Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Effect of Health Education Using WhatsApp Group on Knowledge About Visual Inspection Acetate Test Rambe, Rizka Sititah; Amra, Ricca Nophia; Bancin, Fitriani
Journal of Maternal and Child Health Vol. 8 No. 6 (2023)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26911/thejmch.2023.08.06.04

Abstract

Background:  According to the World Health Organization (WHO) in 2016 nearly 9 million women died from cervical cancer. Public awareness to detect early the disease is low. Visual Inspection Acetate (VIA) test for cervical cancer is considered a taboo solution. Women feel embarrassed to carry out VIA examination. Research is lacking whether health education through communication media using WhatsApp groups is effective. This study aimed to determine the effect of health education using WhatsApp group on knowledge about cervical cancer and VIA. Subjects and Method: This was a quasi-experiment with one group pre-test and post-test design, conducted at the Simpang Kiri Health Center in February 2023. A total of 98 women of reproductive age were selected for this study. The dependent variable was knowledge about cervical cancer and VIA. The independent variable was health education using WhatsApp group. The data were collected by questionnaire. The mean difference of knowledge before and after WhatsApp group education was tested by paired t-test. Results: The mean score of knowledge about VIA after WhatsApp group education was higher (Mean= 16.61; SD= 3.24) than before (Mean= 11.35; SD= 1.69), and this was statistically significant (p = 0.011). Conclusion: WhatsApp group education is effective to improve knowledge about cervical cancer and VIA among women of reproductive age. Keywords: WhatsApp, education, knowledge, visual acetate inspection. Correspondence: Rizka Sititah Rambe. Midwifery Academy of Medica Bakti Persada. Jl. Pinang Baris Desa Lae Oram Dusun Indah No. 193, Simpang Kiri, Subulussalam, 24781, Aceh, Indonesia. Email: ramberizka76@gmail.com. Mobile: 082363695492.
Factors Influencing Intrauterine Contraceptive Device Uptake Amra, Ricca Nophia; Rambe, Rizka Sititah; Bancin, Fitriani
Journal of Maternal and Child Health Vol. 8 No. 6 (2023)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26911/thejmch.2023.08.06.03

Abstract

Background: The Intrauterine Contraceptive Device (IUD) is an effective long-term reversible contraceptive method suitable for women of reproductive age. However, its uptake is low in Aceh province, Indonesia. This study aimed to analyze factors influencing IUD uptake among women of reproductive age in Aceh. Subjects and Method: This was a case control study conducted at the Simpang Kiri Health Center, Subulussalam, Aceh from January to June, 2023. A total of 106 women of reproductive age were selected for this study. The dependent variable was IUD uptake. The independent variables were age, education, knowledge, parity, attitudes, socio­demographic variable, and the role of health personnel. Data on IUD uptake were obtained from medical records in Subulussalam District Health Office and the Simpang Kiri Health Center, in Aceh. The other data were collected by questionnaire and observation. The data were analyzed by multiple logistic regression. Results: Factors increasing the IUD uptake in women of reproductive age were good knowledge (OR= 11.11; 95% CI= 3.29 to 37.58; p<0.001) and the active role of health personnel (OR= 8.36; 95% CI= 2.73 to 25.61; p <0.001). Positive attitude increased IUD uptake, but it was statistically non-significant (OR= 1.26; 95% CI= 0.39 to 3.97; p=0.697). Conclusion: Factors increasing the IUD uptake in women of reproductive age are good knowledge and the active role of health personnel. Positive attitude increases IUD uptake, but it is statistically non-significant. Keywords: intrauterine contraceptive device, case control, reproductive. Correspondence: Ricca Nophia Amra. Midwifery Academy of Medica Bakti Persada. Jl. Pinang Baris Desa Lae Oram Dusun Indah No. 193, Simpang Kiri, Subulussalam, 24781, Aceh, Indonesia. Email: ricca.ubudiyah­@gmail.com. Mobile: 082294425839.
Pemberdayaan Kader dan Keluarga dalam Penerapan Pemberian Makanan Pendamping Asi pada Bayi 6-24 Bulan di Kampong Subulussalam Utara Ningsih, Rahayu; Amra, Ricca Nophia; Bancin, Fitriani; Rambe, Rizka Sititah; Angriani, Riana; Harahap, Asrika Sari
Journal Liaison Academia and Society Vol 2, No 3 (2022): September 2022
Publisher : Lembaga Komunikasi dan Informasi Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58939/j-las.v2i3.796

Abstract

Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Usia 0 - 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat terwujudkan apabila pada masa ini bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabila bayi dan anak pada masa ini tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka periode emas akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, baik pada masa ini maupun masa selanjutnya. Pasca enam bulan pemberian ASI saja tidak cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan makanan bayi. Pemberian ASI saja pada usia pasca enam bulan hanya akan memenuhi sekitar 60-70% kebutuhan bayi. Sedangkan yang 30-40% harus dipenuhi dari makanan pendamping atau makanan tambahan. Sementara itu pemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dalam kualitas dan kuantitasnya dapat menyebabkan bayi menderita gizi kurang. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) harus diberikan pada umur yang tepat sesuai kebutuhan dan daya cerna bayi. Makanan pendamping (MP-ASI) sebaiknya diberikan pada bayi diatas umur 6 bulan karena sistem pencernaannya sudah relatif sempurna. Keadaan kurang gizi pada bayi dan balita disebabkan karena kebiasaan pola pemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat. Ketidaktahuan tentang cara pemberian makanan bayi dan anak serta adanya kebiasaan yang merugikan kesehatan, secara langsung dan tidak langsung menjadi penyebab utama terjadinya masalah kurang gizi pada anak, khususnya pada anak usia dibawah 2 tahun
Peningkatan Pengetahuan Remaja Putri tentang Kesehatan Reproduksi dan Persiapan Kehamilan Sehat Rambe, Rizka Sititah; Amra, Ricca Nophia
Journal Liaison Academia and Society Vol 1, No 3 (2021): Desember
Publisher : Lembaga Komunikasi dan Informasi Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58939/j-las.v1i3.817

Abstract

Kesehatan reproduksi dan persiapan kehamilan sehat merupakan aspek penting dalam menjaga kualitas hidup remaja putri dan generasi mendatang. Pengetahuan yang cukup mengenai topik ini dapat membantu remaja putri untuk membuat keputusan yang sehat dan bertanggung jawab. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang kesehatan reproduksi dan pentingnya persiapan kehamilan sehat. Program ini dilaksanakan melalui sosialisasi, pelatihan, dan diskusi interaktif yang melibatkan peserta remaja putri di sebuah komunitas. Materi yang disampaikan mencakup siklus reproduksi, kesehatan organ reproduksi, tanda dan gejala gangguan reproduksi, serta langkah-langkah yang perlu diambil untuk persiapan kehamilan yang sehat. Selain itu, kegiatan ini juga membahas pentingnya pola makan sehat, kebugaran tubuh, dan pemeriksaan medis pra-kehamilan. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam pemahaman remaja putri terkait isu-isu kesehatan reproduksi dan persiapan kehamilan. Dengan demikian, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menciptakan generasi muda yang sehat, sadar akan kesehatan reproduksi, dan siap menghadapi tantangan dalam merencanakan kehamilan yang sehat. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan pemahaman remaja putri tentang pentingnya kesehatan reproduksi dan kesiapan kehamilan sehat. Hal ini terlihat dari hasil pre-test dan post-test, di mana peserta menunjukkan peningkatan skor setelah pelatihan dengan nilai rata-rata 37,03 %. Selain itu, diskusi interaktif dan simulasi praktik yang dilakukan mampu membangun kesadaran remaja putri akan pentingnya peran mereka dalam menjaga kesehatan reproduksi sebagai investasi untuk kehidupan di masa mendatang.
Penyuluhan Upaya Peningkatan Pemahaman tentang Pentingnya Imunisasi pada Bayi di Desa Gosong Telaga Barat Kecamatan Singkil Utara Bancin, Fitriani; Rambe, Rizka Sititah; Amra, Ricca Nophia; Angriani, Riana; Ningsih, Rahayu; Noviana, Irma; Maqfirah, Ulfa; Harahap, Asrika Sari
Journal Liaison Academia and Society Vol 3, No 3: September 2023
Publisher : Lembaga Komunikasi dan Informasi Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58939/j-las.v3i3.797

Abstract

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menyusun program sebagai usaha yang dilakukan untuk menekan penyakit yang dapat dicegah 2 dengan Imunisasi (PD3I) pada anak antara lain Program Pengembangan Imunisasi (PPI) pada anak sejak tahun 1956. Program imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi penduduk terhadap penyakit tertentu. Program imunisasi diberikan kepada populasi yang dianggap rentan terjangkit penyakit menular, yaitu bayi, anak usia sekolah, wanita usia subur, dan ibu hamil. Setiap bayi wajib mendapatkan lima imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari satu dosis HB0, satu dosis BCG, tiga dosis DPT-HB-Hib, empat dosis polio, dan satu dosis campak. Keberhasilan bayi dalam mendapatkan lima jenis imunisasi dasar diukur melalui indikator imunisasi dasar lengkap sebagai landasan untuk mencapai komitmen internasional yaitu Universal Child Immunization (UCI), UCI secara nasional dicapai pada tahun 1990, yaitu cakupan DPT-Hb-Hib 3, Polio 3 dan Campak minimal 80% sebelum umur 1 tahun, sedangkan cakupan untuk DPT-Hb-Hib 1, polio 1 dan BCG minimal 90%. Terdapat 2-3 juta kematian anak di dunia setiap tahunnya dapat dicegah dengan pemberian imunisasi, namun sebanyak 22,6 juta anak di seluruh dunia tidak terjangkau imunisasi rutin
Pemberdayaan Kader dan Keluarga dalam Penerapan Piramida Gizi Seimbang dan Pemantauan Tumbuh Kembang Balita Sebagai Upaya Pencegahan Stunting di Desa Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam Bancin, Fitriani; Rambe, Rizka Sititah; Amra, Ricca Nophia; Angriani, Riana; Ningsih, Rahayu
Journal Liaison Academia and Society Vol 3, No 1 (2023): Maret 2023
Publisher : Lembaga Komunikasi dan Informasi Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58939/j-las.v3i1.808

Abstract

Berdasarkan data dari RisKesDas Tahun 2018 menemukan bahwa proporsi bayi yang lahir stunting (panjang badan 48 cm) adalah sebesar 20,2%, sementara pada kelompok balita terdapat 37,2% yang menderita stunting. Untuk menanggulangi stunting, harus dilakukan deteksi dan intervensi sedini mungkin yaitu dengan melakukan pemantauan pertumbuhan secara ketat melalui penimbangan bayi/balita di posyandu setiap bulan (RisKesDas, Tahun 2018). Stunting di Indonesia pada tahun 2018 disebabkan oleh asupann gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi dan dapat terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia 2 tahun (KemenKes RI, 2018). Salah satu faktor yang berperan dalam maraknya stunting ini adalah kurangnya asupan nutrisi pada 1.000 hari pertama anak (mulai sejak janin sampai anak berusia 2 tahun), rendahnya cakupan ASI eksklusif, pemenuhan gizi keluarga terutama gizi balita dan ibu hamil, karena stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi hingga obesitas, dan pemberian asupan gizi yang adekuat agar membantu dalam menurunkan angka kejadian stunting 29,5%.
Literasi pentingnya menjaga ekosistem pohon mangrove dan Kegiatan Donor Darah dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir di Pantai Bagan Serdang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Serdang Bedagai Silalahi, Alistraja Dison; Pangeran, Pangeran; Hutagaol, Jarungjung; Amra, Ricca Nophia; Tampubolon, Khairuddin; Tulim, Anto
Journal Liaison Academia and Society Vol 4, No 2 (2024): Juni 2024
Publisher : Lembaga Komunikasi dan Informasi Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58939/j-las.v4i2.756

Abstract

Hutan mangrove merupakan ekosistem pesisir yang vital dengan peran ekologis dan ekonomi yang krusial. Namun, keberadaan hutan mangrove di Indonesia saat ini terancam oleh berbagai faktor, seperti alih fungsi lahan, pencemaran, dan eksploitasi berlebihan. Menjaga kelestarian hutan mangrove menjadi sebuah keharusan untuk melindungi keseimbangan alam dan menjamin keberlanjutan manfaatnya bagi manusia. Literasi mengenai pentingnya menjaga ekosistem mangrove perlu ditingkatkan untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam upaya pelestarian. Menjaga kelestarian ekosistem mangrove merupakan tanggung jawab bersama. Upaya kolektif dari pemerintah, masyarakat, dan organisasi swadaya diperlukan untuk memastikan kelestarian hutan mangrove dan manfaatnya bagi generasi sekarang dan masa depan. Peningkatan literasi mengenai pentingnya menjaga ekosistem mangrove menjadi kunci utama untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam upaya pelestarian.Kata Kunci:  Literasi; ekosistem; pohon mangrove; Kegiatan Donor Darah.
Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak Melalui Program Gizi Seimbang dan Perawatan Neonatus Amra, Ricca Nophia; Bancin, Fitriani
Journal Liaison Academia and Society Vol 1, No 1 (2021): Juni
Publisher : Lembaga Komunikasi dan Informasi Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58939/j-las.v1i1.814

Abstract

Masalah kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu prioritas utama dalam program pembangunan kesehatan di Indonesia. Salah satu strategi untuk mengatasi masalah ini adalah melalui program gizi seimbang dan perawatan neonatus. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada tahun 2021 untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan masyarakat, khususnya ibu hamil dan ibu menyusui, dalam mendukung tumbuh kembang anak dan kesehatan ibu. Melalui edukasi dan pelatihan, program ini bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta meningkatkan kualitas hidup keluarga.
Workshop Manajemen Laktasi untuk Ibu Menyusui di Masyarakat Ningsih, Rahayu; Amra, Ricca Nophia
Journal Liaison Academia and Society Vol 2, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Lembaga Komunikasi dan Informasi Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58939/j-las.v2i1.811

Abstract

Workshop Manajemen Laktasi bertujuan meningkatkan pemahaman, keterampilan, dan kesadaran ibu menyusui di masyarakat perkotaan dan pedesaan tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif. Kegiatan ini dirancang untuk menjawab tantangan yang dihadapi ibu menyusui, seperti kurangnya dukungan lingkungan, mitos yang berkembang, serta keterbatasan akses informasi di berbagai konteks sosial. Metode yang digunakan meliputi sesi edukasi interaktif, diskusi kelompok, dan pelatihan praktik langsung dengan tenaga ahli, seperti konselor laktasi dan tenaga medis. Hasil workshop menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan ibu mengenai manfaat ASI eksklusif, teknik menyusui yang benar, serta cara mengatasi kendala umum, seperti mastitis dan kurangnya produksi ASI. Perbedaan kebutuhan ibu di perkotaan dan pedesaan juga diidentifikasi; ibu di perkotaan lebih membutuhkan solusi praktis untuk memerah dan menyimpan ASI, sedangkan ibu di pedesaan memerlukan pendampingan untuk mengatasi pengaruh budaya lokal. Kesimpulannya, workshop ini efektif dalam memberikan dukungan komprehensif bagi ibu menyusui, sekaligus mendorong pembentukan komunitas pendukung laktasi di lingkungan masing-masing. Rekomendasi ke depan meliputi pelaksanaan program berkelanjutan untuk menjangkau lebih banyak ibu dan memperkuat jejaring layanan laktasi yang mudah diakses di tingkat komunitas.
Analisis Penyebab Stunting pada Balita di Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Amra, Ricca Nophia; Bancin, Fitriani
All Fields of Science Journal Liaison Academia and Sosiety Vol 4, No 3: September 2024
Publisher : Lembaga Komunikasi dan Informasi Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58939/afosj-las.v4i3.857

Abstract

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita yang diakibatkan kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Prevalensi stunting di Aceh tergolong buruk, karena melebihi ambang batas yang ditetpkan standar WHO sebesar 20%. Berdasarkan wilayahnya Kota Subulussalam merupakan wilayah dengan prevalensi stunting tertinggi di Aceh pada tahun 2002, yakni mencapai (47,9%) Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui Hubungan Pola Asuh Dengan Kejadian Stunting pada Balita di Puskesmas Penanggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Tahun 2024. Penelitian ini bersifat analitik korelasional dengan pendekatan Cross Sectional menggunakan data primer dan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita yang berumur 5 tahun. Setelah pengambilan sampel menggunakan total sampling berjumlah 89 responden. Alat ukur yang di gunakan adalah kuesioner. Hasil uji statistik menggunakan Uji Chi-square didapatkan nilai p-value 0,000 0,05 maka dapat disimpulkan keputusannya adalah Ha di terima dan Ho di tolak yang artinya ada hubungan Pola Asuh Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Penanggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Tahun 2024. Penelitian ini diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan orang tua dan menerapkan pola asuh yang sesuai dan dapat mencegah kejadian stunting.