Articles
            
            
            
            
            
                            
                    
                        PENERAPAN ALGORITMA SEMUT UNTUK OPTIMASI PENENTUAN JALUR TERPENDEK EKSPEDISI CV. CAHAYA BINTANG MAKASSAR 
                    
                    Ismail; 
Adrianto                    
                     Jurnal Ilmiah Sistem Informasi dan Teknik Informatika “JISTI†Vol 3 No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Sistem Informasi dan Teknik Informatika “JISTI†
                    
                    Publisher : STMIK Lamappapoleonro Soppeng 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                    
                    
                        
                            
                            
                                
Pada perjalanan dari satu titik atau lokasi ke lokasi yang lain dengan mempertimbangkan efisiensi waktu dan biaya sehingga diperlukan ketepatan dalam menentukan jalur terpendek antar suatu titik atau lokasi yang diinginkan. Hasil penentuan jalur terpendek nantinya akan menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk menunjukkan jalur yang akan ditempuh. Secara umum pencarian jalur terpendek dapat dibagi menjadi dua metode, yaitu metode konvensional dan metode heuristik. Metode konvensional diterapkan dengan menggunakan perhitungan matematika murni, sedangkan metode heuristic diterapkan dengan menggunakan perhitungan kecerdasan buatan. Metode heuristic terdiri dari beberapa macam algortima seperti Generate and Test, Hill Climbing, Genetika, Semut dll. Salah satunya adalah algoritma Ant Colony. Ant Colony atau koloni semut merupakan bagian dari heuristik. Heuristik merupakan metode pencarian untuk penyelesaian masalah optimasi. Sedangkan TS merupakan suatu algoritma untuk penyelesaian masalah optimasi yang menggunakan short-term memory untuk menjaga agar proses pencarian tidak terjebak pada nilai optimum lokal. Dengan penerapan metode koloni semut, dapat memberikan opsional penentuan rute
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        PENERAPAN ALGORITMA SEMUT UNTUK OPTIMASI PENENTUAN JALUR TERPENDEK EKSPEDISI CV. CAHAYA BINTANG MAKASSAR 
                    
                    Ismail; 
Adrianto                    
                     Jurnal Ilmiah Sistem Informasi dan Teknik Informatika (JISTI) Vol 3 No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Sistem Informasi dan Teknik Informatika “JISTI” 
                    
                    Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Lamappapoleonro 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                    |
                            
                            
                                Full PDF (584.314 KB)
                            
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.57093/jisti.v3i2.67                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Pada perjalanan dari satu titik atau lokasi ke lokasi yang lain dengan mempertimbangkan efisiensi waktu dan biaya sehingga diperlukan ketepatan dalam menentukan jalur terpendek antar suatu titik atau lokasi yang diinginkan. Hasil penentuan jalur terpendek nantinya akan menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk menunjukkan jalur yang akan ditempuh. Secara umum pencarian jalur terpendek dapat dibagi menjadi dua metode, yaitu metode konvensional dan metode heuristik. Metode konvensional diterapkan dengan menggunakan perhitungan matematika murni, sedangkan metode heuristic diterapkan dengan menggunakan perhitungan kecerdasan buatan. Metode heuristic terdiri dari beberapa macam algortima seperti Generate and Test, Hill Climbing, Genetika, Semut dll. Salah satunya adalah algoritma Ant Colony. Ant Colony atau koloni semut merupakan bagian dari heuristik. Heuristik merupakan metode pencarian untuk penyelesaian masalah optimasi. Sedangkan TS merupakan suatu algoritma untuk penyelesaian masalah optimasi yang menggunakan short-term memory untuk menjaga agar proses pencarian tidak terjebak pada nilai optimum lokal. Dengan penerapan metode koloni semut, dapat memberikan opsional penentuan rute
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        MAKNA PENCATATAN PERKAWINAN PADA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DITINJAU DALAM HUKUM ISLAM 
                    
                    adrianto                    
                     El-Ahli : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol 4 No 2 (2023): EL-AHLI : Jurnal Hukum Keluarga Islam 
                    
                    Publisher : Program Studi Hukum Keluarga Islam STAIN Mandailing Natal 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.56874/el-ahli.v4i2.1658                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
AbstrakPenelitian ini dilatar belakangi oleh ketidakabsahan pernikahan yang tidak dicatatkan berdasarkan hukum positif dan hukum Islam. Dalam hukum Islam pencatatan pernikahan adalah sebagai syarat mutlak dalam istinbath hukum Islam. Pernikahan yang tidak dicatatkan dengan aturan hukum Islam mengenai syarat mutlak bagi pencatatan perkawinan menjadi perkara yang kontradiktif yang terjadi dalam praktek pernikahan di tengah masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna pencatatan perkawinan dalam istinbath hukum Islam dan ingin mengetahui makna pencatatan dalam hukum Islam. Serta ingin mengetahui makna pencatatan pernikahan dalam upaya merealisasikan tujuan maslahah yang ada pada diri manusia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode kepustakaan (library research). Hasil penelitian menunjukan bahwa makna pencatatan pernikahan adalah syarat mutlak dalam istinbath hukum Islam dan makna pencatatan pernikahan adalah bagian dari rukun nikah yaitu saksi dalam hukum Islam. Makna pencatatan pernikahan dalam upaya merealisasikan tujuan maslahah yang ada pada diri manusia adalah Maslahah Daruriyyah seperti penjagaan yang harus dijaga adalah ad-Din, an-Nafs, al-‘Aql, an-Nasab wa al-Mal.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        NUSUS SYARIAH TERHADAP PENCATATAN PERKAWINAN YANG DIHADAPI MANUSIA YANG SEJALAN DENGAN PERUBAHAN ADAT 
                    
                    adrianto; 
Sitorus, Chalid                    
                     JURNAL MAHASANTRI Vol. 4 No. 2 (2024): Jurnal Mahasantri Volume 4 Nomor 2 Maret 2024 
                    
                    Publisher : LP2M IAI NURUL HAKIM 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.57215/pendidikanislam.v4i2.419                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
It cannot be denied that nusus of syari’ah eternal as a scripture Of Allah is absolute Nusus is guidance that covers all aspects human life, individual or society This research uses an approach qualitative method library research The research results show that elasticity of law of syariah which is always based on hikmah and Maslahah al-Ibad. efforts to maintain goals of syariah with maslahah Mu’tabarah, Maslahah Mulghah, and nusus syariah on maslahah in marriage registration is one attempt to realize one of the three of maslahah that exists within humans, namely Daruriyyah, Hajjiyah and Tahsiniyah which is included in the orientation islamic of law pattern“Jalb al-Manfa’ah Wa Daf’u al-Madarrah”, where is the recording? Of marriage with Maslahah Daruriyyah which is included in guarding one of the five things that must be guarded, namely; ad-Din, an-Nafs, al-‘Aql, an-Nasab wa al-Mal.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                
                            
                    
                        Zihar Menurut Hukum Islam: Studi Pemikiran Imam Abu Hanifah dan Imam Malik 
                    
                    Adrianto; 
Haslinda                    
                     As-Sakinah : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol 2 No 1 (2024): As-Sakinah : Jurnal Hukum Keluarga Islam 
                    
                    Publisher : STAI Pelabuhan Ratu 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.51729/sakinah21632                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Artikel ini membahas konsep zihar dalam hukum Islam, dengan fokus pada perbandingan pemikiran dua imam besar, Imam Abu Hanifah dan Imam Malik. Zihar merupakan pernyataan suami yang menyerupakan istrinya dengan perempuan yang haram dinikahi, yang dalam syariat Islam membawa implikasi hukum tertentu. Studi ini menelusuri dasar-dasar hukum, argumen, dan interpretasi yang diberikan oleh kedua imam tersebut mengenai zihar. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan analisis teks, penelitian ini menguraikan pandangan masing-masing imam terhadap konsekuensi hukum zihar, termasuk proses penebusan (kaffarah) dan dampaknya terhadap status perkawinan. Hasil kajian menunjukkan adanya perbedaan mendasar antara pandangan Imam Abu Hanifah dan Imam Malik dalam beberapa aspek, namun keduanya tetap berpegang pada prinsip-prinsip utama syariat Islam. Temuan ini memperkaya pemahaman tentang keragaman pemikiran dalam yurisprudensi Islam dan memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang implementasi hukum zihar dalam kehidupan Muslim.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        MAKNA PENCATATAN PERKAWINAN PADA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DITINJAU MENURUT HUKUM ISLAM 
                    
                    adrianto                    
                     Jurnal Tahqiqa : Jurnal Ilmiah Pemikiran Hukum Islam Vol. 18 No. 2 (2024): Juli 
                    
                    Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Al-Hilal Sigli Aceh- Indonesia 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.61393/tahqiqa.v18i2.221                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
This research is motivated by invalidity unregistered marriage based on Positive law and Islamic law. In Islamic law marriage registration is condicio sine quanon is istinbath of Islamic law. Marriages that are not registered according to the regulations of Islamic law for condicio sine quanon for marriage registration be a contradictory matter what happens in practice wedding in the middle of public. This study aims to determine The mean a recording of marriage In istinbath of islamic law and want to know in mean of recording of marriage in islamic law And want to know the mean of recording of marriage in an effort to realize goals Maslahah which is on public. This research uses qualitative approach with library research. The research results show abouth the recording of marriage is condicio sine quanon in istinbath of Islamic law and meaning of recording of marriage in Islamic law is as evidence next to the witnes. The mean of recording of marriage in an effort to realize goals Maslahah which is on public as Maslahah Daruriyyah like a guard that must be maintained Is ad-Din, an-Nafs, al-‘Aql, an-Nasab wa al-Mal.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Karakteristik Pakaian Muslimah dalam Perspektif Al-Qur’an Surah Al-A’raf Ayat 26 
                    
                    Adrianto; 
Haslinda; 
Sitorus, Khalid                    
                     Al Furqan: Jurnal Ilmu Al Quran dan Tafsir Vol. 7 No. 2 (2024): Al Furqan: Jurnal Ilmu Al Quran dan Tafsir 
                    
                    Publisher : Program Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah (IAI TABAH) 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.58518/alfurqon.v7i2.2824                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
The clothing worn by many Muslim women today often does not align with the guidelines outlined in the Qur'an and is more frequently perceived as a fashion statement on social media. This study aims to analyze the views of prominent mufassirs on Muslim women's clothing based on Qur'anic exegesis, specifically regarding the obligation to cover the aurat. The method used is qualitative analysis, comparing the interpretations of two leading mufassirs, Ibn Kathir and M. Quraish Shihab, regarding the verses that address clothing and aurat. The findings show that, according to both mufassirs, the characteristics of Muslim women's clothing include non-transparent, non-tight, and non-attention-grabbing attire. Although there are differing views on the boundaries of a woman's aurat, both mufassirs agree that covering the aurat is an obligation that must be fulfilled with clothing in accordance with Islamic law, and that the best attire is taqwa clothing. This study concludes that Muslim women should maintain their honor and be cautious in their social interactions to avoid being influenced by the changing times. The world is a temporary place, while the afterlife is the eternal home. The contribution of this study is to provide an understanding of the mufassirs' perspectives on Muslim women's clothing and its relevance to the lives of Muslims in the modern era.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        ESENSI ZIHAR MENURUT HUKUM ISLAM : (Studi Pemikiran Imam Abu Hanifah dan Imam Malik) 
                    
                    adrianto; 
Khalid Sitorus                    
                     EL-ADABI : Jurnal Studi Islam Vol 3 No 2 (2024): Desember 2024 
                    
                    Publisher : LPPM STAI Nida El-Adabi 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.59166/el-adabi.v3i2.182                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Zihar caused controversy between Imam Abu Hanifah and Imam Malik regarding the husband's statement that mentions body parts other than the back or mentions women other than mothers who are forbidden to marry forever. This research uses a qualitative approach with a literature study method. The results show that according to Imam Abu Hanifah, zihar only occurs if the husband mentions body parts that are forbidden to be seen. In contrast, Imam Malik argues that the mention is already included in the category of zihar. In terms of divorce law, Imam Abu Hanifah argues that zihar is not the same as talaq (divorce), while Imam Malik argues that zihar is close to talaq. Imam Abu Hanifah was of the opinion that zihar is close to talaq. Lastly, Imam Abu Hanifah was of the opinion that to erase zihar, one only needs to return to the teachings of Islam, while Imam Malik was of the opinion that the zihar offender must pay kifarat as a form of atonement.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Pengobatan Infertilitas Dalam Hukum Islam 
                    
                    Adrianto                    
                     Jurnal Landraad Vol. 3 No. 1 (2024): Edisi Maret 2024 
                    
                    Publisher : Institut Syekh Abdul Halim Hasan Binjai 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.59342/jl.v3i1.492                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Having children is one of the goals of marriage, namely preserving the offspring to be achieved. But as time goes by, husband and wife have not got obtain offspring, due to several things; Among the reasons is infertility in husband and wife. husband and wife who does the treatment infertility, and live a healthy lifestyle,and do the program pregnancy by  natural with sex,  then it can produce the desired pregnancy.   This is influenced by internal factors and external.  This article aims to explore or  find the law of medicine infertility (fertility disorders on husband and wife have), by using  ushuli approach, as namely analyzing the main points of the problem By using maslahah theory  dan maqashid al-syari'ah. This research is research  bibliography by method descriptive analysis, namely Analyzing treatment habbatussaudah with scholars classic, analyzing technology treatment infertility by using theory maslahah dan maqashid al-syari'ah. Results of this research, treatment technology of infertility in Islamic Law is can And in accordance with the principles Islamic treatment. Malik use maslahah with istinbath, and ghazali use maslahah with objective of kind and not violate with objective of syariah.