Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Kualitas Kimia Mie Basah Rono Tapa Mubin, Mubin; Aristawati, Anita Treisya; Ula, Radhiyatul; Pramita, Eka Aji; Hermawan, Roni; Akbar, Mohamad; Syahril, Mohamad
JAGO TOLIS : Jurnal Agrokompleks Tolis Vol 4 No 1 (2024): Januari
Publisher : Universitas Madako Tolitoli

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56630/jago.v4i1.514

Abstract

Rono tapa (teri panggang) adalah ikan teri yang dibungkus daun pisang lalu dipanggang. Rono dan tapa, adalah dua suku kata dari bahasa Kaili. Rono artinya ikan teri dan Tapa artinya panggang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas kimia mie basah rono tapa, sedangkan manfaatnya adalah untuk dapat memberikan informasi ilmiah mengenai kualitas kimia mie basah rono tapa. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2023. Pembuatan Mie Basah Rono Tapa dilaksanakan di Laboratorium THP STPL Palu. Analisis protein, kadar air, kadar abu dan kalsium dilaksanakan di Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Tadulako Palu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yaitu pengujian kadar air dan kadar abu yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan sehingga diperoleh 12 unit percobaan. sedangkan pengujian kalsium dan protein menggunakan deskriptif dengan formulasi mie basah empat taraf perlakuan, yaitu 0%, 15%, 25%, dan 35% rono tapa setiap perlakuan dilakukan 3 ulangan dan dilanjutkan dengan uji Anova. Hasil dari pengujian analisis didapatkan diantaranya; rata-rata kadar kalsium tertinggi adalah pada perlakuan P3 yaitu 0,035 % dan yang terendah terdapat pada perlakuan P0 yaitu 0,020 %. Rata-rata kadar air tertinggi adalah pada perlakuan P3 yaitu 44 % dan yang terendah terdapat pada perlakuan P0 yaitu 38 %. Rata-rata kadar protein tertinggi adalah pada perlakuan P3 yaitu 7,975 % dan yang terendah terdapat pada perlakuan P0 yaitu 4,706 %. Rata-rata kadar abu tertinggi adalah sama untuk 3 perlakuan yaitu 3 % dan yang terendah terdapat pada perlakuan P0 yaitu 2 %. Analisis kimia pada mie basah rono tapa yang terbaik adalah pada perlakuan P3 yaitu kadar kalsium 0,035%. kadar air 44%. kadar protein 7,975%. Kadar abu adalah sama untuk 3 perlakuan yaitu 3%.
Rancang Bangun Auto-Feeder Pakan Ikan dengan Stop Kontak Pengatur Waktu Sederhana Hermawan, Roni; Mubin, Mubin; Ramadhan, Afriani; Wahyudi, Deddy; Syahril, Mohamad; Renol, Renol
JAGO TOLIS : Jurnal Agrokompleks Tolis Vol 4 No 1 (2024): Januari
Publisher : Universitas Madako Tolitoli

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56630/jago.v4i1.515

Abstract

Ketahanan pangan menjadi isu startegis terutama pada masa pandemi saat ini. Budidaya perikanan darat saat ini telah memberikan kontribusi dalam ketahanan pangan. Pemberian pakan manual juga memiliki kekurangan seperti: waktu pemberian pakan yang tidak tepat; takaran yang sering tidak tepat; jarak pelemparan pakan yang terbatas; terjadi kelelahan dan kejenuhan dari operator pakan dan hal manusiawi lainnya. Ketergantungan tersebut dapat dikurangi dengan aplikasi teknologi tepat guna seperti penebar pakan otomatis (auto-feeder). Penelitian ini bertujuan untuk merancang auto-feeder yang murah, mudah diperbaiki dan mudah diduplikasi; membangun auto-feeder ikan yang mampu memberikan pakan dengan tepat jumlah, tepat waktu dan merata; tersedianya data hasil pengujian auto-feeder. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kolam Bioflok Nila di Sekolah Tinggi Perikanan dan Kelautan (STPL) Palu. Prinsip auto-feeder yang dibangun menggunakan gaya setrifugal untuk melontarkan pakan. Penggerak menggunakan motor listrik 220 volt AC dari motor kipas angin. Rangka auto-feeder menggunakan besi sebaguna 4 x 4 cm dan pelontar dari bahan PVC agar lebih ekonomis, mudah dibuat dan lebih tahan lama. Berdasarkan pengujian beban penampung  auto-feeder mampu untuk menahan beban hingga 12kg, pengujian takaran pakan yang dilontarkan auto-feeder mampu melontarkan pakan  antara 18 - 85g/detik pada 3 pilihan kecepatan. Berdasarkan uji ketahanan motor  auto-feeder dinyalakan hingga 15jam tanpa berhenti dan bekerja tanpa kendala, hasil pengujian jarak pelontaran pakan mampu dilontarkan dengan jarak lontar 1.6m hingga 6.4m dengan 3 pilihan kecepatan. Pengatur waktu tepat memberikan pakan pada 8 waktu pengaturan. Ukuran pakan yang mampu dilontarkan 1mm hingga 3mm. 
Produksi pakan buatan Ikan Lele (Clarias gariepinus) di Kota Palu, Sulawesi Tengah Pramita, Eka Aji; Renol, Renol; Syahril, Mohamad; Ula, Rhadiyatul; Akutali, Yelfi; Filga, Filga; Kurniawan, Jimmy; Pangga, Tasya
Jurnal Oase Nusantara Vol 3 No 1 (2024)
Publisher : Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan Lele (Clarias gariepinus) merupakan salah satu komoditas unggulan dan banyak dibudidayakan oleh Masyarakat. Pertumbuhan ikan budidaya sangat dipengaruhi oleh pemberian pakan. Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode produksi pakan buatan Ikan Lele di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Waktu kegiatan ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan November 2023 – Januari 2024. Produksi pakan buatan untuk Ikan Lele melibatkan sejumlah langkah penting. Pertama, bahan baku utama seperti tepung ikan, tepung kedelai, dan tepung tepung limbah pertanian dicampur dalam proporsi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi Ikan Lele. Campuran ini kemudian diproses melalui tahap ekstrusi atau peletisasi untuk membentuk butiran pakan yang konsisten. Selama proses ini, aditif seperti vitamin, mineral, dan pigmen tambahan dapat ditambahkan untuk meningkatkan nilai gizi dan warna pakan. Selanjutnya, pakan yang telah dibentuk dikeringkan atau digiling menjadi ukuran yang sesuai sebelum dikemas. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan terkait proses produksi pakan buatan Ikan Lele pada masyarakat.
IDENTIFIKASI POPULASI BULU BABI DI TELUK PALU Aristawati, Anita Treisya; Renol, Renol; Finarti, Finarti; Akbar, Mohamad; Salanggon, Alismi M; Syahril, Mohamad; Wahyudi, Deddy; Adel, Yeldi S
Jurnal Sains dan Teknologi Perikanan Vol 2 No 2 (2022): OCTOBER
Publisher : Fisheries Science Study Program, Faculty of Science and Technology, Muhammadiyah University of Sidenreng Rappang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55678/jikan.v2i2.726

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kualitas perairan fisika dan kimia mengkaji biodiversitas bulu babi di perairan Teluk Palu; serta mengkaji distribusi bulu babi di perairan Teluk Palu. Metode penentuan populasi bulu babi menggunakan Line Transect. Pengamatan yang dilakukan dilokasi penelitian terdiri dari Diadema savignyi, Diadema setosom dan Echinothrix calamaris. Hasil perhitungan kelimpahan yang paling tinggi pada D. setosom 74%, D. savignyi 21%, dan terendah E. calamaris 5%. Dibandingkan dengan tahun 2018, jumlah individu bulu babi yang ditemukan pada tahun 2020 mengalami penurunan. Hal ini diduga disebabkan oleh bencana tsunami yang terjadi pada tahun 2018, sehingga diindikasikan ekosistem habitat bulu babi di perairan Kadongo belum pulih seperti keadaan sebelum tsunami. Indeks keanekaragaman spesies setelah dilakukan perhitungan yaitu D. savignyi dengan nilai indeks keanekaragaman sebesar 0,32803, D. setosom sebesar 0,22502 serta E. calamaris dengan nilai indeks keanekaragaman 0,15497. Jika ditotalkan, indeks keanekaragaman berdasarkan jenis diperoleh nilai 0,70802; bulu babi pada lokasi penelitian masuk pada kategori rendah. Hasil perhitungan indeks keseragaman adalah 0,40500; menunjukkan sebaran individu antar jenis cukup seragam. Perhitungan hasil indeks dominasi diamati pada lokasi penelitian yakni D. savignyi sebesar C = 0,04432, spesies D. setosom sebesar C = 0,54294, serta spesies E. calamaris sebesar C = 0,00277. Hasil perhitungan menunjukkan untuk spesies D. setosom mendominasi pada lokasi pengamatan.
PENINGKATAN NILAI TAMBAH IKAN LELE MELALUI PENGOLAHAN KREATIF DAN BERKELANJUTAN DI DESA KALUKUBULA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Hartina, Hartina; Usman, Hasrudin; Padyawan, Andhy Rahmat; Syahril, Mohamad; Angriani, Ayu; Krismasari, Dian; Alfianti, Nur
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 9 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i9.2428

Abstract

Sigi Regency has significant potential in catfish cultivation, but most of its production is still sold fresh, resulting in low added value. Processing catfish, both meat and waste, into crackers with various flavors is a strategic innovation to increase economic value while reducing environmental pollution. Utilizing catfish waste, such as bones, skin, and heads, supports the principle of zero waste and creates environmentally friendly products. This activity aims to develop innovations in processing catfish meat and waste into high-value crackers, in order to increase community income and reduce environmental impact. The approach used is the Asset-Based Community Development (ABCD) community empowerment method through training in catfish cracker making. This process involves three types of products: catfish meat crackers, catfish waste crackers, and crackers made from a combination of catfish meat and waste. The activity stages include preparation, introduction to theory, and hands-on practice by the community of Kalukubula Village. This community service is carried out in Sigi Regency to increase the utilization of catfish, which has previously only been sold fresh. The activity focused on training in processing catfish meat and waste into crackers with original, spicy, and balado flavors. As a result, the community gained new skills in processing catfish creatively, efficiently, and environmentally friendly. The catfish cracker product is considered to have good market prospects and can create new business opportunities. This activity has proven to provide added value, strengthen the local economy, and support sustainability principles. This innovation is expected to become a model that can be replicated in other regions to support sustainable local economic development.