Kustanti, Christina Yeni
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bethesda Yakkum Yogyakarta, Indonesia

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENGARUH MASASE PUNGGUNG TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DENGAN INSOMNIA DI PSTW ABIYOSO YOGYAKARTA Kustanti, Christina Yeni; Dermawan, Benny
Jurnal Kesehatan Vol 4 No 1 (2016)
Publisher : STIKES Bethesda Yakkum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Proses menua pada lansia akan menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pada fi sik, mental serta psikososial yang berpengaruh pada kualitas tidur pada lansia. Seseorang akan tertidur jika telah merasa nyaman dan rileks. Masase punggung merupakan salah satu tindakan memberi kenyamanan yang dilakukan pada punggung untuk meredakan ketegangan, merilekskan dan meningkatkan sirkulasi. Tujuan penelitian: Untuk mengetahui pengaruh masase punggung terhadap kualitas tidur pada lansia yang mengalami insomnia di Panti Sosial Tresna Werdha Abiyoso Sleman Yogyakarta Tahun 2015. Metode: Penelitian ini menggunakan pra-eksperimental dengan rancangan One-Group Pretest-Posttest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang tinggal di PSTW Abiyoso Sleman Yogyakarta 2015 yang berjumlah 126 lansia dengan sampel yang diperoleh berjumlah 19 lansia dengan menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian untuk mengukur insomnia menggunakan Insomnia Rating Scale (IRS) dan Pitsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk mengukur kualitas tidur. Analisa data menggunakan McNemar Test dengan signifi kansi α = 0,05. Hasil: Didapatkan nilai p < α dengan hasil perhitungan pretest dan posttest p= 0,000. Kesimpulan: Ada pengaruh antara masase punggung terhadap kualitas tidur pada lansia dengan insomnia di PSTW Abiyoso Sleman Yogyakarta Tahun 2015. Saran: Terapi masase punggung dapat menjadi salah satu terapi dalam meningkatkan kualitas tidur lansia yang mengalami insomnia di PSTW Abiyoso Sleman Yogyakarta.Kata Kunci: Masase punggung – Kualitas tidur – Insomnia – LansiaABSTRACTBackground: The aging process in the elderly would possibly cause some changes in physical, mental and psychosocial that infl uence to the sleep quality of elderly. Someone would fall asleep if they already felt comfortable and relaxed. Back massage is one of treatment by giving comfort on the back to relieve tension, increase circulation, and relaxation. Objective: The research was done to identify the effect of back massage on sleep quality in elderly with insomnia of PSTW Abiyoso Sleman Yogyakarta 2015. Methods: This research used pra-eksperimental with one-group pretest-posttest design. Population of this research was 19 elderly in PSTW Abiyoso Yogyakarta selected purposively. The research instrument for measuring insomnia used Insomnia Rating Scale (IRS) and Pitsburgh Sleep Quality Index (PSQI) to measure the quality of sleep. Data analysed with McNemar test with signifi cance α = 0.05 Results: result showed that p < α with a pretest and posttest results calculation p = 0.000. Conclusion: There is effect of back massage on sleep quality in elderly with insomnia of PSTW Abiyoso Sleman Yogyakarta 2015. Recommendation: Back massage may use for one of therapy to increase the quality of sleep in elderly with insomnia in PSTW Abiyoso Sleman Yogyakarta.Keywords: back massage – sleep quality – insomnia - elderly
SELF EFFICACY PENDERITA HIV/AIDS DALAM MENGKONSUMSI ANTIRETROVIRAL DI LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT KEBAYA YOGYAKARTA Kustanti, Christina Yeni; Pradita, Reni
Jurnal Kesehatan Vol 5 No 1 (2017)
Publisher : STIKES Bethesda Yakkum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35913/jk.v5i1.74

Abstract

Latar belakang : HIV/AIDS merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan belum ditemukan obat yang dapat memulihkan hingga saat ini. Pada tahun 2011, kasus HIV/AIDS di Indonesia mencapai 21.770 orang. Terapi antiretroviral adalah obat antiviral yang dapat menekan perkembangan virus HIV dalam tubuh. Selain dapat menyebabkan kematian penderita HIV/AIDS juga banyak memunculkan masalah psikologis seperti ketakutan, keputusasaan, depresi, dan diskriminasi sehingga membutuhkan dukungan sosial dari pihak keluarga, teman dan masyarakat dengan cara meningkatkan self effcacy upaya untuk memecahkan masalah dengan cara meningkatkan self effcacy. Tujuan : Mengetahui self effcacy penderita dalam mengkonsumsi antiretroviral di Lembaga Swadaya Masyarakat Tahun 2017. Metode : Penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan jumlah sampel 40 orang di Lembaga Swadaya Masyarakat Kebaya Yogyakarta, teknik pengambilan sampel menggunakan total populasi dan instrumen yang digunakan kuesioner. Hasil : Hasil perhitungan uji statistik dapat disimpulkan bahwa self effcacy penderita HIV/AIDS dalam mengkonsumsi antiretroviral di Lembaga Swadaya Masyarakat Kebaya Yogyakarta memiliki self effcacy yang tinggi yaitu (87,5%). Kesimpulan : Penderita HIV/AIDS dalam mengkonsumsi antiretroviral di lembaga swadaya masyarakat Kebaya Yogyakarta Tahun 2017 memiliki self effcacy yang tinggi. Saran : Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan self effcacy yang rendah dan meningkatkan kepatuhan dalam mengkonsumsiantiretroviral serta menjadi bahan acuan bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi self effcacy penderita HIV/AIDS dalam mengkonsumsi ARV. Kata kunci : HIV/AIDS - Antiretroviral - Self effcacy
STUDI KUALITATIF PERILAKU EMOTIONAL EATING MAHASISWA TINGKAT IV PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DI STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA TAHUN 2018 Kustanti, Christina Yeni; Gori, Marni
Jurnal Kesehatan Vol 6 No 2 (2019): Jurnal Kesehatan
Publisher : STIKES Bethesda Yakkum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35913/jk.v6i2.120

Abstract

Latar Belakang: Mahasiswa yang pada tahap akhir perkuliahan atau yang sedang mengerjakan tugas akhir mengeluhkan nafsu makan meningkat dan keinginan makan secara terus menerus karena stres. Perilaku ini dikenal dengan perilaku makan emotional eating. Perilaku emotional eating adalah kebiasaan individu dalam mengonsumsi makanan secara berlebihan yang dipicu oleh suatu keadaan, perasaan, dan ingatan individu tersebut. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang perilaku emotional eating pada mahasiswa tingkat IV Program studi Sarjana Keperawatan di STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta, tahun 2018. Metode: Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan metode pendekatan fenomenologi. Teknik sample yang digunakan adalah purposive sampling dengan 10 partisipan. Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara semi structured dan analisis berupa transkripsi, coding, kategorisasi, tema, dan triangulasi. Hasil: Mahasiswa mengatakan bahwa emotional eating terjadi karena suatu perasaan emosi yang dirasakan. Makan menjadi suatu kebiasaan ketika sedang mengalami banyak masalah, dalam penelitian ini emotional eating terjadi akibat efek dari kesulitan yang dialami selama mengerjakan skripsi. Pengaruh hormon juga membuat keinginan makan muncul. Mengenai praktik emotional eating, mahasiswa memilih makanan yang bervariasi, namun pada umumnya bukan makanan pokok. Kesimpulan: Mahasiswa sering mengalami emotional eating ketika sedang mengalami kesulitan dalam mengerjakan skripsi, ketika mahasiswa menuruti keinginan makan tersebut, niat mengerjakan sebenarnya sudah kembali tapi sebagian besar mahasiswa masih menunda untuk kembali mengerjakan. Saran: Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya mengenai perilaku makan. Kata Kunci: Emotional eating – Mahasiswa ABSTRACT Background: Students who are in the final stage of the lecture or doing their final project complain they have increase in appetite and want to eat continuously because of stress. This behavior is known as emotional eating. Emotional eating is someones’s habit that usually want to consume too much food due to conditions, feeling, and memory of someone. Objective: To know the description about emotional eating behavior in the 4th year students of Nursing Study Program at Bethesda Yakkum Institute of Health Sciences Yogyakarta in 2018. Method: This research was a qualitative design with phenomenology method. Sampling technique used purposive sampling with 10 respondents. The research used semi structured interview and analysis contained transcription, coding, categorization, theme, and triangulation. Result: The result shows emotional eating happens because of an emotion they feel. Eating becomes a habit when someone has many problems, in this research emotional eating happens as an effect of the difficulties during accomplishment. Hormonal also makes eating desire appear. In the practice of emotional eating, students usually choose some variations food, but usually not a staple foods. Conclusion: Students often have emotional eating when they find the difficultlly during accomplishment. When students follow the desire for eat, they gain the motivation back though most of them delay their final project accomplishment. Suggestion: The result of this study can be used as reference for the next research abaout eating behavior. Keywords: Emotional eating – Students
PENGARUH KONSUMSI RUMPUT LAUT TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RW 05 KELURAHAN GEDONGKIWO YOGYAKARTA TAHUN 2018 Kustanti, Christina Yeni; Nilasari, Prilly Ariska
Jurnal Kesehatan Vol 7 No 1 (2019): Jurnal Kesehatan
Publisher : STIKES Bethesda Yakkum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35913/jk.v7i1.127

Abstract

Latar Belakang: Di Kota Yogyakarta, angka kejadian hipertensi masuk dalam 10 besar penyakit tidak menular. Berdasarkan Profil Kesehatan Tahun 2015 Kota Yogyakarta, dilakukan pengukuran tekanan darah pada penduduk usia >15 tahun sebanyak 40.363. Hasilnya diketahui yang menderita hipertensi sebanyak 7.464 penduduk (18.49%). Penyakit hipertensi menempati posisi pertama pada tahun 2017 di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta. Tujuan: Mengetahui pengaruh konsumsi rumput laut terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di RW 05 Kelurahan Gedongkiwo Yogyakarta tahun 2018. Metode: Desain penelitian menggunakan quasy experimental design dengan rancangan time series. Populasi penelitian ini adalah penderita hipertensi di RW 05 Kelurahan Gedongkiwo Yogyakarta dengan jumlah 49 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 31 orang. Metode pengumpulan data dengan observasi. Hasil: Hasil p value 0,003 < 0,05 yang berarti H0 ditolak dan H? diterima. Kesimpulan: Ada pengaruh konsumsi rumput laut terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di RW 05 kelurahan Gedongkiwo Yogyakarta tahun 2018 Saran: Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya mengenai hipertensi dengan menggunakan variabel bebas lain. Kata Kunci: Rumput laut - Tekanan Darah – Hipertensi ABSTRACT Backgroud: In Yogyakarta, incidence of hypertension is one of the top 10 non infectious disease. Based on Health Profile of Yogyakarta City 2015, blood pressure measurement was done to 40.363 people at age >15 years old. The results showed there were 7.464 people (18,49%) who were suffering from hypertension. Hypertension disease was at the first position at Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta in 2017. Objective: To examine the effect of seaweed consumption on blood pressure of people with hypertension at RW 05 Gedongkiwo Yogyakarta in 2018. Method: It was a quasy experimental research with time series design. Population of this research was 49 people with hypertension at RW 05 Gedongkiwo Yogyakarta. The sample was 31 people selected with purposive sampling technique. Data collection used observation. Result: The result shows P value 0,003 < 0,05, which means H0 is rejected and H? is accepted. Conclusion: There is an effect of seaweed consumption on blood pressure of people with hypertension at RW 05 Gedongkiwo Yogyakarta in 2018. Suggestion: The result of this study can be used as a reference for the next research about hypertension using other free variable. Keywords: Seaweed - Blood Pressure – Hypertension
Psychotherapies for posttraumatic stress disorder applied for people in indonesia: A scoping review Ninik Yunitri; Christina Yeni Kustanti; Fauzi Ashra; Slametiningsih Slametiningsih; Nuraenah Nuraenah; Rani Septiawantari; Nurlia Ikaningtyas
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 11 No. 1 (2023): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkp.v11i1.2226

Abstract

Background: Posttraumatic stress disorder (PTSD) occurs as triggered or exposure to traumatic events. Psychotherapies have been proven to be effective and superior for people with PTSD. Several psychotherapies have been developed with different approaches. Yet the application of psychotherapy is rarely found and provided by professionals to those who need it in Indonesia. Purpose: This study aimed to figure out the application of PTSD psychotherapies for people with PTSD based on studies conducted in Indonesia. Methods: The review was reported following the PRISMA statement for scoping reviews. A systematic screening was performed in CINAHL, Cochrane library, Embase, Portal Garuda, PubMed, Scopus, as well as manual searches without language and date restrictions. The quality of the study was determined based on the risk of bias. Cochrane risk of bias 2.0 (RoB 2.0) and MINORS were used to evaluate the risk of bias of RCT and quasi-experimental studies, respectively. Results: Five RCTs and four quasi-experimental studies published from 2008 to 2022 (n=465) were employed in this review. Three types of therapies were conducted for people with PTSD; five CBT studies, two EMDR studies, and two SHAT studies, performed in one day up to six weeks, one to 15 sessions, and 30 to 60 minutes for each session. All studies evaluated PTSD as the primary outcome, while the most measured secondary outcomes were depression and anxiety symptoms. Conclusions: CBT was the most frequent therapy for Indonesian people with PTSD, followed by EMDR and SHAT. The application of therapies varied in frequency, duration, length of therapy, and component. Further research on the implementation of various types of psychotherapy for people with PTSD will be required.
Metode Penelitian Eksperimental Yunitri, Ninik; Janitra, Fitria Endah; Kustanti, Christina Yeni; Nur Aini; Tiara Octary; Melati Fajarini; Hidayat Arifin; Putri, Alifiani Rahmi; Dluha Maf’ula; Yani Sofiani
Jurnal Kesehatan Vol 11 No 2 (2024): Jurnal Kesehatan
Publisher : STIKES Bethesda Yakkum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35913/jk.v11i2.453

Abstract

Praktik berbasis bukti dalam pengembangan ilmu kesehatan, menekankan perlunya penelitian berkelanjutan untuk memberikan dasar intervensi kesehatan terbaik. Keputusan klinis harus didasarkan pada bukti, bukan kebiasaan atau pendekatan tradisional, dan integrasi bukti dengan pengalaman klinis serta nilai-nilai pasien dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan luaran klinik. Metode penelitian eksperimental dianggap sebagai standar baku karena bersifat objektif dan presisi dalam menjawab hipotesis sebab-akibat, dengan fokus pada pengaruh variabel bebas terhadap luaran yang diukur dan pengendalian variabel pengganggu. Saat ini terdapat variasi terminologi dalam metode penelitian kesehatan. Perbedaan istilah ini dapat menimbulkan kebingungan dalam memahami metodologi penelitian sehingga pemahaman perbedaan terminologi dalam metode penelitian eksperimental menjadi langkah awal dan penting. Telaah literatur ini memberikan penjelasan komprehensif terkait penelitian eksperimental untuk mendukung pengembangan pelayanan kesehatan.
Palliative care: "It is OK to be not OK" Kustanti, Christina Yeni; Nobe, Naoko
The Journal of Palembang Nursing Studies Vol. 3 No. 2 (2024): May 2024
Publisher : Palembang MediRose Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55048/jpns112

Abstract

Palliative care is in demand as more people are diagnosed with life-threatening illnesses. Palliative care provides primary, end-of-life, and bereavement care, considering the diversity of patients’ cultural backgrounds. Various strategies have been developed and investigated to improve care access for the targeted populations. Additionally, palliative care is intended to help patients live well till death. While death is inevitable, it is nonetheless essential to life. However, some people still struggle to discuss their life-threatening conditions and accept receiving the appropriate palliative care. Notwithstanding the multitude of palliative care guidelines, the public’s limited understanding or misconceptions concerning palliative care pose a significant obstacle for healthcare workers in delivering effective palliative care services. Therefore, it is critical to continue advocating for palliative care services, as each and every person deserves to experience a quality of life until their final moments. While being diagnosed with a life-threatening illness may be an unpleasant experience, it is acceptable to discuss it to allow others, including healthcare workers, the chance to offer appropriate support.
PENINGKATAN KAPASITAS PERAWAT DALAM MEMBERIKAN BEREAVEMENT CARE MELALUI HIMPUNAN PERAWAT PALIATIF: PENDEKATAN EMPATIK DALAM KEPERAWATAN: Enhancing Nurses' Capacity in Providing Bereavement Support through The Palliative Care Nurses Association: An Empathic Approach in Nursing Kustanti, Christina Yeni; Isnanto, Isnanto; Ikaningtyas, Nurlia; Palupi, Ethic; Kurniawan, Erik Adik Putra Bambang
JAMAS : Jurnal Abdi Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2025)
Publisher : Forind Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62085/jms.v3i2.205

Abstract

Kehilangan seseorang dapat menyebabkan berbagai perasaan, seperti kebingungan, kesedihan, dan kemarahan. Untuk membantu orang menjalani proses berduka, dukungan kedukaan dapat memberikan bantuan emosional dan kerangka pemulihan yang terstruktur dengan baik. Tenaga kesehatan mempunyai andil besar dalam pelaksanaannya melalui program edukasi, yang dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang proses berduka, mengurangi stigma sosial, dan mendorong orang untuk mendapatkan bantuan dan perawatan medis. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah melakukan sosialisasi konsep bereavement support dan berca.my.id melalui berbagai pertemuan himpunan, khususnya di himpunan perawat paliatif, atau perawat secara umum. Metode pelaksanaan dilakukan dengan kerja sama antara Tim BerCa dan himpunan perawat paliatif, rumah sakit, dan penyelenggara webinar melakukan program seminar atau webinar yang meningkatkan pemahaman peserta. Seminar ini menekankan pentingnya dukungan dan pengawasan yang berkelanjutan selama proses berduka, dan peran perawat dalam membantu mengurangi risiko kesehatan mental yang terkait dengan kedukaan yang berkepanjangan. Kegiatan dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2025, secara online maupun offline. Dari pelaksanaan dua webinar dan satu seminar tentang bereavement care ini, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan pemahaman tentang dukungan berduka masih terbatas di kalangan tenaga kesehatan, terutama perawat dan bahkan dosen keperawatan. Sosialisasi berkesinambungan perlu untuk terus dilakukan sehingga perhatian terhadap bereavement care dapat ditingkatkan.
Translation and validation of the premenstrual change coping inventory in Indonesian version Susanti, Henny Dwi; Rikawati, Rintan; Yunitri, Ninik; Kustanti, Christina Yeni
Pediomaternal Nursing Journal Vol. 11 No. 2 (2025): VOLUME 11 NO 2 SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/pmnj.v11i2.71695

Abstract

Introduction: Premenstrual syndrome (PMS) affects millions of women worldwide, characterized by physical and psychological symptoms that occur cyclically before menstruation. In Indonesia, understanding and managing PMS remains challenging due to social stigma and lack of awareness. The Premenstrual Change Coping Inventory (PMS-Cope) is a validated tool designed to measure mental strategies used to adapt to menstrual cycle changes. However, no validated Indonesian version exists, creating a significant gap in research and clinical practice for Indonesian womens. The research evaluated the translation and validation of the premenstrual change coping inventory (PMS-Cope) in Indonesia. Methods: 321 Indonesian women were included in this study. PMS-Cope used Cronbach's alpha and convenience sampling. Exploratory factor analysis (EFA) was used in this study to determine factor structure and evaluate the structural model fit. Confirmatory factor analysis was also used in this study. Results: The Cronbach's alpha value for the study was .90 overall. The CFA results for this study showed goodness of fit. The comparative fit index was .91, the related fit index (RFI) was .80, and the normed fit index was .83. The value of the Kaiser–Meier–Olkin test was .873, and Bartlett’s test value of sphericity was statistically significant and indicated adequate EFA. Conclusion: The result of this study showed that the PMS-Cope has satisfactory reliability and validity for evaluating PMS-cope in Indonesia. Keywords: premenstrual syndrome; translation; validation; women