Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

PENGALAMAN ODHA DALAM MENGHADAPI STIGMA DAN DISKRIMINASI TERKAIT PENYAKITNYA Wenny Nugrahati Carsita
The Indonesian Journal of Health Science Vol 8, No 2 (2017): The Indonesian Journal Of Health Science
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/the.v8i2.869

Abstract

HIV AIDS is a global problem where every country reports that HIV AIDS is the greatest health challenge. In Indonesia, the number of people living with HIV AIDS  (PLWHA)  from  year  to  year  is  increasing.  HIV  AIDS  disease  affects physical and psychosocial problems where one of the causes is stigma and discrimination. Stigma and discrimination have a negative impact on the life of PLWHA including health behavior. The aim of this study is to explore the experience of PLWHA in the face of stigma and discrimination related to the disease. This study used a qualitative research design using interpretive phenomenological approach. Data were collected by in-depth interviews in 6PLWHA who were able to express their experiences and were willing to be participants. The results were analyzed by Van Manen method. Five themes were identified in this study namely: (1) Suffering from a scary disease (2) Avoided (3) Experiencing negative emotional response (4) Want to be accepted (5) Ignoring stigma and discrimination. The experience of PLWHA in the face of stigma and discrimination effect misery and hope for PLWHA. All the processes faced by PLWHA in the form of suffering scary disease and avoidance generate negative emotional response. The negative emotional response experienced by the PLWHA raises hope that PLWHA can be accepted although the attitudes and actions done by PLWHA is avoided. It is hoped for health workers to increase promotive efforts through AIDS education activities to minimize stigma and discrimination in PLWHA,  and  the  health  workers  also  understanding  about  the  suffering  of PLWHA not limited to physical problems due to illness, but also psychological and social consequences of stigma and discrimination. Keywords: experience, PLWHA, stigma, discrimination.
STUDI FENOMENOLOGI: ORANG DENGAN HIV AIDS (ODHA) DALAM MENJALANI SELF-DISCLOSURE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BONGAS Wenny Nugrahati Carsita; Indah Winarni; Retno Lestari
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 4 No. 2 (2016)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.616 KB)

Abstract

HIV AIDS merupakan salah satu masalah terbesar bagi tenaga kesehatan maupun pemberi perawatan lainnya. Pada ODHA, tidak hanya mengalami penderitaan fisik karena proses penyakit, melainkan juga penderitaan psikososial yang disebabkan self-disclosure. Orang dengan HIV AIDS (ODHA) sering dihadapkan pada kondisi yang rumit untuk mengungkapkan atau menyembunyikan kondisi penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi makna pengalaman ODHA dalam menjalani self-disclosure. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretif. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam pada 7 ODHA yang memiliki pengalaman mengungkapkan status HIV, gejala penyakit dan faktor resiko kepada petugas kesehatan. Hasil penelitian dianalisis dengan metode Van Manen. Sepuluh tema telah teridentifikasi dalam penelitian ini, yaitu: (1) memercayai penyakit HIV AIDS mudah menular dan menakutkan, (2) mengalami masalah kesehatan fisik, (3) mengalami penderitaan batin, (4) ingin terbebas dari penderitaan fisik dan batin, (5) mencari dukungan, (6) tergugah dengan arahan petugas kesehatan (7) memercayai penyakit HIV AIDS tidak mudah menular dan ada harapan untuk menjalani hidup, (8) mendapat saran untuk terus berobat, (9) merasa terbebas dari tekanan, (10) melakukan kegiatan untuk meningkatkan kualitas hidup. Pengalaman ODHA dalam menjalani  self-disclosure merupakan proses yang tidak mudah. Keseluruhan proses yang dilalui oleh ODHA seperti mengalami masalah kesehatan fisik dan penderitaan batin, hingga muncul sebuah harapan dan ODHA memutuskan untuk mencari dukungan, memahami penyakit HIV AIDS, menjalani pengobatan dan melakukan kegiatan untuk meningkatkan kualitas hidup dapat diinterpretasikan bahwa makna pengalaman ODHA dalam menjalani self-disclosure adalah dari keterpurukan menyandang ODHA menuju peningkatan kualitas hidup.Kata Kunci: studi fenomenologi, ODHA, menjalani self-disclosure, Puskesmas
PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG MANFAAT JUS BELIMBING UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI Alvian Pristy Windiramadhan; Wenny Nugrahati Carsita; Riyanto Riyanto
RESWARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/rjpkm.v4i1.2478

Abstract

Angka kejadian penderita hipertensi setiap tahun terus meningkat. Pengobatan hipertensi bisa dilakukan dengan farmakologi maupun non farmakologi. Akan tetapi masyarakat banyak yang belum mengetahui bahwa salah satu cara nonfarmakologi untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi yaitu dengan menggunakan jus belimbing. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah dengan memberikan penyuluhan tentang manfaat jus belimbing untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Kegiatan ini diikuti oleh sebanyak 31 orang penderita hipertensi yang dilaksanakan di Kantor Kuwu Desa Cipaat wilayah kerja UPTD Puskesmas Sidamulya. Penyuluhan dilakukan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Hasil kegiatan menunjukan bahwa rata-rata skor pengetahuan sebelum penyuluhan sebesar 3.19, dengan nilai minimal 2 dan maksimal 6 serta standar deviasi sebesar 1.267. Sedangkan setelah diberikan penyuluhan rata-rata skor pengetahuan sebesar 7.61 dengan nilai minimal 3 dan maksimal 9, serta standar deviasi 1.382. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan skor pengetahuan antara sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan (P=0.000). Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan bahwa penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan tentang manfaat jus belimbing untuk menurunkan tekanan darah
Pendidikan Kesehatan tentang Pencegahan Karies Gigi pada Anak Wenny Nugrahati Carsita; Alvian Pristy Windiramadhan; Aan Nurfauziah; Feronika Pratama Darojatun; Nada Aisyah Humairoh; Tarumi
Jurnal Pengabdian Masyarakat (JUDIMAS) Vol. 1 No. 2 (2023): Juli 2023
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIKes Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54832/judimas.v1i2.147

Abstract

Masalah kesehatan gigi yang paling banyak diderita masyarakat Indonesia salah satunya adalah karies gigi. Prevalensi karies gigi tertinggi yakni pada anak-anak. Angka kejadian karies gigi pada anak dipengaruhi salah satunya adalah faktor perilaku orang tua dalam kebiasaan memberi makan manis, lengket dan minum susu, kebiasaan pemeliharaan kebersihan gigi anak dan kebiasaan pemeriksaan gigi dan mulut anak. Pada anak yang mengalami karies gigi akan mengalami nyeri pada mulut, sulit mengunyah, terganggunya pola makan, susah tidur, sulit berkonsentrasi sehingga dapat mengganggu aktivitas belajar dan sosial anak. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk membentuk perilaku. Hasil penelitian diperoleh adanya hubungan antara pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi dan mulut terhadap kejadian karies gigi pada anak. Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat adalah agar para orang tua memahami tentang pencegahan karies gigi pada anak. Metode dalam pengabdian kepada masyarakat yaitu ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa meningkatnya pengetahuan orang tua tentang pencegahan karies gigi pada anak.
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ARV DENGAN KUALITAS HIDUP ORANG DENGAN HIV/AIDS Windiramadhan, Alvian Pristy; Carsita, Wenny Nugrahati; Rahayu, Sri
Jurnal Keperawatan Sriwijaya Vol. 11 No. 1 (2024): Vol 11, No 1 (2024)
Publisher : Bagian Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/jks.v10i1.210

Abstract

Tujuan: Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) akan mengalami berbagai gangguan kesehatan yang disebabkan menurunnya sistem kekebalan tubuh sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidupnya. Kualitas hidup dapat dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya kepatuhan minum obat ARV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepatuhan minum obat ARV dengan kualitas hidup ODHA. Metode: Metode pada penelitian ini yaitu analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah ODHA yang menjalani pengobatan Antiretroviral (ARV) di Rumah Sakit Bhayangkara Indramayu. Teknik pengambilan sampel penelitian dengan menggunakan purposive sampling pada 189 responden dan dianalisis menggunakan uji chi square. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebanyak 178 (94,2%) ODHA patuh minum obat ARV dan sebanyak 96 (50,8%) ODHA memiliki kualitas hidup baik. Hasil analisis uji korelasi menunjukkan bahwa kepatuhan minum obat ARV dengan kualitas hidup ODHA didapatkan dengan p-value (0,011) (a = ≤ 0,05). Simpulan: ODHA yang patuh menjalani pengobatan ARV memiliki kualitas hidup yang baik.  
GAMBARAN TINGKAT NYERI EKSTREMITAS PADA LANSIA PENDERITA ARTHRITIS RHEUMATOID SAAT MELAKUKAN RENTANG GERAK SENDI Windiramadhan, Alvian Pristy; Carsita, Wenny Nugrahati
Jurnal Keperawatan Sriwijaya Vol. 10 No. 1 (2023): Vol 10, No 1 (2023)
Publisher : Bagian Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/jks.v10i1.217

Abstract

Tujuan: Arthritis rheumatoid atau yang disebut rematik merupakan penyakit yang menyerang anggota tubuh yang bergerak dan dapat menyebabkan peradangan persendian gangguan kronis, terutama menyerang fleksibel sinovial pada sendi dan mengakibatkan nyeri. Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak nyaman yang bersifat subjektif sehingga perasan nyeri akan berbeda – beda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya. Penelitian ini bertujuan untuk diketahuinya gambaran tingkat nyeri pada lansia penderita arthritis rheumatoid saat melakukan rentang gerak sendi. Metode: Metode pada penelitian ini yaitu metode kuantitatif deskriptif dengan populasi penderita arthritis rheumatoid yang berjumlah 64 responden. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner berupa pernyataan. Data yang sudah terkumpul kemudian di analisis menggunakan program SPSS. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa Distribusi karakteristik lansia penderita arthritis rheumatoid berdasarkan umur pada rentang 60 sampai dengan 82 tahun, berdasarkan jenis kelamin lansia penderita arthritis rheumatoid lebih banyak pada perempuan yaitu sebanyak 42 (65,6%), berdasarkan pekerjaan sebanyak 27 (42,2%) sudah tidak bekerja, tingkat nyeri lansia penderita arthritis reumatoid sebanyak 33 (51,6%) lansia mengalami nyeri sedang pada ektremitas atas saat melakukan rentang gerak sendi, dan sebanyak 41 (64,1%) lansia mengalami nyeri sedang pada ektremitas bawah saat melakukan rentang gerak sendi. Simpulan: Gambaran tingkat nyeri yang dirasakan lansia penderita arthritis rheumatoid lebih banyak dalam kategori nyeri sedang.
Pendidikan Kesehatan Manajemen Stres menggunakan Terapi Hipnosis Lima Jari pada Remaja di Desa Rancamulya dan Desa Kedokan Gabus Carsita, Wenny Nugrahati; Windiramadhan, Alvian Pristy; Mujahidah, Rd. Gita; Husnaniyah, Dedeh; Riyanto, Riyanto
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Wahana Usada Vol. 6 No. 1 (2024): Juni: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Wahana Usada
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan KESDAM IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47859/wuj.v6i1.395

Abstract

Background: Adolescence is a transitional period from childhood to adulthood where physical, cognitive, and emotional changes occur. Changes in adolescents trigger stress. The impact of unresolved stress can trigger maladaptive behavior, disrupt physical, psychological health, and disrupt the stages of development in adolescents. One of the stress management is the five-finger hypnosis therapy. Purpose: Community service activities aim to increase adolescents' knowledge about stress management using five-finger hypnosis therapy. Methods: The method of implementation with lectures and questions and answers. The activity was carried out for 1 day at the Rancamulya and Kedokan Gabus village, Gabus Wetan District, Indramayu Regency. Activity procedures include pre-test, health education and post-test. The targets of this activity were 33 adolescents. Results: There is an increase in knowledge in adolescents before and after the activity with an average score before being given health education of 76 and after being given material of 88. Conclusion: After health education for adolescents, adolescents' knowledge about stress management using five-finger hypnosis therapy increased. It is expected that community service activities will be performed regularly so that adolescents can manage stress.
Relationship Between Family Support and Adherence to Antiretroviral Medication in Patients with HIV at Bhayangkara Hospital, Indramayu, Indonesia Carsita, Wenny Nugrahati; Rusyani, Julisah; Windiramadhan, Alvian Pristy Windiramadhan; Prabowo, Ridho Kunto Prabowo
Babali Nursing Research Vol. 6 No. 1 (2025): January
Publisher : Babali Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37363/bnr.2025.61439

Abstract

Introduction: Adherence to antiretroviral (ARV) treatment is one of the most critical factors in the successful management of HIV patients. Family support significantly influences treatment adherence, as family members are closest to the patient and are expected to provide motivation and monitor adherence to ARVs. This study aimed to determine the relationship between family support and ARV adherence among HIV patients. Methods: This study employed an analytic design with a cross-sectional approach. The population comprised HIV patients undergoing treatment in the Treatment Support Care Room (PDP) at Bhayangkara Indramayu Hospital, with an average monthly visit rate of 375 patients. A sample of 190 respondents was selected using the Z formula. The sampling technique employed purposive sampling based on inclusion and exclusion criteria. Bivariate analysis was performed using the chi-square test. Results: The findings revealed that 97 respondents (51.1%) reported good family support, and 146 respondents (76.8%) were compliant with taking ARV medication. The statistical analysis showed a p-value of 0.006 (α < 0.05). Conclusion: There is a relationship between family support and adherence to ARV medication in HIV patients. It is recommended for nurses to educate families to provide support to HIV patients in ARV treatment.
Edukasi Rendam Kaki Air Hangat Ditambah Garam Untuk Menurunkan Stress Carsita, Wenny Nugrahati; Windiramadhan, Alvian Pristy; Mujahidah, Rd. Gita
Karya Kesehatan Siwalima Vol 3, No 2 (2024): September
Publisher : Lembaga Penerbitan Fakultas Kesehatan, Universitas Kristen Indonesia Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54639/kks.v3i2.1289

Abstract

Pengelolaan stres dapat dilakukan dengan terapi farmakologi atau non farmakologi. Namun, penggunaan terapi farmakologi terkadang akan menimbulkan efek samping reaksi yang merugikan, sehingga, pendekatan dengan terapi nonfarmakologi kini sering digunakan dalam pengelolaan stres. Terapi rendam kaki air hangat ditambah garam merupakan salah satu jenis terapi yang bertujuan untuk meningkatan sirkulasi darah, meningkatkan relaksasi otot, menghilangkan stres, meningkatkan permeabilitas kapiler, dan memberikan kehangatan pada tubuh. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa pemberian edukasi terapi rendam kaki air hangat ditambah garam untuk menurunkan stress pada kader UPTD Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Kecamatan Gabuswetan Kabupaten Indramayu telah dilaksanakan selama 1 hari dengan metode ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab. Pelaksanaan kegiatan meliputi pre test, pemberian edukasi, dan post test. Hasil kegiatan menunjukan bahwa rata-rata skor pengetahuan sebelum dilakukan edukasi sebesar 58 dengan nilai minimal 30 dan maksimal 90. Sedangkan setelah diberikan edukasi rata-rata skor pengetahuan sebesar 88 dengan nilai minimal 70 dan maksimal 100. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan Edukasi.
Kualitas Hidup ODHA Di Kecamatan Bongas Carsita, Wenny Nugrahati; Kusmiran, Mirah Asmi
Jurnal Keperawatan Profesional Vol 7, No 2 (2019): Public Health
Publisher : Nurul Jadid University, Probolinggo, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33650/jkp.v7i2.603

Abstract

HIV / AIDS is a chronic disease that can affect all aspects of a person's life. Bongas is a sub-district with the highest number of cases compared to other sub-districts in Indramayu Regency. HIV / AIDS is reported to not only cause symptoms and complications but also has a negative impact on quality of life. Quality of life will affect the health condition of people living with HIV, especially in treatment programs. The aim of this study was to determine the quality of life of PLWHA in Bongas. This study used a quantitative research with descriptive approach. The sample amounted to 165 respondents with taking consecutive sampling technique. The results of the study were 118 (71.5%) respondents had a good quality of life in physical domain, 84 (50.9%) respondents had a good quality of life in psychological domain, 124 (75.2%) respondents had a good quality of life in social domain, 93 (56.4%) had a good quality of life in the independence domain, 86 (52.1%) respondents had a good quality of life in the environmental domain, and 86 (52.1%) respondents had a good quality of life in the spiritual domain. The conclusion of this study is that PLWHA in Bongas have a good quality of life. Keywords:   Quality of Life, PLWHA