Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

PENDIDIKAN BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES ., Willa Putri
Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 5 No 1 (2018): Januari-Juni 2018
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan tidak terlepas dari peran guru sebagai manusia super power yang menjadi kunci dalam mencerdaskan anak bangsa. Sebagai calon pendidik, harusnya mampu mengembangkan kecerdasan yang dimiliki anak, bukan malah sebaliknya mematikan karakter dan kecerdasan anak. Dengan demikian pendidikan di Indonesia perlu memperbaiki sistem pembelajaran. Pemikiran Howard Gardner telah memberikan solusi kepada lembaga pendidikan untuk menerapkan pendidikan berbasis multiple intelligences. Dengan Penerapan multiple intelligences akan membuat anak sebagai pribadi yang unik mendapatkan ruang untuk belajar sesuai dengan bakat dan minatnya. Lembaga pendidikan maupun pendidik yang berperan penting dalam pembelajaran perlu mengubah paradigma untuk memikirkan cara siswa dalam belajar. Guru sering terjebak membatasi satu strategi atau metode dalam mengajar, padahal kebanyakan siswa tidak menyukai metode tersebut. Setiap siswa punya gaya belajar masing-masing. Jika gaya mengajar sesuai dengan gaya belajar siswa, pembelajaran tersebut akan berhasil, artinya tujuan pendidikan akan tercapai. Maka sudah seharusnya pendidikan di Indonesia menerapkan pendidikan berbasis multiple intelligences. Pada kenyataannya sudah ada beberapa sekolah di Indonesia yang berhasil menerapkan pendidikan multiple intelligences meski belum terhitung banyak. Dalam hal ini tentu diperlukan pemahaman pendidik atau orang-orang yang bermitra di lembaga pendidikan untuk memahami terlebih dahulu konsep multiple intelligences itu sendiri.
Pendidikan Berbasis Multiple Intelligences Willa Putri .
Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 5 No 1 (2018): Januari-Juni 2018
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/ikhtibar.v5i2.555

Abstract

Pendidikan tidak terlepas dari peran guru sebagai manusia super power yang menjadi kunci dalam mencerdaskan anak bangsa. Sebagai calon pendidik, harusnya mampu mengembangkan kecerdasan yang dimiliki anak, bukan malah sebaliknya mematikan karakter dan kecerdasan anak. Dengan demikian pendidikan di Indonesia perlu memperbaiki sistem pembelajaran. Pemikiran Howard Gardner telah memberikan solusi kepada lembaga pendidikan untuk menerapkan pendidikan berbasis multiple intelligences. Dengan Penerapan multiple intelligences akan membuat anak sebagai pribadi yang unik mendapatkan ruang untuk belajar sesuai dengan bakat dan minatnya. Lembaga pendidikan maupun pendidik yang berperan penting dalam pembelajaran perlu mengubah paradigma untuk memikirkan cara siswa dalam belajar. Guru sering terjebak membatasi satu strategi atau metode dalam mengajar, padahal kebanyakan siswa tidak menyukai metode tersebut. Setiap siswa punya gaya belajar masing-masing. Jika gaya mengajar sesuai dengan gaya belajar siswa, pembelajaran tersebut akan berhasil, artinya tujuan pendidikan akan tercapai. Maka sudah seharusnya pendidikan di Indonesia menerapkan pendidikan berbasis multiple intelligences. Pada kenyataannya sudah ada beberapa sekolah di Indonesia yang berhasil menerapkan pendidikan multiple intelligences meski belum terhitung banyak. Dalam hal ini tentu diperlukan pemahaman pendidik atau orang-orang yang bermitra di lembaga pendidikan untuk memahami terlebih dahulu konsep multiple intelligences itu sendiri.
PERAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PERSPEKTIF ISLAM Willa Putri
INSTRUKTUR Vol. 1 No. 1 (2021): INSTRUKTUR
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1333.068 KB) | DOI: 10.51192/instruktur.v1i1.149

Abstract

Fokus dari tulisan ini adalah bagaimana peran keluarga dalam membentuk karakter anak dalam perspektif Islam. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan library research (penelitian kepustakaan). Hasil dari penelitian ini bahwa keluarga mempunyai peran yang signifikan dalam memberikan pengaruh kepribadian anak. Pendidikan karakter dalam perspektif Islam pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama seperti perspektif pendidikan karakter pada umumnya, karena pendidikan karakter mempunyai tujan untuk membentuk manusia yang baik dan beradab. Pendidikan karakter dalam Islam berpijak pada dua sisi penting, yaitu iman dan akhlak. Iman adalah sisi abstrak dari kepatuhan terhadap hukum-hukum Allah yang diwujudkan dalam perilaku akhlakul karimah
Penerapan Metode Edutainment Pada Program Literasi Anak Di Desa Cibening Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor Willa Putri; Saiful Falah; Gugun Gunawan
al-Afkar, Journal For Islamic Studies Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/afkarjournal.v6i1.468

Abstract

Penelitian ini merupakan hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat, yang mana peneliti ingin menguraikan bagaimana penerapan metode edutainment pada program literasi sebagai upaya menumbuhkan minat baca anak. Penelitian ini berlokasi di Desa Cibening Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor, adapun yang menjadi sasaran kegiatan adalah anak-anak seusia sekolah dasar.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode edutainment sangat cocok dan efektif digunakan dalam program literasi karena metode ini memiliki konsep bermain tanpa meninggalkan belajar, sehingga kegiatan sangat asyik, anak-anak merasa tidak jenuh, dan bebas dari tekanan. Hal ini dibuktikan dengan respon dan perkembangan kognisi yang dimiliki oleh anak, yang mana anak-anak mulai suka dengan membaca, menulis dan bahkan tidak lagi bosan dengan pelajaran berhitung. Tentunya di setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menemukan kendala yang mengiringinya, salah satu kendala yang ditemukan pada saat pelaksanaan adalah tidak maksimalnya kehadiran anak-anak dalam kegiatan ini
UPAYA GURU DALAM MENANGANI ANAK DISLEKSIA DI SD INTIS SCHOOL YOGYAKARTA Willa Putri; Muchamad Arif Kurniawan
Al-Mubin Jurnal Ilmiah Islam
Publisher : Department of Research and Community Service at the Ummul Quro Al-Islami Bogor Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51192/almubin.v6i01.490

Abstract

Teachers are not only required to be able to teach in class. However, another important qualification is being able to provide targeted guidance. The lack of teacher knowledge about the difficulties experienced by students is an important thing that must be overcome. One of them is difficulty reading (dyslexia) which is still foreign to teachers in Indonesia. This study aims to determine the efforts of teachers in guiding dyslexic children at SD INTIS School Yogyakarta. This research is a field research based on descriptive qualitative research. Data sources are from the Principal, Teachers in Charge of Inclusion and Classroom Teachers. Data collection techniques through observation and in-depth interviews. The results showed that (1) SD INTIS School Yogyakarta had identified children with dyslexia. With the help of an examination by a psychologist, it can be stated that the child has dyslexia, that is, the child has difficulty in spelling at an age that should be fluent in reading, (2) The efforts made by the teacher to guide dyslexic children are by understanding the child's condition, building the child's self-confidence, and by constantly practicing reading. Even though they haven't used a specific method for dyslexic children, the teacher has used spelling methods and drill methods (practice) which also have an effect on children. In addition, the teacher also takes a personal approach so that children feel they have a place for dyslexic children to tell all of their children's anxieties
Principal Policy in Improving the Quality of Education MAN 1 Yogyakarta Muchamad Arif Kurniawan Arif; Willa Putri; Krisna Ardawinata
al-Afkar, Journal For Islamic Studies Vol. 6 No. 3 (2023)
Publisher : Perkumpulan Dosen Fakultas Agama Islam Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/afkarjournal.v6i3.606

Abstract

This article discusses the policy of school principals in improving the quality of education, which is located in this research at MAN 1 Yogyakarta. This research method uses a descriptive qualitative method. As for collecting data, researchers used observation and interviews. The subjects of this research are school principals and teachers. The results of this study indicate that policies are made through the stages of policy formulation, policy implementation and policy evaluation. Meanwhile, through the formulation of policies made by the school principal, several policy agendas are produced such as improving infrastructure, developing human resources, implementing school programs that are both academic and non-academic. Of the several policies made, of course, they are oriented to the quality to be achieved by the institution.
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA MATA PELAJARAN PPKN KELAS III DI MI AL MUNAWAROH BOGOR Willa Putri; Siti Aisah; Yoyoh Rabiatul Adawiyah
Edukasi: Jurnal Penelitian dan Artikel Pendidikan Vol 15 No 1 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/edukasi.v15i1.9080

Abstract

The low student learning outcomes that can often be found in elementary schools are still a problem that often occurs. Requires an interactive learning model that must be used by teachers so that student learning outcomes can increase. The purpose of this study was to determine the improvement of learning outcomes in Pancasila and Citizenship Education learning at MI Al Munawaroh Bogor trought the application of the Picture and Picture learning model. This type of research is classroom Action Research which is carried out in two cycles. This research was applied to third grade students who opened 31 people with four stages, namely the planning stage, implementation stage, observation, interviews, and documentation. The Results showed an increase in student learning activity in learning Pancasila and Citizenship Education through the Picture and Picture model. The data obtained in the first cycle of student learning outcomes are in the medium category and the second cycle is in the high category. Student learning outcomes are also reflected through increased student activity, attention and focus on teaching materials, and participation in questions and answer.
PENINGKATAN PEMAHAMAN GURU TENTANG PENDIDIKAN INKLUSI DALAM RANGKA MENUJU SEKOLAH INKLUSI DI MIS TARBIYATUL FALAH BOGOR Willa Putri; Nur Aini Farida; Muchamad Arif Kurniawan; Rifa Aprilia Nurfalah
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 10 (2023): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i10.3573-3580

Abstract

Artikel ini merupakan hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang membahas tentang peningkatkan pemahaman guru tentang pendidikan inklusi dalam upaya menuju sekolah inklusi di MIS Tarbiyatul Falah Bogor. Pendidikan inklusi adalah pendekatan yang mendorong integrasi anak-anak dengan kebutuhan khusus ke dalam lingkungan pendidikan umum. Meskipun konsep ini penting untuk mewujudkan inklusi dan kesetaraan dalam pendidikan, pemahaman guru seringkali terbatas. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini mencakup serangkaian pelatihan dan sosialisasi kepada guru-guru di MIS Tarbiyatul Falah tentang konsep dan praktik pendidikan inklusi. Pelatihan ini melibatkan diskusi, studi kasus, dan penerapan praktik inklusif dalam pembelajaran sehari-hari. Selain itu, pendekatan ini juga melibatkan komunikasi aktif dengan orang tua siswa untuk membangun pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya inklusi. Hasil dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah peningkatan pemahaman dan kesadaran guru-guru tentang konsep pendidikan inklusi. Guru-guru menjadi lebih siap dan mampu untuk memasukkan siswa dengan kebutuhan khusus ke dalam kelas umum dengan pendekatan yang lebih inklusif. Selain itu, peran orang tua dalam mendukung pendidikan inklusi juga mengalami perubahan positif. Pengabdian kepada masyarakat ini merupakan langkah awal yang penting menuju penciptaan sekolah inklusi yang lebih merata dan adil. Dengan meningkatnya pemahaman guru dan dukungan orang tua, MIS Tarbiyatul Falah Bogor dapat menjadi contoh positif dalam mewujudkan inklusi pendidikan yang komprehensif di Indonesia.
Peran Orang Tua dalam Memilih Pendidikan Homeschooling Bagi Anak Nuraini; Putri, Willa; Haryani, Delpi
Rayah Al-Islam Vol 8 No 1 (2024): Rayah Al Islam Februari 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v8i1.919

Abstract

Pendidikan homeschooling banyak diaplikasikan oleh keluarga yang merasa bahwa orang tua harus berperan penuh dalam proses pendidikan anak hingga mengharuskan orang tua terjun secara langsung dalam proses pembelajaran. Hal ini tentunya didasarkan atas tujuan dan visi keluarga, sehingga kegiatan homeschooling setiap keluarga akan berbeda-beda sesuai dengan visinya masing-masing. Dengan itu maka tujuan penelitian studi kasus ini adalah untuk mengetahui adanya Peran Orang Tua Dalam Memilih Pendidikan Homeschooling Bagi Anak. Subjek penelitian terdiri atas 3 keluarga yang menerapkan pembelajaran homeschooling bagi anaknya yang rata-rata berusia 6 – 10 tahun di Ciampea Ilir, Perumahan Purry Arraya, dan Perumahan Dramaga Pratama, Bogor. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, data yang digunakan adalah hasil dari wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pendidikan homeschooling adalah pendidikan berbasis keluarga yang memuat pendidikan rumahan sesuai dengan visi misi keluarga itu sendiri dan kurikulum yang dipilih juga sesuai nilai keluarga dan tujuan akhir orang tua. Sehingga bukan diartikan sebagai sekolah yang dipindahkan ke rumah, 2) Alasan orang tua memilih model pendidikan homeschooling bagi anak, karena orang tua melihat adanya karakter anak, minat dan bakat anak yang mesti dikembangkan serta adanya keinginan kuat untuk menjadikan anak-anak sebagai penerus generasi, 3) Praktek yang dilakukan dirumah lebih tepatnya adalah pendidikan rumahan (home education). Dimana kegiatan yang dilakukan setiap keluarga akan bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan atau target yang ingin dicapai, 4) Hambatan orang tua dalam menjalani pendidikan homeschooling dapat terjadi karena faktor internal ataupun eksternal tergantung pada kondisi masing-masing keluarga. Adapun faktor internal seperti adanya adik yang mengganggu proses belajar anak serta profesi atau kesibukan orang tua, sementara factor eksternalnya adalah adanya berbagai persepsi orang lain terhadap keluarga yang menerapkan homeschooling, dan 5) Berbagai persepsi orang lain terhadap homeschooling ditanggapi orang tua dengan tenang dan menjelaskan bahwa apa yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan target anak yang dibantu melalui peran orang tua secara penuh dan maksimal meskipun awalnya memang berat dan cukup mengena dihati, namun seiring berjalannya waktu serta banyaknya dukungan dari keluarga-keluarga homeschooling lainnya akhirnya segala persepsi dapat diterima dengan baik. Homeschooling education is widely applied by families who feel that parents must play a full role in the child's education process to require parents to be directly involved in the learning process. This is certainly based on family goals and visions, so that homeschooling activities for each family will vary according to their respective visions. With that, the purpose of this case study research is to find out the role of parents in choosing homeschooling education for children. The subjects of the study consisted of 3 families who implemented homeschooling learning for their children whose average age was 6-10 years in Ciampea Ilir, Purry Arraya Housing, and Dramaga Pratama Housing, Bogor. Researchers use qualitative methods with descriptive methods and the data used are the results of interviews, observations and documentation. The results showed that: 1) Homeschooling education is a family-based education that contains home education in accordance with the vision and mission of the family itself and the curriculum chosen is also in accordance with family values and the ultimate goals of parents. So it is not interpreted as a school that is moved to the home, 2) The reason parents choose the homeschooling education model for children, because parents see the child's character, interests and talents that must be developed and there is a strong desire to make children as the next generation, 3) The practice carried out at home is more precisely home education ( home education). Where the activities carried out by each family will vary according to the needs and goals or targets to be achieved, 4) Parental obstacles in undergoing homeschooling education can occur due to internal or external factors depending on the conditions of each family. Internal factors such as the presence of younger siblings who interfere with the child's learning process and the profession or busyness of parents, while external factors are the existence of various perceptions of other people towards families who implement homeschooling, and 5) Various perceptions of others towards homeschooling are responded to by parents calmly and explained that what was done was in accordance with the goals and targets of children who were assisted through the role of parents fully and maximally even though initially it was heavy and quite heartfelt, but over time and the many supports from other homeschooling families finally all perceptions could be accepted well.
Pendampingan Pembelajaran IPAS di SDN Benteng 01 Ciampea Melalui Game Kartu Perubahan Wujud: Upaya Meningkatkan Interaktivitas dan Motivasi Belajar Siswa Tamami, Agus; Putri, Willa; Aisah, Siti
Rayah Al-Islam Vol 8 No 4 (2024): Rayah Al Islam November 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v8i4.1124

Abstract

Pengabdian di SDN Benteng 01 Ciampea mengidentifikasi beberapa tantangan utama dalam proses pembelajaran, termasuk penggunaan metode ceramah yang monoton, perbedaan karakteristik siswa, rendahnya motivasi belajar, minimnya peran orang tua, keterbatasan keterampilan manajemen kelas, dan fasilitas yang tidak memadai. Untuk mengatasi permasalahan ini, pengabdian ini mengusulkan penggunaan game kartu perubahan wujud sebagai alat bantu pembelajaran. Pendekatan inovatif ini diharapkan dapat meningkatkan interaktivitas dan motivasi siswa, serta menyesuaikan dengan berbagai gaya belajar, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan interaktivitas dan motivasi belajar siswa di SDN Benteng 01 Ciampea melalui penerapan game kartu perubahan wujud pada materi IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial). Penegabdian ini menggunakan metode Participatory Action Research (PAR). Hasil dari pengabdian ini implementasi game kartu menunjukkan hasil positif dengan meningkatkan keterlibatan siswa dan pemahaman materi. Observasi dan evaluasi hasil menunjukkan bahwa game kartu membuat pembelajaran lebih interaktif dan menyenangkan, sehingga meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa. This community service project at SDN Benteng 01 Ciampea identifies several key challenges in the learning process, including the use of monotonous lecture methods, varying student characteristics, low learning motivation, minimal parental involvement, limited classroom management skills, and inadequate facilities. To address these issues, the project proposes the use of a card game focused on state changes as a learning aid. This innovative approach aims to enhance student interactivity and motivation, catering to diverse learning styles and ultimately improving the quality of education at the school. The objective of this initiative is to increase student engagement and motivation through the implementation of the card game in the Integrated Science and Social Studies (IPAS) curriculum. This project employs a Participatory Action Research (PAR) methodology. The results indicate that the implementation of the card game yields positive outcomes by enhancing student involvement and understanding of the material. Observations and evaluations demonstrate that the card game fosters a more interactive and enjoyable learning experience, thereby boosting student motivation and comprehension.