Sindrom kelelahan kronis yang juga dikenal sebagai Myalgic Encephalomyelitis (ME), adalah kondisi kronis kompleks yang ditandai oleh kelelahan parah, disertai nyeri muskuloskeletal, gangguan kognitif, dan sistem autonom. Patofisiologi CFS melibatkan inflamasi kronis, disfungsi mitokondria, dan ketidakseimbangan sistem kekebalan, yang ditunjukkan dengan tingginya kadar sitokin pro-inflamasi. Aktivitas sitokin ini berperan dalam munculnya gejala utama seperti kelelahan, nyeri, dan penurunan kognitif. Diagnosis CFS merupakan proses yang kompleks karena didasarkan pada metode eksklusi dan belum adanya biomarker definitif sehingga menyebabkan banyak pasien tidak terdiagnosis. Heart Rate Variability (HRV) telah diajukan sebagai metode non-invasif untuk menilai disfungsi autonom pada CFS, di mana HRV rendah menunjukkan peningkatan risiko kelelahan dan disfungsi parasimpatis. Penggunaan HRV dan sitokin sebagai biomarker potensial menawarkan pendekatan yang lebih terukur dalam mendiagnosis CFS serta memprediksi prognosis. Namun, heterogenitas dalam hasil penelitian terkait peran sitokin menekankan pentingnya konsistensi metodologis di masa mendatang. Studi lanjutan tentang HRV dan inflamasi pada CFS diharapkan dapat berkontribusi pada strategi terapi yang lebih spesifik.