Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

SOSIALISASI PEMAHAMAN MODEL KAMPANYE MENJELANG PEMILU 2024 TERHADAP SISWA SMK MANDIRI BOJONG GEDE BOGOR Indiana Ngenget; Enny Suryanjari; Nazimin Saily; Sugeng Astanto; Irmawan Effendi
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.718 KB) | DOI: 10.31949/jb.v4i2.4704

Abstract

Kampanye politik merupakan inti dari demokrasi perwakilan. Untuk memenangkan pemilihan umum, seorang kandidat harus mendapat dukungan dari masyarakat. Kampanye merupakan upaya terorganisir untuk memotivasi voter yang bertujuan mendukung kandidat tertentu. Secara khusus, tujuan kampanye baik yang berbentuk positif, negatif, maupun hitam adalah menaikkan elektabilitas calon yang diusung dan menurunkan tingkat keterpilihan lawan. Pelaksanaan Pemilihan Umum atau Pilkada di Indonesia dalam Pemilu Presiden 2014, 2019 dan Pilkada serentak 2018, 2020 diiringi dengan perkembangan strategi propaganda dan kampanye hitam. yang di waktu lalu dikenal sebagai whispering campaign melalui mulut ke mulut. Sekarang keduanya dibungkus melalui media elektronik maupun cetak yang memiliki jangkauan penetratif ke pemilih. Kegiatan pengabdian ini bertujuan memberikan pemahaman dan edukasi kepada Siswa SMK Mandiri sebagai representasi dari pemilih pemula dan agen perubahan dalam menghadapi pemilihan umum 2024. Metode pelaksanaan pengabdian adalah pemaparan materi dengan ceramah dan tanya jawab secara luring. Hasil pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini dapat tergambar dari hasil pre test dan post test, yaitu pengetahuan Siswa SMK Mandiri menjadi meningkat dalam menyikapi permasalahan kampanye politik, sehingga diharapkan dapat menyampaikan kembali pengetahuannya mengenai model-model kampanye politik dan pengaruhnya kepada keluarga, teman-teman, dan masyarakat di lingkungannya.
Faktor Pembangun Citra yang Mempengaruhi Keputusan Masyarakat Memilih Walikota Depok Saat Pandemi Covid 19 Mohammad Alfi Aldaena; Cholifah Cholifah; Indiana Ngenget
LITERATUS Vol 5 No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Internasional Sosial dan Budaya
Publisher : Neolectura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37010/lit.v5i1.1159

Abstract

This article is the result of research on the Simultaneous Pilkada in Depok City December 2020. The aim of the research is to measure the factors that influence the decisions of the people of Depok City (Sukmajaya Village RT 01 and RW 02) in choosing based on their political preferences. Data was collected through a questionnaire on 360 respondents from a total population of 3,262 people in 2 RWs. The theory used is political communication, voting decisions and the concept of candidate image and information sources. The results of the study show that from the 28 statements 9 factors are formed, namely the Mass Media factor, the leader's ability and experience factor in dealing with Covid-19, the leader factor who has a view of the future, the leader's ability factor in carrying out work programs, the community's interest factor in the leader's way of handling Covid-19, the New Media Source factor, the leader's capability factor in conducting supervision, the leader's skill factor and the leader's ability factor in implementing health protocols. In conclusion, the most dominant factor is the Mass Media which influences people's decisions in choosing the Depok Mayor in the December 2020 Pilkada.
SOSIALISASI PEMAHAMAN MODEL KAMPANYE MENJELANG PEMILU 2024 TERHADAP SISWA SMK MANDIRI BOJONG GEDE BOGOR Indiana Ngenget; Enny Suryanjari; Nazimin Saily; Sugeng Astanto; Irmawan Effendi
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v4i2.4704

Abstract

Kampanye politik merupakan inti dari demokrasi perwakilan. Untuk memenangkan pemilihan umum, seorang kandidat harus mendapat dukungan dari masyarakat. Kampanye merupakan upaya terorganisir untuk memotivasi voter yang bertujuan mendukung kandidat tertentu. Secara khusus, tujuan kampanye baik yang berbentuk positif, negatif, maupun hitam adalah menaikkan elektabilitas calon yang diusung dan menurunkan tingkat keterpilihan lawan. Pelaksanaan Pemilihan Umum atau Pilkada di Indonesia dalam Pemilu Presiden 2014, 2019 dan Pilkada serentak 2018, 2020 diiringi dengan perkembangan strategi propaganda dan kampanye hitam. yang di waktu lalu dikenal sebagai whispering campaign melalui mulut ke mulut. Sekarang keduanya dibungkus melalui media elektronik maupun cetak yang memiliki jangkauan penetratif ke pemilih. Kegiatan pengabdian ini bertujuan memberikan pemahaman dan edukasi kepada Siswa SMK Mandiri sebagai representasi dari pemilih pemula dan agen perubahan dalam menghadapi pemilihan umum 2024. Metode pelaksanaan pengabdian adalah pemaparan materi dengan ceramah dan tanya jawab secara luring. Hasil pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini dapat tergambar dari hasil pre test dan post test, yaitu pengetahuan Siswa SMK Mandiri menjadi meningkat dalam menyikapi permasalahan kampanye politik, sehingga diharapkan dapat menyampaikan kembali pengetahuannya mengenai model-model kampanye politik dan pengaruhnya kepada keluarga, teman-teman, dan masyarakat di lingkungannya.
Mengenang Kebijakan BJ Habibie Dalam Lepasnya Timor Leste dari Indonesia Ngenget, Indiana; Jaya, Indra
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol. 1 No. 3 (2023): Maret (Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora)
Publisher : CV Insan Kreasi Media

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57248/jishum.v1i3.141

Abstract

Artikel ini menganalisis faktor-faktor yang mendasari kebijakan politik B.J. Habibie dalam lepasnya Timor Leste dari Indonesia tahun1999. Metode penelitian ini kualitatif dengan sifat penelitian deskriptif analisis. Hasil penelitian, dari sejarah politik terdapat perbedaan pandangan mengenai perspektif integrasi dan aneksasi dari pemerintah Indonesia dan masyarakat Timor Leste yang menolak Indonesia. Masuknya Indonesia ke wilayah ini berawal dari kegagalan proses dekolonisasi oleh Portugal. Negara-negara Barat khawatir melihat perkembangan partai politik (Fretilin) yang mempunyai faham komunis akan mengancam Kawasan ini, sehingga Indonesia didorong untuk masuk ke daerah ini. Indonesia berkuasa di Timur Leste selama 23 tahun, persoalan politik daerah ini tidak pernah tuntas. Segala upaya telah dilakukan pemerintah Indonesia baik berupa pembangunan fisik dan sosial budaya, namun tidak mampu mempengaruhi hati rakyat Timor Leste, yang tetap menolak Indonesia. Ketika konstelasi politik internasional telah berubah secara dramatis, dari konteks perang dingin (Komunisme) ke isu-isu yang lebih lunak seperti hak asasi manusia atau demokratisasi. Perubahan konstelasi politik internasional, negara-negara Barat yang sebelumnya mendukung integrasi wilayah Timor Leste ke Indonesia, akhirnya berbalik arah. Bersama pihak anti integrasi di Timor Leste, mereka menjadi kekuatan besar dalam menekan dan menyalahkan kekuasaan pemerintah Indonesia. Pada sisi lain, PBB tetap konsisten tidak mengakui kedaulatan Indonesia di wilayah ini. Ketika B.J. Habibie menggantikan Soeharto, terjadi eforia reformasi dan menghadapi kenyataan persoalan Timor Timur telah menjadi beban bagi Indonesia. B.J. Habibie memiliki pandangan yang berbeda dengan pendahulunya dalam melihat kompleksitas masalah Timor Leste dan akhirnya mengeluarkan kebijakan politik sebagai solusi yang komprehensif. Kesimpulan kebijakan politik pemerintahan B.J Habibie mengenai dua opsi referendum (jajak pendapat) yang menyebabkan lepasnya Timor Leste dari wilayah Indonesia, memiliki keterkaitan dengan faktor sejarah politik, dimensi lokal, kekuasaan dengan militeristik, permasalahan HAM, serta tekanan politik internasional.
Analisis Pola Rekrutmen Calon Anggota Legislatif Partai Keadilan Sejahtera Kota Tangerang Selatan Pemilu 2019 Musthofa, Musthofa; ngenget, Indiana
Jurnal Ilmiah Muqoddimah: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hummaniora Vol 7, No 1 (2023): Pebruari, 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jim.v7i1.2023.99-110

Abstract

Penelitian ini menganalisis pola rekrutmen calon anggota legislatif Partai Keadilan Sejahtera Kota Tangerang Selatan pada pemilu 2019. Metode penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan studi pustaka (library research). Temuan penelitian, PKS partai politik lahir dari gerakan Islam bernama Tarbiyah, masuk dalam kategori partai kader, memiliki basis jejaring sel (usrah). Seluruh kader harus melewati enam jenjang pengkaderan sehingga memiliki kecakapan khusus berdakwah (takhassus). Proses penjaringan caleg  PKS dilakukan  tertutup melalui penugasan (assignment). Caleg yang diusung adalah kader yang ditugaskan oleh struktur partai untuk berjuang terpilih sebagai anggota legislatif. Proses rekruitmen caleg PKS tidak mengacu pada popularitas dan elektabilitas seorang tokoh, adakalanya seseorang yang tidak terkenal dan mempunyai keterbatasan secara finansial, PKS mempunyai pertimbangan tersendiri untuk memilih. Model kaderisasi /rekruitmen politik PKS ini yang berbeda dengan partai politik lain, yang dilakukan secara terbuka. Kader yang terpilih sebagai caleg telah melewati penilaian berjenjang, dipilih mengacu amanah kader, orientasinya adalah pengabdian, sehingga didapati relevansi model rekrutmen PKS Tangsel yang berdasar assignment dalam menghasilkan anggota dewan berkualitas. Peningkatan perolehan suara PKS dalam Pemilu 2019 merupakan hasil pola rekrutmen PKS Kota Tangsel, sehingga mendorong peningkatan perolehan suara partai, diperkuat oleh dinamika politik dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 serta politik di tingkat pusat (nasional), sehingga PKS mendapat keuntungan karena suara masyarakat Kota Tangerang Selatan beralih memilih PKS.Â