Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA RASA NYERI DI LEHER DENGAN POSISI MELIHAT DEKAT KETIKA DUDUK MEMBACA, MENULIS DAN MENGGAMBAR Sofwan, Achmad; Soebijanto, Soebijanto; Soempeno, Bambang
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 17, No 1 (2009): JANUARI - APRIL 2009
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.979 KB) | DOI: 10.33476/jky.v17i1.197

Abstract

In globalization era, many schools offered integrated school model, among others are full day school, boarding school, etc. which is characterized by longer learning time than that in the public school at the same level. The extra-learning time would eventually prolong the student?s seating time. The chairs are probably comfortable however spinal back pain might be suffered. The cause of spinal back pain (schoolchildren?s neck, shoulder and back) could not be determined accurately. The aim of this study was to investigate the relationship between neck pain and near looking position while they were sitting to read, write and draw. This was a cross sectional study with analytical observation. The subjects of observation were 124 students of Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Lukman Al-Hakim grade VI, with the age range was 10-12 years. The student?s visual activity was examined and flexion angle of the neck were measured while they were sitting to read, write and draw. Questionnaire was used to collect the frequency and the severity of complaints. The statistical methods used were chi-square and discriminant analysis. The result showed that the correlation coefficients between neck pain with near looking position while they were sitting to read, write and draw were 0,671, 0,693 and 0,632 respectively. It was concluded that there was a strong correlation between neck pain and near looking position while they were sitting to read, write and draw.
Detection of ADAM33 Gene Variants Using Sanger Sequencing Suwardji, Kencono Viyati; Prayuni, Kinasih; Andayani, Sri Hastuti; Zulhamidah, Yenni; Sofwan, Achmad; Muflihah, Lilah; Yunus, Ronike; Junaefi, Junaefi; Judasah, Ijun
Majalah Sainstekes Vol. 10 No. 2 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/ms.v10i2.3962

Abstract

Asma adalah penyakit pernafasan yang ditandai oleh obstruksi saluran napas yang disebabkan oleh peradangan bronkus akut dan kronis. Gen disintegrin and metalloprotease 33 (ADAM33) merupakan gen terkait kerentanan terhadap asma dan diketahui memiliki lebih dari 300 polimorfisme. Studi meta-analisis melaporkan bahwa rs2280091, rs2787094, rs511898, rs2280089 dan rs2280090 memiliki asosiasi kuat dengan asma pada populasi Asia. Penelitian pendahuluan ini mengumpulkan 10 partisipan dengan penyakit asma dan 10 partisipan sehat untuk mengidentifikasi alel dan genotipe dari masing-masing polimorfisme menggunakan metode amplifikasi dan sekuensing Sanger. Hasil sekuensing menunjukkan bahwa 60% dari sampel yang diuji memiliki genotipe heterozigot untuk rs2280090 dan rs228091 baik pada sampel kasus maupun kontrol. Varian SNP rs2280096 menunjukkan bahwa frekuensi alel homozigot wildtype sebesar 60% baik pada sampel kasus maupun kontrol. Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk mengetahui apakah varian SNP tersebut memiliki aosisasi yang positif dengan penyakit asma.
Kelengkapan dan Ketepatan Waktu Pemberian Imunisasi Lanjutan pada Bayi Usia 18–24 Bulan di Puskesmas Cempaka Putih dan Tinjauannya Menurut Pandangan Islam Damayanti, Devina; Sofwan, Achmad; Arsyad, Muhammad
Junior Medical Journal Vol. 2 No. 5 (2024): Januari 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v2i5.4192

Abstract

Latar Belakang: Pelengkap dari imunisasi dasar yang dikenal sebagai imunisasi lanjutan, dan dimaksudkan untuk mempertahankan kekebalan dan perlindungan yang berkepanjangan bagi anak-anak yang telah menerima imunisasi dasar. (Kemenkes, 2017). Dikutip dari Riset Kesehatan Dasar Indonesia (RISKESDAS) (2018), Angka imunisasi lanjutan sebesar 39,4% untuk DPT-HB-Hib, dan untuk Campak sebesar 38,3%. Berdasarkan angka ini, penting untuk memastikan anak menerima imunisasi lanjutan secara lengkap dan tepat. Metode: Penelitian ini menggunakan studi kualitatif pada tahun 2022 kepada 100 bayi di Puskesmas Cempaka Putih yang berusia 18 hingga 24 bulan. Studi ini menggunakan desain cross-sectional dan pengambilan sampel acak sederhana, yang memilih sampel dari populasi secara acak tanpa memperhitungkan tingkat populasi. Hasil: Berdasarkan hasil analisis univariat, didapatkan hasil kelengkapan dan ketepatan pemberian imunisasi lanjutan pada 100 bayi usia 18 hingga 24 bulan pada tahun 2022 di Puskesmas Cempaka Putih sebesar 40%. Kesimpulan: Dari 100 sampel penelitian yang diambil, didapatkan kelengkapan dan ketepatan waktu pemberian imunisasi lanjutan pada bayi usia 18 hingga 24 bulan di Puskesmas Cempaka Putih pada tahun 2022 sebesar 40%. Penyebab dari ketidaklengkapan dan ketidaktepatan waktu pemberian imunisasi lanjutan dikarenakan anak yang sedang tidak fit/sakit dan dipengaruhi oleh faktor ibu atau orang tua seperti lupa dengan jadwal imunisasi atau tidak dapat mengantar anak ke fasilitas kesehatan untuk imunisasi.
Hubungan Antara Kebiasaan Merokok Dan Indeks Masa Tubuh Terhadap Kemampuan Mencecap Rasa Pahit Phenylthiocarbamide (Ptc) Pada Civitas Akademika Universitas YARSI Purwaningsih, Endang; Widayanti, Etty; Zulhamidah, Yenni; Sofwan, Achmad
Majalah Sainstekes Vol. 12 No. 1 (2025): JUNI 2025
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/ms.v12i1.4604

Abstract

Phenylthiocarbamide (PTC) merupakan senyawa pahit rasanya mirip polifenol yang terdapat pada sebagian besar sayuran dan buah-buahan. Respon rasa terhadap senyawa ini mempengaruhi preferensi makanan yang berdampak pada Indeks Masa Tubuh seseorang. Faktor lain yang dapat mempengaruhi persepsi rasa adalah kebiasaan buruk seperti merokok. Reseptor rasa pahit ditentukan oleh gen TAS2R38 dan polimorfisme pada gen TAS2R38 mempengaruhi kemampuan merasakan kepahitan senyawa PTC. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan antara kebiasaan merokok dan Indeks Masa Tubuh dengan kemampuan mencecap rasa pahit PTC pada sivitas akademika Universitas YARSI. Metode penelitian adalah membandingkan kemampuan mencecap rasa pahit PTC berdasarkan Indeks Masa Tubuh dan berdasarkan kebiasaan merokok dengan menempelkan kertas lakmus PTC pada sampel. Sampel berjumlah 40 orang meliputi perokok dan bukan perokok, berjenis kelamin laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan frekuensi tester sebesar 0,54 dan frekuensi non tester sebesar 0,46. Pada 26 orang perokok , 14 orang termasuk tester dan 12 orang termasuk non tester. Berdasarkan IMT, 20 orang termasuk normal, 11 orang termasuk overweight, 9 orang termasuk obesitas. Distribusi pada orang normal dtiemukan 12 tester, pada overweight sebesar 4 tester dan kategori obesitas sebesar 8 tester. Disimpulkan bahwa kebiasaan merokok tidak mempengaruhi kemampuan mencecap PTC sedangkan Indeks Masa Tubuh berpengaruh terhadap kemampuan mencecap PTC pada civitas akademika Universitas YARSI.