Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Dengan Metode Seven Tools Dan Kaizen Pada PT Sinar Semesta dartawan, dartawan; Setiafindari, Widya
Jurnal ARTI (Aplikasi Rancangan Teknik Industri) Vol. 18 No. 1 (2023): Jurnal ARTI : Aplikasi Rancangan Teknik Industri
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Dumai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.638 KB) | DOI: 10.52072/arti.v18i1.517

Abstract

PT Sinar Semesta merupakan perusahaan industri bergerak dalam bidang pengecoran logam yang salah satu produksinya adalah Eq Spacing. Permasalahan yang timbul di PT Sinar Semesta adalah kualitas pada produk yang masih mengalami kecacatan, Berdasarkan hasil analisis bulan November 2021 sampai bulan Agustus 2022 dengan jumlah produksi keseluruhan yaitu 3134 produk, terdapat data reject sebanyak 794 produk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan jenis-jenis cacat serta faktor penyebab cacat yang paling dominan. Penelitian ini menggunakan metode Seven Tools untuk menemukan akar penyebab masalah yang diselesaikan, serta Kaizen Five-M Checklist untuk memberikan usulan perbaikan pada perusahaan. Berdasarkan hasil diagram pareto untuk kecacatan ekor tikus diperoleh presentase kecacatan sebesar 93% dengan presentase kumulatif sebesar 93%, untuk kecacatan salah alir diperoleh presentase kecacatan sebesar 7% dengan presentase kumulatif sebesar 100%. Berdasarkan diagram fishbone dapat diketahui terjadinya cacat disebabkan beberapa faktor yaitu dari manusia, material, metode. Usulan perbaikan masalah yang didapatkan pada analisis kaizen adalah dengan peningkatan pengawasan terhadap pekerja, pengarahan SOP terutama pada proses material (bahan baku), dan juga perlu melakukan pelatihan untuk mengasah kemampuan pegawai pada perusahaan.
Pengendalian Persedian Kayu Dengan Metode Min-Max Stock dan Economiq Order Quantity Pada PT Alis Jaya Ciptatama Ade, Rifki; Setiafindari, Widya
Jurnal ARTI (Aplikasi Rancangan Teknik Industri) Vol. 18 No. 2 (2023): Jurnal ARTI: Aplikasi Rancangan Teknik Industri
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Dumai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52072/arti.v18i2.593

Abstract

PT Alis Jaya Ciptatama merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak industri furniture. Mahoni dan jati adalah bahan baku yang digunakan, dalam satu periode perusahaan melakukan pembelian sebanyak 2000-3000 m3 rata-rata frekuensi Jati sebesar 39,98 m3 dan Mahoni sebesar 152 m3 dengan buffer sebesar 30% setiap pembelian. Frekuensi order  2022 sangat tinggi dengan 23 kali untuk Mahoni dan 9 kali untuk Jati, frekuensi tinggi ini menyebabkan bengkaknya biaya pemesanan. Tujuan penelitian ini untuk memperkecil nilai Total Biaya Keseluruhan dan pengoptimalan bahan baku. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini EOQ dan Min-Max. Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa nilai minimum dan maksimum bahan baku adalah 98,93 m3 dan 273,56 m3 untuk kayu Mahoni, 30,77 m3 dan 67,51 m3 untuk kayu Jati. Untuk pembelian optimal adalah dengan menggunakan metode EOQ dengan nilai 226,33 m3 untuk Mahoni dengan frekuensi 10 kali dan 45,06 m3 untuk Jati dengan frekuensi 8 kali. Total Inventory Cost metode EOQ menjadi biaya paling minimal dengan pembelian Mahoni Rp6.470.637.299 untuk pembelian Jati Rp1.517.758.350. Dari hasil tersebut metode EOQ meminimalisir biaya persediaan dengan penurunan sebesar Rp209.077.475 atau 3,13% dari TIC perusahaan untuk persediaan Mahoni dan untuk persediaan Jati sebesar Rp560.503.655 atau 26,97% dari TIC perusahaan
Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi Kaos Sablon Melalui Pendekatan Hybrid System Untuk Penggurangan Biaya Total Mustofa Kamal, Ahmad; Setiafindari, Widya
Jurnal ARTI (Aplikasi Rancangan Teknik Industri) Vol. 19 No. 1 (2024): Jurnal ARTI: Aplikasi Rancangan Teknik Industri
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Dumai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52072/arti.v19i1.771

Abstract

Dalam industri penyablonan, terdapat bahan-bahan yang tidak dimurnikan, khususnya afdruk, berbagai jenis cat, dan pelarut. Strategi yang dilakukan perusahaan adalah menimbun komponen yang belum dimurnikan dengan cara membeli secara rutin dalam jumlah yang sama. Hal ini dilakukan karena dinilai bahwa membeli dalam jumlah yang sama akan lebih murah. Namun, permintaan pasar semakin berkurang atau bersifat fluktuatif. Industri ini memiliki kelebihan persediaan bahan mentah hingga 10%, sedangkan pada Elnoss Sablonase diusahakan agar kelebihan tersebut hanya 3%. Metode Hybrid System adalah pengendalian stok antara metode Q dan P. Mixture Framework memiliki titik pemesanan ulang untuk level stok paling ekstrem. Setiap kali dilakukan peninjauan, tidak akan ada permintaan jika posisi stok masih di atas level stok dasar atau titik pemesanan kembali. Namun, jika level stok berada di bawah level stok dasar, permintaan diajukan untuk membangun tingkat stok ke level paling ekstrem, khususnya untuk mencapai tujuan stok. Pengendalian stok bahan baku dengan teknik Hybrid System memiliki biaya yang lebih rendah dan ideal, yaitu Rp 24.309.669. Jika dibandingkan dengan biaya sebenarnya dari strategi perusahaan yang sebesar Rp 25.574.186, hal ini berarti dengan menerapkan teknik Hybrid System dalam pengendalian stok, perusahaan memiliki dana cadangan biaya sebesar Rp 1.264.517 atau 4,94%.
ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK MENGURANGI JUMLAH KECACATAN PRODUK KAIN BATIK DENGAN METODE SIX SIGMA DI UMKM DEA MODIS BATIK DAN JUMPUTAN Adiyatma, Rizky; Huda, Fahrul; Riswan Rosanda, Muhammad; Setiafindari, Widya
Jurnal Aplikasi Ilmu Teknik Industri (JAPTI) Vol. 3 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/japti.v3i2.3526

Abstract

  Produk yang gagal memenuhi persyaratan kualitas selama pembuatan dianggap cacat atau rusak. Dalam beberapa kasus, produk ini mungkin diperbaiki dengan biaya yang terjangkau, namun dalam banyak kasus, biaya perbaikan akan melebihi harga jual kembali produk tersebut. Jenis kecacatan produk ini biasanya menjadi jelas setelah proses pengembangan produk selesai, namun produk itu sendiri tidak sesuai harapan. Sebagai hasil penerapan perubahan cara perusahaan menangani masalah yang berkaitan dengan produk cacat, perusahaan harus lebih mampu memenuhi kebutuhan pelanggannya. Metodologi Six Sigma sering digunakan sebagai alat dalam mengejar perbaikan proses. Pendekatan Six Sigma. "Six Sigma" mengacu pada pendekatan untuk peningkatan proses yang menekankan penggunaan intens alat statistik dan pemecahan masalah untuk mengurangi variasi proses dan cacat produk. Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan penyebab kesalahan produk dengan menerapkan metode Six Sigma 5 tahap yang dikenal sebagai DMAIC di UMKM Dea Modis Batik dan Jumputan untuk menghitung nilai moneter dari cacat produk, dengan fokus pada pewarnaan kain batik. Hasil pada penelitian ini nilai sigma rata-rata sebesar 2,60 dengan nilai DPMO 300000. Terdapat 3 jenis defect yang terdiri dari Warna pudar dengan presentase 63, Sobek dengan presentase 61 dan  Warna    Belang   dengan  presentase 30. Maka dilakukan  perbaikan dengan mengimplementasikan 5W + 1H.
UPAYA PEMINIMALAN BIAYA DISTRIBUSI DENGAN MERENCANAKAN RUTE PENGIRIMAN MENGGUNAKAN METODE SAVING MATRIX Sitorus, Ericson; Wibowo, Agam; Herlina, Rere; Setiafindari, Widya
Jurnal Aplikasi Ilmu Teknik Industri (JAPTI) Vol. 3 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/japti.v3i2.3528

Abstract

PT. Madu Baru PG Madukismo yakni perusahaan penghasil gula dimana berdiri pada tahun 1955 serta lokasinya di Desa Padokan Tirtonirmolo Kasihann Bantul. Permasalahan yang dihadapi perusahaan saat ini yaitu dalam kegiatan distribusinya belum optimal dikarenakan rute distribusi masih belum efektif dan acak serta alokasi kendaraan ke rute juga masih belum dipertimbangkan sehinggan tentunya menimbulkan biaya distribusi yang sangat tinggi. Bedasarkan permasalahan yang dihadapi ini maka penelitian bertujuan agar mendapat rute pengiriman produk paling optimal serta tepat dan mengalokasikan kendaraan ke rute berdasarkan kapasitas kendaraan. Metode yang akan digunakan yaitu saving matrix serta dengan bantuan Metode Farthest Insert serta metode Nearest Neighbor untuk melakukan pengurutan rute yang didapatkan dari metode saving matrix.. Hasil analisa memakai metode Saving Matrix menyatakan jumlah rute distribusi bisa turun damulairi 5 rute jadi 4 rute. Kemudian setelah dilakukan pengurutan, nearest neighbor menghasilkan rute dengan jarak tempuh yang semula berhumkah 198 kilometer bisa diturunkan jadi 115,15 kilometer, dimana artinya jarak itu bisa disingkat atau lebih hemat dengan jumlah 82,85 kilometer ataupun 41,67%. Adanya penurunan rute membuat biaya distribusi produk jadi lebih rendah. Biaya semula yakni berjumlah Rp 483.578,00 turun jadi Rp 383.919,00. Sehingga terjadi penghematan biaya distribusi berjumlah Rp 99.659,68 atau sekitar 20,61 %. 
ANALISIS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX DAN FAULT TREE ANALYSIS PADA PROSES PRODUKSI E-MOTOR PT ABC Shinta Devi, Fitria; Setiafindari, Widya
JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI DAN INOVASI Vol. 2 No. 1 (2024): Januari
Publisher : CV. ALIM'SPUBLISHING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59024/jisi.v2i1.589

Abstract

Permintaan E-motor yang fluktuatif menyebabkan produksi tidak optimal. Diketahui permasalahan yang terjadi pada perushaan mengalami kesulitan mencapai target produksi perbulannya, bulan September 2022-September 2023 total dalam satu tahun target perusahaan yaitu sebesar 6405 unit dan pada proses produksi hanya dihasilkan sebesar 6026 unit, sehingga dapat diketahui kurang lebih sekitar 4% produk tidak terlaksana dalam proses produksinya. Untuk mengetahui penyebab tidak tercapainya produksi perlu dilakukan pengamatan dilapangan terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. Metode OMAX dapat memberikan perbaikan menuju peningkatan produktivitas di masa yang akan datang dari hasil pengukuran yang didapatkan. Kriteria yang paling mempengaruhi produktivitas adalah kriteria bahan baku sebesar 113, tenaga keerja sebesar 42, jam kerja sebesar 48 dan energi listrik sebesar 49. Hasil dari indeks produktivitas pada bulan Oktober 2022-September 2023 adalah yaitu sebesar 4.3 (cukup), namun perlu dievaluasi dan ditingkatkan. Usulan perbaikan yang perlu dilakukan perusahaan berdasarkan nilai skor paling rendah yaitu rasio 2 atau tenaga kerja yang mana perlu dilakukan analisis menggunakan Fault Tree Analysis didapatkan 6 basic event diantaranya penetapan regulasi lembur, membuat peraturan tata tertib perusahaan secara rinci, peninjauan dan penempatan serta evaluasi tenaga kerja, perancangan pelatihan (training), inspeksi dalam waktu tertentu serta mengevaluasi ulang tenaga kerja sesuai keterampilan yang dimiliki. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui input apa saja yang berpengaruh pada rendahnya produktivitas serta memberikan perbaikan untuk meningkatkan produktivitas pada perusahaan.
Analisis Produktivitas Mesin Filling Botol Dengan Metode Overal Equipment Effectiveness Dan Failure Mode And Effect Analysis Aji, Angga Prasetya; Setiafindari, Widya
Jurnal TRINISTIK: Jurnal Teknik Industri, Bisnis Digital, dan Teknik Logistik Vol 2 No 1 (2023): Maret 2023
Publisher : nter of Execellence (COE) ICT Infrastructure, Smart Manufacture and Digital Supply Chain

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20895/trinistik.v2i1.686

Abstract

Abstrak Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Binangun merupakan perusahaan daerah di bidang penyediaan air wilayah kabupaten kulon progo serta memproduksi air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merek dagang AirKu. PDAM Tirta Binangun terletak di Secang, Sendangsari, Pengasih, Kulon Progo. Permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah produksi AMDK botol 600 ml memiliki kegagalan produk sebesar 16.038 botol dalam satu tahun yaitu bulan April 2021 sampai dengan Maret 2022. Berdasarkan masalah tersebut maka dilakukan pengukuran efektivitas mesin guna mengetahui seberapa produktivitas mesin filling. Metode yang digunakan adalah Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan Failure Mode And Effect Analysis (FMEA). Hasil dari OEE menunjukkan tingkat efektivitas rata-rata mesin filling sebesar 87,48% sehingga kegagalan masih dalam toleransi dan memiliki nilai bagus karena lebih besar dari standart OEE yaitu 85%. Analisa Six Big Losses didapat empat faktor terbesar yaitu Reduce Speed Losses dengan persentase rata-rata 3,82% dan frekuensi relatif 39,01%, Downtime Losses dengan rata-rata 2,27 % dan frekuensi relatif 28,31%, Defect Losses dengan rata-rata 1,58 % dan frekuensi relatif 15,59%, Idle and Minor Stoppage dengan rata-rata 1,55 % dan frekuensi relatif 15,85%. Adapun usulan perbaikan adalah menambah 1 karyawan, dilakukan pengecekan berkala pemegang kepala botol dan mengganti dengan digital time relay two timmer pada directional control valve. Kata kunci: Air Minum Dalam Kemasan, Failure Mode And Effect Analysis, Overall Equpment Effectiveness, Produktivitas, Six Big Losses. Abstract The Regional Drinking Water Company (PDAM) Tirta Binangun is a regional company in the field of water supply in the Kulon Progo Regency area and produces bottled drinking water (AMDK) with the AirKu trademark. PDAM Tirta Binangun is located in Secang, Sendangsari, Pengasih, Kulon Progo. The problem faced by the company is that the production of 600 ml bottled drinking water has a product failure of 16,038 bottles in one year, from April 2021 to March 2022. Based on this problem, the effectiveness of the machine is measured to find out how productive the filling machine is. The methods used are Overall Equipment Effectiveness (OEE) and Failure Mode And Effect Analysis (FMEA). The results of the OEE show that the average effectiveness of the filling machine is 87.48% so that the failure is still within tolerance and has a good value because it is greater than the OEE standard, which is 85%. Six Big Losses analysis obtained the four biggest factors, namely Reduce Speed ​​Losses with an average proportion of 3.82% and a relative frequency of 39.01%, Downtime Losses with an average of 2.27% and a relative frequency of 28.31%, Defect Losses with an average of 1.58% and a relative frequency of 15.59%, Idle and Minor Stoppage with an average of 1.55% and a relative frequency of 15.85%. The proposed improvement is to add 1 employee, periodically check the bottle head holder and replace it with a digital time relay two timer on the directional control valve. Keywords: Bottled Drinking Water, Failure Mode And Effect Analysis, Overall Equipment Effectiveness, Productivity, Six Big Losses
Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Untuk Meminimalkan Jarak Material Handling Menggunakan Algoritma CORELAP Sayyidati Zahrotun Nisa; Setiafindari, Widya
Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Terapan Vol. 2 No. 4 (2023): Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Terapan
Publisher : Yayasan Inovasi Kemajuan Intelektual

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55826/tmit.v2i4.139

Abstract

Perusahaan manufaktur yang beroperasi di Yogyakarta dan Jawa Tengah, menghadapi tantangan dalam penyusunan tata letak lantai produksi. Permasalahan utamanya adalah kurangnya strategi dalam menempatkan departemen secara efisien. Departemen yang memiliki hubungan urutan aliran bahan ditempatkan dengan jarak yang cukup jauh. Keadaan ini menyebabkan alur produksi mengalami backtracking dan silang, menghambat efisiensi. Oleh karena itu, diperlukan evaluasi lantai produksi dengan merancang ulang tata letak fasilitas menggunakan metode algoritma CORELAP. Tujuannya adalah untuk meminimalkan jarak material handling. Metode ini mempertimbangkan hubungan kedekatan berdasarkan ARC, dengan pemeringkatan dalam TCR untuk memilih departemen sebagai pusat layout. Penempatan departemen lainnya menggunakan metode western edge dengan mengacu pada nilai TCR. Hasilnya adalah perbaikan tata letak yang menghasilkan total jarak material handling yang lebih efisien dibandingkan dengan tata letak awal. Data pengolahan menunjukkan perbedaan yang signifikan antara tata letak awal dan usulan. Total momen perpindahan material pada tata letak awal adalah, sebagai contoh, 689 m/hari untuk Proses A, 599 m/hari untuk Proses B, 418 m/hari untuk Proses C, dan 325 m/hari untuk Proses D. Sementara itu, tata letak usulan mengalami penghematan dengan total momen perpindahan material masing-masing sebesar 318 m/hari, 258 m/hari, 227 m/hari, dan 168 m/hari. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan metode CORELAP efektif dalam meminimalkan jarak material handling dan meningkatkan efisiensi tata letak lantai produksi.
Analisis Pengendalian Kualitas pada Pengolahan Produk Lemari Tipe MC11 01 dengan Metode Statistical Process Control pada PT Alis Jaya Ciptatama Rozi, Fahrul; Setiafindari, Widya
JURNAL TEKNIK INDUSTRI Vol. 3 No. 1 (2022): JURNAL TEKNIK INDUSTRI : MEI 2022
Publisher : DPPM UNIVERSITAS PELITA BANGSA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (853.55 KB) | DOI: 10.37366/JUTIN0301.0115

Abstract

Abstrak PT Alis Jaya Ciptatama is a manufacturing company that produces furniture made of mahogany and teak wood into furniture items. From the production data for the MC11 01 type wardrobe in August to September 2021, it reached 800 products with a percentage of cracking defects of 5% per year then knot defects of about 4% per year, and color defects of 1% per year, far from the defect tolerance limit of 1% at PT Alis Jaya Ciptatama resulting in a re-production process and additional production costs. In this study, the method used is Statistical Quality Control where the method is used to analyze what types of defects occur in the production of MC11 01 type cabinets, then look for factors causing defects in the product and provide suggestions for improvement. This method consists of Check Sheet, Stratification, Control Map, Pareto Diagram, Cause and Effect Diagram, Scatter Diagram, and Histogram.The results of this study indicate that the factors that occur in the MC11 01 type wardrobe product are human factors, machines, methods and materials. the biggest defect is crack with a total damage of 60 products or about 50%. Then followed by wood eye defects as much as 40 or about 33%, and color defects as much as 20 or about 16.7%. Proposed improvements should be made by reviewing the machine operation process, conducting employee training, implementing a reward and punishment system and working according to the SOP for the production process.
Analisis Kapasitas Produksi Menggunakan Metode Rough Cut Capacity Planning Pada CV Tahaki Multi Kreasi Wirawan, Eko; Setiafindari, Widya
Jurnal ARTI (Aplikasi Rancangan Teknik Industri) Vol. 19 No. 2 (2024): Jurnal ARTI: Aplikasi Rancangan Teknik Industri
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Dumai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52072/arti.v19i2.1028

Abstract

CV Tahaki Multi Kreasi is a company engaged in interior, exterior and advertising. The number of requests for cabinet room products tends to fluctuate every month. In 2023, from January to December, CV Tahaki Multi Kreasi received 143 cabinet room order projects. To estimate the amount of demand, effective forecasting is needed. Forecasting uses methods namely Moving Average, Exponential Smoothing, and Trend Analysis. The most effective forecasting uses the Trend Analysis method which has the smallest forecasting error. The MAD value is 1.9005, MSE is 4.5343, and MAPE is 19.2362. The production schedule at CV Tahaki Multi Kreasi is carried out every two weeks for optimal results. Production capacity requirements are calculated using the Rough Cut Capacity Planning (RCCP) method. The RCCP method is used to determine the possibility of insufficient capacity or overload in determining production capacity.. The total capacity required in all work centers is 962 hours, while the total available capacity is 2016 hours. The analysis shows that there is no capacity shortage at each work station because the variance shows negative and the load percentage is 54.2%.