Articles
Self-Compassion terhadap Loneliness pada Mahasiswa Perantau
Mutmainah, Ayuhan Nafsul;
Efendy, Mamang;
Kusumandari, Rahma
JIWA: Jurnal Psikologi Indonesia Vol. 3 No. 02 (2025): Juni
Publisher : Faculty of Psychology Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30996/jiwa.v3i02.12743
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-compassion dengan loneliness pada mahasiswa perantau di Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan dengan korelasional. Sampel penelitian terdiri dari 117 mahasiswa perantau yang di ambil menggunakan Teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan yaitu skala Self Compassion Scale dengan 21 item dan skala Loneliness Scale dengan 20 item yang telah di uji validitas dan realibilitasnya. Data dikumpulkan melalui kuesioner berbasis skala likert untuk mengukur self-compassion dan Loneliness. Analisis data dilakukan menggunakan Teknik korelasi Spearman Rho dengan bantuan perangkat lunak SPSS 26.0 for windows. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara self-compassion dengan loneliness pada mahasiswa perantau di Surabaya. Meskipun demikian self-compassion tetap dianggap sebagai salah satu faktor penting dalam mendukung kesejahteraan psikologis mahasiswa perantau.
Dukungan Sosial dan Academic Hardiness dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Skripsi
Ardiansyah, Muhammad Anggi;
Santi, Dyan Evita;
Kusumandari, Rahma
JIWA: Jurnal Psikologi Indonesia Vol. 3 No. 02 (2025): Juni
Publisher : Faculty of Psychology Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30996/jiwa.v3i02.12810
Mahasiswa sering menghabiskan waktu untuk bersenang-senang di media sosial dan bermain game, sehingga mengabaikan tanggung jawab seperti menyusun skripsi. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk memastikan hubungan antara dukungan sosial, ketahanan akademik, dan prokrastinasi akademik di antara mahasiswa di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang sedang mengerjakan tesis mereka. Sampel penelitian terdiri dari 253 mahasiswa yang terdaftar dalam program tesis Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Pengambilan sampel secara purposive sampling. Alat ukur yang digunakan meliputi skala dukungan sosial, skala academic hardiness, dan skala prokrastinasi akademik. Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan regresi linier berganda dan metode korelasional kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial dan academic hardiness dengan prokrastinasi akademik, hubungan negatif tidak signifikan antara dukungan sosial dan prokrastinasi akademik, dan hubungan negatif yang signifikan antara academic hardiness dan prokrastinasi akademik.
Homesickness pada Mahasiswa Rantau di Tinjau dari Strategi Coping
Rahmah, Aprilia;
Pratitis, Niken Titi;
Kusumandari, Rahma
JIWA: Jurnal Psikologi Indonesia Vol. 3 No. 02 (2025): Juni
Publisher : Faculty of Psychology Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30996/jiwa.v3i02.12817
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif komparatif. Tujuan penelitian ini untuk mengungkap ada atau tidak perbedaan homesickness pada mahasiswa rantau ditinjau dari strategi coping yang dipakai. Responden pada penelitian ini merupakan mahasiswa rantau yang menempuh pendidikan di Surabaya angkatan 2023 sebanyak 125 orang. Penelitian ini menggunakan alat ukur skala homesickness dengan instrumen yang disusun peneliti berdasarkan indikator homesickness dari Archer (1998) dan skala strategi coping berdasarkan indikator strategi coping dari Lazarus dan Folkman (1984). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara homesickness ditinjau dari strategi coping. Penelitian ini juga mengungkapkan mahasiswa rantau yang menggunakan bentuk strategi emotion focused coping memiliki homesickness yang lebih rendah dibandingkan dengan mahasiswa yang menggunakan problem focused coping.
Efektivitas Psikoedukasi Membangun Masa Depan Anak : Pelatihan Psikoedukasi bagi Orangtua dalam Mendampingi Anak Belajar
Ramadhani, Rizky Ashar;
Kusumandari, Rahma
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31004/jptam.v9i2.30738
Peneliatan ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas psikoedukasi dalam meningkatkan pemahaman orang tua terhadap pendampingan belajar anak. Latar belakang penelitian ini didasarkan pada pentingnya keterlibatan orang tua sebagai pendidik utama dalam membentuk motivasi dan karakter belajar anak, khususnya di wilayah pesisir yang memiliki keterbatasan terhadap informasi dan pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain The One Group Pretest-Posttets Design. Subjek penelitian berjumlah 25 orang tua di wilayah Tlocor, Sidoarjo, yang mengikuti pelatihan psikoedukasi mengenai pola asuh, komunikasi efektif, dan manajemen belajar. Instrumen pengumpulan data berupa skala pemahaman orang tua terhadap pendampingan belajar anak. Analisis data dilakukan menggunakan Uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara nilai pretest (Mean=70,76) dan posttest (Mean=90,64) dengan nilai signifikansi 0,001 (P<0,05). Temuan ini menunjukkan bahwa psikoedukasi efektif dalam meningkatkan pemahaman, sikap, dan keterampilan orang tua dalam mendampingi anak belajar. Hasil ini memberikan implikasi terhadap pentingnya pelatihan edukatif bagi orang tua dalam mendukung pendidikan anak.
Self efficacy dan penyesuaian diri pada pekerja rantau di Bali
Wibisono, Haneysyah Oktivita;
Efendy, Mamang;
Kusumandari, Rahma
SUKMA : Jurnal Penelitian Psikologi Vol. 6 No. 1 (2025): Volume 6 No 1 Juni 2025
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30996/sukma.v6i1.132396
Self-efficacy is an individual's belief in their ability to manage actions to achieve goals, while adjustment refers to the individual's capacity to adapt personally and socially to a new environment. This study aims to examine the relationship between self-efficacy and adjustment among migrant workers in Bali. The research employed a quantitative approach with a correlational method. The sampling technique used was purposive sampling, involving 115 migrant workers in the Bali area. Data were collected using a self-efficacy scale and an adjustment scale. The data analysis technique used was the Spearman Rho correlation test. The results showed a significant positive relationship between self-efficacy and adjustment among migrant workers in Bali. The higher an individual's self-efficacy, the better their ability to adapt to a new environment. This finding is based on the Spearman Rho correlation coefficient, where rxy = 0.714 with a significance level of p = 0.000 < 0.05, indicating that the higher the self-efficacy, the higher the adjustment, and vice versa. Furthermore, self-efficacy contributed 43% to the variance in adjustment. Self-efficacy adalah keyakinan individu terhadap kemampuannya dalam mengelola tindakan untuk mencapai tujuan, sedangkan penyesuaian diri merupakan kemampuan individu beradaptasi secara pribadi dan sosial di lingkungan baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-efficacy dengan penyesuaian diri pada pekerja rantau di Bali. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasi. Teknik penentuan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 115 pekerja rantau di wilayah Bali. Pengumpulan data dilakukan menggunakan skala self-efficacy dan skala penyesuaian diri. Teknik analisis data menggunakan uji korelasi Spearman Rho’. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara self-efficacy dengan penyesuaian diri pada pekerja rantau di Bali. Semakin tinggi self-efficacy yang dimiliki individu, maka semakin baik kemampuan mereka dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Hal ini berdasarkan hasil perhitungan korelasi r Spearman Rho’, dimana rxy = 0,714 dengan signifikansi p = 0,000 < 0,05 artinya semakin tinggi self-efficacy maka semakin tinggi penyesuaian diri dan sebaliknya semakin rendah self-efficacy maka semakin rendah penyesuaian diri. Adapun sumbangan efektif dari self-efficacy mempengaruhi penyesuaian diri sebesar 43%.
Hubungan Kematangan Emosi dan Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri Perempuan Kawin Tangkap
Melkianus, Chintya;
Santi, Dyan Evita;
Kusumandari, Rahma
Jurnal Humaniora dan Ilmu Pendidikan Vol. 4 No. 2 (2025): Januari
Publisher : Penerbit Goodwood
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35912/jahidik.v4i2.5295
Purpose: This study aims to understand how emotional maturity and social support affect the ability of women to adapt after experiencing the kawin tangkap (Pitti Rambang) tradition in Sumba Island. Methodology/approach: The research used a quantitative correlational method. Participants were women from Sumba Island who had experienced the kawin tangkap tradition, selected using purposive sampling. Three psychological scales were used to measure emotional maturity, social support, and self-adjustment. Data were analyzed using Pearson correlation and multiple regression analysis. Results/findings: The study found a positive relationship between emotional maturity and self-adjustment (r = 0.628; p < 0.01), and between social support and self-adjustment (r = 0.587; p < 0.01). Together, emotional maturity and social support significantly contributed to self-adjustment (R² = 0.521; F = 24.138; p < 0.01). Conclusion: Emotional maturity and social support are crucial in helping women adapt after experiencing the kawin tangkap tradition. Strengthening these factors can enhance resilience and support women in overcoming psychological challenges associated with oppressive cultural practices. Limitations: The study only involved women who had experienced kawin tangkap and used a purposive sampling method, which may limit the generalizability of the findings to other cultural or regional contexts. Contribution: This study contributes to the field of community psychology and cultural studies by highlighting the importance of emotional and social factors in helping women adapt to culturally oppressive traditions. It can guide the development of culturally sensitive psychosocial support programs, especially for women in traditional or rural communities
Kematangan emosi dan ketahanan keluarga pada pelaku pernikahan dini di wilayah masyarakat pesisir
Akilla Putri , Navyliadel Sapphire;
Efendy, Mamang;
Kusumandari, Rahma
SUKMA : Jurnal Penelitian Psikologi Vol. 6 No. 1 (2025): Volume 6 No 1 Juni 2025
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Emotional maturity is an individual's ability to regulate and express their emotions proportionally and appropriately, characterized by strong self-control, while family resilience is a family's ability to protect itself from various threats and problems that arise from within the family environment. This study aims to determine the relationship between emotional maturity and family resilience in early marriage perpetrators in Tlocor Hamlet, Sidoarjo. This study uses a quantitative correlational approach. The sampling technique uses purposive sampling with a sample size of 67 female respondents who have married at an early age. Data collection was carried out using a scale of emotional maturity and family resilience. The data analysis technique uses the product moment correlation test. The results of this study indicate that there is a significant positive relationship between emotional maturity and family resilience in early marriage perpetrators. The higher the level of emotional maturity an individual has, the stronger the family resilience. kematangan emosi merupakan kemampuan individu untuk mengatur dan mengekspresikan emosinya secara proporsional dan sesuai dengan ditandai dengan adanya pengendalian diri yang kuat, sedangkan ketahanan keluarga merupakan kemampuan suatu keluarga dalam melindungi dirinya dari berbagai ancaman dan permasalahan yang muncul dari dalam lingkungan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kematangan emosi terhadap ketahanan keluarga pada pelaku pernikahan dini di Dusun Tlocor Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Teknik penentuan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 67 responden perempuan yang telah menikah di usia dini. Pengumpulan data dilakukan menggunakan skala kematangan emosi dan ketahanan keluarga. Teknik analisis data menggunakan uji korelasi product moment. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kematangan emosi dengan ketahanan keluarga pada pelaku pernikahan dini. Semakin tinggi tingkat kematangan emosi yang dimiliki individu, maka semakin kuat pula ketahanan keluarganya.
Moral Disengagement dan Academic Dishonesty Pada Mahasiswa
Najarani, Regita Agmi;
Pratitis, Niken Titi;
Kusumandari, Rahma
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31004/jptam.v9i2.31541
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana ketidakjujuran akademik dan keterlibatan moral pada mahasiswa yang aktif berkuliah di wilayah Surabaya berhubungan satu sama lain. Karena banyaknya kasus ketidakjujuran akademik di perguruan tinggi, sangat penting untuk menyelidiki mekanisme pembenaran moral internal yang digunakan siswa untuk merasionalisasi tindakan tidak etis. Metode yang berbasis kuantitatif digunakan. Analisis regresi linier sederhana dan rancangan korelasional digunakan. Batas minimum sampel 384 siswa dibuat dengan metode sampling acak, seperti yang ditunjukkan oleh Tabel Krejcie dan Morgan (1970). Alat penelitian termasuk skala Disengagement Moral, yang dibuat berdasarkan teori Bandura (1996), dan skala Dishonesty Akademik, yang dibuat berdasarkan teori McCabe dan Treviño (2001). Hasil penelitian menunjukkan bahwa moral disengagement secara signifikan berkontribusi terhadap kejujuran akademik, dengan nilai F 241,096, p 0,000 (p < 0,05), dan koefisien regresi B 0,838. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat ketidaklibatan moral seseorang, semakin besar kecenderungannya untuk berperilaku tidak jujur di sekolah.
Academic Dishonesty on Students: What is the Role of Moral Integrity and Learning Climate?
Efendy, Mamang;
Kusumandari, Rahma;
Norhidayah, Meininda Rhivent;
Putri, Emilia Nur Aini
Journal of Educational, Health and Community Psychology Vol 12 No 4 December 2023
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.12928/jehcp.v12i4.27414
Academic dishonesty is a global problem that occurs in various parts of the world. Cases of academic dishonesty that are growing throughout the world are a serious concern for every country because they have a big impact on moral violations and other bad social behavior. This research aims to find out whether there is a relationship between moral integrity and academic dishonesty in students, and whether there is a relationship between learning climate and academic dishonesty in students. This research uses a correlational quantitative approach using 3 psychological scales as measuring tools, namely the academic dishonesty scale, the moral integrity scale and the learning climate scale which is adapted from previous researchers with good psychometric quality. The subjects in this research were 320 students from various levels throughout Indonesia who were taken using snowball sampling technique. Data analysis used the Pearson correlation test to answer hypothesis 1 and the Spearman correlation test for hypothesis 2 because of the two variable is not linear. The results of this research show that moral integrity has proven to be significant as a predictor of academic dishonesty behavior in students, however the research results found that there is no significant relationship between learning climate and academic dishonesty. The results of this research provide unexpected new findings that creating a positive learning climate alone is not enough to reduce the rate of academic dishonesty among students.
Penerapan Psikoedukasi untuk Meningkatkan Kesadaran dalam Pengelolaan Kecemasan pada Lansia Komunitas Prolanis
Hafidah, Lutviani;
Kusumandari, Rahma
Journal of Innovative and Creativity Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31004/joecy.v5i3.5259
ABSTRACT The purpose of this study is to examine the effectiveness of a psychoeducation program in improving awareness and anxiety management skills among elderly Prolanis participants at the Posyandu Keluarga community in Kelurahan R and to implement a psychoeducational intervention to reduce anxiety and improve emotional coping. This community-based psychological service aimed to identify mental health issues related to chronic illness and aging, while enhancing participants’ self-awareness and resilience through preventive education at the primary health care level. Materials and Methods. The study employed an experimental method with a Single Group Pretest–Posttest design and a descriptive qualitative approach. Involving interviews, observations, and psychological screening using the Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Participants consisted of ten older adults aged over 60 years with chronic conditions such as hypertension and diabetes. Data were analyzed using descriptive statistics and paired sample t-tests to assess intervention effectiveness. Results. The findings revealed that most participants experienced anxiety ranging from mild to severe levels. Four participants (40%) demonstrated severe anxiety, primarily related to fears of illness progression and becoming a burden to their families. The psychoeducation sessions which included anxiety awareness, emotional expression, and relaxation techniques such as breathing exercises and the butterfly hug led to a significant improvement in participants’ knowledge and coping abilities. Statistical analysis showed a significant increase in post-test scores (M = 85.00) compared to pre-test scores (M = 69.00; t = -3.361, p = 0.008), confirming the intervention’s effectiveness. Conclusions. Psychoeducational interventions focusing on anxiety management and relaxation skills effectively reduced anxiety symptoms among elderly participants. Strengthening family involvement, empowering community health cadres, and integrating psychological education within Prolanis activities are essential strategies for sustainable mental health care among older adults in community health settings. Keywords: Elderly anxiety, chronic disease, psychoeducation, community intervention, mental health promotion