Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Aktivitas Antibakteri Herba Daun Gatal (Laportea interupta L. Chew) terhadap Staphylococcus aureus dan Escerichia coli pertiwi, krisna kharisma
Journal of Health Educational Science And Technology Vol. 2 No. 1 (2019): J-HESTECH (Journal Of Health Educational Science And Technology)
Publisher : Faculty of Health Sciences , Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.966 KB) | DOI: 10.25139/htc.v2i1.1558

Abstract

Krisis resistensi antibiotic terjadi karena penggunaan antibiotic yang tidak tepat dan berlebihan (Ventola, 2015). Semakin meningkatnya angka resistensi antibiotik menjadi alasan untuk mengembangkan senyawa anti bakteri baru dari alam. Laportea interupta L. Chew adalah salah satu tanaman liar yang sering dikenal dengan nama daun gatal. Kandungan fitokimia yang terkandung juga tinggi, diantaranya adalah senyawa flavonoid dan fenolik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri herba daun gatal terhadap Staphylococcus aureus dan Eschericia coli. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70% dan perbandingan 1:5. Uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Eschericia coli dengan menggunakan media sumuran. Masing-masing pengujian dilakukan dengan kontrol positif tetrasiklin, kontrol negatif, dan 3 seri konsentrafi ekstrak, yaitu 40%, 50%, dan 60%. Pengamatan dilakukan dengan mengukur diameter zona hambat di sekitar sumuran. Hasil pengujian skrining fitokimia menunjukkan bahwa herba daun gatal mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, terpenoid, saponin dan glikosida. Pengujian terhadap bakteri S. aureus menunjukkan bahwa pada konsentrasi ekstrak 60% memberikan hasil intermediet antibakteri dengan diameter zona hambat 15,68 cm. Sedangkan pada E. coli menghasilkan hasil intermediet pada konsentrasi ekstrak 50% dan 60% dengan diameter zona hambat masing-masing 12,30 cm dan 13,27 cm. Berdasarkan hasil uji aktivitas antibakteri, disimpulkan bahwa ekstrak daun gatal memberikan aktivitas antibakteri terhadap S. aureus maupun terhadap E.coli yang ditunjukkan dengan terbentukanya zona hambat disekitar sumuran.Kata kunci : antibakteri, S. aureus, E.coli, herba daun datal
Aktivitas Antibakteri Herba Daun Gatal (Laportea interupta L. Chew) terhadap Staphylococcus aureus dan Escerichia coli pertiwi, krisna kharisma
J-HESTECH (Journal Of Health Educational Science And Technology) Vol 2 No 1 (2019): Jurnal J-HESTECH vol.2 no.1
Publisher : Faculty of Health Sciences , Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.966 KB) | DOI: 10.25139/htc.v2i1.1558

Abstract

Krisis resistensi antibiotic terjadi karena penggunaan antibiotic yang tidak tepat dan berlebihan (Ventola, 2015). Semakin meningkatnya angka resistensi antibiotik menjadi alasan untuk mengembangkan senyawa anti bakteri baru dari alam. Laportea interupta L. Chew adalah salah satu tanaman liar yang sering dikenal dengan nama daun gatal. Kandungan fitokimia yang terkandung juga tinggi, diantaranya adalah senyawa flavonoid dan fenolik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri herba daun gatal terhadap Staphylococcus aureus dan Eschericia coli. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70% dan perbandingan 1:5. Uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Eschericia coli dengan menggunakan media sumuran. Masing-masing pengujian dilakukan dengan kontrol positif tetrasiklin, kontrol negatif, dan 3 seri konsentrafi ekstrak, yaitu 40%, 50%, dan 60%. Pengamatan dilakukan dengan mengukur diameter zona hambat di sekitar sumuran. Hasil pengujian skrining fitokimia menunjukkan bahwa herba daun gatal mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, terpenoid, saponin dan glikosida. Pengujian terhadap bakteri S. aureus menunjukkan bahwa pada konsentrasi ekstrak 60% memberikan hasil intermediet antibakteri dengan diameter zona hambat 15,68 cm. Sedangkan pada E. coli menghasilkan hasil intermediet pada konsentrasi ekstrak 50% dan 60% dengan diameter zona hambat masing-masing 12,30 cm dan 13,27 cm. Berdasarkan hasil uji aktivitas antibakteri, disimpulkan bahwa ekstrak daun gatal memberikan aktivitas antibakteri terhadap S. aureus maupun terhadap E.coli yang ditunjukkan dengan terbentukanya zona hambat disekitar sumuran.Kata kunci : antibakteri, S. aureus, E.coli, herba daun datal
Aktivitas Antibakteri Herba Daun Gatal (Laportea interupta L. Chew) terhadap Staphylococcus aureus dan Escerichia coli pertiwi, krisna kharisma
J-HESTECH (Journal Of Health Educational Science And Technology) Vol. 2 No. 1 (2019): Jurnal J-HESTECH vol.2 no.1
Publisher : Faculty of Health Sciences , Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.966 KB) | DOI: 10.25139/htc.v2i1.1558

Abstract

Krisis resistensi antibiotic terjadi karena penggunaan antibiotic yang tidak tepat dan berlebihan (Ventola, 2015). Semakin meningkatnya angka resistensi antibiotik menjadi alasan untuk mengembangkan senyawa anti bakteri baru dari alam. Laportea interupta L. Chew adalah salah satu tanaman liar yang sering dikenal dengan nama daun gatal. Kandungan fitokimia yang terkandung juga tinggi, diantaranya adalah senyawa flavonoid dan fenolik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri herba daun gatal terhadap Staphylococcus aureus dan Eschericia coli. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70% dan perbandingan 1:5. Uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Eschericia coli dengan menggunakan media sumuran. Masing-masing pengujian dilakukan dengan kontrol positif tetrasiklin, kontrol negatif, dan 3 seri konsentrafi ekstrak, yaitu 40%, 50%, dan 60%. Pengamatan dilakukan dengan mengukur diameter zona hambat di sekitar sumuran. Hasil pengujian skrining fitokimia menunjukkan bahwa herba daun gatal mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, terpenoid, saponin dan glikosida. Pengujian terhadap bakteri S. aureus menunjukkan bahwa pada konsentrasi ekstrak 60% memberikan hasil intermediet antibakteri dengan diameter zona hambat 15,68 cm. Sedangkan pada E. coli menghasilkan hasil intermediet pada konsentrasi ekstrak 50% dan 60% dengan diameter zona hambat masing-masing 12,30 cm dan 13,27 cm. Berdasarkan hasil uji aktivitas antibakteri, disimpulkan bahwa ekstrak daun gatal memberikan aktivitas antibakteri terhadap S. aureus maupun terhadap E.coli yang ditunjukkan dengan terbentukanya zona hambat disekitar sumuran.Kata kunci : antibakteri, S. aureus, E.coli, herba daun datal
ANALGETIC ASSAY OF TREMBESI LEAVES (Samanea saman (Jacq.) Merr.) KRISNA KHARISMA PERTIWI; DWI WAHYUNI; ROSA J HESTURINI; AGUSTINA DWI LESTARI
Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan Vol 7, No 2 (2020)
Publisher : LP2M IIK (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan) Bhakti Wiy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Trembesi (Samanea saman (Jacq.) Merr.) is a plant of the genus Samanea spread in tropical areainclude Indonesia. This plant have some chemical ingredients such as flavonoids, alkaloids, tannins, saponins,  and steroids or triterpenoids. Objective: To know the analgesic activity and the effective dose of ethanol extract of leaves of trembesi  in white male mice (Mus musculus L.). Method: This research is experimental with Post-Test Only Control Group Design techniques. Analgesic activity test was performed by chemical induction method using acetic acid in vivo with a negative control treatment (CMC-Na 0,5%), a positive control (aspirin 500mg), dose of ethanol extract of trembesi 150, 300 and 600 mg/kgBB. Data were analyzed with Hendersoth and Forsaith equation to determine the amount of stretching by mice. Analysis by One Way ANOVA test and LSD test. Results: The results showed the analgesic power percent ethanol extract of trembesi leaves are respectively 16.6%, 45.8% and 69.6%. Conclusions: The dose of ethanol extract of trembesi leaves have analgesic activity with the most effective dose is 600 mg/kgBB is equivalent to 500mg of aspirin (p=0.560).
ANALGESIC TEST AND TOXICITY OF n-HEXANA FRACTION TREMBESI LEAVES (Samanea saman (Jacq.) Merr.) IN MICE (Mus musculus L.) Rosa Juwita Hesturini; Krisna Kharisma Pertiwi; Meylisa Nurvita Astari; Adellia Ayu Febriana
Jurnal Farmasi Sains dan Praktis Vol 8 No 1 (January-April 2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/pharmacy.v8i1.3867

Abstract

Trembesi plant (Samanea saman (Jacq.) are used for traditional medicine as an antibacterial, an analgesic, treat headaches and diarrhea. The aims of this research were to determine analgesic activity and toxicity of n-hexana fraction of trembesi leaves in mice. Extraction using maceration method with 70% ethanol solvent, then solid-liquid partitioned. The activity of an analgesic test by induction acetic acid 1% using negative control CMC Na 0,5%, positive control acetosal dose of 360 mg/kgBW, the treatment group n-heksana fraction doses of 200, 350 and 500 mg/kgBW, while the toxicity test used negative CMC Na 0,5%, with the treatment group dose 5, 50, 500 and 5000 mg/kgBW. Analysis analgesic test data using the Hendersot and Forsaith equations for know the amount of stretching mice. Observation irritation gastric done by observation in makroskopis. While the toxicity test is done within 24 hours for calculated LD50 and make observations and Kruskal-Walli’s test in time 7 days to find out the delayed toxic effects. The results obtained the percent of the analgesic of the n-heksana fraction by 37.86%, 55.78% and 70.9% and LD50 values of 5000 mg/kgBW with the results observations made no significant difference (p>0.05). This research conclusion was the n-hexana fraction trembesi leaves having an analgesic doses activity with effective 350 mg/kgBW with a 55,78% analgetika potential and a toxic effect are categorized as toxic mild and there is no on the irritation.
Peningkatan Nilai Tambah Tanaman Sereh Wangi dengan Pembuatan Relaxing Message Oil Sitronella Rosa Juwita Hesturini; Ira Oktavia; Krisna Kharisma Pertiwi
Journal of Community Engagement and Empowerment Vol 5, No 2 (2023)
Publisher : Institut Ilmu Kesehatah Bhakti Wiyata Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman sereh merupakan golongan rumput-rumputan yang disebut Cymbopogon nardus, yang dapat ditanam pada tanah yang tandus atau kurang subur. Tanaman ini mudah dikembangkan dan telah dimanfaatkan untuk salah satu bahan masakan, namun pemanfaatan lebih lanjut masih dirasa kurang. Bagian batang dan daun sereh memiliki berbagai aktivitas, salah satunya sebagai pengusir nyamuk (repellent) karena adanya kandungan sitral dan citranellal (75-85%) geraniol dan kandungan lainnya yaitu linalool, metil heptenol, nerol, limonene, dan sitronela (Shah et al., 2011). Tanaman sereh merupakan tanaman yang banyak dijumpai di pekarangan rumah warga Desa Bulu. Kendala yang dihadapi oleh warga Desa Bulu adalah kurangnya pengetahuan dalam memanfaatkan sereh dan kurangnya ketrampilan warga mengenai teknis pembuatan sederhana pengolahan tanaman sereh. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan warga dalam pembuatan minyak gosok sereh. Metode yang dipakai dengan melakukan workshop kepada kader PKK di Desa Bulu Kabupaten Kediri dilakukan secara tatap muka dengan protokol kesehatan yang baik, diawali dengan memberikan pretest kepada peserta, dilanjutkan dengan sosialisasi dan workshop dengan metode praktek langsung pembuatan minyak gosok relaksasi dan diakhiri dengan postest pada link https://forms.gle/1da323F7Wfb9HCjYA. Hasil dan kesimpulan diantaranya pemahaman dan ketrampilan Kader PKK Desa Bulu mengenai pengolahan tanaman sereh meningkat dari rata-rata 40% menjadi 83%. Warga Kader PKK Desa Bulu dapat memahami manfaat sereh dan cara pembuatan minyak gosok (Relaxing Message Oil).
Potensi Analgetika Ekstrak Etanol Daun Bawang Prei (Allium ampeloprasum) Pada Mencit Dengan Metode Writhing Test Rosa Juwita Hesturini; Retno Sofia Sukma Rahayu; Feny Oktaviana; Krisna Kharisma Pertiwi
JIFS: JURNAL ILMIAH FARMASI SIMPLISIA Vol. 2 No. 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daun bawang prei (Allium ampeloprosum) merupakan jenis bawang ketiga yang luas dikonsumsi dan juga telah dikenal oleh masyarakat luas sebagai bahan masakan. Kandungan daun bawang prei dari hasil skrining dan KLT antara lain flavonoid, polifenol, tanin, dan saponin. Nyeri merupakan persepsi sensorik mengganggu yang dapat ditangani dengan analgetika. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas analgetika pada daun bawang prei pada mencit jantan (Mus musculus) menggunakan metode writhing test ditandai dengan penarikan kedua kaki ke belakang serta menempelkan perut ke lantai. Pengamatan dilakukan selama 30 menit, sebagai kontrol positif digunakan asetosal 500 mg/kg BB yang diinduksi dengan asam asetat 1% secara intraperitoneal sebanyak 0,1 ml. Rute pemberian ekstrak etanol daun bawang prei (Allium ampeloprosum) secara oral dengan dosis 100 mg/kg BB, 200 mg/kg BB, dan 400 mg/kg BB yang disuspensikan dalam CMC-Na 0,5%. Data yang diperoleh dengan menggunakan analysis of varian (ANOVA) satu arah adalah (sig <0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun bawang prei mempunyai efek sebagai analgesik. Persentase daya analgesik asetosal, dosis 100 mg/kg BB, dosis 200 mg/kg BB, dosis 400 mg/kg BB adalah 70,72 %, 44,34 %, 60,28 %, 65,21 %. Dan dapat disimpulkan bahwa dosis paling efektif adalah 200 mg/kg BB dinyatakan sebanding dengan asetosal dengan Sig. 0.085.
UJI AKTIVITAS ANALGETIKA EKSTRAK ETANOL DAUN KAMBOJA JEPANG (Adenium obesum) METODE WRITHING TEST Rosa Juwita Hesturini; Krisna Kharisma Pertiwi; Rachma Nurhayati
JURNAL PHARMA BHAKTA Vol 3 No 1 (2023): Mei 2023
Publisher : FAKULTAS FARMASI, INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Eksplorasi potensi analgetika pada tanaman yang diketahui khasiatnya secara empiris secara kontinue dilakukan. Salah satunya adalah pada daun kamboja jepang (Adenium obesum) yang teridentifikasi memiliki kandungan senyawa alkaloid, flavonoid, tannin dan saponin. Tujuan : untuk mengetahui aktivitas analgetika dan dosis optimum pada ekstrak etanol daun kamboja jepang. Metode : Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi pelarut etanol 70% dan pengujian analgetika dilakukan dengan metode writhing test penginduksi asam asetat 1%. Kelompok perlakuan dibagi dalam 3 kelompok dosis secara berturut-turut 200 mg/kgBB, 250 mg/kgBB dan 350 mg/kgBB, kelompok control negative menggunakan CMC-Na 0,5% dan kelompok kontrol positif parasetamol 500 mg/kgBB. Geliat yang muncul diamati sebagai parameter penetuan besar daya analgetika yang muncul. Hasil: Pengujian menunjukkan persentase daya analgetika kontrol positif sebesar 72,27%, dosis I sebesar 39,37%, dosis II sebesar 44,36%, dan dosis III sebesar 71,71%. Adanya aktivitas analgetika ini diduga karena adanya kandungan flavonoid dengan peran penghambatan katalisis enzim siklooksigenase. Kesimpulan : Ekstrak daun Kamboja Jepang dosis 350 mg/kgBB memiliki aktivitas analgetik yang hampir sama dengan parasetamol.
Gerakan Opimba (Orang Tua Pintar Minum Obat): Penyuluhan dan Kaderisasi Orang Tua Cerdik dan Cermat dalam Penggunaan Obat Cair Shoviantari, M.Farm., Apt., Fenita; Saputra, Sony Andika; Kurniawati, Evi; Widyaningrum, Esti Ambar; Lestari, Tri Puji; Pertiwi, Krisna Kharisma; Sugiyartono, Sugiyartono; Mawardika, Herlinda
Journal of Community Engagement and Empowerment Vol 6, No 1 (2024)
Publisher : Institut Ilmu Kesehatah Bhakti Wiyata Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Obat yang berbentuk liquida atau obat cair merupakan obat yang banyak digunakan oleh anak – anak dan juga lansia atau pasien yang memiliki kesulitan untuk menelan obat padat. Obat ini dianggap lebih praktis dan tepat dalam dosis penggunaannya karena dilengkapi dengan sendok takar sehingga dosis yang dapat diberikan lebih variatif bergantung pada kondisi pasien. Sebuah survei yang dilakukan terhadap pasien yang sedang menunggu di ruang tunggu dokter menunjukkan bahwa 73 persen pasien menggunakan sendok makan atau sendok teh untuk mengukur dosis obat cair, bukan menggunakan sendok/mangkuk ukur yang biasanya diberikan bersama obat cair. Pengukuran menggunakan sendok makan atau sendok teh yang sangat tidak akurat dapat menyebabkan masalah, seperti terlalu banyak atau terlalu sedikitnya obat yang dikonsumsi. Untuk itu, penting sekali untuk memberikan edukasi kepada Masyarakat mengenai pentingnya menggunakan sendok atau gelas takar yang disediakan di dalam kemasan obat Ketika menggunakan obat cair. Pengabdian Masyarakat yang bekerja sama dengan Sekolah Islam Terpadu (SIT) Permata Ummat Trenggalek ini memberikan materi mengenai macam sediaan cair, cara penggunaan obat cair, cara membaca brosur obat cair, dan cara pemusnahan obat cair. Kegiatan pengabdian diawali dengan pre test dan diakhir dengan post test untuk mengukur pengetahuan Masyarakat sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan pengmas. Dari hasil evaluasi pre dan post test didapatkan peningkatan pengetahuan peserta sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan penyuluhan.
Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang Penggolongan Obat Dan Beyond Use Date (BUD) Melalui Penyuluhan pada kader siaga Lestari, Tri Puji; Kurniawati, Evi; Widyaningrum, Esti Ambar; Pertiwi, Krisna Kharisma; Basuki, Dewy Resty
Journal of Community Engagement and Empowerment Vol 6, No 1 (2024)
Publisher : Institut Ilmu Kesehatah Bhakti Wiyata Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Untuk menjaga mutu dan kualitas obat, maka pengelolaan terhadap obat itu sendiri sangat memberikan peran yang vital. Salah satunya adalah dengan mengetahui batas masa kadaluarsa dan penggolongan obat maka akan memudahkan masyarakat untuk menentukan waktu dan metode penyimpanan . Tanggal kadaluarsa obat yang sudah dibuka dapat berbeda dengan yang tertera pada kemasan yang berlaku untuk sediaan baik sediaan steril maupun non steril dimana ketika melewati batas tanggal tersebut maka sediaan yang dimaksud tidak boleh digunakan dan disimpan. Kegiatan pengabdian Masyarakat dilaksanakan di periode bulan desember 2022 pada kader siaga desa di kecamatan karangan, kabupaten trenggalek, Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini menggunakan metode pre dan post test juga diikuti dengan kegiatan konseling. Instrumen yang digunakan adalah dengan pemberian quesioner baik pada waktu pre test maupun post test , peserta juga diberi leaflet materi tentang penggolongan obat dan beyond use date (BUD). Konseling diberikan dalam waktu 3 hari setelah sosialisasi menggunakan media watshap. Dari kegiatan pengabdian masyarakat ini didapatkan ada kenaikan prosentase pengetahuan yang cukup signifikan. Dimana datap dilihat pada tabel 1 bahwa rata-rata pengetahuan kader ada kenaikan dari 54,9% menjadi 92,5%.