Stunting merupakan masalah gizi kronis akibat malnutrisi dan penyakit infeksi kronis, menyebabkan tinggi badan anak lebih pendek tidak sesuai umur. Menurut WHO tahun 2022, sejumlah 149 juta anak usia < 5 tahun menderita stunting. Di Indonesia, prevalensi stunting mencapai 37% dan tertinggi di Asia Tenggara. Target nasional pada tahun 2024 terjadi penurunan stunting menjadi 14%. Menganalisis Tim pendamping keluarga (TPK) terhadap perilaku (pengetahuan,sikap & tindakan) keluarga dengan anak stunting. Penelitian deskriptif analitik melakukan pendekatan cross-sectional. Lokasi penelitian di desa Masabagik Utara Lombok timur. Populasi penelitian 164 keluarga, dengan sampel 62 sesuai dengan kriteria inklusi., teknik pengambilan sampel purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan di uji menggunakn uji Chi Square. Hasil : adanya hubungan yang signifikan anatara Tim Pendamping Keluarga (TPK) Bidan terhadap perilaku dengan nilai P Value <0.05. Adanya hubungan signifikan antara Tim Pendamping Keluarga (TPK) Kader PKK terhadap perilaku dengan P Value <0.05. Adanya hubungan signifikan anatara Tim Pendamping Keluarga (TPK) Kader KB terhadap perilaku dengan nilai P Value <0.05. Penelitian menemukan bahwa Tim Pendamping Keluarga (TPK) telah memberikan dampak positif terhadap perubahan perilaku keluarga dalam merawat anak stunting. Namun, masih ada kendala dalam pelaksanaan program, seperti distribusi makanan bergizi dan tidak dikonsumsi. Perlunya dukungan penuh dari pemerintah kepada Tim Pendamping Keluarga (TPK), sehingga program ini berjalan dengan maskimal. Dan perlunya dilakukan follow up berkelanjutan.