Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM PERAWAT DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN DITINJAU DARI KONSEP SOSIOLOGICAL YURISPRUDENCE Santoso, Aris Prio Agus; AM, Ady Irawan; Sumirat, Aknes Galih; Karno Putri, Adinda Laras Sri
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol 6, No 4 (2022): JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/jisip.v6i4.3870

Abstract

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab perawat perlu memperhatikan keselamatan pasien. Tanggung jawab hukum perawat dalam melaksanakan praktik mandiri perawat harus sesuai dengan standar pelayanan keperawatan, standar profesi, standar operasional dan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, sebab pelayanan perawatan yang tidak sesuai dengan prosedur, dapat menimbulkan risiko bagi pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja tindakan keperawatan yang dapat dilakukan dan dipertanggungjawabkan pada praktik keperawatan mandiri, pertanggungjawaban hukum perawat dalam tindakan keperawatan pada praktik keperawatan mandiri khususnya yang tidak memiliki rekam medis dan standar prosedur operasional, dan konsep sosiological yurisprudence dalam pelayanan kesehatan secara homevisite pada praktik keperawatan mandiri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan yuridis. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara pengumpulan data dari data primer dan sekunder. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa tindakan keperawatan yang dapat dilakukan dan dipertanggungjawabkan pada praktik keperawatan mandiri meliputi tindakan berupa observasi, edukasi, terapeutik dan kolaborasi. Bentuk pertanggungjawaban hukum perawat yang tidak memiliki rekam medis dan prosedur operasional merupakan merupakan bentuk tanggung jawab mutlak (strict liability), di mana sanksi terberatnya adalah pencabutan izin praktik jika tidak segera dilaksanakan. Berdasarkan konsep sosiological yurisprudence praktik pelayanan kesehatan secara homevisite, sangatlah dianjurkan karena seseorang telah membutuhkan pertolongan, dan atas dasar pentingnya Living Law yang hidup dalam masyarakat, maka tindakan keperawatan haruslah dilakukan. Keadaanya yang demikian merupakan bentuk tradisi yang turun temurun, di mana masyarakat masih percaya bahwa mantri dapat mengobati penyakitnya, sehingga demi terwujudnya hukum positif yang efektif maka suatu pemberian pertolongan yang menjadi kewajiban setiap masyarakat haruslah dilaksanakan.
PENEGAKKAN ETIKA DAN DISIPLIN TENAGA KESEHATAN SEBAGAI APARATUR SIPIL NEGARA Anwar, Saiful; Santoso, Aris Prio Agus; Gegen, Gerardus; AM, Ady Irawan
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol 6, No 3 (2022): JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/jisip.v6i3.3469

Abstract

Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan tidak jarang ditemukan perilaku tenaga kesehatan sebagai Aparatur Sipil Negara yang menyimpang dari aturan. Untuk menangani pelanggaran yang dilakukan oleh haruslah dilakukan penegakkan etik dan disiplin namun sering terjadi kesimpangsiuran dalam proses penegakkanya, apakah ditegakkan melalui jalur organisasi profesi ataukah melalui jalur pemerintahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara menegakkan etika dan disiplin tenaga kesehatan sebagai aparatur sipil negara. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan library research dengan pengumpulan data sekunder. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara kulitatif. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebenarnya etika dan disiplin adalah sikap yang tidak dapat dipisahkan, dan bukanlah sikap yang berdiri sendiri karena keduanya saling berkaitan dan berhubungan. Di UU No. 36/2014 tidak menjelaskan secara tegas mengenai penegakkan etika dan disiplin bagi tenaga kesehatan, namun jika meninjau pada Pasal 82 ayat (4) yang menyebutkan bahwa setiap tenaga kesehatan yang tidak menjalankan tugas dan tanggungjawabnya maka akan dikenai sanksi. Artinya di peraturan tersebut tertuang penegakkan hukum bagi tenaga kesehatan. Begitu juga pada PP No. 94/2021 menyebutkan bahwa PNS yang tidak melakukan melaksanakan kewajiban akan dijatuhi hukuman disiplin meliputi; hukuman disiplin ringan, hukuman disiplin sedang, atau hukuman disiplin berat. Dari sini bisa diketahui bahwa sebenarnya UU No. 36/2014 tentang Tenaga Kesehatan juga memiliki benang merah dengan jenis hukuman disiplin ringan pada PP No. 94/2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Hal ini membuktikan bahwa dalam hal melakukan penegakkan disiplin bagi tenaga kesehatan sebagai Aparatur Sipil Negara adalah merujuk pada PP No. 94/2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri, sebab tenaga kesehatan tersebut merupakan pegawai negara dan dimiliki oleh negara sedangkan kedudukan negara lebih tinggi dibandingkan dengan organisasi profesi. Penegakkan etika dan disiplin bagi tenaga kesehatan tersebut meliputi; pemberian sanksi hukuman disiplin ringan, pemberian sanksi hukuman disiplin sedang, atau bahkan juga pemberian sanksi hukuman disiplin berat.
Upaya Peningkatan Kesehatan Lansia melalui Pemberian Slow Stroke Back Massage dalam Menurunkan Tekanan Darah Penderita Hipertensi Sani, Fakhrudin Nasrul; Widiastuti, Agung; AM, Ady Irawan
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 6 No 2 (2024): Jurnal Peduli Masyarakat: Juni 2024
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v6i2.4102

Abstract

Hipertensi pada lansia adalah keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal atau tekanan sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Salah satu terapi yang dapat diberikan pada penderita hipertensi, yaitu yaitu terapi slow stroke back massage (SSBM). Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk menurunkan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. Penyuluhan pemberian slow stroke back massage diharapkan dapat menurunkan tekanan darah dan meningkatkan derajat kesehatan lansia penderita hipertensi. Kegiatan pengabdian dilaksanakan di Posyandu Anggrek, Borowatu, Ngasinan, Bulu, Sukoharjo pada 1 sampai 30 maret 2024. Beberapa tahapan yang dilakukan yaitu tahap persiapan diantaranya koordinasi, perencanaan kegiatan, tahap implementasi yaitu sosialisasi, penyuluhan dan pemberian terapi slow stroke back massage pada lansia penderita hipertensi, tahap evaluasi pengetahuan dan keterampilan dengan post test. Hasil dari pengabdian ini terdapat perubahan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi sebelum pemberian terapi SSBM didapatkan hasil rata-rata tekanan sistolik sebelum 145.5 mmHg dan diastolik 87.5 mmHg. Hasil pengukuran tekanan darah sesudah pemberian terapi SSBM rata-rata tekanan sistolik 125.6 mmHg dan diatolik 81 mmHg.
Pengaruh edukasi audio visual self-care behaviour terhadap peningkatan pengetahuan penderita hipertensi pada usia dewasa Lubis, Saila Miyah Shofiyah; AM, Ady Irawan; Musta’in, Musta’in
Jurnal Praktik Dan Pendidikan Keperawatan Vol 4 No 1 (2023): Journal of Nursing Practice and Education
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Garawangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jnpe.v4i1.829

Abstract

Latar Belakang : Tingkat pengetahuan penderita hipertensi tentang perilaku perawatan diri sangat berperan dalam menentukan langkah penencegahan hipertensi. Tujuan penelitian ada pengaruh edukasi audio visual Self-care Behaviour Terhadap Peningkatan Pengetahuan Penderita Hipertensi Usia Dewasa di Desa Jati.Metode: penelitian ini menggunakan metode eksperimen dalam rancangan one-group pretest postest design dengan 59 sampel penelitian. Instrumen penelitian menggunakan media audio visual tentang hipertensi dan self-care behaviour serta kuesioner Hypertension Fact Questionnaire dan Hypertension Self Management Behavior Questionnaire. Hasil penelitian di analisis secara statistik menggunakan SPSS dengan uji Wilcoxon Signed Rank Test.Hasil: Dari 59 responden didapatkan rata-rata tingkat pengetahuan sebelum diberikan edukasi audio visual 57.6% pada kategori pengetahuan rendah dan Setelah diberikan edukasi rata-rata tingkat pengetahuan responden sebesar 84.7% pada tingkat pengetahuan tinggi serta didapatkan hasil p value 0,000<(0,05) yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan.Kesimpulan: Terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat pengetahuan responden sebelum dan sesudah diberikan edukasi audio visual self-care behaviour pada penderita hipertensi usia dewasa di Desa Jati dengan nilai signifikansi p value < 0,05.
Pengaruh slow deep breathing dan progressive muscle relaxation terhadap tekanan darah usia dewasa dengan hipertensi di Desa Jati Wulandari, Septiyana Indri; Musta’in, Musta’in; AM, Ady Irawan
Jurnal Praktik Dan Pendidikan Keperawatan Vol 4 No 1 (2023): Journal of Nursing Practice and Education
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Garawangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jnpe.v4i1.831

Abstract

Latar Belakang: Hipertensi termasuk jenis penyakit tidak menular yang prevalensinya meningkat setiap tahun. Hipertensi merupakan keadaan dimana tekanan darah, baik sistolik dan diastolik melebihi batas normal yaitu >140/90 mmHg. Penanganan hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan terapi slow deep breathing dan progressive muscle relaxation. Ada pengaruh slow deep breathing dan progressive muscle relaxation terhadap penurunan tekanan darah pada usia dewasa dengan hipertensi di Desa Jati.Metode : Quasi experimental design dengan jenis non-equivalent control group design. Jumlah sampel 60 responden, terbagi 30 kelompok intervensi slow deep breathing dan 30 kelompok intervensi progressive muscle relaxation. Sampling yang digunakan yaitu purposive sampling. Instrumen menggunakan lembar observasi. Analisa data menggunakan uji Paired Sample T Test.Hasil: Kelompok intervensi slow deep breathing menunjukkan nilai tekanan darah sistolik p-value = 0,000 dan diastolik p-value = 0,000. Sedangkan kelompok intervensi progressive muscle relaxation menunjukkan nilai tekanan darah sistolik p-value = 0,000 dan diastolik p-value =0,000.Kesimpulan: Ada pengaruh slow deep breathing dan progressive muscle relaxation terhadap penurunan tekanan darah pada usia dewasa dengan hipertensi.
Analisis hubungan literasi kesehatan ibu dengan perkembangan Balita Putri, Anggie Pradana; Iswahyuni, Sri; Rejo, Rejo; AM, Ady Irawan
Journal of Language and Health Vol 6 No 2 (2025): Journal of Language and Health
Publisher : CV. Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jlh.v6i2.6972

Abstract

Latar Belakang: Periode usia nol sampai lima tahun merupakan masa emas perkembangan anak yang menentukan fondasi kognitif, motorik, bahasa, dan sosial-emosional. Literasi kesehatan ibu berperan penting dalam mendukung praktik pengasuhan yang optimal pada masa ini. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat literasi kesehatan ibu dan perkembangan balita. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan melibatkan 187 pasangan ibu-anak usia 0–59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sukoharjo. Literasi kesehatan ibu diukur menggunakan HLS-EU-SF12-Indonesia, sedangkan perkembangan anak dinilai melalui Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil: Mayoritas ibu memiliki literasi kesehatan kategori inadequate (37,4%) dan problematic (34,8%). Sebanyak 35,8% balita menunjukkan perkembangan yang meragukan atau menyimpang. Hasil uji Chi-Square menunjukkan hubungan yang signifikan antara literasi kesehatan ibu dan perkembangan balita (χ² = 21,84; p = 0,000), di mana tingkat literasi yang lebih baik berkorelasi dengan proporsi perkembangan anak yang lebih sesuai. Kesimpulan: Literasi kesehatan ibu berhubungan signifikan dengan perkembangan balita. Peningkatan literasi kesehatan ibu melalui intervensi edukatif yang kontekstual sangat penting untuk mendukung pengasuhan dan tumbuh kembang anak secara optimal. Background: The early childhood period zero to five years is known as the golden age, which plays a vital role in shaping children’s cognitive, motor, language, and socio-emotional development. Mothers, as primary caregivers, have a significant influence on child development, especially through their level of health literacy. Maternal health literacy, defined as the ability to obtain, understand, assess, and apply health information, has been shown to affect parenting quality and the developmental outcomes of children. Objective: This study aimed to analyze the relationship between maternal health literacy and child development among mothers with children aged 0–59 months in the working area of Sukoharjo Public Health Center, Indonesia. Methods: A cross-sectional quantitative approach was employed with 187 mother–child pairs selected using stratified random sampling. Maternal health literacy was measured using the HLS-EU-SF12-Indonesia instrument, while child development was assessed with the Pre-Screening Developmental Questionnaire (KPSP). Data were analyzed using descriptive statistics and Chi-Square tests with SPSS 22.0. Results: The majority of mothers had low to problematic levels of health literacy (inadequate: 37.4%, problematic: 34.8%), while only 9.1% had excellent literacy. Meanwhile, 35.8% of children were found to have questionable or delayed development. A significant relationship was found between maternal health literacy and child developmental status (χ² = 21.84; df = 3; p < 0.001), with higher literacy levels associated with a greater proportion of children achieving age-appropriate developmental milestones. Conclusion: Maternal health literacy is significantly associated with child development. Mothers with higher literacy levels are more likely to provide optimal caregiving and stimulation, leading to better developmental outcomes in their children. Strengthening maternal health literacy should become a strategic component in public health interventions to support early childhood development.
PENERAPAN TERAPI PSIKORELIGIUS: DZIKIR UNTUK MENGONTROL HALUSINASI PENDENGARAN DI RSJD Dr. RM. SOEDJARWADI KLATEN Fatimah, Laila; Firdaus, Insanul; AM, Ady Irawan; Pujianto, Joko Sri
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.48124

Abstract

Pendahuluan: Skizofrenia adalah penyakit yang mengalami keretakan pikiran, dan perilaku individu yang terganggu. Penyakit skizofrenia ditandai dengan adanya gangguan realitas seperti halusinasi, waham dan gangguan kognitif. Halusinasi pendengaran adalah keadaan seseorang merasakan sensasi suara yang mendenging dan bising yang tidak memiliki arti, dan juga seolah-olah mendengarkan suatu kata bahkan kalimat yang memiliki arti. Dampak halusinasi pendengaran yaitu adanya peubahan perilaku, gangguan emosional, dan kesulitan bersosialisasi. Maka dari itu, peneliti memiliki alternatif untuk mengontrol halusinasi pendengaran yaiu terapi psikoreligius: dzikir. Terapi tersebut dapat membantu pasien untuk mengontrol halusinasi karena dapat mengurangi aktivitas sistem otak simpatik dan meningkatkan sistem parasimpatis yang memicu relaksasi pada seseorang. Penerapan ini bertujuan untuk mengimplementasikan intervensi terapi Dzikir Untuk Mengontrol Halusinasi Pendengaran di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten. Metode: Studi kasus ini melibatkan 2 responden halusinasi pendengaran dengan menggunakan instrumen Auditory Hallucinations Rating Scale (AHRS) pada pre dan post penerapan, Intervensi terapi psikoreligius: dzikir selama 3 hari dengan waktu 30 menit. Hasil: hasil dapat dilihat dari skor pada kedua pasien. Pasien pertama dengan hasil skor hari pertama post tindakan 23 (berat) dan pada hari ke tiga menjadi 12 (sedang) serta pada pasien kedua dengan hasil skor hari pertama post tindakan 25 (berat) dan pada hari ketiga mendapatkan skor post 18 (sedang). Simpulan: terapi psikoreligius : dzikir dapat diterapkan dalam asuhan keperawatan guna mengontrol halusinasi pendengaran di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten.