Tujuan: Remaja putri cenderung mengalami ketidakpuasan terhadap bagian tubuh dan penampilannya, yang disebabkan oleh sensitivitas yang lebih tinggi terhadap bentuk tubuh, sehingga berpotensi mengganggu persepsi terhadap citra tubuh. Persepsi terhadap citra tubuh pada remaja putri dipengaruhi oleh penilaian fisik dari orang lain, yang dikenal dengan body shaming. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara body shaming dengan citra tubuh pada remaja putri. Metode: Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan metode analitik. Populasi dalam penelitian terdiri atas siswi kelas VIII dan IX yang berjumlah 390 responden. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik stratified random sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 197 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner body shaming dan kuesioner citra tubuh dari Multidimentional Body Self Relation Questionanaire-Apperence Scale (MBSRQ-AS). Analisis data bivariat dilakukan menggunakan uji Pearson Chi-Square. Hasil: Hasil penelitian didapatkan dari 101 (51,3%) responden yang mengalami body shaming ringan sebanyak 61 responden (56%) memiliki citra tubuh positif, 88 responden yang mengalami body shaming sedang sebanyak 47 (43,1%) memiliki citra tubuh positif, dan 8 responden yang mengalami body shaming berat sebanyak 7 (87,5%) memiliki citra tubuh negatif. Hasil analisis didapatkan nilai p= 0,028 (α = < 0,05). Simpulan: Terdapat hubungan antara body shaming dengan citra tubuh. Disarankan untuk pihak sekolah untuk dapat melakukan pencegahan terhadap perilaku body shaming dengan melakukan pembinaan kepada siswa dan menggali alasan body shaming melalui sesi konseling.