Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Pelatihan Pembuatan Suvenir dengan Teknik Sablon sebagai Produk Kreatif Kawasan Wisata Kota Tua Padang Erniwati Erniwati; Zul Asri; Yelda Syafrina; Zulfa Saumia
Jurnal Halaqah Vol 2 No 2 (2020): JURNAL HALAQAH, Publishing April 2020
Publisher : RC-INSTITUT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.3754051

Abstract

Padang Old Town area is one of the assets of cultural and historical tourism that must be developed. In the framework of developing the Old Town area along with the economic prospects, it is necessary to initiate a creative economic program that raises local values. For this reason, the campus community needs to take initiative and build synergies with the community in the Old Town area for the development of the creative economy. Through the partnership program that carries out screen printing training activities for souvenirs, it is hoped that products will emerge as new attractions for visitors to the Old Town area and entrepreneurs from the UNP students and the community will emerge.
Catatan Awal Kongsi Tionghoa di Tanjungpinang Awal Abad ke-20 Zulfa Saumia
Lembaran Sejarah Vol 17, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/lembaran-sejarah.68597

Abstract

This article aims to reveal the competition, power struggles and influence of the Chinese kongsi in the Tanjungpinang Chinese community in the 20th century. The research method used is the historical method through literature and archive studies by tracing sources in the form of books, government archives, magazines, and newspapers. The results of this study indicate that in Tanjungpinang there were various kongsis such as Tjaap Seng (arak), Eng Bie (tobacco) and Nan Yang (tobacco), Ngee Heng, Quan Teck Hoe, and Gagak Putih. Each kongsis in Tanjungpinang consists of various groups ranging from traders and coolies and has a base all the way to the countryside. Each of them has the same goal, namely control over territory and the economy. To achieve this goal, it is important to get help from local authorities which ends in conflicts like the one between Ngee Heng's kongsi and Quan Teck Hoe.
TIONG HWA HWE KOAN (THHK): PERKUMPULAN ORANG TIONGHOA PADA MASA HINDIA BELANDA DI PADANG Zulfa Saumia; Erniwati Erniwati
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 9, No 1 (2023)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36424/jpsb.v9i1.340

Abstract

Tiong Hwa Hwe Koan (THHK) adalah organisasi Tionghoa modern yang didirikan pada tahun 1900 oleh Phoa Keng Hek dan Lie Kim Hok di Batavia. Organisasi ini berfungsi sebagai organisasi pendidikan dan penyebar nasionalisme di Tiongkok karena minimnya fasilitas pendidikan bagi etnis Tionghoa. THHK ada hampir di seluruh Hindia Belanda. Salah satunya THHK Padang. Kajian ini bertujuan untuk melihat bagaimana proses kemunculannya, apa yang menjadi bagian dari gerakan nasionalis Tionghoa, dan pembentukan identitasnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah melalui langkah-langkah heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan penjelasan. Studi pustaka diperoleh dari arsip, jurnal, dan buku yang relevan. Bagaimana proses pendirian THHK dengan misi Pendidikan, budaya dan kegiatan sosial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa THHK memiliki banyak peran di Padang, seperti pendidikan dan kegiatan sosial. Di bidang pendidikan, THHK memberikan pendidikan “kebudayaan” dan ilmu-ilmu lainnya. Di bidang sosial memberikan bantuan untuk bencana alam, mengadakan pertemuan untuk merayakan rasa kebersamaan. persatuan dan nasionalisme terhadap Tiongkok dan sesama etnis Tionghoa. Partisipasi ini tidak hanya di antara pengurus tetapi juga didukung oleh organisasi Tionghoa lainnya dan seluruh masyarakat Tionghoa.
Diseminasi Revitalisasi Wisata Budaya di Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batang Hari Fatonah F; Abd Rahman; Nelly Indrayani; Zulfa Saumia; Richad Adiguna
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 7 (2023): Oktober
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.8425134

Abstract

Kesadaran terhadap pentingnya sejarah lokal sebagai pembentuk karakter anak bangsa. Pemahaman remaja dan pemuda akan sejarah lokal tergeser oleh hiruk pikuk dunia digital dan modernisasi. Hal ini menyebabkan para remaja tidak begitu peduli akan pentingnya sejarah lokal yang merupakan identitas dari suatu daerah termasuk diantaranya para remaja yang ada di desa Mata Gual dan sekitar (Kecamatan Batin XXIV) . Kepedulian itupun juga tergerus oleh kebutuhan dan rutintas harian yang belum mempunyai nilai edukatif. Sehingga perlu terobosan dalam bentuk komunitas yang bisa bersama-sama dalam group non-formal atau komunitas memupuk kesadaran sejarah masyarakat dan pengunjung wisata di desa Mata Gual, Muara Jangga, Simp. Aur Gading, Aur Gading  dan Hajran (Kecamatan Batin XXIV).  Pentingnya kegiatan diseminasi revitalisasi wisata budaya di Kecamatan Batin XXIV ini bertujuan untuk dapat mengerakkan masyarakat dan pengunjung wisata mencintai sejarah lokal yang ada di Jambi dengan menggunakan metode pendampingan pada tokoh pemuda. Hasil yang didapat dari kegiatan ini bisa menanamkan rasa kebanggaan akan sejarah dan budaya lokal Jambi. Selain itu, komunitas sejarah dapat menawarkan model wisata edukasi dengan tentang sejarah Jambi selain dari alam yang     sudah tersedia.  Kecamatan Batin XXIV tidak hanya memiliki potensi wisata alam, namun juga memiliki potensi wisata sejarah dan budaya yang tidak bisa diabaikan yang dapat meningkatkan potensi  perekonomian masyarakat setempat.
THE CHANGES AND SPREAD OF SETTLEMENTS OF CHINESE PADANG, INDONESIA Erniwati Erniwati; Arie Yulfa; Yelda Syafrina; Zulfa Saumia; Hendra Naldi; Surtani Surtani; Khairul Nizam
Indonesian Journal of Geography Vol 55, No 2 (2023): Indonesian Journal of Geography
Publisher : Faculty of Geography, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijg.73459

Abstract

This article discusses the changes and distribution of Chinese settlements in Padang before and after 1945. This article aims to explain the process of change and distribution of Chinese settlements and identify the underlying factors. This article uses a historical approach by utilizing document and oral data by conducting FGDs. A field survey was conducted with a high-resolution satellite and processed with Geographical Information System (GIS). This article concludes; (1) During Dutch East Indies Government, the Chinese did not strictly isolated,  their settlement was found outside of the Chinese camp; (2) The distribution of Chinese settlements became more intense through expansion of the city and the development of settlements since the 1980s. (3) The 2009 Padang earthquake had a significant impact on the changes and distribution of Chinese settlements; (4) Currently, Chinese settlements are scattered in almost all city areas in form of lot and cluster housing with various types.
Pendampingan Revitalisasi Makam Tokoh Tionghoa Sebagai Aset Pengembangan Potensi Wisata Sejarah, Budaya dan Spritual di Kawasan Kota Tua Padang Erniwati Erniwati; Yelda Syafrina; Opianto Opianto; Hendra Naldi; Zulfa Saumia
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 8 (2023): November (In Progress)
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10205830

Abstract

Pendampingan dimaksud sebagai proses perubahan kreatif yang dilakukan oleh masyarakat sebagai bentuk proses inisiatif dan bentuk tindakan untuk menjadi lebih baik. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mendampingi proses revitalisasi makam tokoh tionghoa melalui kegiatan eksplorasi potensi Sejarah untuk tujuan pengembangan sebagai objek wisata sejarah, budaya dan spiritual kota tua Padang. Tokoh tionghoa Siauw Beng Tjoan merupakan salah satu tokoh pendiri dan komisaris organisasi pada organisasi Tiong Hoa Hwe Koan Padang di awal abad ke-20. Kebesaran tokoh ini semasa hidup terlihat dari makam yang dibuat dengan bong pay kuburan dan fasilitas makam yang cukup lengkap dan luas.  Lokasi makam yang berada di pinggir jalan di seberang sungai Batang Arau menyuguhkan pemandangan kota, berpatokan kepada fengshui dan menghadap sungai. Saat ini makam berada di bawah pengelolaan Himpunan Bersatu Teguh (HBT) Padang dan sedang direvitalisasi sebagai salah satu warisan cagar budaya di kawasan Kota Tua Padang. Revitalisasi makam ini menjadi langkah awal untuk upaya serupa bagi makam tokoh-tokoh Tionghoa lainnya yang tersebar di sekitar kawasan pegunungan di kota tua padang dan dalam proses pengembangan sebagai destinasi wisata sejarah dan budaya spiritual.  
ORANG TIONGHOA, PERKEBUNAN GAMBIR, LADA DAN KONTESTASI DI TANJUNGPINANG ABAD KE-19 Saumia, Zulfa, ZS
Paradigma: Jurnal Kajian Budaya Vol. 13, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Chinese have settled in Bintan Island since Zheng He’s great expeditions in the 15th century. However, large-scale arrivals of the Chinese did not occur until in 1740. They worked as laborers in pepper and gambier plantations that belonged to Buginese nobles. Internal and external changes in the political landscape, as well as land and territorial tenures between the Hokkiens in Tanjungpinang and Teochews in Senggarang, added a new nuance to their roles as middlemen, land owners, and coolies in pepper and gambier plantations. This gave rise to contestation between these two ethnic groups. How did the land tenure process take place? What was the role of the Chinese and the Dutch East Indies government in that contestation? Using the concept of Chinese expansion proposed by Kwee Kui Han, this research found that the Chinese were able to establish very structured and systematic presence in the island, both in its hinterland and coastal areas. This condition made it easier for the Chinese to gain control of the economy. This study used the historical method to reconstruct the Chinese’s roles as intermediary traders and plantation owners, as well as the contestation that occurred in Tanjungpinang in the 19th century. Primary data were obtained from Dutch colonial-era sources and the writings of local and foreign historians in order to generate a more comprehensive picture of the topic.
Pelatihan Penulisan Cerpen Bagi Siswa Smp Negeri 1 Muaro Jambi Fitrah, Yundi; Mestika Putra, Yoga; Putri, Aprilia Kartika; Saumia, Zulfa
Estungkara: Jurnal Pengabdian Pendidikan Sejarah Vol. 2 No. 2 (2023): Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Pendidikan Sejarah FKIP Universitas JAMBI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/est.v2i2.28462

Abstract

Saat ini, budaya literasi dalam karya sastra perlu digalakkan kembali (Nur, 2020). Beberapa program pemerintah di antaranya adalah program pelatihan literasi yang dikembangkan dan dilaksanakan di sekolah. Literasi tidak hanya tentang kemampuan membaca, tetapi juga dalam bentuk keterampilan berbahasa lainnya yaitu menulis. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Currently, the culture of literacy in literary works needs to be reinvigorated (Nur, 2020). Some government programs include literacy training programs developed and implemented in schools. Literacy is not only about the ability to read, but also in the form of other language skills, namely writing. The Ministry of Education and Culture Research and Technology has launched literacy programs in schools to improve students' reading skills, especially at the secondary school level. Writing skills are important to develop. In addition to the idea of writing, information conveyed through writing can also reach distant places. Furthermore, writing is now very easy to publish even through various media. Students, especially junior high school students, can write well and develop their ideas if guided properly. The Jambi University Indonesian Literature Study Program Community Service Team organized a story writing training aimed at junior high school students who are teenage age groups. It is hoped that the activities organized for students of SMP N 1 Muaro Jambi can provide motivation and help them develop writing literacy.
Diseminasi Revitalisasi Wisata Budaya di Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batang Hari F, Fatonah; Rahman, Abd; Indrayani, Nelly; Saumia, Zulfa; Adiguna, Richad
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 7 (2023): Oktober
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.8425134

Abstract

Kesadaran terhadap pentingnya sejarah lokal sebagai pembentuk karakter anak bangsa. Pemahaman remaja dan pemuda akan sejarah lokal tergeser oleh hiruk pikuk dunia digital dan modernisasi. Hal ini menyebabkan para remaja tidak begitu peduli akan pentingnya sejarah lokal yang merupakan identitas dari suatu daerah termasuk diantaranya para remaja yang ada di desa Mata Gual dan sekitar (Kecamatan Batin XXIV) . Kepedulian itupun juga tergerus oleh kebutuhan dan rutintas harian yang belum mempunyai nilai edukatif. Sehingga perlu terobosan dalam bentuk komunitas yang bisa bersama-sama dalam group non-formal atau komunitas memupuk kesadaran sejarah masyarakat dan pengunjung wisata di desa Mata Gual, Muara Jangga, Simp. Aur Gading, Aur Gading  dan Hajran (Kecamatan Batin XXIV).  Pentingnya kegiatan diseminasi revitalisasi wisata budaya di Kecamatan Batin XXIV ini bertujuan untuk dapat mengerakkan masyarakat dan pengunjung wisata mencintai sejarah lokal yang ada di Jambi dengan menggunakan metode pendampingan pada tokoh pemuda. Hasil yang didapat dari kegiatan ini bisa menanamkan rasa kebanggaan akan sejarah dan budaya lokal Jambi. Selain itu, komunitas sejarah dapat menawarkan model wisata edukasi dengan tentang sejarah Jambi selain dari alam yang     sudah tersedia.  Kecamatan Batin XXIV tidak hanya memiliki potensi wisata alam, namun juga memiliki potensi wisata sejarah dan budaya yang tidak bisa diabaikan yang dapat meningkatkan potensi  perekonomian masyarakat setempat.
Pendampingan Revitalisasi Makam Tokoh Tionghoa Sebagai Aset Pengembangan Potensi Wisata Sejarah, Budaya dan Spritual di Kawasan Kota Tua Padang Erniwati, Erniwati; Syafrina, Yelda; Opianto, Opianto; Naldi, Hendra; Saumia, Zulfa
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 8 (2023): November (In Progress)
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10205830

Abstract

Pendampingan dimaksud sebagai proses perubahan kreatif yang dilakukan oleh masyarakat sebagai bentuk proses inisiatif dan bentuk tindakan untuk menjadi lebih baik. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mendampingi proses revitalisasi makam tokoh tionghoa melalui kegiatan eksplorasi potensi Sejarah untuk tujuan pengembangan sebagai objek wisata sejarah, budaya dan spiritual kota tua Padang. Tokoh tionghoa Siauw Beng Tjoan merupakan salah satu tokoh pendiri dan komisaris organisasi pada organisasi Tiong Hoa Hwe Koan Padang di awal abad ke-20. Kebesaran tokoh ini semasa hidup terlihat dari makam yang dibuat dengan bong pay kuburan dan fasilitas makam yang cukup lengkap dan luas.  Lokasi makam yang berada di pinggir jalan di seberang sungai Batang Arau menyuguhkan pemandangan kota, berpatokan kepada fengshui dan menghadap sungai. Saat ini makam berada di bawah pengelolaan Himpunan Bersatu Teguh (HBT) Padang dan sedang direvitalisasi sebagai salah satu warisan cagar budaya di kawasan Kota Tua Padang. Revitalisasi makam ini menjadi langkah awal untuk upaya serupa bagi makam tokoh-tokoh Tionghoa lainnya yang tersebar di sekitar kawasan pegunungan di kota tua padang dan dalam proses pengembangan sebagai destinasi wisata sejarah dan budaya spiritual. Â