Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Seaweed Farm Development Strategy (Eucheuma Cottonii) in the District of Kokas Fakfak Regency Aulia Saraswaty; Andi Patimang
Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Vol 15 No 3 (2019): JBK - Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan
Publisher : P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.004 KB) | DOI: 10.31940/jbk.v15i3.1624

Abstract

The problems of seaweed farming in the Kokas District of Fakfak Regency in this study were formulated as follows: (1) how much the total cost, revenue, and income of seaweed farmers per production cycle; (2) what are the internal and external factors that influence the development of seaweed farming (3) what are the priority strategies that can be applied in the development of seaweed farming. The objectives of this study are: (1) to determine the total cost, revenue and income of seaweed farmers per production cycle; (2) determine internal and external factors that can influence the development of seaweed farming; and (3) determine priority strategies that can be applied in developing seaweed farming. The basic method used in this research is descriptive analytical method, the respondent taking is done by purposive sampling, external, internal, SWOT analysis, and QSP matrix analysis. The results achieved in this study are the average total cost incurred during one production is Rp. 13. 305,666.67. Admission is an average of Rp. 30,600,000, and the average income is Rp. 17,294,333.33. Internal and external factors, namely strength: the availability of sufficient labor, easy cultivation is carried out, good quality seaweed. Weaknesses: limited capital, quality of resources is still lacking, promotion is still lacking. Opportunities: market share is still wide, demand is increasing, the development of technological progress. Threats: weather, lack of government role, rising prices of production facilities. The priority strategy in the development of seaweed farming based on QSP matrix analysis is strategy II, which is maintaining the quality of seaweed to meet the increasing demand.
PENGOLAHAN DAN PEMASARAN NUGGET IKAN PADA KELOMPOK JAYA NELAYAN Andi Patimang; Aulia Saraswaty
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 4 (2022): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (778.033 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v6i4.9138

Abstract

Abstrak. Potensi hasil perikanan terutama ikan memerlukan sentuhan teknologi untuk memanfaatkan sumberdaya alam. Berdasarkan kondisi sekarang, dimana sejak 2 Maret 2020, pemerintah mengumumkan adanya kasus virus Covid 19 di Indonesia, salah satu kebijakan pemerintah yaitu Work From Home (WFH). Peran akademisi Politeknik Negeri Fakfak dalam membantu penanggulangan Covid 19, yaitu melaksanakan pengabdian dengan metode keterampilan atau drill and practice melalui ceramah dan praktek langsung sesuai kompetensi yang ingin dicapai agar tetap memperoleh nilai penjualan yang tinggi. Mitra kegiatan adalah para istri dari kelompok nelayan sebanyak 10 orang. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan softskill dan hardskil dan diharapkan dapat memberikan tambahan berupa pendapatan keuangan melalui penjulan. Hasil kegiatan berjalan sesuai dengan yang ditentukan, mitra memperoleh peningkatan softskill sekitar 80% yaitu mampu berkomunikasi, bertoleransi dan bahkan keterampilan kemandiriaan seperti kewirausahaan (enterprenurship) dan hardskill sekitar 90% yaitu mitra mendapatkan keterampilan mengenai teknik pembuatan produk ikan tenggiri yang dilengkapi dengan cara pengemasan serta cara pemasarannya.Abstract: The potential of fishery products, especially fish, requires a touch of technology to utilize natural resources. Based on current conditions, since March 2, 2020, the government has announced cases of the Covid 19 virus in Indonesia, one of the government's policies is Work From Home (WFH). The role of Fakfak State Polytechnic academics in helping to overcome Covid 19, namely carrying out service with the skill method or drill and practice through lectures and direct practice according to the competencies to be achieved in order to continue to obtain high sales values. The partners of the activity are the wives of a group of 10 fishermen. This activity aims to improve soft skills and hard skills and is expected to provide additional financial income through sales. The results of the activity went according to what was determined, partners obtained an increase in soft skills of around 80%, namely being able to communicate, tolerate and even independent skills such as entrepreneurship and hard skills of around 90%, namely partners gaining skills regarding the technique of making mackerel fish products equipped with packaging and packaging methods. way of marketing.
PELATIHAN BUDIDAYA TANAMAN SELADA LACTUCA SATIVA SECARA HIDROPONIK PADA IKATAN WANITA SULAWESI SELATAN KABUPATEN FAKFAK, PROVINSI PAPUA BARAT Andi Patimang; Aulia Saraswaty; Jariyanti Jariyanti
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 2 (2023): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i2.13129

Abstract

Abstrak: Di Kabupaten Fakfak terdapat organisasi wanita yaitu Ikatan Wanita Sul-Sel (IWSS) telah melakukan budidaya tanaman dengan sistem hidroponik sederhana untuk memanfaatkan teras dan pekarangan rumah yang kosong. Masalah yang dihadapi oleh mitra (IWSS Fakfak) adalah rendahnya pengetahuan dan keterampilan mitra, dimana teknik budidaya hidroponiknya masih secara manual dan belum pernah ada penyuluhan dari instansi terkait. Tujuan pengabdian ini untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mitra dalam mengembangkan budidaya tanaman hidroponik selada dan sebagai ide bisnis. Pelatihan dilakukan dengan metode penyuluhan pelatihan dan mempraktikkan teknik budidaya tanaman selada secara hidroponik terhadap mitra yaitu IWSS Fakfak yang terdiri dari 15 orang. Kegiatan PKM ini dievaluasi setelah diadakan penyuluhan, memantau perkembangan hidroponik serta kendala yang dihadapi mitra sampai tahap pemanenan. Hasil yang diperoleh setelah kegiatan ini adalah mitra dapat menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan hidroponik tanaman selada sekitar 95% secara DFT serta berpeluang besar untuk dikembangkan sebagai ide bisnis seperti sistem pemasaran secara offline dan online.Abstract: In Fakfak District, there is a women's organization, namely the South Sulawesi Women's Association (IWSS), which has been cultivating plants using a simple hydroponic system to take advantage of empty terraces and yards. The problem faced by partners (IWSS Fakfak) is the partners' low knowledge and skills, where hydroponic cultivation techniques are still done manually and there has never been any counseling from related agencies. The purpose of this service is to improve partners' skills and knowledge in developing hydroponic lettuce cultivation and as a business idea. The training was carried out using training extension methods and practicing hydroponic lettuce cultivation techniques to partners, namely IWSS Fakfak which consisted of 15 people. This PKM activity was evaluated after counseling was held, monitoring hydroponic developments and the constraints faced by partners up to the harvesting stage. The results obtained after this activity are partners can add about 95% of their hydroponic knowledge and skills to lettuce plants by DFT and have a great opportunity to be developed as business ideas such as offline and online marketing systems. 
AGRIBISNIS PALA DI KABUPATEN FAKFAK DALAM MENDUKUNG TERBENTUKNYA INKUBATOR BISNIS POLITEKNIK NEGERI FAKFAK Andi Patimang; Aulia Saraswaty
Jurnal Ilmiah Teknik Informatika dan Komunikasi Vol. 2 No. 1 (2022): Maret : Jurnal Ilmiah Teknik Informatika dan Komunikasi
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1053.238 KB) | DOI: 10.55606/juitik.v2i1.204

Abstract

Inkubator bisnis Polinef sangat mendukung pengembangan keunggulan komparatif Fakfak yaitu agribisnis pala. Tujuan penelitian: menjelaskan kegiatan agribisnis pala di Kabupaten Fakfak, menentukan faktor internal dan eksternal agribisnis pala. Metode dasar yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Teknik penentuan sampel adalah purposive sampling. Jenis data yang digunakan: data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan pencatatan. Analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif berdasarkan observasi, wawancara dan pencatatan berkaitan dengan agribisnis pala. Agribisnis pala di Kabupaten Fakfak, dimulai dengan pembibitan yang tidak bersertifikasi, budidaya tanaman dan penanganan pasca panen yang masih tradisional, pengolahan pala dan turunannya masih sederhana dengan industri skala rumah tangga dan lembaga penunjang adalah Rumah Kreatif Fakfak sebagai lembaga pemasaran. Faktor internal agribisnis pala di Kabupaten Fakfak meliputi kekuatan : (1) Polinef merupakan pendidikan vokasi yang berkaitan dengan pengembangan agribisnis pala, (2) Hasil pala melimpah dan umur produktif yang panjang, (3) kualitas daging buah pala Fakfak lebih dibandingkan daerah lain (4) motivasi petani untuk budidaya tinggi (5) komitmen Pemkab dan dukungan dari pusat. Kelemahan : (1) Pengetahuan petani mengenai teknik budidaya intensif masih kurang (2) Kurangnya sarana prasarana pendukung pasca panen (3) Pola panen yang tidak sesuai (panen muda) menurunkan kualitas pala (4) Masih terbatasnya pendampingan kepada petani, (5) Posisi tawar petani rendah (ketergantungan tinggi kepada tengkulak). Faktor eksternal meliputi: petani, pedagang pengumpul, pedagang besar, produsen olahan, dan institusi pendukung, memiliki peluang dalam hal regulasi, pemasaran, organisasi dan lingkungan yang mendukung. Ancaman: alih fungsi lahan.
Aksesibilitas Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar di Desa Basseang Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang Jusmawandi, Jusmawandi; Saraswaty, Aulia; Muhlisah, Nurul
Pendekar: Jurnal Pendidikan Berkarakter Vol 6, No 4 (2023): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/pendekar.v6i4.19467

Abstract

Abstrak: Pandemi Covid-19 telah mengubah wajah pendidikan anak dari Sekolah Dasar hingga perguruan tinggi. Dampaknya menuai pro kontra seiring dengan masuknya era baru (postpandemic) terutama bidang pendidikan. Banyak sekolah tidak siap dengan belajar daring terutama sekolah yang berada di pedalaman. Minimnya sarana prasarana hingga akses internet merupakan salah satu penyebab sulitnya melalui masa pandemi. Akibatnya sekolah tidak siap menerapkan metode daring sebagai bentuk upaya perbaikan pendidikan. Desa Basseang memiliki tiga sekolah dasar yang tersebar di beberapa bagian pegunungan. Sulitnya akses ke kota dan hanya bergantung pada pendidikan dalam desa. Menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan masyarakat yang hanya rata-rata lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Fokus pada penelitian yaitu Faktor pendukung dan penghambat sarana prasarana di Sekolah hingga tidak cukup memenuhi kebetuhan pendidikan. Tujuan Penelitian ini untuk memberikan gambaran akademis, tentang sarana dan prasarana pendidikan di Desa Basseang. Metode dalam penelitian menggunakan metode wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan bersama siswa-siswi, orang tua dan guru-guru dengan total informan sebanyak 15 orang. Sedangkan hasil obervasi digunakan sebagai data pendukung dalam penulisan artikel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sarana dan prasarana di Desa Basseang belum cukup untuk mendukung pendidikan masyarakat. Akibatnya berdampak pada stagnasi pada ekonomi dan pendidikan. Keadaaan dapat membaik seiring dengan memaksimalkan dana desa sebagai sistem baru dalam proses pembangunan aspek kebutuhan masyarakat. Dana desa merupakan tumpuan Pemerintah Desa dalam membenahi pembangunan. Pembangunan terbagi atas dua yaitu sarana fisik dan non-fisik. Pembangunan fisik meliputi jalanan, perpustakaan desa, posyandu, pasar hingga sarana-prasarana pendidikan lainnya. Nonfisik dapat kita temui melalui akses informasi pada website desa, sekolah ataupun yayasan yang bekerja sama dengan desa.Abstract: The Covid-19 pandemic has changed the face of children's education from elementary school to university. The impact has pros and cons as we enter a new era (post-pandemic), especially in the education sector. Many schools are not ready for brave learning, especially schools in rural areas. The lack of infrastructure and internet access is one of the reasons why it is difficult to get through the pandemic. As a result, schools are not ready to apply bold methods as a form of effort to improve education. Basseang Village has three elementary schools spread across several parts of the mountains. Difficult access to the city and only depends on education in the village. Causing the low level of public education, with the average being only a junior high school (SMP) graduate. The focus on research is the supporting and inhibiting factors of infrastructure in schools so that they are not sufficient to meet educational needs. The aim of this research is to provide an academic overview of educational facilities and infrastructure in Basseang Village. The research method uses interviews and observation methods. Interviews were conducted with students, parents and teachers with a total of 15 informants. Meanwhile, the results of observations are used as supporting data in writing articles. The research results show that the facilities and infrastructure in Basseang Village are not sufficient to support community education. As a result, it has an impact on stagnation in the economic and educational sectors. The situation can improve along with maximizing village funds as a new system in the process of developing aspects of community needs. Village funds are the foundation of the Village Government in improving development. Development is divided into two, namely physical and non-physical facilities. Physical development includes roads, village libraries, posyandu, markets and other educational facilities. We can find non-physical through access to information on village websites, schools or foundations that collaborate with villages.
THE IMPACT OF OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY (OHS) POLICIES ON EMPLOYEES' PSYCHOLOGICAL WELL-BEING IN SOPPENG CITY Saraswaty, Aulia; Fadli, Zul
PUBLICUS : JURNAL ADMINISTRASI PUBLIK Vol 2 No 2 (2024): PUBLICUS: JURNAL ADMINISTRASI PUBLIK
Publisher : Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNPATTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/publicusvol2iss2p315-325

Abstract

This study aims to evaluate the impact of Occupational Health and Safety (OHS) policies on the psychological well-being of employees in Soppeng City. Utilizing a comprehensive literature review method, data were gathered from a variety of sources including journal articles, books, and research reports. The primary objective was to analyze the relationship between OHS policies and the psychological well-being of employees. The findings from the review suggest that the effective implementation of OHS policies can significantly enhance employees' psychological well-being. This enhancement is achieved by increasing job security, reducing stress, and improving job satisfaction. Effective OHS policies have been shown to positively impact employees' mental well-being, which in turn contributes to increased productivity and loyalty to the company. Therefore, this study provides valuable recommendations for companies in Soppeng City. It suggests that these companies should strengthen their OHS policies to foster better employee well-being and cultivate a healthier work environment. The research underscores the importance of continuous support and regular training in maintaining optimal health and safety standards at the workplace. Furthermore, it emphasizes the need for ongoing evaluation and adaptation of OHS policies to address emerging challenges in the work environment. By doing so, companies can ensure sustained employee well-being and overall organizational health. The study highlights that such proactive measures are not only beneficial for employees but also advantageous for the companies, as they lead to a more motivated and committed workforce. In conclusion, well-implemented OHS policies are essential for promoting psychological well-being among employees, thereby enhancing both individual and organizational performance.
Analisis Sensori Varian Minuman Pala (Myristica argentea Warb) yang dikombinasikan dengan Ekstrak Kopi (Coffea Canephora) dan Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum burmannii) Suhartini, Wildan; Rumkorem, Fransiskus; Saraswaty, Aulia
Communication in Food Science and Technology Vol. 1 No. 1 (2022): Communication in Food Science and Technology, October Chapter
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Institut Teknologi Sumatera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/cfst.v1i1.958

Abstract

Minuman herbal seperti minuman daging buah pala memiliki khasiat dan berguna bagi tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesukaan masyarakat kabupaten Fakfak terhadap minuman pala yang dikombinasikan dengan ekstrak kopi dan juga ekstrak kayu manis. Penelitian ini meliputi uji pH, uji konsentrasi gula, dan uji organoleptik (rasa, aroma, warna, dan kemanisan). Formulasi varian minuman pala terdiri dari 4 varian, yaitu minuman pala original pekat (A), original encer (B), minuman pala ekstrak kopi (C), dan minuman pala ekstrak kayu manis (D). Rancangan penelitian menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL). Hasil sidik ragam (ANOVA) uji organoleptik menunjukkan tidak ada beda nyata antara semua varian minuman pala. Akan tetapi, formula penambahan ekstrak kopi (C) merupakan formula terbaik dimana skor rasa, aroma, warna dan kemanisan secara berturut-turut adalah 4,14; 4,04; 4,00; dan 4,00 (suka). Formulasi terbaik selanjutnya yaitu formulasi minuman pala original pekat (A) dengan skor rerata untuk rasa, aroma, warna, dan kemanisan adalah 4,00; 3,96; 3,72; dan 3,83 (mendekati suka). Varian minuman pala ekstrak kayu manis merupakan formulasi paling tidak disukai oleh penelis untuk semua parameter, skor penilaian panelis untuk parameter rasa, aroma, warna, dan kemanisan secara berturut-turut adalah 3,81; 3,68; 3,63; dan 3,71 (mendekati suka).
PELATIHAN PEMBUATAN KOMPOS BERBAHAN DASAR BATANG DAN KULIT PISANG PADA KELOMPOK WANITA TANI KOPAT II DI DISTRIK PARIWARI KABUPATEN FAKFAK Andi Patimang; Aulia Saraswaty; Yulianto La Elo
BESIRU : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 3 (2024): BESIRU : Jurnal Pengabdian Masyarakat, Maret 2024
Publisher : Lembaga Pendidikan dan Penelitian Manggala Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62335/ybgfsd52

Abstract

Harga pupuk kimia yang mahal dapat mengakibatkan hasil produksi pertanian tidak  optimal.  Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan pupuk organik  berupa kompos yang berbahan baku lokal seperti batang dan kulit pisang. Masalah yang dihadapi adalah mitra belum mengetahui tentang pembuatan kompos batang pisang dan kulit pisang.  Kegiatan PKM ini bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan mengenai cara pembuatan kompos dari batang pisang dan kulit pisang terhadap mitra yaitu kelompok wanita tani Kopat 2. Kegiatan PKM ini dilaksanakan dengan metode pelatihan dan pendampingan.  Tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah diskusi, persiapan tempat, sarana kegiatan dan persiapan alat dan bahan praktik, pelaksanaan pelatihan (penyuluhan dan praktik) dan pendampingan. Berdasarkan hasil kegiatan dilaksanakan, terlihat respon dan partisipasi dari mitra sangat baik.  Mereka beranggapan bahwa dengan adanya pelatihan ini, dapat menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan mereka dalam pembuatan kompos batang pisang dan kulit pisang.