Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

MOTIVASI BERPRESTASI SISWA DI SEKOLAH, BAGAIMANA PERAN RELASI GURU DAN SISWA? Mamang Efendy; Danardana Murwani; Imanuel Hitipeuw; Hetti Rahmawati
PSIKOLOGI KONSELING Vol 12, No 2 (2021): Jurnal Psikologi Konseling
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/konseling.v19i2.29301

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara relasi guru dan siswa dengan motivasi siswa disekolah, Sampel penelitian sebanyak 300 siswa SMP Negeri 1 Pamekasan yang diambil secara acak dengan rumus slovin dari populasi 992 siswa. Skala pada penelitian ini menggunakan skala motivasi siswa yang disusun sendiri oleh peneliti dan skala relasi guru-siswa yang mengadaptasi dari Pianta (2001). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara relasi guru dan siswa dengan motivasi berprestasi, hal ini juga berarti semakin tinggi relasi guru dan siswa maka motivasi berprestasi juga akan semakin tinggi. Maka hipotesis penelitian yang menyatakan ada hubungan antara dengan motivasi berprestasi diterima. Relasi siswa yang positif dengan guru dapat menjadi motivator yang kuat dan sangat berarti bagi siswa, selain itu relasi positif guru-siswa menyediakan sumber daya tambahan dan bantuan untuk siswa untuk dapat mengatasi hambatan bagi motivasi berprestasi dan keberhasilan akademis siswa disekolah
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM MENGAJAR DENGAN MINAT BELAJAR SISWA Mamang Efendy; Amanda Pasca Rini
PSIKOLOGI KONSELING Vol 12, No 1 (2021): Jurnal Psikologi Konseling
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/konseling.v18i1.27828

Abstract

Minat belajar penting untuk mendorong siswa lebih giat dan aktif mencapai tujuannya dalam belajar di sekolah. Minat belajar juga penting untuk pencapaian dan prestasi akademik. Guru memiliki peran sentral dalam membantu meningkatkan minat belajar siswa disekolah. Melalui metode mengajar yang kreatif dan menyenangkan, diharapkan guru dapat membantu meningkatkan minat belajar siswadi sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kreativitas guru dalam mengajar dengan minat belajar siswa di sekolah. Sampel penelitian sebanyak 100 siswa SMP Negeri 1 Galis Pamekasan yang diambil secara acak. Skala pada penelitian ini menggunakan skala persepsi siswa terhadap kreativitas guru dan skala minat belajar yang disusun sendiri oleh peneliti. Analisis data menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara  kreativitas guru dalam mengajar dengan minat belajar siswa. Hasil penelitian menegaskan bahwa kreativitas seorang guru dalam mengajar memainkan peran penting terhadap minat belajar siswa. Melalui cara mengajar yang kreatif, guru membantu menciptakan suasana belajar yang efektif, membuat siswa lebih tertarik dan membuat suasana belajar yang lebih stabil sehingga membantu meningkatkan keterlibatan siswa di sekolah, prestasi akademik, minat, kepercayaan diri dan ketahanan, selain itu  siswa terhindar dari kekakuan, ketegangan dan kecemasan dalam belajar, yang pada akhirnya menciptakan minat belajar siswa lebih tinggi.
Kematangan Emosi dan Prososial pada Relawan Desa Lawan COVID-19 ditinjau dari Jenis Kelamin Aprian Istiono; Mamang Efendy
Psyche 165 Journal Vol. 14 (2021) No. 1
Publisher : Fakultas Psikologi, Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.396 KB) | DOI: 10.35134/jpsy165.v14i1.92

Abstract

Prosocial behavior and help should be shared by everyone in the face of the COVID-19 pandemic, especially for village volunteers directly involved in providing assistance and assistance in the midst of the COVID-19 pandemic established by the Ministry of Villages PDTT. Prosocial behavior must certainly be owned by village volunteers in carrying out their duties properly. One of the factors that make up prosocial behavior is emotional maturity, emotional maturity plays an important role for volunteers to manage their emotions well in carrying out their duties. The purpose of this study is to find out the relationship between emotional maturity and prosocial behavior as well as differences in emotional maturity and prosocial behavior reviewed from the sexes. The research sample consisted of 72 village volunteers who were randomly selected sampling. Data collection uses emotional maturity scale and self-developed prosocial behavior scale by researchers. Data analysis techniques use simple regression analysis and t-testing. The results showed there was a very significant relationship between emotional maturity and prosocial behavior in village volunteers versus COVID-19. The results also showed no significant differences in prosocial behavior between male volunteers and female volunteers and there was no significant difference in emotional maturity between male volunteers and female volunteers. Which means emotional maturity is an important predictor for prosocial behavior, and prosocial behavior and emotional maturity do not differ between men and women.
Pendekatan Behavioral untuk Mengurangi Perilaku Mengganggu pada Siswa di Sekolah Mamang Efendy; Eben Ezer Nainggolan
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 6 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling: Special Issue (General)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v4i6.10440

Abstract

Perilaku menggangu siswa disekolah perlu mendapatkan perhatian serius karena akan berdampak pada efektivitas pembelajaran, suasana belajar mengajar yang tidak kondusif serta akan menimbulkan perilaku-perilaku siswa yang lebih parah dikemudian hari. Selama ini penanganan perilaku mengganggu siswa hanya ditangani dengan pemberian punishment oleh guru kepada siswanya, penanganan tersebut terbukti kurang efektif dan tidak membuat perilaku berkurang atau berhenti. Selain itu pemberian hukuman hanya akan menghentikan perilaku sesaat saja, dan lebih mengkhawatikan lagi apabila pemberian hukuman terkadang dilakukan dengan tindakan yang aversif, hal tersebut dapat menyebabkan hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik, membentuk harga diri siswa yang rendah, menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan fisik, hingga rasa benci yang menyebabkan ketidaknyamanan emosional pada siswa dan menimbulkan permusuhan antara guru dan siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitati deskriptif yang dilakukan dengan menggunakan data sekunder berupa buku dan jurnal terkait untuk menemukan penjelasan dan jawaban terperinci mengenai bagaimana seharusnya pendekatan behaviorisme menurunkan perilaku mengganggu siswa di sekolah, serta bagaimana efek pemberian hukuman pada perilaku siswa di sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu cara untuk memastikan lingkungan belajar yang terbaik adalah dengan mendorong peserta didik melalui pemberian penguatan positif. Dengan pemberian penguatan positif siswa akan belajar untuk memonitor diri mereka sendiri, mengatur waktu mereka, menetapkan tujuan, dan mengevaluasi diri melalui penguatan yang diberikan oleh guru. Pemberian penguatan positif yang konsisten dan disiplin akan efektif membuat perubahan perilaku pada siswa sebagaimana diharapkan yaitu perilaku yang adaptif. Misbehavior at school needs serious attention because it will have an impact on the effectiveness of learning, an atmosphere of teaching and learning that is not conducive and will lead to more severe student behaviors in the future. So far, the handling of student’s misbehavior has only been handled by giving punishment by the teacher to the students, this treatment has proven to be less effective and has not reduced or stopped the behavior. In addition, giving punishment will only stop behavior for a moment, and it is even more worrying if punishment is sometimes carried out in an aversive manner, this can lead to poor relations between teachers and students, form low student self-esteem, cause pain and discomfort. physical, to hatred that causes emotional discomfort in students and creates hostility between teachers and students. This research is a descriptive qualitative research conducted using secondary data in the form of related books and journals to find detailed explanations and answers about how the behaviorist approach should reduce misbehavaior in students at school, and how the effects of punishment on student behavior at school. The results of the research show that one way to ensure the best learning environment is to encourage students through providing positive reinforcement. By giving positive reinforcement students will learn to monitor themselves, manage their time, set goals, and evaluate themselves through the reinforcement provided by the teacher. Providing consistent and disciplined positive reinforcement will be effective in making changes in student behavior as expected, namely adaptive behavior.
Persepsi Guru TK di Jawa Timur Terhadap Pembelajaran Literasi Berbasis DAP (Development Appropriate Practice) ' Mamang Efendy; Sayidah Aulia Ul Haque
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 5 No. 2 (2023): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v5i2.9195

Abstract

Model pembelajaran literasi pada anak usia dini yang dilakukan saat ini masih sangat formal dengan metode hafalan, latihan menulis dan membaca. Metode yang digunakan tidak sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Metode Pembelajaran Literasi pada anak usia dini seharusnya disesuaikan dengan tahapan perkembangan, karakteristik sosial dan budayanya. Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk membangun kegiatan literasi yang baik sesuai dengan tahapan perkembangan dan karakteristik sosial budaya anak adalah dengan menerapkan konsep DAP (Developmentally Appropriate Practice). Kenyataan dilapangan persepsi guru terhadap proses pembelajaran DAP (Development Appropriate Practice) sudah mendekati teori. Namun, belum mencangkup secara keseluruhan komponen proses pembelajaran DAP (Development Appropriate Practice). Sehingga penelitian bermaksud untuk mengetahui bagaimana persepsi guru TK terhadap pembelajaran literasi berbasis DAP (Development Appropriate Practice). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif jenis deskriptif yang bertujuan untuk mengungkapkan sesuatu apa adanya. Instrument pengumpulan data menggunakan skala persepsi guru TK tehadap DAP yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan indikator dari teori Calhoun & Acocella (1995). Sample penelitian dalam penelitian ini adalah Guru TK di Jawa Timur yang berjumlah 200 orang dan menggunakan teknik cluster random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum Guru TK di Jawa Timur memiliki persepsi terhadap pembelajaran literasi berbasis (Development Appropriate Practice) yang tergolong sedang atau cukup. Sehingga perlu tindak lanjut berupa edukasi dan sosialisasi kepada guru TK terkait pentingnya pembelajaran literasi berbasis DAP.
Accompaniment in making learning media to increase interest in learning at SDN Balongmojo Mojokerto Ardianik Ardianik; Dheny Jatmiko; Wahyu Widayati; Mamang Efendy
Abdimas: Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Merdeka Malang Vol 8, No 3 (2023): August 2023
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/abdimas.v8i3.10888

Abstract

School is a place for students to study. Often we meet in-class there are students who are less enthusiastic in studying and are less responsive to what is conveyed by the teacher. Students sometimes feel bored with lecture-based learning models, so educators need to conduct self-evaluations and improve the quality of learning in class. In this case, improving the quality of learning in the classroom can be done in various ways and teachers have a very important role in increasing students' interest in learning so that students feel comfortable and the knowledge they gain will be easy for them to accept. This study aims to analyze the use of instructional media in increasing students' interest in learning. The purpose of this service activity is to provide knowledge to SDN Balongmojo Mojokerto teachers about the use of plastic and paper waste to make innovative media. The target of this service is to provide information and assistance to teachers at SDN Balongmojo Mojokerto regarding the use of plastic waste and cardboard for making innovative learning media. The method used in this service is interactive training and mentoring. As a result of this community service activity, teachers at SDN Balongmojo Mojokerto are able to design, create, and practice making innovative media using plastic waste and cardboard
Academic Dishonesty on Students: What is the Role of Moral Integrity and Learning Climate? Mamang Efendy; Rahma Kusumandari; Meininda Rhivent Norhidayah; Emilia Nur Aini Putri
Journal of Educational, Health and Community Psychology Vol 12 No 4 December 2023
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/jehcp.v12i4.27414

Abstract

Academic dishonesty is a global problem that occurs in various parts of the world. Cases of academic dishonesty that are growing throughout the world are a serious concern for every country because they have a big impact on moral violations and other bad social behavior. This research aims to find out whether there is a relationship between moral integrity and academic dishonesty in students, and whether there is a relationship between learning climate and academic dishonesty in students. This research uses a correlational quantitative approach using 3 psychological scales as measuring tools, namely the academic dishonesty scale, the moral integrity scale and the learning climate scale which is adapted from previous researchers with good psychometric quality. The subjects in this research were 320 students from various levels throughout Indonesia who were taken using snowball sampling technique. Data analysis used the Pearson correlation test to answer hypothesis 1 and the Spearman correlation test for hypothesis 2 because of the two variable is not linear. The results of this research show that moral integrity has proven to be significant as a predictor of academic dishonesty behavior in students, however the research results found that there is no significant relationship between learning climate and academic dishonesty. The results of this research provide unexpected new findings that creating a positive learning climate alone is not enough to reduce the rate of academic dishonesty among students.
Coping Religius dan Kesejahteraan Psikologis Mahasiswa Muslim di Indonesia Efendy, Mamang; Pratitis, Nindia; Norhidayah, Meininda Rhivent; Aini Putri, Emilia Nur

Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/jip.v11i2.5506

Abstract

Kesejahteraan psikologis mahasiswa merupakan masalah penting yang berdampak pada kesehatan mental, seperti stres dan depresi, serta berdampak pada kualitas akademik dan keberhasilan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan religious coping terhadap kesejahteraan psikologis. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional dan teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier sederhana, penelitian ini melibatkan 524 mahasiswa Muslim di Indonesia yang diambil dengan teknik snowball sampling. Instrumen penelitian yaitu Oxford Happiness Questionnaire (OHQ) untuk mengukur kesejahteraan psikologis, yang terdiri dari 29 item dengan nilai konsistensi internal α = 0,899. Skala Initial Development of the Iranian Religious coping Scale untuk mengukur coping religius, yang terdiri dari 22 item dengan nilai konsistensi internal α = 0,920. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang signifikan religious coping terhadap kesejahteraan psikologis sebesar 19,7%. Studi ini menyoroti pentingnya coping religius dalam meningkatkan kesejahteraan psikologis pada mahasiswa di Indonesia, sehingga penelitian selanjutnya dapat menggunakan religious coping sebagai intervensi yang efektif dalam meningkatkan kesejahteraan psikologis mahasiswa di Indonesia.