Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Rayah Al Islam : Jurnal Ilmu Islam

Peran Orang Tua dalam Memilih Pendidikan Homeschooling Bagi Anak Nuraini; Putri, Willa; Haryani, Delpi
Rayah Al-Islam Vol 8 No 1 (2024): Rayah Al Islam Februari 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v8i1.919

Abstract

Pendidikan homeschooling banyak diaplikasikan oleh keluarga yang merasa bahwa orang tua harus berperan penuh dalam proses pendidikan anak hingga mengharuskan orang tua terjun secara langsung dalam proses pembelajaran. Hal ini tentunya didasarkan atas tujuan dan visi keluarga, sehingga kegiatan homeschooling setiap keluarga akan berbeda-beda sesuai dengan visinya masing-masing. Dengan itu maka tujuan penelitian studi kasus ini adalah untuk mengetahui adanya Peran Orang Tua Dalam Memilih Pendidikan Homeschooling Bagi Anak. Subjek penelitian terdiri atas 3 keluarga yang menerapkan pembelajaran homeschooling bagi anaknya yang rata-rata berusia 6 – 10 tahun di Ciampea Ilir, Perumahan Purry Arraya, dan Perumahan Dramaga Pratama, Bogor. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, data yang digunakan adalah hasil dari wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pendidikan homeschooling adalah pendidikan berbasis keluarga yang memuat pendidikan rumahan sesuai dengan visi misi keluarga itu sendiri dan kurikulum yang dipilih juga sesuai nilai keluarga dan tujuan akhir orang tua. Sehingga bukan diartikan sebagai sekolah yang dipindahkan ke rumah, 2) Alasan orang tua memilih model pendidikan homeschooling bagi anak, karena orang tua melihat adanya karakter anak, minat dan bakat anak yang mesti dikembangkan serta adanya keinginan kuat untuk menjadikan anak-anak sebagai penerus generasi, 3) Praktek yang dilakukan dirumah lebih tepatnya adalah pendidikan rumahan (home education). Dimana kegiatan yang dilakukan setiap keluarga akan bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan atau target yang ingin dicapai, 4) Hambatan orang tua dalam menjalani pendidikan homeschooling dapat terjadi karena faktor internal ataupun eksternal tergantung pada kondisi masing-masing keluarga. Adapun faktor internal seperti adanya adik yang mengganggu proses belajar anak serta profesi atau kesibukan orang tua, sementara factor eksternalnya adalah adanya berbagai persepsi orang lain terhadap keluarga yang menerapkan homeschooling, dan 5) Berbagai persepsi orang lain terhadap homeschooling ditanggapi orang tua dengan tenang dan menjelaskan bahwa apa yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan target anak yang dibantu melalui peran orang tua secara penuh dan maksimal meskipun awalnya memang berat dan cukup mengena dihati, namun seiring berjalannya waktu serta banyaknya dukungan dari keluarga-keluarga homeschooling lainnya akhirnya segala persepsi dapat diterima dengan baik. Homeschooling education is widely applied by families who feel that parents must play a full role in the child's education process to require parents to be directly involved in the learning process. This is certainly based on family goals and visions, so that homeschooling activities for each family will vary according to their respective visions. With that, the purpose of this case study research is to find out the role of parents in choosing homeschooling education for children. The subjects of the study consisted of 3 families who implemented homeschooling learning for their children whose average age was 6-10 years in Ciampea Ilir, Purry Arraya Housing, and Dramaga Pratama Housing, Bogor. Researchers use qualitative methods with descriptive methods and the data used are the results of interviews, observations and documentation. The results showed that: 1) Homeschooling education is a family-based education that contains home education in accordance with the vision and mission of the family itself and the curriculum chosen is also in accordance with family values and the ultimate goals of parents. So it is not interpreted as a school that is moved to the home, 2) The reason parents choose the homeschooling education model for children, because parents see the child's character, interests and talents that must be developed and there is a strong desire to make children as the next generation, 3) The practice carried out at home is more precisely home education ( home education). Where the activities carried out by each family will vary according to the needs and goals or targets to be achieved, 4) Parental obstacles in undergoing homeschooling education can occur due to internal or external factors depending on the conditions of each family. Internal factors such as the presence of younger siblings who interfere with the child's learning process and the profession or busyness of parents, while external factors are the existence of various perceptions of other people towards families who implement homeschooling, and 5) Various perceptions of others towards homeschooling are responded to by parents calmly and explained that what was done was in accordance with the goals and targets of children who were assisted through the role of parents fully and maximally even though initially it was heavy and quite heartfelt, but over time and the many supports from other homeschooling families finally all perceptions could be accepted well.
Pendampingan Pembelajaran IPAS di SDN Benteng 01 Ciampea Melalui Game Kartu Perubahan Wujud: Upaya Meningkatkan Interaktivitas dan Motivasi Belajar Siswa Tamami, Agus; Putri, Willa; Aisah, Siti
Rayah Al-Islam Vol 8 No 4 (2024): Rayah Al Islam November 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v8i4.1124

Abstract

Pengabdian di SDN Benteng 01 Ciampea mengidentifikasi beberapa tantangan utama dalam proses pembelajaran, termasuk penggunaan metode ceramah yang monoton, perbedaan karakteristik siswa, rendahnya motivasi belajar, minimnya peran orang tua, keterbatasan keterampilan manajemen kelas, dan fasilitas yang tidak memadai. Untuk mengatasi permasalahan ini, pengabdian ini mengusulkan penggunaan game kartu perubahan wujud sebagai alat bantu pembelajaran. Pendekatan inovatif ini diharapkan dapat meningkatkan interaktivitas dan motivasi siswa, serta menyesuaikan dengan berbagai gaya belajar, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan interaktivitas dan motivasi belajar siswa di SDN Benteng 01 Ciampea melalui penerapan game kartu perubahan wujud pada materi IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial). Penegabdian ini menggunakan metode Participatory Action Research (PAR). Hasil dari pengabdian ini implementasi game kartu menunjukkan hasil positif dengan meningkatkan keterlibatan siswa dan pemahaman materi. Observasi dan evaluasi hasil menunjukkan bahwa game kartu membuat pembelajaran lebih interaktif dan menyenangkan, sehingga meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa. This community service project at SDN Benteng 01 Ciampea identifies several key challenges in the learning process, including the use of monotonous lecture methods, varying student characteristics, low learning motivation, minimal parental involvement, limited classroom management skills, and inadequate facilities. To address these issues, the project proposes the use of a card game focused on state changes as a learning aid. This innovative approach aims to enhance student interactivity and motivation, catering to diverse learning styles and ultimately improving the quality of education at the school. The objective of this initiative is to increase student engagement and motivation through the implementation of the card game in the Integrated Science and Social Studies (IPAS) curriculum. This project employs a Participatory Action Research (PAR) methodology. The results indicate that the implementation of the card game yields positive outcomes by enhancing student involvement and understanding of the material. Observations and evaluations demonstrate that the card game fosters a more interactive and enjoyable learning experience, thereby boosting student motivation and comprehension.
Penguatan Literasi Numerasi Melalui Lingkungan Fisik di Sekolah Dasar Rizal Mz, Syamsul; Aisah, Siti; Putri, Willa; Akmaliah, Siti
Rayah Al-Islam Vol 8 No 4 (2024): Rayah Al Islam November 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v8i4.1127

Abstract

Literasi numerasi adalah kecakapan hidup mendasar yang perlu diasah dan dibiasakan. Rendahnya kemampuan literasi dan numerasi mengakibatkan generasi yang tidak memiliki fondasi kuat dalam kemampuan mengkritisi informasi yang diterima serta menghambat pemikiran logis untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah yang semakin komplek. Literasi numerasi tidak sama dengan kompetensi matematika, tetapi kecakapan mengaplikasikan konsep dan kaidah matematika dalam situasi real. Selama ini guru dan sekolah hanya fokus pada pembelajaran matematika di dalam kelas. Padahal, untuk mendekatkan matematika dalam kehidupan diperlukan ekosistem yang kaya numerasi. Matematika dapat ditemui dalam setiap sisi kehidupan siswa secara nyata. Lingkungan sekolah dapat secara optimal digunakan sebagai media tampilan informasi yang memunculkan literasi numerasi dalam berbagai konteks. Kegiatan pengabdian ini diharapkan mampu meningkatkan kecakapan literasi numerasi siswa. Pengabdian dilakukan dengan metode partisipasi aktif dari guru dan siswa melalui diskusi dan pemasangan media di lingkungan sekolah. Media numerasi yang dipasang di lingkungan sekolah terbukti menarik perhatian siswa dan meningkatkan keterlibatan mereka dalam pembelajaran matematika. Tiga media utama yang dihasilkan adalah Media Tangga Satuan Panjang, Media Pengukur Tinggi Badan, dan Media Dinding Numerasi. Tujuan dari media ini adalah untuk memperkuat pemahaman siswa terhadap konsep numerasi, terutama dalam hal satuan panjang dan perkalian, dengan memanfaatkan lingkungan fisik sekolah sebagai alat bantu pembelajaran yang interaktif dan kontekstual. Kegiatan pengabdian ini menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran berbasis lingkungan fisik sekolah efektif dalam meningkatkan keterlibatan siswa dan memperkuat pemahaman mereka terhadap konsep numerasi. Penguatan literasi numerasi melalui media di lingkungan fisik sekolah diharapkan memberikan kontribusi bagi pengembangan program serupa di sekolah lain. Numeracy literacy is a basic life skill that needs to be honed and practiced. Low literacy and numeracy skills result in a generation that does not have a strong foundation in the ability to criticize the information received and inhibits logical thinking from developing increasingly complex problem-solving skills. Numeracy literacy is not the same as mathematical competence, but the ability to apply mathematical concepts and rules in real situations. So far, teachers and schools have only focused on learning mathematics in the classroom. To bring mathematics closer to life, an ecosystem rich in numeracy is needed. Mathematics can be found in every aspect of students' lives in real terms. The school environment can be optimally used as a medium for displaying information that brings up numeracy literacy in various contexts. This community service activity is expected to be able to improve students' numeracy literacy skills. Community service is carried out using the active participation method of teachers and students through discussions and the installation of media in the school environment. Numeracy media installed in the school environment has been proven to attract student's attention and increase their involvement in learning mathematics. The three main media produced are length unit ladder media, height measuring media, and numeracy wall media. The purpose of this medium is to strengthen students' understanding of numeracy, especially in terms of units of length and multiplication, by utilizing the school's physical environment as an interactive and contextual learning tool. This community service activity shows that the use of learning media based on the school's physical environment is effective in increasing student engagement and strengthening their understanding of the concept of numeracy. Strengthening numeracy literacy through media in the school's physical environment is expected to contribute to the development of similar programs in other schools.