat fisik Formula I (FI) dan Formula II (FII) soothing gel dengan bahan aktif kombinasi lidah buaya dan buah naga konsentrasi 85% dan 95% yang meliputi  organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, dan daya lekat. Penelitian ini juga diujikan terhadap panelis untuk mengetahui responnya terhadap formula yang disukai. Metode yang dilakukan untuk mendapatkan data yakni dengan penapisan fitokimia untuk mengetahui kandungan kimia masing-masing zat aktif, evaluasi sifat fisik untuk mengetahui bahwa sediaan yang dibuat memenuhi syarat sediaan setengah padat. Selanjutnya data dianalisa secara kualitatif  dan kuantitatif secara statistik melalui uji T. Uji kesukaan terhadap sediaan oleh panelis dilakukan terhadap 10 orang panelis berusia 18-25 tahun. Hasil dari penapisan kimia menunjukkan bahwa lidah buaya positif mengandung flavonoid dan saponin, sedangkan buah naga positif mengandung flavonoid, alkaloid, terpenoid, saponin. Evaluasi sifat fisik terhadap organoleptik, homogenitas, daya sebar, daya lekat, dan pH menunjukkan bahwa FI dan FII memiliki sifat yang memenuhi persyaratan sediaan setengah padat. Berdasarkan kesukaan panelis  menunjukkan bahwa FI lebih disukai yakni oleh 80% responden  dan FII sebanyak 20%.
FORMULASI DAN UJI STABILITAS SEDIAAN BODY SCRUB KOMBINASI EKSTRAK BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa. L) DAN PATI BENGKOANG (Pachyrhizus erosus L.) DENGAN VARIASI EMULGATOR ASAM STEARAT Ida Kristianingsih; Siti Munawaroh
JCPS (Journal of Current Pharmaceutical Sciences) Vol 5 No 1 (2021): September 2021
Publisher : LPPM - Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kulit merupakan bagian terluar dari tubuh dan pelindung utama dari radikal bebas. Radikal bebas dapat dihambat oleh senyawa antioksidan. Body scrub merupakan salah satu kosmetik yang bisa digunakan sebagai pembawa anti oksidan yang berfungsi untuk membersihkan dan menghaluskan kulit. Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) mengadung pigmen antosianin yang dapat digunakan sebagai antioksidan. Bengkuang (Pachyrichus erosus L.) mengandung vitamin C, saponin, flavonoid yang dapat mencegah kerusakan kulit oleh radikal bebas. Kandungan vitamin C dapat digunakan untuk menghilangkan noda hitam pada kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakterisasi sediaan body scrub ekstrak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) dan pati bengkuang (Pachyrichus erosus L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakterisasi sediaan body scrub ekstrak bunga rosella dan pati bengkuang. Ekstrak etanol bunga rosella dibuat dengan cara maserasi menggunakan etanol 96%. Bengkuang dibuat dengan cara dihaluskan dan diambil bagian patinya, kemudian dibuat sediaan body scrub dengan variasi emulgator asam stearat 10% (F1), 12% (F2), 14% (F3). Pengujian karateristik sediaan Body scrub me;iputi organoleptis, pH, iritasi, homogenitas, tipe emulsi dan uji stabilitas. Hasil yang penelitian dapat disimpulkan terjadi perubahan setelah uji stabilitas antara lain perubahan organoleptis, penurunan pH tetapi masih memenuhi persyaratan.
Sosialisasi dan Pelatihan Pembuatan Hand Body Lotion Dengan Memanfaatkan Lidah Buaya Untuk Pelembab Kulit Ida Kristianingsih; Evi Kurniawati; Tri Puji Lestari
Journal of Community Engagement and Empowerment Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Institut Ilmu Kesehatah Bhakti Wiyata Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan tentang perawatan kecantikan ini terjadi pada Santriwati yang ada di Pondok pesantren Trisakti. Mereka tidak cukup waktu untuk harus berlama-lama di klinik kecantikan. Kulit kering akibat kurang kelembaban menjadi permasalahan di antara mereka. Faktor lingkungan yang buruk dan kondisi stress dapat merusak kesehatan kulit, termasuk faktor alami yang berasal dari dalam tubuh seperti pertambahan usia. Salah satu upaya untuk menjaga kecantikan dan kesehatan kulit dengan menggunakan hand body lotion. Fungsi utama dari pelembab, khususnya hand body lotion adalah menjaga kelembaban kulit. eperti diketahui mandi dan memakai sabun dapat menghilangkan kelembaban alami kulit. Pemakaian hand body lotion setelah mandi akan mengganti kelembaban yang hilang sekaligus membantu menjaga kelembabankulit sepanjang hari. Tujuan : Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi remaja Putri di pondok pesantren Tri Sakti tentang cara pembuatan hand body lotion dengan memanfaatkan lidah buaya. Saat ini sangat penting untuk seorang Wanita bisa merawat dan memelihara kesehatan kulit mereka dengan memanfaatkan bahan alam yang ada disekitar mereka. Metode: Kegiatan yang digunakan untuk pengabdian ini dimulai dengan pemberian kuisioner yang digunakan sebagai pretest kepada para peserta, dilanjutkan dengan presentasi oleh pemateri, demontrasi cara pembuatan hand sanitizer dan di akhiri dengan post test. Hasil: Kegiatan ini memberiakan dampak yang positif terlihat terlihat dari antusiasme peserta dan terlihat dari peningkatan nilai hasil post test. Kegiatan ini bisa memberikan dampak ekonomi dengan mengurangi biaya pengeluaran untuk kosmetik.
Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Dan Ekstrak Etanol Bunga Kamboja Putih (Plumeria acuminata L.) Terhadap Eschericia coli Prihardini Prihardini; Ida Kristianingsih
Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences Vol. 3 (2016): Spesial Issue of Mulawarman Pharmaceuticals Conference Proceeding (Prosiding Semnas T
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.666 KB) | DOI: 10.25026/mpc.v3i2.110

Abstract

Kamboja putih (Plumeria acuminata l.) Merupakan tanaman yang sudah sejak lama dikenal masyarakat indonesia sejak lama dan digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai macam penyakit. Tumbuhan ini mengandung fulvoplumierin, yang memperlihatkan daya mencegah pertumbuhan bakteri, selain itu juga mengandung minyak atsiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri minyak atsiri dan ekstrak etanol bunga kamboja putih (Plumeria acuminata l.) Terhadap bakteri Eschericia Coli dengan difusi kertas metode cakram. Minyak atsiri bunga kamboja didapatkan dengan menggunakan metode destilasi air dan uap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri bunga kamboja putih menunjukkan adanya aktivitas antibakteri pada konsentrasi 1 %, 10%, 20% dan 30% dengan diameter zona hambat berturut-turut 7.67 mm, 9.99 mm, 12.38 mm dan 13,26mm. Sedangkan ekstrak etanol bunga kamboja putih menunjukkan aktivitas antibakteri pada konsentrasi 1.25%, 2.5% dan 5 % dengan zona hambat berturut-turut sebesar 6.1 mm, 6.7 mm dan 8 mm.
FORMULASI SEDIAAN REPELLENT SEDIAAN LOTION KOMBINASI EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L.) DAN EKSTRAK SEREH (Cymbopogon nardus L Rendle.) Ida Kristianingsih; Ika Nur Febriana
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 6, No 2 (2022): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v6i2.177

Abstract

Nyamuk merupakan vektor yang menyebabkan berbagai  penyakit  antara lain DBD, penyakit kaki gajah, dan malaria. Hal ini menjadi masalah kesehatan yang penting dan berbahaya sehingga perlu upaya untuk mencegahnya. Salah satunya dengan perlindungan yang berasal dari diri sendiri misalnya dengan menggunakan lotion antinyamuk. Minyak atsiri (linalool, estragol, geraniol, eugenol dan sineol) yang terkandung dalam kemangi dan citronellal yang terkandung dalam sereh merupakan senyawa yang berkhasiat sebagai penolak nyamuk. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik fisik dan efektivitas repellent sediaan lotion kombinasi ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum L.) dan ekstrak sereh (Cymbopogon nardus L Rendle.). Repellent sediaan lotion diformulasikan dengan perbandingan konsentrasi ekstrak F1 10% dan F2 15%.  Ekstraksi kemangi dan sereh menggunakan metode maserasi dengan pelarut N-heksan dan didapat rendemen sebesar 6,258% untuk ekstrak kemangi dan 8,842% untuk ekstrak sereh. Repellent sediaan lotion dilakukan uji stabilitas dengan metode freeze and thaw pada parameter uji organoleptis, homogenitas, pH, tipe emulsi, daya lekat, daya sebar, dan efektivitas. Hasil setelah uji stabilitas menunjukkan perubahan organoleptis dari betuknya karena pengaruh suhu, perubahan nilai pH, perubahan daya lekat dan daya sebar, serta menurunnya efektivitas repellent. Kesimpulan penelitian ini adalah repellent sediaan lotion yang dibuat memenuhi persyaratan uji karakteristik yang ditetapkan dan efektif dalam menolak nyamuk
IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT EKSTRAK ETANOL DAUN BELUNTAS (Pluche Indica) SECARA KUALITATIF DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS Fita Sari; Fathul Hasanah; Ida Kristianingsih; Angelia Sukmana
Jurnal Sintesis: Penelitian Sains, Terapan dan Analisisnya Vol 3 No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Fakultas Sains, Teknologi, dan Analsisi Institut ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56399/jst.v3i1.25

Abstract

Tanaman herbal di Indonesia saat ini berkembang dengan pesat dan banyak diminati untuk pengobatan. Contoh tanaman herbal yang mudah dibudidayakan adalah beluntas dengan berbagai kandungan senyawa kimia untuk mengobati berbagai jenis penyakit. Tujuan penelitian ini mengetahui kandungan senyawa metabolit ekstrak etanol daun beluntas dan pengujian parameter spesifik dan non spesifiknya. Metode penelitian ini dilakukan dengan cara pengumpulan bahan lalu pembuatan ekstrak dan identifikasi senyawa. Beluntas diperoleh dari daerah Ngantru kabupaten Tulungagung propinsi Jawa Timur. Sampel yang digunakan adalah bagian daun dibuat simplisia dan dilakukan ekstraksi dengan etanol 50%. Hasil diperoleh bahwa dari pengujian senyawa metabolit dengan skrining fitokimia berupa flavonoid, saponin dna tannin. Identifikasi senyawa kimia dengan KLT diduga bahwa ekstrak daun beluntas mengandung flavonoid yang mirip dengan kuersetin. Hal ini berpengaruh pada bentuk dan warna bercak serta harga Rf yang sama antara sampel dengan kuersetin. Hasil pengujian bobot jenis dan kadar air sesuai dan memenuhi persyaratan yang tercantum dalam Farmakope Herbal Indonesia. Kesimpulan penelitian ini adalah hasil identifikasi senyawa metabolit ekstrak daun bekuntas terdiri dari flavonoid, tannin dan saponin, uji penegasan KLT untuk senyawa kimia daun beluntas menghasilkan bentuk dan warna bercak serta harga Rf sama dengan kuersetin.
Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Kulit Melinjo (Gnetum Gnemon L.) pada Mencit (Mus musculus) Ida Kristianingsih; Panji Ratih Suci; Zuanta Pangestuti
Jurnal Farmasi Indonesia AFAMEDIS Vol. 4 No. 2 (2023): AFAMEDIS || JURNAL FARMASI INDONESIA
Publisher : Akademi Farmasi Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes is one of a number of diseases that result in too much sugar levels in the blood (high blood glucose), treatment with the example of the drug Glibenclamide can reduce blood sugar levels gradually, so alternative treatment is needed from natural ingredients. One of the natural ingredients that contain chemical compounds Flavonoids, Coumarins, and Triterpenoids, which have activity lowering blood sugar levels. The purpose of this study was to determine the activity of melinjo peel extract against antidiabetes in mice to determine the most effective dose of lowering blood sugar levels in male mice, in this study using this research method using melinjo peel extract (Gnetum gnemon L) with a dose of 200mg/kgBB ,250mg/kgBW and a dose of 42mg/kgBW which aims to determine the effect of melinjo peel extract as a decrease in blood sugar levels in male mice, shows that melinjo peel extract (Gnetum gnemon L.) is the most effective in reducing sugar levels at a dose of 42mg/kgBW, compared with positive control and doses of 28mg/kgBW and 35mg/kgBW. The results of the study concluded that melinjo peel extract (Gnetum gnemon L) in the 28mg/kgBW, 35mg/kgBW and 42mg/kgBW dose groups were the most effective in reducing blood sugar levels. 42 mg/kg body weight. The conclusion is that there is antidiabetic activity in the extra skin of melinjo (Gnetum gnemon L.) both at doses of 28mg/kgBW, 35mg/kgBW and 42mg/kgBW but the most effective for reducing blood sugar levels is at a dose of 42mg/kgBW compared to the positive control. This data is supported by repeated ANOVA test with a significant value of p=0.012 (p>0.05), which means that all groups have significant differences in both the extract and the comparison group used.