Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MEMBENTUK USAHA VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DI DESA KEMENUH KECAMATAN SUKAWATI KABUPATEN GIANYAR Ni Komang Nariani; Putu Sabda Jayendra; Firlie Lanovia Amir; Gusti Ngurah Yoga Semadi
E-Amal: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 1: Januari 2022
Publisher : LP2M STP Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/eamal.v2i1.1193

Abstract

Potensi Desa Kemenuh berupa keindahan panorama alam dengan lahan persawahan dan perkebunan. Kehidupan masyarakat agraris yang memiliki keunikan adat istiadat dengan hasil kebun salah satunya kelapa. Dari hasil tersebut apabila dibuat usaha Virgin Coconut Oil (VCO) dan dikelola dengan baik akan memiliki prospek dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Pemasalahannya adalah selama ini sumber daya kelapa yang melimpah dimiliki Desa Kemenuh belum dimaksimalkan dengan baik. VCO sebagai salah satu produk yang bisa dihasilkan dari potensi kelapa belum diproduksi di Desa Kemenuh dan didistribusi dari kabupaten-kabupaten lain. Pemahaman warga masyarakat terhadap potensi alam yang dimiliki dalam memanfaatkan hasil perkebunan masih rendah. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat dalam membentuk usaha VCO diharapkan banyak memberi maanfaat kepada masyarakat. Dalam pendampingan ini diberi bantuan alat dan bahan produk UKM agar memiliki kualitas baik dan dapat bersaing dipasaran.
PENGEMBANGAN AGRO-EDUWISATA: SINERGI OPTIMAL UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA BATUKAANG, KINTAMANI Partama, I GD Yudha; Widnyana, I Ketut; Yastika, Putu Edi; Semadi, Gusti Ngurah Yoga
Jurnal Widya Laksmi: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal WIDYA LAKSMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) - Inpress
Publisher : Yayasan Lavandaia Dharma Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59458/jwl.v4i2.129

Abstract

Desa Batukaang Kintamani merupakan desa budaya kuno (Bali Aga) yang memiliki beragam potensi wisata seperti peninggalan arca dan bangunan megalitikum, kesenian, perkebunan kopi dan jeruk, air terjun, hamparan pegunungan dan lembah. Namun, sampai saat ini potensi tersebut belum digarap dengan baik, Masyarakat lebih focus mengembangan kebun kopi, jeruk, dan ternak sapi. Berdasarkan berbagai potensi dan permasalahan tersebut, maka tujuan dari pengabdian masyarakat ini, untuk mewujudkan Wisata Desa Berbasis Agro Edu Heritage melalui peningkatan kapasitas SDM kelompok dan pemenuhan fasilitas penunjang. Metode pelaksanaan memiliki beberapa tahapan: 1) Peningkatan kemampuan SDM Pokdarwis melalui pelatihan pemandu wisata khusus; 2) Penyusunan Paket Wisata Desa Batukaang; 3) Pembuatan Pilot Project Wisata Agro Kebun Jeruk-Kopi; 4) Pembuatan Pestisida Nabati dan POC; dan 6) Penyediaan paket teknologi solar dryer untuk pengeringan biji kopi luwak. Kegiatan pengabdian menghasilkan beberapa produk penerapan teknologi, diantaranya adalah Peta daya tarik wisata desa, Siteplan Agrowisata Jeruk-Kopi, Solar Dryer pengering biji kopi, POC “KUATSAN”, Pestisida nabati “PESTDOR”, dan produk olahan pasca panen jeruk (Selai, permen jelly, dan minuman orange blossom khas Desa Batukaang). Selain itu, pengabdian ini juga juga meningkatkan pengetahuan dan keterampilan SDM, seperti peningkatan pengetahuan mitra tentang hospitality dan pemandu wisata khusus, peningkatan pengetahuan dan ketrampilan mitra dalam mengolah produk turunan jeruk, peningkatan pengetahuan dan ketrampilan mitra khususnya kelompok tani/ternak dalam pembuatan POC dan pestisida nabati.
Mitos Patung Bayi Sakah dalam Pengembangan Eksistensi Wisata Budaya Nareswari, Ni Putu Dharmadita; Semadi, Gusti Ngurah Yoga; Praminatih, Gusti Ayu
Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis Vol. 3 No. 7 (2024): Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis Juli 2024
Publisher : Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22334/paris.v3i7.839

Abstract

Patung Bayi Sakah merupakan patung yang berada di Jalan Raya Sakah, Desa Batuan Kaler, Kabupaten Gianyar. Patung ini memiliki daya tarik wisata berupa mitos. Daya tarik pariwisata berupa mitos ini belum dikembangkan oleh masyarakat Desa Batuan Kaler, sehingga penelitian ini dikaji oleh penulis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perkembangan dan eksistensi mitos Patung Bayi Sakah dalam masyarakat untuk mendatangkan wisatawan di Desa Batuan Kaler. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan menganalisis data secara lebih dalam dan disajikan dengan narasi. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Hasil dari penelitian ini, yaitu, perkembangan mitos Patung Bayi Sakah memiliki banyak versi sehingga dengan banyaknya versi itu tetap mendatangkan wisatawan, dan eksistensi mitos Patung Bayi Sakah ditandai dengan wisatawan yang datang untuk memohon anugerah kerena mitos yang berkembang. Patung ini dinilai sebagai kelahiran (siklus hidup) dan kesuburan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah eksistensi mitos Patung Bayi Sakah dapat melingkupi aspek 3P (Triple Bottom Line), yaitu aspek ekonomi, sosial-budaya, dan lingkungan yang dapat memperkuat eksistensi mitos Patung Bayi Sakah di Desa Batuan Kaler. The Sakah Baby Statue is a statue on Jalan Raya Sakah, Batuan Kaler Village, Gianyar Regency. This statue has a tourist attraction in the form of a myth. This tourist attraction in the form of a myth has not been developed by the people of Batuan Kaler Village, so this research was studied by the author. This research aims to identify the development and existence of the myth of the Sakah Baby Statue in society to attract tourists to Batuan Kaler Village. The method used in this research was a descriptive qualitative method by analyzing the data in more depth and presenting it with narrative. Data was collected through observation, interviews, documentation, and literature study. The results of this research, namely, the development of the myth of the Sakah Baby Statue has many versions so that with many versions it still attracts tourists, and the existence of the Sakah Baby Statue myth is marked by tourists who come to ask for a gift because of the developing myth. This statue is valued as birth (life cycle) and fertility. The conclusion of this research is that the existence of the Sakah Baby Statue myth can encompass the 3P (Triple Bottom Line) aspects, namely economic, socio-cultural and environmental aspects which can strengthen the existence of the Sakah Baby Statue myth in Batuan Kaler Village.
Pengembangan Wisata Spiritual di Taman Beji Sudamala Sari, Ni Wayan Frena Herlina; Semadi, Gusti Ngurah Yoga; Putra, Dewa Putu Kiskenda Erwanda
Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis Vol. 3 No. 8 (2024): Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis Agustus 2024
Publisher : Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22334/paris.v3i8.855

Abstract

Wisata spiritual adalah tren yang sedang berkembang dalam industri pariwisata global, ditandai dengan meningkatnya minat dan potensi pengalaman berkualitas tinggi. Bentuk pariwisata ini menekankan apresiasi yang mendalam terhadap lingkungan alam dan keterlibatan yang menghormati tradisi budaya lokal. Taman Beji Sudamala yang terletak di Desa Sayan menjadi contoh tren ini dengan menawarkan aktivitas seperti ritual melukat di tengah pemandangan alam yang menakjubkan. Meski memiliki potensi yang cukup baik, situs ini belum sepenuhnya dioptimalkan sehingga menyebabkan daya tarik ini masih belum berkembang sepenuhnya. Penelitian ini bertujuan untuk menilai posisi Taman Beji Sudamala dalam Tourism Area Life Cycle (TALC) dan menyusun strategi untuk meningkatkan perannya sebagai destinasi wisata spiritual di Desa Sayan. Data dikumpulkan melalui beragam metode termasuk observasi, wawancara, tinjauan dokumentasi, studi literatur, dan kuesioner, yang berpuncak pada analisis SWOT yang komprehensif. Temuan menunjukkan bahwa Taman Beji Sudamala saat ini berada pada tahap keterlibatan TALC, ditandai dengan keterlibatan dan kontrol masyarakat lokal yang signifikan. Lebih lanjut, analisis SWOT menyarankan beberapa jalur strategis untuk pengembangan: peningkatan produk, inisiatif pemasaran yang ditargetkan, upaya pelestarian lingkungan, dan peningkatan praktik pengelolaan lokasi yang disesuaikan dengan kebutuhan Taman Beji Sudamala. Intinya, penelitian ini memberikan peta jalan untuk memanfaatkan Taman Beji Sudamala potensi wisata spiritual, memastikan pertumbuhan berkelanjutan dan meningkatkan pengalaman pengunjung di Desa Sayan. Spiritual tourism is a growing trend in the global tourism industry, characterized by increasing interest and potential for high-quality experiences. This form of tourism emphasizes a deep appreciation of the natural environment and respectful engagement with local cultural traditions. Taman Beji Sudamala, located in Sayan Village, is an example of this trend by offering activities such as the melukat ritual amidst stunning natural views. Even though it has quite good potential, this site has not been fully optimized, which means this attraction is still not fully developed. This research aims to assess the position of Taman Beji Sudamala in the Tourism Area Life Cycle (TALC) and develop strategies to increase its role as a spiritual tourism destination in Sayan Village. Data was collected through a variety of methods including observation, interviews, documentation review, literature study, and questionnaires, culminating in a comprehensive SWOT analysis. Findings indicate that Taman Beji Sudamala is currently at the TALC involvement stage, characterized by significant local community involvement and control. Furthermore, the SWOT analysis suggests several strategic paths for development: product improvements, targeted marketing initiatives, environmental conservation efforts, and improved site management practices tailored to the needs of Taman Beji Sudamala. In essence, this research provides a roadmap for exploiting Taman Beji Sudamala spiritual tourism potential, ensuring sustainable growth and enhancing the visitor experience in Sayan Village.
Blangsinga gianyar waterfall tourism object. current destinations that are hits in bali Amir, Firlie Lanovia; Semadi, Gusti Ngurah Yoga
Journal of Business on Hospitality and Tourism Vol. 7 No. 3 (2021): JOURNAL OF BUSINESS ON HOSPITALITY AND TOURISM
Publisher : Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22334/jbhost.v7i3.324

Abstract

In Bali, in particular, more and more tourist attractions are made for the development of tourist areas that have not been touched by tourists. This tourist destination is undeniably a place to compete to visit. New destinations are always popping up on the island of Bali. One of the contemporary tourist destinations that is now crowded with tourists is Blangsinga Gianyar Waterfall. You could say, this now popular waterfall is a new but old destination. The reason is because this waterfall was popularly known as Tegenungan Waterfall. Research related to the development strategy of Blangsinga waterfall tourism. Blangsinga Waterfall is actually the same waterfall as Tegenungan Waterfall. The difference in the two names is only obtained because of the login access used. The name Tegenungan is attached to this waterfall because it passes through Banjar Tegenungan. Similar conditions are also used because of the use of access via Blangsinga Village. Its development is very necessary in the context of the existence of these tourist destinations. One of the efforts made by Blangsinga Village as a tourist village is the preservation of the Kecak dance which has begun to recede amidst the rampant competition for the Kecak dance in Bali. Creative activities carried out by village officials by involving local communities in the effort to preserve the Blangsinga Kecak dance which was staged at the Blangsinga waterfall is a new breakthrough in order to promote this tourist attraction. This research is a preliminary study of how the best strategy for developing a tourist attraction with the main goal of tourists. The approach taken is qualitative, with reference to the theory of creativity and promotion theory Tour. In order to spread evenly, and obtain comprehensive data, the focus of the research is on Blangsinga Waterfall, Saba Village, Blahbatuh District, Gianyar Regency. Data will be collected through interviews, literature studies are expected, academically, this research is able to examine and explore more deeply with respect to the background, socialization patterns that are applied, and their implications for the local community as well as tourists, especially those visiting Blangsinga Waterfall, Saba Village. , Blahbatuh District, Gianyar Regency. Then it is also expected to be one of the contributions of thought in developing innovative, creative, and sustainable culture-based tourism.