Hasanah, Sitti Uswatun
IKIP PGRI Pontianak

Published : 25 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

KEBIJAKAN PERGURUAN TINGGI DALAM MENERAPKAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI Hasanah, Sitti Uswatun
JURNAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Volume 2 Nomor 1 Edisi Juni 2018
Publisher : IKIP PGRI PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/pkn.v2i1.744

Abstract

Korupsi yang terjadi di Indonesia sudah bersifat kolosal dan ibarat penyakit sudah sulit untuk disembuhkan. Jika kondisi ini tetap dibiarkan seperti itu, maka hampir dapat dipastikan cepat atau lambat korupsi akan menghancurkan negeri ini. Upaya memberantas korupsi tentu saja tidak bisa hanya menjadi tanggungjawab institusi penegak hukum atau pemerintah saja, tetapi juga merupakan tanggungjawab bersama seluruh komponen bangsa. Oleh karena itu upaya memberantas korupsi harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) yang terkait, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat. Pendidikan Anti Korupsi bagi mahasiswa sangatlah penting untuk memberikan pengetahuan yang cukup tentang seluk beluk korupsi dan pemberantasannya serta menanamkan nilai-nilai anti korupsi yakni kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, kesederhanaan keberanian dan keadilan. Hal ini perlu menjadi perhatian khusus dari semua pihak baik itu Pemerintah Daerah, Pimpinan Perguruan Tinggi, maupun dosen-dosen terutama dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, mengingat pentingnya karakter anti korupsi dimiliki oleh mahasiswa sebagai penerus bangsa di Kalimantan Barat. Penelitian ini menunjukkan bahwa Pendidikan Anti Korupsi diselenggarakan dalam bentuk Mata Kuliah Wajib/Pilihan atau disisipkan dalam Mata Kuliah yang relevan, dari 12 perguruan tinggi di Kalimantan Barat yang menjadi peserta Training Of Trainers Pendidikan Anti Korupsi belum mengintegrasikan dalam mata kuliah lain, yaitu Pendidikan Kewarganegaraan. Sehingga pembentukan kepribadian anti-korupsi pada mahasiswa dalam membangun semangat dan kompetensinya sebagai agent of change bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang bersih dan bebas dari ancaman korupsi, masih jauh dari harapan.
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS XI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIRED STORY TELLING Sulha, Sulha; Hasanah, Sitti Uswatun
JURNAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Volume 5 Nomor 2 Edisi Desember 2021
Publisher : IKIP PGRI PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/pkn.v5i2.2810

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan model pembelajaran Paired Story Telling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan dan bentuk penelitian penelitian tindakan kelas. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perencanaan yang dilakukan oleh guru untuk menerapkan Model Pembelajaran Paired Story Telling yaitu menetapkan kompetensi dasar yang akan dicapai, menyiapkan masalah sebagai topik diskusi sesuai kompetensi dasar yang di pelajari, menyiapkan sumber belajar yang akan digunakan peserta didik, menyiapkan materi, membuat RPP, menyesuaikan silabus, menyiapkan media pembelajaran, menyiapkan kisi-kisi soal. Pelaksanaan model pembelajaran Paired Story Telling yaitu guru membagi bahan/topik pelajaran menjadi dua bagian yaitu guru memberikan pengenalan mengenai topik yang akan dibahas, dan guru membagikan bagian cerita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa, dan kegiatan ini bisa di akhiri dengan diskusi mengenai topik yang baru saja dibahas. Terdapat peningkatan hasil belajar hal ini dapat dilihat dari Pra Tindakan dengan nilai rata-rata 66,20 dan persentase ketuntasan klasikal mencapai 34%, dilanjutkan dengan Siklus I dengan nilai rata-rata 67,97% dan persentase ketuntasan klasikal mencapai 36%, dan siklus II dengan nilai rata-rata 77, 89 dan persentase ketuntasan klasikal mencapai 86% yang terus mengalami peningkatan pada hasil belajar siswa.
Kebijakan Pemerintah Kota Pontianak dalam Hal Penanganan Dana Pendidikan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Sitti Uswatun Hasanah
Edukasi: Jurnal Pendidikan Vol 8, No 1 (2011): Edukasi: Jurnal Pendidikan
Publisher : LPPM IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/edukasi.v8i1.726

Abstract

Pemerintah Kota Pontianak dalam penganggaran dana bidang pendidikan pada penyusunan APBD adalah terdapat 2 (dua) peraturan perundang-undangan yang berdiri sendiri dan sama sejajar tingkatannya. Yaitu Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang berpasangan dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Juga anggaran 20% yang ditetapkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, menimbulkan penafsiran hukum yang berbeda dan seringkali dana untuk sektor pendidikan kandas ditengah jalan, disebabkan para politisinya yang tidak memahami persoalan pendidikan.
Hubungan Keteladanan Guru Pendidikan Kewarganegaraan dengan Motivasi Belajar Siswa SMA Santun Untan Kota Pontianak Sitti Uswatun Hasanah
Edukasi: Jurnal Pendidikan Vol 8, No 2 (2011): Edukasi: Jurnal Pendidikan
Publisher : LPPM IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/edukasi.v8i2.729

Abstract

Modeling the conditions that created and shaped throug a process of a series of behaviors that indicate the values of obedience, loyalty, regularity and order. In this case a teacher who perform exemplary compliance with regulations or order in the school, will exemplary view of the exemplary students that teachers do in performing their duties or compliance activity seen from teachers to the regulations established written or unwritten in himself a teacher.
Pembinaan Moral oleh Guru Pendidikan Kewarganegaraan terhadap Disiplin Belajar Siswa Sitti Uswatun Hasanah
Edukasi: Jurnal Pendidikan Vol 9, No 1 (2012): Edukasi: Jurnal Pendidikan
Publisher : LPPM IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/edukasi.v9i1.732

Abstract

Teachers as coaches in the learning process is a very influential factor in educating their students to improve a very strategic in all aspects of life. None of the activities in life or in the learning process is inseparable from the moral. Given the moral guidence by the teacher of Citizenship Education students, then students will automatically know where a good attitude and behavior do not  to do.
Pentingnya Pemahaman Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara Sitti Uswatun Hasanah
Edukasi: Jurnal Pendidikan Vol 9, No 2 (2012): Edukasi: Jurnal Pendidikan
Publisher : LPPM IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/edukasi.v9i2.735

Abstract

Pancasila is an ideology or worldview contents basic concepts about life aspired to by the people of Indonesia. It containts fundamental thoughts and ideas about life is good, according to the value they have. These values have been purivied in five basic. So, as an ideology or a philosophy of life, Pancasila is the crystallization of the values held and sourced from the nation of Indonesia.
Teacher Professional Development In Scientific Writing Sitti Uswatun Hasanah; Sulha Sulha
JETL (Journal of Education, Teaching and Learning) Vol 7, No 1 (2022): Volume 7 Number 1 March 2022
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.14 KB) | DOI: 10.26737/jetl.v7i1.2810

Abstract

Teachers as professionals have very important functions, roles, and positions in achieving the vision of national education, namely creating intelligent and competitive Indonesian people. Teachers should develop their profession as a dignified profession. One form of teacher professional development is to write scientific papers, but the reality in the field is that teacher activities are still in the vision and mission of education and teaching while scientific vision and mission in the form of scientific writing and publications are often neglected. This study used a qualitative approach with a descriptive method. The research data were obtained through interviews, document analysis, participation observation, and focus group discussions. The results showed that the difficulties of teachers in writing scientific papers included: low motivation of teachers in writing, not having enough free time, lack of understanding of writing techniques, difficulties in finding data, technological stuttering, not having reference books, widespread writing services, lack of functioning of Subject Teacher Discussion (MGMP) activities in socializing writing papers, and lack of socialization from schools/institutions. The efforts that have been made by teachers to develop professionalism through writing scientific papers as a form of professional development were by: attending training/workshops, self-study, participating in competitions/tests. Based on the results of the study, it is recommended to the principal to conduct workshops on an ongoing basis, add library reference books, conduct computer training, apply a managerial reward and punishment pattern, control and monitor the implementation of MGMP and control and monitor the activities of the teacher performance appraisal team and the development team. sustainable profession.
HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PRODI PPKn IKIP PGRI Pontianak Sitti Uswatun Hasanah; Sulha Sulha; Yola Sri Adriani
JURNAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Volume 6 Nomor 2 Edisi Desember 2022
Publisher : IKIP PGRI PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/pkn.v6i2.4141

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pelaksanaan pembelajaran daring prodi PPKn IKIP PGRI Pontianak; motivasi belajar mahasiswa prodi PPKn IKIP PGRI Pontainak; dan hubungan pelaksanaan pembelajaran daring prodi PPKn IKIP PGRI Pontianak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun jenis penelitiannya adalah korelasional, yang melibatkan 125 mahasiswa prodi PPKn. Data dikumpulkan dengan instrument penelitian berupa kuesioner. Dari 30 butir soal yang diuji coba. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: rata-rata/mean pelaksanaan pembelajaran daring 72,07 atau dalam kategori sedang; rata-rata/mean motivasi belajar mahasiswa prodi PPKn IKIP PGRI Pontianak 72,80 atau dalam kategori sedang; dan terdapat hubungan positif dan signifikan pembelajaran daring dengan motivasi belajar  mahasiswa prodi PPKn IKIP PGRI Pontianak. Hal ini ditunjukkan dari besarnya nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,795 0176.) dan nilai signifikansi sebesar 0,000, yang berarti kurang dari 0,05 (0,0000,05).
Political Education in Increasing Student Participation as Novice Voters in Singkawang City Sulha Sulha; Sitti Uswatun Hasanah; Andi Mursidi; I-Hasien Ting
JETL (Journal of Education, Teaching and Learning) Vol 8, No 1 (2023): Volume 8 Number 1 March 2023
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.316 KB) | DOI: 10.26737/jetl.v8i1.3806

Abstract

Secondary education students are Indonesian citizens who are categorized as first-time novice voters who are participating in political activities for the first time. Political education can increase students' awareness and knowledge in participating in politics, both in schools and in elections. This study aims to find out and analyze how political education can increase students' political participation as novice voters. This research uses a Descriptive method with research techniques for questionnaires/Google Forms, Interviews, Observations, and Documentation Studies, in high schools students throughout Singkawang City. The findings obtained by the authors in this study are that students as novice voters need to understand the importance of political education and also support activities related to political education. Based on the results of the study, it was concluded that political education for students in schools was carried out through PPKn subjects, student council activities (OSIS), Scout activities (Pramuka), and through election socialization conducted by the General Election Commission (KPU) of Singkawang City. Students who obtain such education, their political participation becomes increased. This is characterized by students being able to give opinions and arguing in the classroom, as well as having the awareness to participate and be active in organizations in the school. The political participation of students can also be seen from their readiness as novice voters, to take part in the 2024 general election.
PENERAPAN PENDIDIKAN RESOLUSI KONFLIK BERBASIS MULTIKULTURAL PADA MAHASISWA PPKN IKIP PGRI PONTIANAK Moad Moad; Syafrial Nur; Sitti Uswatun Hasanah
JURNAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Vol 7, No 1 (2023): Volume 7 Nomor 1 Edisi Juni 2023
Publisher : IKIP PGRI PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/jpkn.v7i1.4925

Abstract

Tujuan penelitian yakni mengatahui Penerapan Pendidikan Resolusi Konflik Berbasis Multikultural Pada Mahasiswa PPKn IKIP PGRI Pontianak. Mahasiswa berpandangan bahwa konflik merupakan salah satu aspek interaksi sosial manusia dan secara alamiah terjadi dalam kehidupan sosial. Dalam menghadapi konflik, seseorang mahasiswa atau kelompok masyarakat dapat mengambil sikap penyelesaian yang berbeda, sebagian mengambil sikap konstruktif dan sebagian lainnya bersikap destruktif. Pandangan terhadap konflik yang terwujudkan protes  sosial  daalam sistem demokratis dalam mengekspresikan tuntutan dilakukan secara damai dan mencari dialog atau resolusi yang konstruktif. Melihat kondisi Perguruan Tinggi  tidak  selamanya damai dan aman. Hal ini karena konflik sering terjadi pula di Perguruan Tinggi dalam bentuk konflik yang sederhana ataupun yang lebih serius. Konflik-konflik di sekolah dapat terjadi dalam berbagai bentuk, baik bersifat horizontal maupun vertikal. Pentingnya Pendidikan resolusi konflik seyogyanya mahasiswa mesti di didik untuk memecahkan masalah termasuk ketika mereka menghadapi konflik di antara mereka sendiri. Dengan demikian, melalui Pendidikan Kewarganegaraan mesti mempunyai peran penting dalam menyediakan pengajaran  resolusi konflik bagi mahasiswa.