Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

THE CORRELATION BETWEEN LEARNING INDEPENDENCE AND STUDENTS LEARNING RESULT IN CHEMISTRY THROUGH THE IMPLEMENTATION OF DISCOVERY LEARNING MODEL ON SALT HYDROLYSIS TOPIC IN MAN 2 SAMARINDA ACADEMIC YEAR 2014/2015 Nurlaili -; Awalus Sarifah
PROSIDING SEMINAR KIMIA PROCEEDING OF INTERNATIONAL CONFERENCE 2015
Publisher : PROSIDING SEMINAR KIMIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Learning independence is related to self-management to achieve learning goals, including learning result. One of the learning models which demands students learning independence is the discovery learning. This study aims to: (1) to measure the students level of chemistry learning independence through the implementation of discovery learning model, (2) to determine students learning result through the implementation of discovery learning model on salt hydrolisis topic, (3) to determine positive correlation between learning independence and students learning result in chemistry through the implementation of discovery learning model on salt hydrolisis topic in MAN 2 Samarinda, academic year 2014/2015.This study is classified as associative research. The population of this study is the whole students of MAN 2 Samarinda, while the sample is class XI Science I, whose number is 31 students. The sample is determined by using purposive sampling method. The learning independence data is obtained from learning independence questionnaire, adapted from assessing academic self-regulated learning and students learning result in chemistry is obtained from post-test and regular quiz. The data then analysed by using Pearson’s product moment correlation. The result showed the students learning independence in percentage as follows: highly independent (12.90%), independent (51.61%), fairly independent (35.48%), less independent (0%) and not independent (0%). The learning results percentage are as follow: very high (9.67%), high (19.35%), medium (51.56%), low (19.35%) and very low (0%). There is a positive correlation between learning independence and learning result on medium level (0.433).
THE DIFFERENCE BETWEEN INQUIRY AND DIRECT LEARNING MODEL USING DRILL METHOD TOWARDS STUDENTS LEARNING ACHIEVEMENT IN CHEMISTRY BY OBSERVING MEMORIZING SKILL IN STUDENTS OF CLASS XI ON RATE OF REACTION TOPIC IN SMK NEGERI 17 SAMARINDA Nurlaili -; Galuh Hayu Widyaningrum
PROSIDING SEMINAR KIMIA PROCEEDING OF INTERNATIONAL CONFERENCE 2015
Publisher : PROSIDING SEMINAR KIMIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to find out: (1) the difference of implementation of inquiry and direct learning model using drill method towards learning achievement in chemistry on rate of reaction topic in SMK Negeri 17 Samarinda, (2) the difference between students who have high memorizing skill in class which utilizes inquiry learning model and class which utilizes direct learning through drill method and students who have low memorizing skill in class which uses inquiry learning model and class which uses direct learning through drill method towards learning achievement on rate of reaction topic in SMK Negeri 17 Samarinda. The population in this research is all students of class XI Pharmacy in SMK Negeri 17 Samarinda, while the samples being taken is class XI Pharmacy 2 and XI Pharmacy 3, each has 25 students. XI Pharmacy 2 is the class that uses inquiry learning model while XI Pharmacy 3 implements direct learning through drill method. Data collecting technique being used in this research is the test technique. The result is then analyzed by using t-test. From the result, it can be concluded that: (1) there is no difference between the implementation of inquiry and direct learning through drill metthod towards learning achievement on rate of reaction topic in SMK Negeri 17 Samarinda, (2) there is difference in learning achievement between students who have high memorizing skill in class using inquiry learning model with class using direct learning through drill method and there is no difference in learning achievement between students who have low memorizing skill in class using inquiry learning model with class using direct learning through drill method.
Pengurangan miskonsepsi siswa SMK tentang kesetimbangan kimia dengan remedial menggunakan model pembelajaran concept attainment Nurhayati Nurhayati; Abdul Majid; Nurlaili Nurlaili
Bivalen: Chemical Studies Journal Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Bachelor Degree Program of Chemical Education - Mulawarman University | Program Studi S-1 Pendidikan Kimia - Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/bcsj.v1i1.273

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran concept attainment untuk mengurangi miskonsepsi siswa SMK pada materi kesetimbangan kimia. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK Kesehatan Samarinda yang berjumlah 240 siswa. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI-Keperawatan 8 yang berjumlah 27 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Mula-mula sampel melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran langsung kemudian diberi ulangan harian yang memiliki pendeteksi miskonsepsi siswa berdasarkan metode certainty of response index (CRI). Siswa yang masih mengalami miskonsepsi kemudian melaksanakan remedial dengan menggunakan model pembelajaran concept attainment dengan materi kesetimbangan kimia. Sampel diuji kembali dengan soal ulangan harian untuk melihat pengurangan miskonsepsinya. Data hasil penelitian ketika menggunakan model pembelajaran langsung adalah 11,11% siswa memiliki miskonsepsi yang tinggi, sebanyak 59,26% siswa miskonsepsi sedang dan sebanyak 29,63% siswa memiliki miskonsepsi rendah. Setelah proses remedial terdapat 92,59% siswa miskonsepsi rendah, 7,41% siswa paham konsep. Dapat disimpulkan bahwa remedial menggunakan model pembelajaran concept attainment pada materi kesetimbangan kimia dapat mengurangi tingkat miskonsepsi siswa.
Kemampuan kognitif siswa SMA yang diajar menggunakan model pembelajaran ARIAS pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan Rahmawati Rahmawati; Nurlaili Nurlaili; Iis Intan Widiyowati
Bivalen: Chemical Studies Journal Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Bachelor Degree Program of Chemical Education - Mulawarman University | Program Studi S-1 Pendidikan Kimia - Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/bcsj.v1i1.278

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa SMA yang diajar menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan. Jenis penelitian ini tergolong penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah 216 siswa kelas XI IPA SMA Negeri 3 Samarinda, Indonesia, yang terdiri dari 6 kelas. Sampel penelitian ini adalah 33 siswa kelas XI IPA 4 yang dipilih menggunakan teknik random sampling. Data dalam penelitian ini berupa nilai tes kemampuan kognitif siswa yang diperoleh dari nilai post-test pada setiap akhir pertemuan dan ulangan harian. Instrumen tes kemampuan kognitif siswa terdiri atas 6 soal yang secara berurutan (dari soal nomor 1 sampai 6) mewakili indikator Bloom ‘srevised taxonomy, yaitu mengingat memahami, menerapkan menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan kognitif siswa dalam mengingat dan memahami tergolong sangat baik, kemampuan kognitif siswa dalam menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi tergolong baik, dan kemampuan kognitif siswa dalam mencipta tergolong kategori cukup. Secara keseluruhan kemampuan kognitif siswa tergolong kategori baik.
Analisis keterampilan proses sains siswa SMA melalui penerapan model pembelajaran learning cycle 5E pada pokok bahasan larutan asam dan basa Serly Wahyuni Salosso; Nurlaili Nurlaili; Ratna Kusumawardani
Bivalen: Chemical Studies Journal Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Bachelor Degree Program of Chemical Education - Mulawarman University | Program Studi S-1 Pendidikan Kimia - Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/bcsj.v1i1.280

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana keterampilan proses sains (KPS) siswa SMA melalui penerapan model pembelajaran learning cycle 5 E (Engagement, Exploration, Explanation, Elaboration, Evaluation) pada pokok bahasan larutan asam dan basa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Batu Sopang yang berjumlah 186 siswa. Sampel yang digunakan adalah siswa kelas XI IPA 2 yang berjumlah 30 siswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Data KPS siswa diperoleh melalui tes kemampuan kognitif menggunakan lembar kerja siswa (LKS) dan observasi. LKS digunakan untuk mengukur 5 indikator KPS yaitu keterampilan merencanakan percobaan, mengelompokkan, meramalkan, menafsirkan dan menerapkan konsep. Observasi digunakan untuk mengukur 4 KPS yaitu keterampilan berkomunikasi, menggunakan alat dan bahan, mengajukan pertanyaan dan observasi. Data pendukung dalam penelitian ini adalah wawancara. Wawancara digunakan sebagai data pendukung untuk mengetahui kendalan siswa dalam pembelajaran pada setiap indikator KPS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan mengelompokkan, menerapkan konsep, menggunakan alat atau bahan dan observasi tergolong sangat baik; keterampilan merencanakan percobaan, berkomunikasi, meramalkan dan menafsirkan tergolong baik; dan keterampilan mengajukan pertanyaan tergolong kurang
Analisis kemampuan berpikir kritis siswa melalui model pembelajaran advance organizer pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit Siti Masitah; Nurlaili Nurlaili; Muflihah Muflihah
Bivalen: Chemical Studies Journal Vol 1 No 2 (2018)
Publisher : Bachelor Degree Program of Chemical Education - Mulawarman University | Program Studi S-1 Pendidikan Kimia - Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/bcsj.v1i2.291

Abstract

Keterampilan berpikir kritis sangat diperlukan dalam memecahkan masalah-masalah dalam ilmu kimia yang berupa teori, konsep, hukum, dan fakta. Pelajaran kimia siswa tidak hanya mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analisis tetapi juga perlu mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa pada materi larutan elektrolit'dan nonelektrolit dengan menggunakan model pembelajaran Advance Organizer. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Multimedia SMK Negeri 20 Samarinda yang berjumlah 30 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui soal materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan menggunakan indikator berpikir kritis di setiap akhir pertemuan selama dua kali pertemuan. Menghitung skor dari jawaban siswa dan mengubah skor dalarn bentuk persentase sehingga dapat terlihat kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kemampuan indikator interpretasi sebesar 72,13% dengan kategori cukup; indikator kemampuan menjelaskan sebesar 67,64% dengan ketegori cukup; indikator inferensi sebesar 75,25% dengan kategori baik; indikator analisis sebesar 83,06% dengan kategori baik; indikator evaluasi sebesar 83,67% dengan kategori baik; dan indikator self regulation sebesar 68,75%, dengan kategori cukup, adapun rata-rata hasil penelitian kemampuan berpikir kritis siswa SMK Negeri 20 Samarinda sebesar 75,08% dongan kategori baik
Kemampuan berpikir kreatif siswa SMA yang diajar dengan strategi pembelajaran kreatif-produktif pada pokok bahasan sistem koloid Kurnia Chandraningtyas; Muh. Amir Masruhim; Nurlaili Nurlaili
Bivalen: Chemical Studies Journal Vol 2 No 1 (2019)
Publisher : Bachelor Degree Program of Chemical Education - Mulawarman University | Program Studi S-1 Pendidikan Kimia - Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/bcsj.v2i1.293

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa SMA yang diajar dengan strategi pembelajaran kreatif-produktif pada pokok bahasan koloid. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Samarinda. Sampel adalah satu kelompok siswa (35 siswa) XI MIPA 5 yang dipilih secara purposive. Data diperoleh menggunakan teknik tes mengukur 4 kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu kemampuan berpikir lancar, fleksibel, original, dan elaborasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa berpikir lancar dan elaborasi tergolong kategori baik, kemampuan berpikir luwes tergolong kategori cukup, dan kemampuan berpikir orisinal tergolong kategori kurang. Secara keseluruhan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas XI MIPA 5 SMA N 5 Samarinda tergolong pada kategori cukup
Keterampilan proses sains siswa SMA yang diajar dengan model learning cycle 7e pada materi asam dan basa Nisaa Ul Khoiriyyah; Muh. Amir Masruhim; Nurlaili Nurlaili
Bivalen: Chemical Studies Journal Vol 2 No 1 (2019)
Publisher : Bachelor Degree Program of Chemical Education - Mulawarman University | Program Studi S-1 Pendidikan Kimia - Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/bcsj.v2i1.294

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keterampilan proses sains (KPS) siswa SMA pada materi asam dan basa yang diajar dengan model pembelajaran learning cycle 7E. Sampel dalam penelitian ini adalah 30 siswa kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 3 Samarinda. Teknik purposive sampling digunakan untuk memilih sampel. Data KPS siswa diperoleh melalui tes dalam bentuk lembar kerja peserta didik (LKPD) dan observasi. KPS siswa yang diukur adalah keterampilan bertanya, menerapkan konsep, merencanakan penelitian, menggunaan alat dan bahan, mengamati, mengkomunikasikan, menafsirkan dan memprediksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase KPS siswa dalam bertanya 73%, menerapkan konsep 78%, merencanakan penelitian 91%, menggunakan alat dan bahan 95%, mengamati 100%, mengkomunikasikan 96%, menafsirkan 88% dan memprediksi 96%. Secara keseluruhan KPS siswa kelas XI MIPA 4 SMA N 3 Samarinda pada materi asam dan basa yang diajar dengan model pembelajaran learning cycle 7E tergolong dalam kategori sangat baik
Model numbered head together dan round robin: Studi perbedaan hasil belajar siswa pada pokok bahasan sistem periodik unsur Jumiati Jumiati; Muflihah Muflihah; Nurlaili Nurlaili
Bivalen: Chemical Studies Journal Vol 2 No 1 (2019)
Publisher : Bachelor Degree Program of Chemical Education - Mulawarman University | Program Studi S-1 Pendidikan Kimia - Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/bcsj.v2i1.296

Abstract

Dalam model pembelajaran numbered head together (NHT), siswa saling bekerja sama dan berdiskusi dalam kelompok, kemudian mengemukakan pendapatnya secara individu. Dalam model pembelajaran round robin, siswa bergiliran memberikan kontribusi menjawab pertanyaan dalam suatu kelompok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe round robin pada pokok bahasan sistem periodik unsur. Sampel penelitian adalah siswa kelas X-Keperawatan B dan C dengan masing-masing kelas berjumlah 36 siswa. Kedua kelompok sampel dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Siswa kelas X-Keperawatan B diajar menggunakan model NHT dan siswa kelas X-Keperawatan C diajar menggunakan model round robin. Hasil belajar siswa diperoleh dengan cara tes yang diberikan pada saat post-test dan ulangan harian. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji t. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan (α = 0,05) hasil belajar antara siswa yang diajar dengan model NHT dan siswa yang diajar dengan model round robin. Hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran round robin lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model NHT
Hasil belajar siswa SMA yang diajar dengan model pembelajaran team assisted individualization dan team accelerated instruction pada materi koloid Devi Yanti Mahrika Wati; Maasje C. Watulingas; Nurlaili Nurlaili
Bivalen: Chemical Studies Journal Vol 3 No 1 (2020)
Publisher : Bachelor Degree Program of Chemical Education - Mulawarman University | Program Studi S-1 Pendidikan Kimia - Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/bcsj.v3i1.322

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara siswa SMA yang diajar dengan model pembelajaran kooperative tipe team assisted individualization dan team accelerated instruction pada materi koloid. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 11 Samarinda. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 yang diajar dengan model team assisted individualization dan siswa kelas XI IPA 2 yang diajar dengan team accelerated instruction. Kedua kelas siswa dipilih dengan teknik purposive sampling dan masing-masing kelas berjumlah 35 siswa. Hasil belajar siswa pada bab sebelumnya digunakan untuk uji homogenitas kedua kelas. Hasil belajar siswa setelah diajar dengan model yang ditetapkan diperoleh menggunakan tes yang dilakukan pada setiap akhir pelajaran (post-test) dan ulangan akhir bab. Homogenitas subjek penelitian dan perbedaan hasil belajar siswa diuji dengan uji t pada taraf signifikan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 (75,6) signifikan lebih kecil dari hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 (80,3). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan model team assisted individualization dan siswa yang diajar dengan model team accelerated instruction. Dapat disimpulkan bahwa penerapan model team accelerated instruction pada materi koloid menghasilkan hasil belajar siswa yang lebih baik dibanding dengan penerapan model team accelerated instruction di SMA N 11 Samarinda.